PENDAHULUAN
A. Rencana Usaha
Strain-strain broiler umumnya memiliki cirri badan yang besar dan kokoh,
berkemampuan menghasilkan daging tinggi dalam waktu pemeliharaan yang
relative singkat (pertumbuhan badan cepat) yakni pada umur 42 hari berat
badan ayam yang betina mencapai 1.7 kg dan yang jantan mencapai 2 kg.
kandungan lemak dan air dalam daging yang cukup tinggi, daging berwarna
putih bersih dan empuk (tidak ulet/alot), tulang rawan pada bagian dada lunak,
otot kaki pada sisi belakang tebal, dan produksi telurnya rendah. Macam-
macam strain broiler diantaranya adalah strain yang berasal dari breeding
Farm Hy-Line yang berpusat di USA, menghasilkan strain Hybro broiler;
breeding farm Babcock yang berpusat di U.S.A menghasilkan strain Cobb
broiler; breeding Kimber yang berpusat di California (U.S.A) menghasilkan
strain kimber broiler; breeding farm Shaver yang berpusat di Kanada
menghasilkan strain Shaver broiler dan lain-lain
C. Pakan
Ayam yang baru lahir membutuhkan ransum yang kandungan gizinya
diutamakan untuk pertumbuhan organ pencernaan. Untuk itu protein
memegang peranan penting. Fase starter pada ayam kampung (0-5 minggu)
membutuhkan protein 17% dan energy 2600KKal dalam tiap kg ransum.
Bentuk ransum yang paling baik adalah berbentuk crumble (butiran kecil),
pemberian pakan pada fase ini diusahakan berkesinambungan dan tidak
terbatas artinya apabila melihat tempat makan ayam mulai kosong segera diisi
lagi sehingga ayam tidak merasa kelaparan.
Pakan yang digunakan pada usaha ini adalah BR1 yang umumnya memiliki
kadar protein 22-24%.
D. Jumlah Ternak
Jumlah ternak yang dipelihara pada tiap periode adalah sebanyak 50 ST.
E. Sistem alas kandang
Sistem alas kandang yang digunakan adalah sistem alas kandang litter dengan
alas sekam. Plus minus kandang ayam broiler sistem litter selama ini telah
banyak diketahui oleh kalangan peternak dan pemerhati dunia peternakan
ayam broiler. Plusnya, yang paling pertama adalah hemat bahan bangunan
terutama kayu dan bambu dibandingkan kandang panggung. Kedua, resiko
ayam terjepit bisa dihindari karena lantainya tidak terbuat dari bilah-bilah
kayu/bambu seperti terdapat pada kandang panggung. Ketiga, proses panen
relatif lebih mudah.
Ciri khas dari kandang sistem litter dapat dilihat pada bagian lantai. Litter
merupakan alas atau lantai kandang yang terbuat dari bahan-bahan seperti
sekam (kulit) padi, serbuk gergajian, tongkol jagung yang dipecah-pecah, serta
jerami dan ampas tebu yang dipotong-potong. Bahan-bahan diatas dapat
menyerap air dengan baik, sehingga lantai kandang tidak mudah becek. Selain
itu, bahan-bahan litter mengandung banyak vitamin B12 yang baik untuk
pertumbuhan, karena jerami, sekam padi dan bahan sejenisnya mempunyai
kemampuan menahan panas sehingga suhu kandang pun menjadi lebih hangat.
G. Modal
Modal adalah biaya yang harus disediakan dan merupakan faktor yang sangat
penting dalam menggerakkan suatu usaha. Besar kecilnya modal akan sangat
mempengaruhi tingkat keuntungan yang dciperoleh. Jadi modal merupakan
sumber daya untuk suatu proses produksi. Sedangkan biaya merupakan jumlah
kompensasi yang diterima oleh pemiilik faktor produksi yang digunakan
dalam suatu proses produksi bersangkutan.
Modal dapat dibagi kepada dua jenis yaitu:
1. Modal tetap (investasi) merupakan modal yang dapat tahan lama dalam
proses produksi.
2. Modal tidak tetap (variabel) merupakan modal yang habis pakai dalam satu
kali proses produksi.
Modal pada usaha ini diperoleh dari peminjaman bank sebesar 50% dengan
tingkat bunga 2%/bulan dan 50% modal milik sendiri.
H. Rencana pemasaran
Pemasaran dilakukan dengan kerjasama dengan rumah makan dan pedagang-
pedagang eceran. Juga menerima pemesanan.
\
II. HARGA INPUT DAN OUTPUT
A. Harga Output
Harga output merupakan keseluruhan barang atau jasa yang dimanfaatkan dalam
perusahaan dan sebagai investasi modal.
Biaya investasi dihitung per lima tahun, maka biaya investasi per tahun adalah
sebesar Rp. 100.139.000/5 = Rp. 20.027.800
Biaya Variabel
Harga
Juml Harga Total Harga per
No Jenis Satuan Satuan
ah (Rp) tahun
(Rp)
1 DOC 5.000 Ekor 4.500 22.500.000 135.000.000
10.00
2 Pakan Kg 6.350 63.500.000 381.000.000
0
Vaksin AI /
3 5 Sachet 600.000 3.000.000 18.000.000
1000 ekor
B. Harga Input
Keterangan:
1 periode 2 bulan
Pemanenan setiap bulan dengan istirahat kandang minimal 2 minggu
III. HASIL USAHA
1. Penjualan Ayam
2
Tingkat mortalitas 2 % = 100 x 5.000 ekor
= 100 ekor
Jumlah Penjualan = 1,2 kg x (5.000 - 100 ekor) x Rp. 18.000,00
= Rp 105.840.000/periode
= Rp 635.040.000
5.000
Jadi untuk 5.000 ekor ayam menghasilkan = 100 x 3 ton feses
Harga 1 kg feses Rp. 500 maka untuk 150 ton atau 150.000 kg
= Rp. 75.000.000,00/tahun
10000
jumlah karung yang didapat adalah 50 = 200 karung
= Rp 132.550.000/tahun
1. Kriteria Discounted
Kriteria Discounted mengacu pada apa yang akan diperoleh dikemudian harridan
berapa nilainya sekarang. Kelayakan usaha ini didasarkan pada B/C ratio, yaitu
bila nilai B/C bernilai > 1 maka usaha layak untuk diteruskan. Bila B/C ratio
bernilai = 1 maka akan tercapai break event point artinya usaha layak untuk dapat
diteruskan atau tidak diteruskan. Tetapi B/C ratio bernilai < 1 maka usaha tidak
layak untuk diteruskan, karena hanya akan mendatangkan kerugian.
Rumus B/C ratio = Total Penerimaan / Total Biaya
= Rp 710.240.000 / Rp 577.690.000
= 1,22944832
Berdasarkan perhitungan B/C ratio, diketahui bahwa nilai B/C ratio > 1 sehingga
dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk diteruskan.
1. Kriteria Undisconted
Tingkat bunga yang berlaku 24% per tahun, maka 179,12% > 24% = MEC > I,
maka investasi dapat diteruskan.
Ranking by Inspection
Analisis ini menitik beratkan pada selisih antara keuntungan kotor dengan biaya
operasional dan biaya pemeliharaan. Maka diperoleh:
RBI = Rp 710.240.000 - Rp 577.690.000
= Rp Rp 132.550.000
Payback Period
Analisis ini didasarkan pada pelunasan biaya pinjaman pada bank sebesar
Rp. 100.000.000 + bunga Rp. 48.000.000 / 2 tahun = Rp. 148.000.000 dapat
dikembalikan dalam waktu 2 periode.
Titik Impas
Merupakan salah satu alat pengukur usaha dimana pada suatu waktu tertentu
dengan nilai produksi tertentu terdapat keseimbangan antara biaya usaha
keseluruhan dengan penerimaan usaha.
Diketahui:
Total biaya tetap rata-rata (C) = Rp 577.690.000
Total penerimaan (I) = Rp 710.240.000
Total biaya variabel rata-rata (V) = Rp 577.690.000 – Rp 557.662.200
= Rp. 20.027.800
PI = C : (I-V/I)
= Rp 577.690.000 : [1 – Rp. 20.027.800/ Rp 710.240.000]
= Rp. 594.452.757,6
Berdasarkan hasil evaluasi usaha yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa
kesimpulan diantaranya:
1. Hasil pendapatan dari usaha peternakan ayam broiler selama setahun
sebanyak Rp 710.240.000/tahun dan biaya utang harus dikeluarkan sebanyak
Rp 148.000.000 dengan keuntungan sebanyak Rp 132.550.000/tahun.
2. Berdasarkan perhitungan B/C ratio, diketahui bahwa nilai B/C ratio > 1, yaitu
1,22 sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak untuk diteruskan
3. Berdasarkan hasil perhitungan nilai MEC, diperoleh MEC > 1, maka
investasi dapat diteruskan.
4. Dengan hasil pendapatan yang telah diperoleh, dana pinjaman bank sudah
dapat dikembalikan dalam kurun waktu 2 periode.