Anda di halaman 1dari 4

Volume Satuan Jumlah Analisis Usaha Tani

No
Uraian (Orang/Hari/Ba Biaya Biaya Gembili
.
han) (Rp.) (Rp.)
Sarana Produksi
1. Bibit 10,000 (umbi) 250 2,500,000
2. Pupuk NPK 1,000 ton 1,750 1,750,000
3. Pupuk
A.
Organik
(kompos,k 2,500 ton 5,000 12,500,00
andang
(ton)
Jumlah A 16,750,000
Tenaga Kerja (HOK)

B. 1. Laki-laki 130 (HOK) 18,000 2,340,000


2. Perempua 50 (HOK) 10,000 500,000
n
Jumlah B 2,840,000
Lain-lain Pengeluaran

C. - Sewa
1,700,0
Lahan dan 2 MT 3,400,000
00
Pajak
Jumlah C 3,400,000
Total Biaya Produksi
D.
(A+B+C) 22,990,000
E. Produksi *) 11,000 (Kg)
Harga Jual
F. Produksi 2,500
Rp/Kg
G. Nilai Produksi 27,500,000
(E x F)
H. Pendapatan 4,510,000
bersih
I. R/C = (G/D) 1.20
Ket : 1. Harga ganyong : Rp. 2500,-/Kg

*) Potensi Hasil

Dari Analisis Usahatani gembili yang dilakukan dapat diambil simpulan bahwa
usaha tani gembili yang dilakukan menguntungkan dengan keuntungan tiap kali
panen Rp. 4,510,000
Pemasaran

Pemasaran yang dilakukan masyarakat baru sebatas dalam bentuk umbi segar, direbus, atau
juga dibuat gethuk. Namun juga banyak pula produk olahan dari gembili sedangkan dalam
penjualan bentuk segar gembili harus memenuhi beberapa kriteria mutu yaitu :

Penentuan mutu umbi gembili yang baik dapat diketahui dengan penentuan standart mutu fisik
dan standart mutu kimiawi umbi gembili, yang merupakan standart mutu fisik umbi meliputi :

1. Tingkat kesegaran pada umbi

Tanaman umbi gembili sudah cukup tua , berumur 6-9 bulan atau maksimal 11 bulan
sehingga umbi gembili tersebut sudah siap untuk dipanen dan selanjutnya dapat digunakan
oleh konsumen. Kenampakan umbi gembili yang baik umumnya segar dan tidak terdapat
kelainan pada warna kulit (warna kulitnya sesuai dengan warna umbi gembili pada umumnya
misanya coklat tua).
Persyaratan mutu ubi gembili segar tergantung pada kadar air, kadar pati, pembengkokan
(deformasi) umbi, kepoyoan dan ketebalan umbi. Makin lama ubikayu disimpan, maka kadar air
dan kadar pati akan menurun, sedangkan tingkat pembengkokan kepoyoan dan keretakan umbi
akan meningkat. Persyaratan mutu olahan tergantung pada kadar air, kadar pati, kadar serat
dan kadar pasir.

2. Ukuran besar kecilnya umbi


Untuk ukuran besarnya umbi gembili yang memenuhi kriteria yaitu miliki ukuran umbi yang
seragam. Semakin kecil-kecil ukuran umbi gembili juga dapat mempengaruhi mutu umbi
tersebut sehingga semakin rendah mutunya.
Bentuk umbi gembili pada umumnya bulat sampai lonjong, tetapi ada juga bentuk
bercabang atau lobar. Permukaan umbi licin, warna kulit umbi krem sampai coklat muda, warna
korteks kuning kehijauan dan warna daging umbi putih bening sampai putih keruh. Umbi gembili
berdiameter sekitar 4 cm, panjang 4 cm sampai 10 cm dengan bentuk bulat atau lonjong. Tebal
kulit umbi sekitar 0,04 cm. Kulit umbi mudah dikupas karena cukup tipis. Berat umbi sekitar 100
200 gram.
3. Adanya tanda tanda kerusakan yang diidentifikasi secara subyektif, seperti cacat atau
adanya lubang pada bagian umbi, rasa yang berbeda dari rasa normal, tekstur dan
penampang luar umbi.

Klasifikasi umbi yang baik atau yang mulus yaitu tidak terdapat tanda-tanda kerusakan
Seperti lubang-lubang pada umbi talas tersebut,luka-luka atau memar pada lapisan
kulit. Semakin banyak lekuk-lekuk pada bentuk umbinya maka mutunya semakin rendah. Dalam
penyimpanan umbi gembili akan mengalami susut berat.Makin rendah suhu makin kecil
susutnya. Umbi talas yang sudah dipanen mudah rusak ,talas yang terlanjur dipanen tidak bias
bertahan lama tanpa pengolahan dan bila kita ingin menyimpan umbi selama beberapa waktu
lamanya kita harus menjaganya dari kerusakan mekanis dan diusahakan ruang penyimpanan
tetap kering.
Penyimpanan umbi gembili pada ruangan bersuhu kamar dapat tahan selama 10-14
hari.Daya simpan umbi gembili dapat diperpanjang dengan cara disimpan dalam ruangan
dingin, misalnya cold storage.Pada suhu rendah umbi gembili ini dapat bertahan selama 9
minggu dalam penyimpanan.
Standar mutu juga dapat ditentukan oleh tempat atau dimana pembudidayaan umbi gembili
tersebut. Gembili umumnya ditanam di lahan-lahan kering seperti tegalan, ladang dan kebun,
baik ditempat datar maupun ditempat bergelombang dan berbukit. Tumbuh pada berbagai jenis
tanah-tanah yang memilki lapisan atas yang tebal, tanah gembur serta tanah yang kaya akan
unsur-unsur hara. Pada tanah yang padat dan berat, pertumbuhan umbi kurang berkembang
dengan sempurna, serta dapat terjadi pembusukan jika ditanam ditempat-tempat yang basah.
Hal ini dapat menurunkan mutu bahan atau gembili tersebut.
Berbagai penelitian menunjukkan, kandungan gizi tepung lokal tak berbeda jauh dari tepung
terigu. Dengan demikian, tepung lokal memiliki prospek baik untuk mensubstitusi tepung
terigu.Badan Bimbingan Massal dan Ketahanan Pangan (BMKP) Jawa Tengah, bekerja sama
dengan beberapa perguruan tinggi, telah mengolah aneka tepung lokal menjadi berbagai
produk olahan pangan yang lezat dan menarik. Pemanfaatan tepung lokal sebagai bahan
substitusi dan pengganti terigu dapat mengurangi kebutuhan terigu mulai dari 20 % hingga 100
%. Sayangnya, hingga kini belum banyak pengusaha yang mau memproduksi tepung lokal
dalam skala komersial, sehingga konsumen masih mengalami kesulitan dalam memeperoleh
tepung alternatif tersebut.
Beberapa bahan pangan lokal di Indonesia yang dapat ditepungkan antara lain berasal dari
serealia (misal jagung dan sorgum), umbi-umbian (uwi, ganyong, gadung, gembili, garut, sente,
suweg, singkong, talas, ubi jalar, dan kentang), serta buah-buahan (pisang, sukun, labu, dan
nangka muda).
Penentuan mutu umbi gembili dengan cara mengetahui standart mutu kimiawi meliputi :
Komponen kimia terbesar pada gembili adalah amilosa dan amilopektin. Juga
mengandung gula dan fruktosa sehingga manis rasanya. Protein gembili mengandung asam
amino sulfur (metionin dan sistin ) yang rendah. Demikian juga asam amino lisin dan tirosin
serta thriptopan hanya dalam jumlah rendah

Anda mungkin juga menyukai