Anda di halaman 1dari 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Teori Komoditas
Peternakan merupakan salah satu subsektor pertanian yang sangat potensial
untuk dikembangkan karena subsektor ini memberikan sumbangan cukup besar untuk
sektor pertanian Indonesia. Salah satu potensi ternak yang berpeluang untuk
dikembangkan adalah ternak itik. Pengembangan ternak itik akan menjadi salah satu
cara untuk meningkatkan pendapatan penduduk yang ada di pedesaan, dan untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan pendekatan manajemen agribisnis yang tepat.
Itik merupakan salah satu hewan unggas air (water flow) yang banyak
dibudidayakan setelah ayam oleh para peternak. Itik merupakan unggas air yang
cenderung mengarah pada produksi telur dan daging, ternak ini mempunyai peran
yang cukup penting dalam menyediakan kebutuhan protein hewani yang murah dan
mudah didapat. Itik petelur merupakan ternak unggas air yang dipelihara khusus untuk
menghasilkan telur. Usaha itik petelur mempunyai peluang cukup besar untuk terus
dikembangkan karena permintaan telur semakin tinggi seiring meningkatnya
kesadaran masyarakat akan gizi guna kelangsungan hidup yang lebih baik.

2.1.2 Usahatani
Usahatani adalah salah satu kegiatan yang mengirganisasi sarana produksi
pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Ir.
Moehar Danial, M.S.). usahatani merupakan suatu proses usaha pertanian dalam arti
sempit yang bertujuan yakni untuk menghasilkan suatu komoditas pertanian.
Sedangkan Menurut Suratiyah (2006), usahatani adalah pengusaha tani yang
mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam
sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya..
Salah satu ciri usahatani adalah adanya ketergantungan kepada keadaan
alam dan lingkungan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh produksi yang maksimal,
petani harus mampu memadu faktor-faktor produksi tenaga kerja, pupuk dan bibit
yang digunakan. Ketiga faktor produksi ini saling berkaitan satu sama lain dalam
mempengaruhi produksi untuk menghasilkan produktivitas yang baik dan optimal
Analisis pendapatan usahatani dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut:
µ tunai = NP - BT
µ total = NP - (BT+BD)
Dimana:
µ = Pendapatan (Rp)
NP = Nilai produk/penerimaan tunai (Rp)
BT = Biaya tunai (Rp)
BD = Biaya diperhitungkan (Rp)
2.1.3 Sosiobiofisik
Faktor fisik merupakan faktor yang dapat rnenentukan produktivitas dan
keberlanjutan pertanian tanaman pangan dalam keharmonisan dengan
lingkungannya. Faktor fisik meliputi jenis tanah, hidrologi, topografi, salinitas, dau
suhu lapang) (Widayati dkk, 2010)
Faktor non fisik (karakteristik) merupakan faktor sikap atau perilaku seseorang
yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku seseorang dalam kehidupannya.
Faktor non fisik meliputi pendidikan forrnal, pengalaman berusahatani tanaman
pangan, pemaharnan tentang manajeman sumber daya pertanian, frekuensi akses
informasi pertanian, jumlah tenaga kerja keluarga dan luas lahan (Widayati dkk, 2010)
Faktor sosial merupakan faktor yang dipengaruh dari sekelompok orang yang
dapat mempengaruhi seorang individu untuk mengikuti kebiasaannya, pengaruh
tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang ( Bahari dan Ashoer, 2018)
Faktor budaya merupakan sebuah pedoman perilaku, kebiasaan, dan
kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang yang telah dipelajari oleh masyarakat
sekitar, baik dari keluarga ataupun dari lembaga formal lainnya ( Bahari dan Ashoer,
2018)
2.1.4 Analisis Biaya Usahatani Bebek Petelur
Biaya usahatani bebek petelur adalah nilai dari semua faktor produksi yang
digunakan dalam kegiatan usahatani bebek petelur. Biaya yang diperhitungkan dalam
penelitian ini meliputi: (1) Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara langsung
dalam proses produksi yaitu biaya untuk pembelian faktor produksi, sarana produksi
(pakan, obat-obatan) serta upah tenaga kerja luar keluarga (Rp/ha). (2) Biaya tidak
tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tidak langsung dalam proses produksi
tetapi diperhitungkan dalam usahatani bebek petelur, meliputi biaya penyusutan alat-
alat pertanian, biaya tenaga kerja dalam keluarga (Rp/ha) dan sewa lahan
(Soekartawi, 1991). Biaya produksi dibedakan menjadi dua macam yaitu: biaya tetap
dan biaya variabel. Rumus menghitung besarnya biaya total usahatani adalah:

TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC : Biaya total usahatani bebek petelur (Rp/ha/musim tanam)
TFC : Biaya tetap total (Rp/ha/musim tanam)
TVC : Biaya variabel total (Rp/ha/musim tanam)

Biaya tetap adalah biaya yang harus diperhitungkan pada berbagai tingkat
output yang dihasilkan. Biaya tetap pada penelitian ini meliputi: biaya penyusutan alat-
alat pertanian dan sewa lahan. Biaya variabel yaitu biaya yang berubah menurut tinggi
rendahnya tingkat output, seperti: biaya pakan, biaya tenaga kerja, dan lainnya. Cara
menghitung biaya penyusutan alat-alat pertanian menggunakan metode garis lurus
(Stright Line Method) dengan rumus:

𝑪−𝑺𝑽
P= 𝑼𝑳

Dimana:
P : Nilai penyusutan (Rp/ha/musim panen)
C : Harga beli awal (Rp)
SV : Nilai sisa (Rp)
UL : Masa pakai alat (musim panen)

Analisis Efisiensi Usaha


Suatu usahatani dikatakan efisien secara ekonomi apabila rasio output
terhadap inputnya bernilai lebih dari satu. Adapun rumus umum dalam mendapatkan
nilai R/C rasio adalah sebagai berikut:
𝑹⁄ Ratio = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒂𝒏
𝑪 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂

 Bila R/C Ratio < 1, maka usaha tidak layak diusahakan.


 Bila R/C Ratio = 1, maka tidak untung dan tidak rugi (impas).
 Bila R/C Ratio > 1, maka usaha layak diusahakan.

BEP (Break Even Point)


BEP (Break Even Point) adalah suatu kondisi yang menggambarkan bahwa
hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Dalam kondisi
ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan keuntungan tetapi tidak mengalami
kerugian.

BEP produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan, agar usaha
tani tidak mengalami kerugian.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒑𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 (𝑹𝒑)
BEP = 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒅𝒊𝒕𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕 𝒑𝒆𝒕𝒂𝒏𝒊

BEP harga menggambarkan harga terendah dari produk yang dihasilkan. Apabila
harga di tingkat petani lebih rendah dari harga BEP, maka usahatani akan mengalami
kerugian.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒑𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 (𝑹𝒑)
BEP =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 (𝒃𝒖𝒕𝒊𝒓)

Analisis Pendapatan Kerja Keluarga


Rumus untuk menghitung besarnya nilai pendapatan kerja keluarga
adalah:
PKK = PB + BTKDK
PKK : Pendapatan kerja keluarga (Rp/ha/musim panen)
PB : Pendapatan bersih ( Rp/ha/musim panen)
BTKD : Upah tenaga kerja dalam keluarga (Rp/ha/musim panen)

2.1.5 Analisis Penerimaan dan Pendapatan


Penerimaan adalah hasil kali antara produksi yang diperoleh dengan harga
jual. pendapatan merupakan penerimaan yang dikurangi dengan biaya–biaya yang
dikeluarkan. Pendapatan seseorang pada dasarnya tergantung dari pekerjaan
dibidang jasa atau produksi, serta waktu jam kerja yang dicurahkan, tingkat
pendapatan perjam yang diterima. Pendapatan usahatani adalah selisih antara
penerimaan (TR) dan semua biaya (TC), dimana penerimaan usahatani adalah
perkalian antara produksi dan harga jual, sedangkan biaya adalah semua
pengeluaran yang digunakan dalam suatu usahatani. Pendapatan usahatani
merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Penerimaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
TR = Q . P
Keterangan:
TR = Total Penerimaan (Rp)
Q = Jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu usahatani (Kg)
P = Harga Produk (Rp).
Sedangkan rumus pendapatan dapat dituliskan sebagai berikut:
π = TR – TC
Keterangan:
π = Pendapatan (Rp)
TR =Total revenue atau Total penerimaan (Rp)
TC = Total cost atau Biaya total (Rp).
Total biaya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = Total biaya (Rp)
FC = Biaya tetap (Rp)
VC = Biaya tidak tetap (Rp)

Anda mungkin juga menyukai