Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Model analisis berjenjang (Analytic hierarchy process)


“Prinsip Dasar Analytic Hierarchy Proses”

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Weni metra 19.01.01.0181


Nurussyifa safira 19.01.01.0208
Alda rizma suryani 19.01.01.0244
Indri maulini 19.01.01.0223
M Rizky Habibullah 19.01.01.0172
Chesa herdiansyah 19.01.01.0193
Wahyu Rizki 19.01.01.0285

UNIVERSITAS BINA INSAN KOTA LUBUKLINGGAU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah

serta karunianya yang begitu besar, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

harapan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah teknik

pengambilan keputusan dengan judul “Model analisis berjenjang (Analytic hierarchy process)

Prinsip Dasar Analytic Hierarchy Proses”. Dalam membuat makalah ini dengan keterbatasan

ilmu pengetahuan yang kami miliki. Kami berusaha mencari sumber data dari sumber

terpercaya. Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan kami tambahan ilmu pengetahuan

yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kami dan semoga bagi para pengguna makalah ini

Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh

dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang membangun

sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun pembaca makalah ini

Lubuklinggau, Juli 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………...……………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………..………………... ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..……………………... 1

A. Latar Belakang……………………………………………….……………………. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………….……………………… 2

C. Tujuan………………………………………………………….………………….. 2

D. Manfaat……………………………………………………….………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..………………… 3

A. Pengertian GCG

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan teknologi informasi sekarang ini semakin dipenuhi dengan

maraknya persaingan, demikian pula dalam suatu instansi atau perusahaan bahwa dalam

menyelesaikan atau membantu efektifitas kerja rutin sangat dibutuhkan suatu alat bantu

yang mampu memberikan kepuasan kerja dan melayani pengguna. karena itu lama

kelamaan perusahaan atau instansi akan membutuhkan jasa dari teknologi komputer

sebagai salah satu alat bantu vital yang digunakan dalam kelancaran dan proses

pengolahan data baik yang mempunyai tingkat kerumitan yang rendah sampai dengan

yang sangat tinggi.

Sumber kerumitan masalah pengambilan keputusan bukan hanya ketidakpastian atau

ketidak sempurnaan informasi. Penyebab lainnya adalah faktor yang berpengrauh

terhadap pilihan-pilihan yang ada, beragamnya kriteria, pemilihan dan jika pengambilan

keputusan lebih dari satu pilihan., di dalam games theory dibahas masalah keputusan jika

sumber kerumitannya ketidaksempurnaan informasi dan adanya lebih dari satu

pengambilan keputusan yang sedang bersaing. Jika sumber kerumitan itu adalah

beragamnya kriteria, maka Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan teknik untuk

membantu menyelesaikan masalah ini. AHP diperkenalkan oleh Thomas L. Pada peroide

1971-1975 ketika di Wharton School.

Dalam pengembangannya, AHP tidak saja digunakan untuk menentukan prioritas

pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas sebagai model

analisis manfaat biaya, peramalan dan lin-lain. Pendeknya, AHP menawarkan

penyelesaian masalah penyelesaian masalah keputusan yang melibatkan sumber

kerumitan seperti yang didefinisikan sebelumnya. Hal ini dimungkinkan karena AHP
cukup mengandalkan pada intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang

dari pengambilan keputusan yang cukup informasi dan memamhami masalah keputusann

yang dihadapi.

Pada dasarnya, AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. Ia digunakan

untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun

kontinyu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual dari suatu

skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dari prefensi relatif. AHP memiliki

perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan pada

ketergantungan didalam dan diantara kelompok elemen strukturnya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapatkan antara lain:

1. Apa pengertian dari Analytic Hierarcy Process (AHP)?

2. Apa saja aksioma-aksioma Analytic Hierarcy Process (AHP)?

3. Bagaimana prinsip-prinsip dasar dari Analytic Hierarcy Process (AHP)?

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini antara lain:

1. Mengetahui apa itu Analytic Hierarcy Process (AHP)?

2. Memahami aksioma-aksioma Analytic Hierarcy Process (AHP)?

3. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip dasar dari Analytic Hierarcy Process (AHP)?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai

pengukuran. Empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara berurutan

adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi dapat

dikategorikan menjadi skala yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya. Pendapatan per

bulan yang berskala rasio dapat dikategorikan menjadi tingkat pendapatan yang berskala

ordinal atau kategori (tinggi, menengah, rendah) yang berskala nominal. Sebaliknya jika

pada saat dilakukan pengukuran data yang diperoleh adalah kategori atau ordinal, data

yang berskala lebih tinggi tidak dapat diperoleh.

AHP digunakan untuk menurunkan skala rasio dari beberapa perbandingan

berpasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan berpasangan tersebut

dapat diperoleh melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relatif dari derajat

kesukaan, atau kepentingan atau perasaan. Dengan demikian metode ini sangat berguna

untuk membantu mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur seperti

pendapat, perasaan, prilaku dan kepercayaan.

Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari

permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteriakriteria,

sub kriteria-sub kriteria dan alternatif-alternatif yang akan dibahas. Perbandingan

berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari

perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan

dalam bentuk eigen vektor utama atau fungsi-eigen. Matrik tersebut berciri positif dan
berbalikan, yakni aij = 1/ aji. Sebagai studi kasus, dilakukan pengumpulan data tentang

nilai kepentingan faktor-faktor yang berpengaruh dalam hal melakukan perjalanan menuju

tempat kuliah. Data tersebut berupa data perbandingan berpasangan dengan skala 1-9.

Data yang terkumpul tersebut diolah dengan metode AHP yang sebelumnya dilakukan

perhitungan geometrik rerata untuk mendapatkan matriks perbandingan berpasangan,

kemudian diuji nilai consistency ratio (CR)-nya yaitu data yang CR-nya kurang dari 10%

yang dianggap konsisiten. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, dilakukan analisa

sensitivitas terhadap prioritas pemilihan alternatif moda yang ada. Analisa ini dilakukan

dengan cara trial dan error pada masing-masing faktor. Dengan cara ini dapat dilihat

kecenderungannya sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap pergeseran prioritas

pemilihan alternatif moda.

Jenis-jenis AHP antara lain (Setiawan, 2009:4) :

1. Single Criteria, adalah memilih salah satu alternatif dengan satu kriteria.

2. Multi Criteria, adalah pengambilan keputusan yang melibatkan beberapa alternatif

dengan lebih dari satu kriteria dan memilih satu alternatif dengan banyak kriteria

B. Aksioma-Aksioma Analytical Hierarchy Process (AHP)

Menurut Warmansyah, J (2010), dalam metode AHP, terdapat 4 aksioma yang

mendasari pemikiran dan konsep analisa yang ada di dalamnya, yaitu :

1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan

berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah k

kali lebih penting dari pada B maka B adalah 1/k kali lebih penting dari A.

2. Homogenity, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukan perbandingan.

Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan bola tenis dalam hal

rasa, akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat.
3. Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan (complete hierarchy)

walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna (incomplete

hierarchy).

4. Expectation, yang berarti menonjolkon penilaian yang bersifat ekspektasi dan

preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data kuantitatif

maupun yang bersifat kualitatif.

C. Prinsip – Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)

Dalam menyelesaikan persoalan dengan Metode AHP, ada beberapa prinsip dasar

yang harus dipahami (Mulyono, 2004 : 335-337) :

1. Decomposition

Prinsip ini merupakan pemecahan persoalan - persoalan yang utuh menjadi unsur -

unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan 8 dimana setiap unsur atau

elemen saling berhubungan. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan

dilakukan terhadap unsur - unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan

yang lebih lanjut sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang ada.

Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikatakan complete dan incomplete.

Suatu hirarki disebut complete bila semua elemen pada suatu tingkat berhubungan

dengan semua elemen pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan

incomplete adalah kebalikan dari complete. Bentuk struktur dekomposisi yakni :

Tingkat pertama : Tujuan keputusan (goal)

Tingkat kedua : Kriteria - kriteria

Tingkat ketiga : Alternatif – alternatif


2. Comparative Judgement

Prinsip ini memberikan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada

suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang di atasnya. Penilaian ini

merupakan inti dari penggunaan metode AHP. Penilaian ini dapat disajikan dalam

bentuk matriks yang disebut matriks pairwise comparison yaitu matriks perbandingan

berpasangan yang memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk kriteria.

Skala preferensi dengan skala 1 menunjukan tingkat paling rendah sampai dengan

skala 9 tingkatan paling tinggi. Untuk skala perbandingan berpasangan disajikan

dalam tabel berikut :

Intensitas
Definisi
kepentingan

1 Sama pentingnya dibanding dengan yang lain

3 Sedikit lebih penting dibanding yang lain

5 Cukup penting dibanding dengan yang lain

7 Sangat penting dibanding dengan yang lain

9 Ekstrim pentingnya dibanding yang lain

2,4,6,8 Nilai diantara dua penilaian yang berdekatan

Resiprokal Jika elemen I memiliki salah satu angka di atas

dibandingkan elemen j, maka j memiliki nilai


kebalikannya ketika dibanding dengan i

Sumber : Mulyono (2004)

3. Synthesis of Priority

Pada prinsip ini menyajikan matriks pairwise comparison yang kemudian dicari

eigen vektornya untuk mendapatkan local priority. Karena 10 matriks pairwise

comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priorty

dapat dilakukan sintesa diantara local priority.

4. Logical Consistency

Merupakan karakteristik yang paling penting. Hal ini dapat dicapai dengan

mengagresikan seluruh vector eigen yang diperoleh dari tingkatan hirarki dan

selanjutnya diperoleh suatu vector composite tertimbang yang menghasilkan urutan

pengambilan keputusan.
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

Berdasarkan materi di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. Ia digunakan untuk menemukan skala

rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun kontinyu. Perbandingan-

perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual dari suatu skala dasar yang mencerminkan

kekuatan perasaan dari prefensi relatif. AHP memiliki perhatian khusus tentang

penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan pada ketergantungan didalam dan diantara

kelompok elemen strukturnya.

Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan

yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama,

Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dapat diterapkan pada sistem pendukung

keputusan pemilihan, dengan menentukan prioritas utama dari beberapa kriteria serta

alternatif yang ada untuk mengambil keputusan dalam pemilihan barang.

B. saran

semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca,kritik dan

saran samgat di perlukan bagi penulis agar bisa lebih baik lagi dalam penyusunan makalah
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai