Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN USAHA TANI

Nama : Septia Juliani

Nama Responden : I Nyoman Sudiasa (9)

Pan Wantini (50)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
TINJAUAN PUSTAKA

1. Luas Lahan
2. Produksi Dan Produktivitas
3. Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani tidak bisa lepas dari jumlah produk yang dihasilkan disamping
harga jual. Agar supaya produksi lebih tinggi, harus ada upaya budidaya untuk
meningkatkan produksi. Upaya yang dimaksud sebagai berikut :
1. Memilih dan menggunakan input yang lebih baik- lebih produktif.
2. Memilih waktu/musim tanam yang lebih tepat.
3. Mencoba cara-cara bercocok tanam yang lebih baik.
4. Mengurangi serangan hama dan penyakit (OPT).
5. Memperbaiki cara panen dan penyimpanan.
6. Memperbaiki saluran irigasi dan drainase.
7. Memelihara kesuburan tanah, mencegah erosi.
8. Minta nasihat/petunjuk penyuluh pertanian.
Penerimaan merupakan total nilai dari semua produk yang terjual. Perolehan
penerimaan tergantung kepada harga jual dan jumlah produksi yang dapat dijual.
Penerimaan diberi konotasi R (Revenue).
R = ∑( Pqi. Qi)
Harga produk Pq dipengaruhi oleh permintaan Q, artinya Pq dipengaruhi oleh
permintaan pasar.
Pq = ƒ Q
Pq = ao – a1Q
Sehingga R = (ao – a1Q). Q jadi R = aoQ – a1Q2
Penerimaan maksimum , bila MR (marjinal revenue) = 0. MR adalah tambahan
penerimaan yang diperoleh dengan tambahan penjualan 1 unit produk.

4. Biaya Usahatani : Input dan Harga Input


Biaya dapat didefinisikan sebagai nilai semua input yang digunakan di dalam
proses produksi, baik input yang habis dipakai maupun input yang tidak habis dipakai.
Biaya dapat dibagi dua yaitu biaya variable dan biaya tetap. Biaya variable adalah biaya
yang dapat berubah pada setiap proses produksi, sedangkan biaya tetap adalah biaya yang
tidak diubah selama proses produksi. Jadi biaya tetap (fixed cos) yang tidak berpengaruh
terhadap naik turunnya produksi dalam jangka pendek. Tetapi dalam jangka panjang
biaya tetap ini bisa berubah. Seperti pajak lahan, biaya penyusutan dari alat-alat pertanian
yaitu traktor, bajak, cangkul, sabit, kadang atau gudang, spreyer, mesin, dll.
Biaya variable muncul dari penggunaan input variable seperti bibit, pupuk,
pestisida dan lainnya biaya inilah yang bissa diatur sedemikian rupa atau dikombinasikan
sedemikian rupa oleh petani dalam usaha memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.
Rumusan biaya adalah : TC = FC + VC
Biaya (C) = BT + BV
TC biaya total, sering disingkat C (biaya) saja. FC adalah biaya tetap (BT) dan
VC adalah biaya variable (BV). Kalau biaya variable ditambahkan menyebabkan output-
produksi akan bertambah banyak, dan jika terus ditambahkan maka produksi bisa turun.
Kenapa begitu? Karena tanaman mempunyai batas-batas tertentu dalam memproduksi
hasil. Jika potensi produksinya sudah tercapai (maksimum), walaupun biaya input
ditambahkan lagi, produksi tidak akan bisa naik, malah akan menurun. Jika input
berlebihan tanaman bisa kolap dan mati, akhirnya petani akan mengalami kerugian.

Dalam bentuk fungsi biaya TC = ƒ Q, besarnya biaya yang diperlukan tergantung


dari jumlah produksi yang ingin dihasilkan. Semakin tinggi produk yang dihasilkan
memerlukan biaya yang semakin tinggi pula. Sesuai dengan hokum hubungan produksi
(Q) dengan input (Xi).
5. Produktivitas Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan factor yang sangat sentral dalam usahatani, baik pada
usahatani subsisten maupun dalam ushatani komersial. Tenaga kerja keluarga (petani dan
anggota keluarga) dalam usahatani subsisten sangat penting. Jika tenaga kerja keluarga
masih cukup, tidak perlu tenaga kerja sewaan. Biasanya usahatani di pedesaan tenaga
kerjanya disediakan/dicukupi melalui system gotong royong. Berbeda dengan usahatani
komersial atau perusahaan pertanian, hamper sepenuhnya mengandalkan tenaga kerja
sewaan, dengan SDM yang terdidik.
Selanjutnya produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan tenaga kerja untuk
menghasilkan produk pada satuan waktu tertentu, misalnya perhari atau per minggu atau
per musim. Produktivitas tenaga kerja (Pv) bisa diukur dalam bentuk hasil atau pun upah
(uang).Adapun rumus dari produktivitas tenaga kerja yaitu
Pv = produk(kg)/JKO/hari
Atau
Pv = Rp/JKO/minggu
Semakin banyak dia bisa menghasilkan per hari atau per minggu berarti semakin
produktif. Produktivitas tenaga kerja pertanian hendaknya dapat menghasilkan lebih dari
240 kg beras/kapita/tahun. Dengan harga beras Rp 10.000/kg, maka produktivitasnya
lebih dari Rp 2.400.000/ orang/tahun. Minimal Rp 200.000/orang/bulan(termasuk petani
kurang produktif).
6. Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani menurut Gustiyana(2004), dapat dibagi menjadi dua
pengertian yaitu (1) pendapatan kotor, yaitu selutuh pendapatan yang diperoleh petani
dalam usahatani selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau
pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga persatuan berat,
(2) pendapatan bersih yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam satu tahun
dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi.
Pendapatn yang tinggi atau laba usahatani merupakan tujuan akhir dari usahatani.
Tinggi rendahnya pendapat usahatani mencerminkan tingkat kesejahteraan petani dan
keluarganya. Pendapatan merupakan selisih nilai penerimaan (R) dengan biaya (C)
usahatani. Tenaga kerja keluarga tidak dihitung sebagai biaya. Sehingga pendapatan
usahatani dihitung sebagai pendapat kotor ( Gross Income = GI).
Pendapatan kotor (GI) = R – TC

pendapatan kotor ini relevan dengan upah yang diterima sebagai penyelenggara
usahatani. Ada yang mengatakan GI sama dengan nilai produksi (produksi x harga per
unit). Pendapat bersih yang memperhitungkan semua biaya yang dikorbankan termasuk
tenaga keluarga, adalah merupakan pendapatn petani sebagai manajer usahatani.

Dalam hal ini kiranya harus dibedakan pendapat kotor (GI) , pendapatan bersih
(net income = NI), pendapatan/ongkos sebagai manajer, dan laba usahatani. Pendapatan
kotor adalah pendapatan ang diperoleh dari penerimaan dikurangkan dengan biaya riil
usahatani. Penerimaan usahatani adalah nilai produk utama ditambah nilai produk
sampingan. Pendapatan bersih usahatani adalah pendapatan yang diperoleh dari nilai
penerimaan dikurangi dengan seluruh biaya yang dikorbankan dalam proses produksi
baik input domestic maupun input luar, tetapi tidak termasuk ongkos sebagai manajer.
Sedangkan laba usahatani adalah penerimaan bersih diurangkan dengan ongkos petani
sebagai manajer. Jika usahatani itu menyewakan alat-alat pertanian, maka penerimaan
usahatani disamping nilai produksi juga ditambahkan dengan nilai sewa yang diterima
dari menyewakan alat.

Tinggi rendahnya pendapatan petani sangat dipengaruhi bagaimana petani


mengelola penerimaannya dan mengelola biaya usahatani. Petani yang mampu mengelola
biaya dengan serendah-rendahnya dengan teknologi tertentu, akan memperoleh
pendapatan yang tinggi. Demikian pula jika petani mampu memproduksi maksimal, juga
akan memperoleh pendapatan yang tinggi. Pendapatan tinggi dapat dicapai melalui
teknologi yang menghasilkan :

1. Penerimaan tetap, dengan biaya turun.


2. Penerimaan naik, dengan biaya tetap.
3. Penerimaan meningkat, biaya juga meningkat, tetapi dengan presentase yang lebih
rendah dari presentase kenaikan penerimaan.
4. Berproduksi dengan skala usaha yang besar, berusaha pada skala ekonomis, bukan
pada skala disekonomis.
METODOLOGI

1. Luas Lahan

Responden Luas Luas Produksi Harga Penerimaan


Tanam Panen (kg) Jual per (Rp)
(ha) (ha) Kg (Rp)
I Nyoman Sudiasa 0.35 0.35 5,250 15,000 78,750,000
Pan Wantini 0.3 0.3 5,625 15,000 84,375,000

2. Produksi Dan Produktivitas

Sarana produksi
Benih
responden P.Urea ZA Phonska TSP NPK
(gram
(kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
)
I Nyoman Sudiasa 50 50 150 50 50 100
Pan Wantini 50 10 150 50 50 100

3. Penerimaan Usahatani

  Harga Saprodi Per Satuan


Pestisid Benih P.Urea ZA Phonska TSP NPK Pestisida
a (gram) (gram) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (gram)
1000 10500 2500 2400 2000 2200 10000 240
1000 1000 2500 2400 2000 2200 9500 240

4. Biaya Usahatani : Input dan Harga Input

Jenis Pekerjaan
Responden Persiapan Lahan Persemaian Penanaman Pemeliharaan Panen
(HOK) (HOK) (HOK) (HOK) (HOK)
I Nyoman Sudiasa 35.5 1.25 5.25 16.56 6.56
Pan Wantini 27.00 2.75 4.59 18.00 7.88

5. Produktivitas Tenaga Kerja

Jumlah Upah per Biaya TK


HOK HOK (Rp) (Rp)
65.13 80,000 5,210,000
60.22 80,000 4,817,500

6. Pendapatan Usahatani

Anda mungkin juga menyukai