Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

METODE KEPUTUSAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pengambilan Keputusan

Dosen Pengampu: Dr. H. Supriadi, M.Pd.I.

Oleh:

Kelompok 12

Ahmad Rizki Aulia T20193087

Imam Hefni Mubarok 205101030012

Muhammad Nur Ardiansyah 212101030083

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

2023
KATA PENGANTAR

Dengan ucapan syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Teknik Pengambilan
Keputusan dengan judul “METODE KEPUTUSAN ANALYTIC HIERARCHY
PROCESS”

Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu mengenal tentang metode
keputusan analytic hierarchy process, yang kami sajikan berdasarkan informasi dari berbagai
sumber. Makalah ini kami buat sebagian mengambil dari berbagai sumber yang ada
kemudian kami ambil hal-hal yang penting atau kami rangkum sesingkat mungkin.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Supriadi, M.Pd.I. selaku dosen
mata kuliah Teknik Pengambilan Keputusan yang telah membimbing kami dan kepada orang
tua yang telah mendo’akan, juga kepada teman-teman.

Makalah ini tidak terlepas dari tugas kuliah yang kami tempuh terutama untuk mata
kuliah Manajemen Pendidikan Islam. Kami sadar bahwasannya makalah yang ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami butuh kritik dan saran dari para pembaca agar
ketika kami membuat makalah kembali bisa menjadi lebih baik.

Kelompok 12

Jember, 29 November 2023

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Metode evaluasi penawaran ...................................................................... 3
B. Tahapan dan jadwal pengadaan ................................................................ 4
C. Dokumen pengadaan................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah metode yang digunakan untuk
mengevaluasi dan membuat keputusan multi-kriteria. Ini mengevaluasi berbagai
alternatif berdasarkan kriteria yang berbeda dan memberikan skor relatif untuk setiap
alternatif. AHP memungkinkan pengguna untuk mengintegrasikan subjektivitas dan
objektivitas dalam proses pengambilan keputusan dan membantu untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang paling penting dalam situasi yang kompleks.
Metode ini dikembangkan oleh seorang profesor ilmu manajemen bernama
Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an. Beliau merupakan profesor di Universitas
Pittsburgh dan telah menerbitkan banyak buku dan artikel tentang metode AHP dan
aplikasinya dalam berbagai bidang. Beliau juga mendirikan International Journal of
the Analytic Hierarchy Process dan Institute for the Analytic Hierarchy Process.
Beliau diakui sebagai salah satu tokoh penting dalam pengembangan metode AHP
dan telah memberikan sumbangsih yang besar dalam bidang pengambilan keputusan
multi-kriteria.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Analytical Hierarchy Process?
2. Bagaimana Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process?
3. Bagaimana Tahapan Analytical Hierarchy Process?
4. Analytical Kelebihan dan Kekurangan Hierarchy Process?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Analytical Hierarchy Process
2. Untuk mengetahui prinsip dasar Tahapan dan jadwal pengadaan
3. Untuk mengetahui tahapan Analytical Hierarchy Process
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Analytical Hierarchy Process

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analytical Hierarchy Process
Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai
pengukuran. Empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara
berurutan adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi
dapat dikategorikan menjadi skala yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya.
Pendapatan per bulan yang berskala rasio dapat dikategorikan menjadi tingkat
pendapatan yang berskala ordinal atau kategori (tinggi, menengah, rendah) yang
berskala nominal. Sebaliknya jika pada saat dilakukan pengukuran data yang
diperoleh adalah kategori atau ordinal, data yang berskala lebih tinggi tidak dapat
diperoleh. AHP mengatasi sebagian permasalahan itu. (Saaty,2001) AHP digunakan
untuk menurunkan skala rasio dari beberapa perbandingan berpasangan yang bersifat
diskrit maupun kontinu. Perbandingan berpasangan tersebut dapat diperoleh melalui
pengukuran aktual maupun pengukuran relatif dari derajat kesukaan, atau kepentingan
atau perasaan. Dengan demikian metode ini sangat berguna untuk membantu
mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur seperti pendapat,
perasaan, prilaku dan kepercayaan. (Saaty,2001) Penggunaan AHP dimulai dengan
membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam
hirarki terdapat tujuan utama, kriteriakriteria, sub kriteria-sub kriteria dan alternatif-
alternatif yang akan dibahas.
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh
Thomas L. Saaty seorang ahli matematika dari Universitas Pittsburg, Amerika Serikat
pada tahun 1970-an. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah
multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki.
AHP banyak digunakan pada keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan,
alokasi sumber daya dan penentuan prioritas dari strategi strategi yang dimiliki
pemain dalam situasi konflik. Dengan AHP suatu masalah yang kompleks dapat
diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu
bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
AHP adalah suatu metode pengukuran yang digunakan untuk menemukan
skala rasio terbaik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontiniu. AHP
sangat cocok dan flelsibel digunakan untuk menentukan keputusan yang menolong
seorang untuk mengambil keputusan yang efisien dan efektif berdasarkan segala
2
aspek yang dimilikinya. AHP dikembangkan untuk menyusun suatu permasalahan ke
dalam suatu hirarki yang selanjutnya dilakukan pembobotan (menentukan prioritas)
berdasarkan persepsi para pengambil keputusan untuk memilih keputusan terbaik.
Model pendukung keputusan ini menguraikan masalah multi kriteria atau
multi faktor yang kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu
representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi
level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level kriteria, sub kriteria, dan
seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternative. AHP memberikan nilai
bobot relatif dari suatu kriteria majemuk atau alternatif majemuk secara intuitif, yaitu
dengan melakukan perbandingan berpasangan dengan menggunakan skala
perbandingan berpasangan yang ditentukan oleh Saaty. AHP juga menguji konsistensi
penilaian.

B. Prinsip Pengertian Analytical Hierarchy Process


Menurut Syukron (2014), terdapat tiga prinsip pokok yang harus digunakan
dalam melakukan analisis menggunakan metode AHP, yaitu:
Prinsip penyusunan hirarki. Untuk memperoleh pengetahuan yang rinci, pikiran kita
menyusun realitas yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya,
dan kemudian bagian kendala dan bagian-bagiannya lagi dan seterusnya secara
hirarki.
Prinsip menentukan prioritas. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para
pakar atau pihakpihak terkait yang berkompeten terhadap pengambilan keputusan.
Baik secara langsung maupun tidak langsung.
Prinsip konsistensi logis. Dalam mempergunakan prinsip ini, AHP memasukkan baik
aspek kualitatif maupun kuantitatif untuk mengekspresikan penilaian dan preferensi
secara ringkas dan padat sedangkan aspek kualitatif untuk mendefinisikan persoalan
dan hirarkinya
Sedangkan menurut Mulyono (2004), prinsip-prinsip yang digunakan dalam
penyelesaian permasalahan dengan metode AHP adalah sebagai berikut:
a) Decomposition. Prinsip ini merupakan pemecahan persoalan-persoalan yang
utuh menjadi unsur-unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan
dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Jika ingin mendapatkan
hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur- unsurnya sampai

3
tidak mungkin dilakukan pemecahan yang lebih lanjut sehingga didapatkan
beberapa tingkatan dari persoalan yang ada.
Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikatakan complete dan incomplete.
Suatu hirarki disebut complete bila semua elemen pada suatu tingkat
berhubungan dengan semua elemen pada tingkat berikutnya, sementara hirarki
keputusan incomplete adalah kebalikan dari complete. Bentuk struktur
dekomposisi yaitu: tingkat pertama: tujuan keputusan (goal), tingkat kedua:
Kriteria-kriteria dan tingkat ketiga: alternatif-alternatif.
b) Comparative Judgement. Prinsip ini memberikan penilaian tentang
kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya
dengan tingkat yang di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari penggunaan
metode AHP. Penilaian ini dapat disajikan dalam bentuk matriks yang disebut
matriks pairwise comparison yaitu matriks perbandingan berpasangan yang
memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk kriteria. Skala preferensi
dengan skala 1 menunjukan tingkat paling rendah sampai dengan skala 9
tingkatan paling tinggi.
c) Synthesis of Priority. Pada prinsip ini menyajikan matriks pairwise
comparison yang kemudian dicari eigen vektornya untuk mendapatkan local
priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat,
maka untuk mendapatkan global priorty dapat dilakukan sintesa diantara local
priority.
d) Logical Consistency. Merupakan karakteristik yang paling penting. Hal ini
dapat dicapai dengan mengagresikan seluruh vector eigen yang diperoleh dari
tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vector composite tertimbang
yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan

Kriteria dan alternatif sering ditunjukkan dengan matrik berpasangan. Menurut


Saaty (1988) digunakan skala perbandingan sebagai ukuran seperti pada skala di
bawah ini yang menyatakan intensitas kepentingan.
1 : sama penting (equal)
3 : lebih penting sedikit (slightly)
5 : lebih penting secara kuat (strongly)
7 : lebih penting secara sangat kuat (very strong)
9 : lebih penting secara ekstrim (extreme)
4
C. Tahapan Pengertian Analytical Hierarchy Process
Secara garis besar prosedur AHP meliputi tahapan sebagai berikut (Saaty, 1993).
1. Dekomposisi masalah Dekomposisi masalah adalah langkah dimana suatu
tujuan (Goal) yang telah ditetapkan selanjutnya diuraikan secara sistematis ke
dalam struktur yang menyusun rangkaian sistem hingga tujuan dapat dicapai
secara rasional. Dengan kata lain, suatu tujuan yang utuh, didekomposisi
(dipecahkan) ke dalam unsur penyusunnya.
2. Penilaian/pembobotan untuk membandingkan elemen-elemen Apabila proses
dekomposisi telah selasai dan hirarki telah tersusun dengan baik. Selanjutnya
dilakukan penilaian perbandingan berpasangan (pembobotan) pada setiap-tiap
hirarki berdasarkan tingkat kepentingan relatifnya.
3. Penyusunan matriks dan Uji Konsistensi Apabila proses pembobotan atau
pengisian kuisioner telah selesai, langkah selanjutnya adalah menyusun
matriks pasangan untuk melakukan normalisasi bobot tingkat kepentingan
pada tiap-tiap elemen pada hirarkinya masing-masing. Pada tahapan ini
analisis dapat dilakukan secara manual ataupun dengan menggunakan program
komputer seperti Expert Choice.
4. Penetapan prioritas pada masing-masing hirarki Untuk setiap kriteria dan
alternatif,perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise perbandingan).
Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat
alternatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria
kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan
untuk menghasilkan bobot dan proritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan
manipulasi matriks atau melalui persamaan penyelesaian matematik.
5. Sistem dari prioritas Sistem dari prioritas didapat dari hasil perkalian prioritas
lokal dengan prioritas dari kriteria terkait yang ada pada level di atasnya dan
menambahkannya ke masing-masing elemen dalam level yang dipengaruhi
oleh kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau lebih dikenal dengan istilah
prioritas global yang kemudian dapat digunakan untuk memberikan bobot
prioritas lokal dari elemen yang ada pada level terendah dalam hirarki sesuai
dengan kriterianya.
6. Pengambilan/penetapan keputusan. Pengambilan keputusan adalah suatu
proses dimana alternatifalternatif yang dibuat dipilih yang terbaik berdasarkan
kriterianya.
5
D. Kelebihan Dan Kekurangan Pengertian Analytical Hierarchy Process
1) Kesatuan (Unity), AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur
menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
2) Kompleksitas (Complexity), AHP memecahkan permasalahan yang kompleks
melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
3) Saling ketergantungan (Inter Dependence), AHP dapat digunakan pada
elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan
linier.
4) Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring), AHP mewakili pemikiran alamiah
yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda
dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.
5) Pengukuran (Measurement), AHP menyediakan skala pengukuran dan metode
untuk mendapatkan prioritas.
6) Konsistensi (Consistency), AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam
penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.
7) Sintesis (Synthesis), AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai
seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.
8) Trade Off, AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem
sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
9) Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus), AHP tidak
mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian
yang berbeda.
10) Pengulangan Proses (Process Repetition), AHP mampu membuat orang
menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian
serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:

1) Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa
persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli
selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan
penilaian yang keliru.
2) Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

6
3) Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih,
sampai pada subkriteria yang paling dalam.
4) Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi
berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
5) Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensivitas
pengambilan keputusan.
6) Metode AHP memiliki keunggulan dari segi proses pengambil keputusan dan
akomodasi untuk atribut atribut baik kuantitatif dan kualitatif.
7) Metode AHP juga mampu menghasilkan hasil yang lebih konsisten
dibandingkan dengan metode metode lainnya.
8) Metode pengambilan keputusan AHP memiliki sistem yang mudah dipahami
dan digunakan.
9) Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai
pada subkriteria yang paling dalam.
10) Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi
berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
11) Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan
keputusan.

7
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan seperti berikut ini:

AHP adalah suatu metode pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala
rasio terbaik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontiniu. AHP
sangat cocok dan flelsibel digunakan untuk menentukan keputusan yang menolong
seorang untuk mengambil keputusan yang efisien dan efektif berdasarkan segala
aspek yang dimilikinya. AHP dikembangkan untuk menyusun suatu permasalahan ke
dalam suatu hirarki yang selanjutnya dilakukan pembobotan (menentukan prioritas)
berdasarkan persepsi para pengambil keputusan untuk memilih keputusan terbaik.

menurut Mulyono (2004), prinsip-prinsip yang digunakan dalam penyelesaian


permasalahan dengan metode AHP adalah sebagai berikut: Decomposition,
Comparative Judgement, Synthesis of Priority, dan Logical Consistency.

Secara garis besar prosedur AHP meliputi tahapan sebagai berikut (Saaty,
1993). Yakni Dekomposisi masalah, Penilaian/pembobotan, Penyusunan matriks dan
Uji Konsistensi, Penetapan Prioritas, Sistem dari prioritas, dan
Pengambilan/penetapan keputusan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sistemphp.com/21-kelebihan-dan-4-kelemahan-metode-ahp-dibanding-metode-
lain/

Taylor, B.W. 2014. Introduction to Management Science, Sains Manajemen. Jakarta:


Salemba Empat.

Wibisono, Dermawan. 2006. Manajemen Kinerja, Konsep, Desain dan Teknik:


Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Putri, Chauliah Fatma. 2012. Pemilihan Supplier Bahan Baku Pengemas dengan Metode
AHP (Analytical Hierarchy Process). Jurnal Universitas Widyagama Malang, Vol.20,
No.1, Maret 2012.

Anda mungkin juga menyukai