Anda di halaman 1dari 6

Decision Making with The Analytic Hierarchy Process

(AHP)

Introduction
Pada modul “Analytic Hierarchy Process” menjelaskan
bagaimana cara untuk mengambil keputusan dengan baik. Dalam
mengambil sebuah keputusan akan terdapat banyak faktor yang
mengikutinya. Terdapat dua metode, yaitu Multifactor Evaluation
Process (MEEP) dan Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dapat
digunakan untuk mengambil sebuah keputusan. Kedua metode
tersebut pada modul disebutkan harus menggunakan skala dalam
menempatkan faktor-faktor untuk mengambil keputusan.
Pada artikel “Decision Making with The Analytic Hierarchy
Process” karya Thomas L. Saaty, 2008 dipaparkan bagaimana AHP
dapat digunakan untuk manusia dalam mengambil keputusan.
Dalam mengambil sebuah keputusan harus ditelaah kembali
bagaimana masalah, kebutuhan, tujuan, kepentingan, dan apa
dampak yang akan dirasakan oleh para pelaku pemenuh
kebutuhan. Artikel ini memaparkan bagaimana AHP bekerja
dengan menggunakan tabel dan angka.
Kedua penulisan tersebut memberikan contoh mengenai
pengambilan keputusan yang ditetapkan dengan sebuah angka
atau skala. Angka-angka tersebut ditetapkan ke dalam faktor-
faktor kepentingan yang dibutuhkan. Angka yang sudah
ditetapkan tersebut kemudian diimplementasikan ke dalam sebuah
rumus sehingga menghasilkan sebuah keputusan yang paling
tepat. Jika kita mengamati metode yang digunakan ini sangat
berkaitan dengan angka, padahal di dalam kehidupan nyata kita
bisa saja mengambil keputusan hanya dengan intuisi kita sendiri.
Apakah dalam mengambil sebuah keputusan memang diperlukan
skala dan angka yang menetapkannya?

Summary
Pada modul “Analytic Hierarchy Process” menjelaskan
bagaimana mengimplementasikan MFEP dan AHP. Pada MFEP
penulis memberikan contoh Steve Markel sebagai Sarjana Bisnis
dalam menentukan tempat kerja yang tepat. Steve Markel akan
memberikan skala 0-1 untuk faktor-faktor dalam pengambilan
keputusannya. Kemudian dari angka tersebut akan dievaluasi
kembali dengan perusahaan yang menawarkan lowongan kerja
kepadanya. Angka faktor yang sudah ditetapkan dan hasil
evaluasi kemudian dikalikan, hasil yang paling besar merupakan
keputusan yang paling tepat untuk diambil oleh Steve. Kemudian
AHP dijelaskan sebagai perbandingan berpasangan. Hierarki yang
diambil dalam metode ini adalah faktor bobot dan faktor evaluasi.
Diberikan contoh Judy Grim yang akan mengambil keputusan
untuk membeli komputer untuk bisnisnya. Dalam mengambil
keputusan tersebut Judy memasukan faktor bobot dan faktor
evaluasi ke dalam hierarki dengan skala evaluasi peminatan
kepada bobot yang ditentukan. Kemudian faktor bobot tersebut
dimasukkan ke dalam rumus yang kemudian Judy dapat
membandingkan komputer mana yang terbaik. Berdasarkan
perhitungan tersebut komputer nomor 3 memiliki peringkat paling
tinggi berdasarkan faktor bobot dan evaluasinya yang menjadikan
komputer nomor 3 menjadi komputer yang akan dipilih.
Pada artikel Saaty (2008) dipaparkan bagaimana cara yang
diperlukan seseorang dalam mengambil keputusan, yaitu:
1. mendefinisikan masalah,
2. menyusun struktur hierarki dari definisi masalah hingga apa
saja yang diperlukan untuk memecahkan masalah dari mulai
faktor terbesar hingga alternatif faktor lainnya,
3. menyambungkan faktor-faktor tersebut menjadi sebuah
perbandingan.
4. menghitung prioritas dari setiap elemen faktor yang
kemudian dilakukan secara berulang pada setiap
perbandingan sehingga menghasilkan hasil akhir paling
bawah yang tertinggi.
Untuk mendapatkan hasil tersebut diperlukan pemberian
skala kepada setiap faktor agar mendapatkan hasil yang
sesuai.
Evaluation
Dalam mengambil sebuah keputusan seseorang harus
memiliki perhitungan yang baik hingga matang agar tidak salah
dalam mengambil keputusan. Pada kedua teks tersebut
memberikan metode tentang bagaimana caranya seseorang
harus mengambil sebuah keputusan. Metode AHP merupakan
metode perbandingan yang dilakukan dalam mengambil sebuah
keputusan. Metode ini mengharuskan pengambil keputusan untuk
menentukan skala bagi faktor-faktor untuk memecahkan
masalahnya. Berdasarkan kedua artikel metode ini terdengar
sangat memusingkan dikarenakan harus menggunakan sistem
perhitungan dan skala dalam mengambil sebuah keputusan.
Mengapa dalam mengambil sebuah keputusan harus diperlukan
cara yang begitu rumit dan tidak dapat mengandalkan pemikiran
serta pemahaman secara nalar.
Penjabaran mengenai metode AHP pada kedua artikel
tersebut dijelaskan secara jelas dan terperinci dengan
menggunakan beberapa contoh yang membuat pembaca lebih
mudah mengerti mengenai metode ini. Namun, penggunaan skala
dan angka dengan beberapa rumus yang diterapkan menjadikan
metode ini menjadi sangat rumit untuk diimplementasikan pada
kehidupan sehari-hari. Dalam mengambil keputusan seseorang
harus menjabarkan menelaah dan menghitung terlebih dahulu
dalam mengambil sebuah keputusan. Hal tersebut terkesan sangat
membuang-buang waktu terkhusus untuk seseorang yang tidak
pandai dalam berhitung.
Namun, jika kita menelaah lebih dalam lagi mengenai
metode ini kita dapat melihat betapa presisi hasil yang dikeluarkan
dari perhitungan rumus tersebut. Seperti yang dicantumkan pada
modul “Analytic Hierarchy Process” yang menunjukkan betapa
pentingnya AHP untuk pihak rumah sakit. Di dunia ini tentunya
banyak kalangan yang membutuhkan organ untuk kepentingan
kesehatan. Kalangan-kalangan tersebut akan dimasukkan ke
dalam model AHP yang kemudian akan menunjukkan prioritas
utama untuk siapa organ itu diperuntukkan. Pada artikel Saaty
(2008) juga dipaparkan beberapa contoh penggunaan AHP di
berbagai aspek kehidupan. AHP digunakan untuk memilah
penerimaan siswa dan militer, digunakan oleh perusahaan dalam
mengetahui prioritas utama dalam memuaskan para
pelanggannya, digunakan dalam mencari jalan tengah dalam
menangani masalah yang berada di Afrika, digunakan untuk
mengetahui relokasi akibat gempa di Turki, dan lainnya.
Isi dari kedua artikel ini memberikan pengetahuan baru bagi
pembacanya bagaimana cara mengambil sebuah keputusan
yang tepat. Walaupun terdapat cara yang rumit untuk
diimplementasikan tetapi hasil dari metode ini akan memberikan
hasil yang cukup akurat. Metode ini menunjukkan bahwa
implementasi perhitungan yang tepat sangat dibutuhkan dalam
kehidupan. Dalam mengambil sebuah keputusan memang
diperlukan perhitungan yang sangat matang sehingga
menghasilkan hasil yang memuaskan. Tak ada salahnya jika kita
meluangkan waktu sedikit untuk berpikir lebih dalam dalam
mengambil sebuah keputusan sehingga kita dapat meminimalisir
kemungkinan kesalahan yang akan terjadi dalam langkah yang
kita ambil.

Conclusion
Metode AHP yang dijabarkan di dalam modul “Analytic
Hierarchy Process” dan artikel karya Thomas L. Saaty, 2008 yang
berjudul “Decision Making with The Analytic Hierarchy Process”
menjelaskan metode yang dapat digunakan seseorang dalam
mengambil sebuah keputusan. Metode ini terdengar rumit
dikarenakan harus berkaitan dengan angka dan skala. Namun,
implementasi metode ini dapat memberikan hasil yang
memuaskan dan sesuai dengan kebutuhan. Metode ini
mengajarkan bahwasanya dalam mengambil sebuah keputusan
diperlukan perhitungan secara matang. Setelah membaca kedua
artikel ini, pembaca dapat mengimplementasikan metode AHP di
dalam kehidupannya demi mendapatkan keputusan yang terbaik.
Hal tersebut didukung oleh banyaknya lembaga resmi yang sudah
menggunakan metode AHP dalam memecahkan berbagai
macam permasalahan.

References
Saaty, T. L. (2008). Decision Making With The Analytic Hierarchy
Process. Int. J. services Sciences 1 (1).
Render, Stair , J. R. & Michael E. H. (2006). Quantitative Analysis For
Management. 9.

Anda mungkin juga menyukai