Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan
oleh Saaty (1993) merupakan analisis yang dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan
yang kompleks atau tidak berkerangka dimana data dan informasi statistik dari masalah yang
dihadapi sangat sedikit. Secara umum hirarki dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Hirarki struktural, yaitu masalah yang kompleks diuraikan menjadi bagian-bagiannya
atau elemen-elemennya menurut ciri atau besaran tertentu. Hirarki ini erat kaitannya
dengan menganalisa masalah yang kompleks melalui pembagian obyek yang diamati
menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil.
2. Comparative Judgement
Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu
tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan diatasnya. Penilaian ini merupakan inti
dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen – elemen.
3. Synthesis of Priority
Dari setiap matriks pairwise comparison vector eigen –nya mendapatkan prioritas lokal,
karena pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk melakukan global
harus dilakukan sintesis diantara prioritas lokal. Prosedur melakukan sintesis berbeda
menurut bentk hierarki
4. Logical Consistency
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa objek – objek yang serupa dapat
dikelompokkan sesuai keragaman dan relevansinya. Kedua adalah tingkat hubungan antara
objek – objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Berdasarkan matematika dan psikologi , yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada
tahun 1970 dan telah secara ekstensif dipelajari dan disempurnakan.AHP menyediakan kerangka
komprehensif dan rasional untuk penataan masalah keputusan, untuk mewakili dan mengukur
unsur-unsurnya, untuk elemen-elemen yang berkaitan dengan tujuan secara keseluruhan, dan
untuk mengevaluasi solusi alternatif.Hal ini digunakan di seluruh dunia dalam berbagai situasi
pengambilan keputusan , dalam bidang-bidang seperti pemerintah , bisnis , industri , kesehatan ,
dan pendidikan . Beberapa perusahaan menyediakan perangkat lunak komputer untuk membantu
dalam menggunakan proses ini. Unsur-unsur hirarki dapat berhubungan dengan setiap aspek dari
keputusan apa pun masalah berwujud atau tidak berwujud, hati-hati diukur atau diperkirakan
secara kasar, baik atau buruk-memahami-pada semua yang berlaku untuk keputusan di tangan.
AHP mengkonversi evaluasi ini untuk numerik nilai-nilai yang dapat diolah dan
dibandingkan selama rentang seluruh masalah. Sebuah bobot numerik atau prioritas diturunkan
untuk setiap elemen hirarki, sehingga sering dapat dibandingkan elemen dan beragam akan
dibandingkan satu sama lain dalam cara yang rasional dan konsisten. Kemampuan ini
membedakan AHP dari teknik pembuatan keputusan lainnya.
Beberapa keuntungan menggunakan AHP sebagai alat analisis adalah :
1. AHP memberi modal tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk beragam persoalan
yang tidak terstruktur.
2. AHP memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan sistem dalam
memecahkan persoalan kompleks.
3. AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen – elemen dalam suatu sistem dan
tidak memaksakan pemikiran linier.
4. AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah – milah elemen –
elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang
serupa dalam setiap tingkat.
5. AHP memberi suatu skala dalam mengukur hal – hal yang tidak terwujud untuk
mendapatkan prioritas.
6. AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan – pertimbangan yang digunakan dalam
menetapkan berbagai prioritas.
7. AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif.
8. AHP mempertimbangkan prioritas – prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan
memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan – tujuan mereka.
9. AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil representatif dari
penilaian yang berbeda – beda.
AHP memungkinan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki
pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan
Untuk dapat melakukan perbandingan berpasangan (pair wise), terlebih dahulu perlu
ditentukan skala penilaian perbandingannya. Skala perbandingan yang dipakai menurut
Saaty adalah seperti terlihat pada Tabel. Berdasarkan skala penilaian ini dilakukan ini
dilakukan perbandingan secara berpasangan antara faktor-faktor yang ada pada setiap
hierarki. Penilaian yang dilakukan bersifat deduktif berdasarkan pertimbangan
“kepakaran” – dalam arti pengetahuan dan pengalaman – penilai terhadap fenomena yang
sedang dinilainya. Selanjutnya dari nilai – nilai perbandiangan yang telah diperoleh,
dapat disusun matriks penilaian perbandinagn untuk setiap hierarki mulai dari hierarki
level teratas sampai pada hierarki level terendah. Kemudian melalui pengolahan dengan
program computer akan dapat diperoleh eigenvector dari setiap hierarki yang komponen-
komponennya merupakan eigen value dari masing-masing faktor pada setiap hierarki.
Eigen Value dari masing-masing faktor langsung menunjukkan bobot dari faktor tersebut.
Indeks konsistensi dari matriks kebalikan yang dihasilkan secara random dari skala 1
sampai 9 disebut sebagai Indeks random ( IR ). Berdasarkan oak Ridge National
Laboratory, rata-rata Indeks Random untuk matriks orde 1 – 8 dengan menggunakan
ukuran sample 100, diperoleh hubungan antara orde matriks ( OM ) dengan rata-rata
indeks random ( IR ) sebagai berikut:
OM 1 2 3 4 5 6 7 8
Perbandingan antara indeks konsistensi (IK) dengan rata-rata indeks random (IR) untuk
matriks dengan orde yang sama disebut Rasio Konsistensi (RK).
RK = IK/IR
Nilai Rasio Konsistensi yang lebih rendah atau sama dengan 0,10 merupakan nilai
yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Bila tahap-tahap tersebut di atas telah dilakukan dengan benar, maka proses
perhitungan telah dapat dilakukan dengan baik.
Tabel Skala Kepentingan Faktor