Disusun Oleh
Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada orang
tua, yang secara tidak langsung memberikan dukungan kepada saya untuk
menyelesaikan tugas makalah analisis AHP, yang dimana bantuan itu berupa
materi, fasilitas yang memadai, dsb.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui mengenai analisis AHP
2. Mengetahui contoh penerapan analisis AHP
II. PEMBAHASAN
Tujuan
Kriteria
Alternatif
Penyusunan prioritas
Penyusunan prioritas dilakukan dengan mencari bobot relatif antar
elemen sehingga diketahui tingkat kepentingan (preferensi) dari tiap elemen
dalam permasalahan secara keseluruhan. Langkah pertama dalam menentukan
susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun perbandingan berpasangan,
yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh elemen untuk setiap
sub sistem hirarki dan kemudian ditransformasikan dalam bentuk matriks untuk
analisis numerik. Tabel 1 menunjukkan bentuk matriks perbandingan
berpasangan.
dengan Aj = …(2)
Vektor prioritas R adalah vector kolom dengan dengan elemen baris ke-i adalah
rata-rata dari elemen baris-baris ke-i matrik P dalam bentuk bilangan desimal.
…(3)
Pengujian konsistensi
Dalam persoalan pengambilan keputusan penting untuk mengetahui
betapa baiknya konsistensi pengambil keputusan. Semakin banyak faktor yang
harus dipertimbangkan, semakin sukar untuk mempertahankan konsistensi,
ditambah lagi adanya intuisi dan faktor-faktor lain yang membuat orang mungkin
menyimpang dari kekonsistensian.
Meskipun demikian sampai kadar tertentu perlu diperoleh hasil-hasil yang
valid dalam dunia nyata. Saaty mengajukan indeks konsistensi untuk mengukur
seberapa besar konsistensi pengambil keputusan dalam membandingkan
elemen-elemen dalam matrik penilaian. Selanjutnya indeks konsisten ditransfer
sesuai dengan orde atau ukuran matrik menjadi suatu rasio konsistensi. Rasio
konsistensi harus ≤ 10%, jika tidak pertimbangan yang telah dibuat mungkin akan
acak dan perlu diperbaiki.
Random indeks (RI) adalah indeks konsistensi matrik random, skala
penilaian yang digunakan antara 1 sampai 9 bersama entri-entri kebalikannya.
Perlu diperhatikan bahwa matrik berorde 1 dan 2 adalah konsistensi sehingga
rumus CI (RI) tidak berlaku. Nilai RI dapat dilihat pada Tabel 3.
…(4)
Penilaian
Prestasi Kerja
Kerjasama 1 4 3
Keterampilan 1/3 3 1
dan
Pengetahuan
1 4 3
A= 1/4 1 1/3
1/3 3 1
Berdasarkan matrik A disusun matrik P dengan menggunakan rumus (2),
selanjutnya menggunakan rumus (3) disusun vector prioritas Kompetensi Teknis
(RT)
0,6080
RT = 0,1199
0,2721
2. Kompetensi Dasar
Ketentuan dalam penilaian kompetensi dasar menggunakan skala
Saaty dideskripsikan sebagai berikut (angka di dalam kurung merujuk
pada skala Saaty). Kejujuran dianggap cukup penting (3)
dibandingkan kepedulian dan disiplin dan bernilai cukup penting ke
sangat penting (4) dibandingkan keramahan dan kesopanan.
Kepedulian bernilai cukup penting (3) dibandingkan keramahan dan
kesopanan dan kedisiplinan, dimana keramahan dan kesopanan
dianggap sama penting ke cukup penting (2) dibandingkan disiplin.
Dalam kompetensi dasar langkah-langkah penyelesaian untuk
mencari nilai vector prioritasnya adalah sama dengan pencarian
vektor prioritas kompetensi teknis dan didapat vector prioritas
kompetensi dasar (RD) seperti berikut
Tabel 6. Perbandingan berpasangan pada kompetensi dasar
Kompetensi Kejujuran Keramahan Kepedulian Disiplin
Dasar dan
Kesopanan
Kejujuran 1 4 3 3
RD = 0,4921
0,1354
0,2686
0,1038
3. Kompetensi Manajerial
Ketentuan penilaian dalam kompetensi manajerial menggunakan
skala Saaty dideskripsikan sebagai berikut (angka di dalam kurung
merujuk pada skala Saaty). Tanggung jawab dianggap sangat penting
(5) dibandingkan keterbukaan, dan bernilai cukup penting ke sangat
penting (4) dibandingkan prakarsa. Keterbukaan bernilai sama penting
ke cukup penting (2) dibandingkan prakarsa. Dalam kompetensi
manajerial langkah-langkah penyelesaian untuk mencari nilai vektor
prioritasnya adalah sama dengan pencarian vektor prioritas
kompetensi teknis dan didapat vektor prioritas kompetensi manajerial
(RM) seperti berikut
Tabel 7. Perbandingan berpasangan pada kompetensi manajerial
Kompetensi Keterbukaan Prakarsa Tanggung
Manajerial jawab
Keterbukaan 1 2 1/5
Tanggung jawab 5 4 1
0,1925
RM = 0,3962
0,6768
4. Kriteria
Dalam hal criteria kompetensi dasar dinilai sangat penting (5)
dibandingkan kompetensi manajerial, dan bernilai cukup penting (3)
dibandingkan kompetensi teknik. Kompetensi teknik dianggap cukup
penting (3) dibandingkan kompetensi manajerial
Tabel 8. Perbandingan berpasangan pada kriteria
Kriteria Teknis Dasar Manajerial
Teknis 1 1/3 5
Dasar 3 1 7
0,2828
RK = 0,6434
0,0738
Teknis 0,0640
Dasar 0,0781
Manajerial 0,0566
Teknik 6,2410
Manajerial 0,1216
Berdasarkan hasil nilai rasio konsistensi pada Tabel 9 dan Tabel 10, penilaian
kinerja yang menggunakan pembagian criteria atas tiga kompetensi yaitu,
kompetensi teknis, kompetensi dasar dan kompetensi manajerial, memberikan
nilai CR < 0,1, adalah lebih baik dibandingkan dengan pembagian criteria atas
dua kompetensi, yaitu kompetensi teknis dan kompetensi manajerial dengan nilai
CR berada diatas 0,1. Selain untuk uji konsistensi nilai vector prioritas pada
kompetensi teknis, kompetensi dasar dan kompetensi manajerial juga untuk
mencari nilai besarnya prestasi kinerja karyawan
…(5)
K = himpunan kriteria
Persentase kenaikan nilai prestasi kerja karyawan (ZP) dihitung dengan rumus
berikut
ZP = ZK - Zs X 100% …(6)
Zs
Dengan ZS = nilai kerja standar yang ditetapkan oleh institusi
3.1 Kesimpulan
1. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan
dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir sehingga memungkinkan
dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas
persoalaan tersebut. Persoalaan yang kompleks dapat disederhanakan
dan dipercepat proses pengambilan keputusannya. Perhitungan dengan
metode AHP langkah pertama yaitu : penentuan sasaran yang ingin
dicapai, penentuan kriteria pemilihan, penentuan alternatif pilihan. Suatu
tingkat konsisten yang tertentu memang diperlukan dalam penentuan
prioritas untuk mendapatkan hasil yang sah. Nilai CR semestinya tak
lebih dari 10%. Jika tidak, penilaian yang telah dibuat mungkin dilakukan
secara random dan perlu revisi
2. Penilaian kinerja karyawan menggunakan metode AHP atas tiga kriteria
yaitu kompetensi teknis, kompetensi dasar dan kompetensi manajerial
menghasilkan nilai konsistensi yang lebih baik yaitu berada di bawah 10%
atau 0,1 dibandingkan dengan pembagian pembagian criteria atas dua
kompetensi yaitu kompetensi teknis dan kompetensi manajerial. Hal ini
bahwa penerapan metode Analitic Hierarchy Process (AHP) atas tiga
kriteria adalah lebih baik dan akurat dalam evaluasi kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Sinta, Lilik Linawati, and Tundjung Mahatma. 2013. Penerapan Metode
Analytic Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Kinerja Karyawan.
Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sains VIII UKSW 4(1):
459–465.
Purwanti, Pudji, Edi Susilo, and Erlinda Indrayani. 2017. Pengelolaan Hutan
Mangrove Berkelanjutan: Pendekatan Kelembagaan Dan Insentif Ekonomi.
Malang: UB Press.
Rimantho, Dino, Marrie Rachel, Bambang Cahyadi, and Yan Kurniawan. 2016.
Aplikasi Analytical Hierarchy Process Pada Pemilihan Metode Analisis Zat
Organik Dalam Air. JITI 15(1): 47–56.