NIM : 09031181419120
Dari latar belakang di atas, maka dilakukan identifikasi terhadap masalah yang
muncul. Adapun identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan penilaian peserta lomba MHQ di Masjid Irsyadul Umam masih
dilakukan dengan mencatat dilembar penilaian, hal tersebut dapat mengakibatkan
adanya kerusakan data penilaian lomba.
2. Pembuatan laporan penilaian peserta lomba MHQ di Masjid Irsyadul Umam
membutuhkan waktu yang lama, sehingga panitia harus mengurutkan nilai peserta
satu persatu.
Dari identifikasi masalah tersebut, tujuan yang diharapkan dapat tercapai oleh penyusun
dari sistem adalah sebagai berikut:
2. LANDASAN TEORI
1.1. Sistem Pendukung Keputusan
DSS (Decision Support System) adalah sebuah sistem yang dimaksudkan untuk
mendukung keputusan semiterstruktur. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para
pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk
menggantikan penilaian mereka. DSS ditunjukan untuk keputusan-keputusan yang
memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada
keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma.
Tujuan dari DSS adalah (Riyani, Awang Harsa Kiradalaksana dan Ahmad Rofiq
Hakim,2010).
3 METODE PENELITIAN
3. 1 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/ rumit dalam
situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen. Mengatur bagian atau
variabel ini menjadi suatu bentuk sususan hierarki, kemudian memberikan nilai numerik
untuk penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari stiap variabel dan mensintesis
penilaian untuk variabel mana yang dimiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi
penyelesaian dari situasi tersebut. AHP menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi
dengan cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk
menyusun hierarki dari suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi dan juga pengalaman
untuk memberikan pertimbangan. AHP merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengerti
dan memberikan perkiraan interaksi sistem secara keseluruhan.
Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1, Jika
elemen i (Ai) dibandingkan dengan elemen j (Aj) mendapat nilai tertentu, maka Aj
dibandingkan dengan Ai yang merupakan elemen kebalikannya.
4) Membuat peringkat prioritas dari matriks pairwaise dengan menentukan
eigenvector. Caranya sebagai berikut :
a) Menguadrakan matriks pairwais comparison
Prinsip umum perkalian matriks adalah perkalian antara barus dari matriks
pertama dengan kolom dari matriks kedua.
b) Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil penguadratan cara (a), kemudian
dinormalisasikan, caranya yaitu membagi jumlah barus dengan total baris
hingga diperoleh nilai eigenvector (1)
c) Untuk mengecek ulan nilai eigenvector, matriks hasil penguadratan cara (a)
dikuadratkan kembali dan lakukan kembali cara (b), hingga diperoleh
eigenvector yang baru. Kemudian, bandingkan eigenvector pertama dan kedua.
Jika diantara keduanya, tidak ada perubahan nilai atau hanya sedikit mengalami
perubahan maka nilai eigenvector pertama sudah benar. Akan tetapi, jika
sebaliknya, maka nilai eigenvector pertama masih salah dan lakukan kembali
cara (a) sampai (c), hingga nilai eigenvector tidak berubah atau hanya sedikit
berubah
5) Membuat peringkat alternative dari matriks pairwise masing-masing alternative
dengan menentukan eigenvector setiap alternatif. Cara yang digunakan sama ketika
membuat peringkat prioritas di atas.
a) Menentukan matriks pairwise comparisons masing-masing alternative.
b) Menentukan nilai eigenvector masing-masing alternative
c) Menentukan peringkat alternatif.
Peringkat alternatif dapat ditentukan dengan mengalikan nilai eigenvector
alternatif dengan nilai eigenvector kriteria
6) Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten
sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil
perbandingan secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan cardinal dan
ordinal. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Hubungan cardinal : aij . ajk = aik
Hubungan ordinal : Ai > Aj > Ak maka Ai > Ak
Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut :
a) Dengan melihat prefensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak
empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka
anggur lebih enak delapan kali dari pisang.
b) Dengan melihat prefensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari mangga
dan mangga lebih enak dari pisang maka anggur lebih enak dari pisang.
Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan
tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena ketidak
konsistenan dalam preferensi seseorang. Untuk mengetahui apakah hasil penilaian bersifat
konsisten, maka ada beberapa langkah untuk menghitung rasio inkonsistensi untuk menguji
konsistensi penilaian atau konsistensi logis.
5. PEMBAHASAN
Tabel kriteria Penilaian
No. Kriteria subkriteria keterangan
1 Jumlah hafalan Jumlah hafalan
2 Jumlah Kesalahan dalam pengucapat huruf.
kesalahan
makhrijul huruf
Nun mati Hukum Tajwid apabila Nun mati atau Tanwin
bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah.
Mim matii Hukum tajwid apabila mim mati bertemu dengan
3 Tajwid huruf-huruf hijaiyah
Waqaf Berhenti
qalqalah Ketentuan hukum tajwidnya adalah qalqalah
sugro dan qalqalah kubro
4. Jumlah Pengulangan dalam pelafasan hafalan
pengulangan
5. irama Menggunakan tartil atau tidak
= (1.51-5) / (5-1)
= -3.49 / 4
= -0.87
Jadi : CR=CI / IR
= -0.87 / 1.12 = -0.78
Oleh karena hasil dari perhitungan diatas didapatkan nilai CR < 0.1, maka rasio
konsistensi dapat diterima.
= - 0,83
= -0.83 / 0.9
= -0,92
Oleh karena hasil dari perhitungan diatas didapatkan nilai CR < 0.1, maka rasio
konsistensi dapat diterima.
KRIKTERIA
Kelancara intona
Kefasihan tajwid ketepatan
n si
H01 0,23 0,25 0,24 0,22 0,15
H02 0,09 0,04 0,04 0,05 0,13
H03 0,02 0,02 0,03 0,03 0,05
H04 0,09 0,17 0,22 0,16 0,15
H05 0,09 0,07 0,04 0,12 0,15
H06 0,16 0,25 0,24 0,30 0,15
H07 0,05 0,02 0,02 0,02 0,02
H08 0,09 0,02 0,10 0,03 0,02
H09 0,05 0,04 0,03 0,03 0,15
H10 0,09 0,11 0,04 0,05 0,02
KRIKTERIA
intona JUMLA
Kelancaran Kefasihan tajwid ketepatan
si H
0,38 0,25 0,22 0,10 0,05 1,00
juara
H01 0,087 0,063 0,052 0,022 0,008 0,23 1
H02 0,036 0,009 0,009 0,005 0,007 0,07
H03 0,008 0,006 0,007 0,003 0,003 0,03
juara
H04 0,036 0,042 0,047 0,016 0,008 0,15 3
H05 0,036 0,017 0,008 0,012 0,008 0,08
juara
H06 0,061 0,063 0,052 0,030 0,008 0,21 2
H07 0,020 0,006 0,005 0,002 0,001 0,03
H08 0,033 0,006 0,021 0,003 0,001 0,06
H09 0,020 0,009 0,006 0,003 0,008 0,05
H10 0,036 0,027 0,008 0,005 0,001 0,08
Maka di dapatkan :
juara 1 : H01 atas nama Hisyam Sanusi dari fakultas Ilmu komputer
juara 2 : H06 atas nama Abdul Hakim dari fakultas Ekonomi
juara 3 : H04 atas nama Umi fauziyyah dari fakultas ilmu komputer
Note :
Lampiran perhitungan ada di file excel