Anda di halaman 1dari 30

BUSSINES PLAN Industri Pengolahan Susu Krim PT JARESTA MILK CREAM Jl.

Cinta Fitri, Purwokerto Kabupaten Banyumas Jawa Tengah INDONESIA Tahun 2012

Penyusun : RESTUTI FITRIA (P2DA11003)

EXECUTIVE SUMMARY

Business plan mentega PT . JARESTA MILK CREAM memuat rencana bisnis pembuatan whipping cream mulai dari pembuatan, tenaga kerja yang dibutuhkan,

teknologi yang digunakan, analisis-analisis lingkungan social politik dan analisis financial yang menjadi acuan apakah usaha ini menguntungkan atau tidak. PT. JARESTA MILK CREAM memproduksi whipping cream dengan nama brand JARESTA WHIPPED CREAM dalam dua kemasan botol sprayer yaitu kemasan 500 ml dan 1000 ml. Produksi dalam satu tahun dapat mencapai 255.500 kemasan 500 ml dan 127.750 kemasan 1000 ml. Harga jual kemasan 500 ml dan 1000 ml sebesar Rp. 17.500 dan Rp. 30.000. Berdasarkan perhitungan proyeksi rencana usaha pembuatan whipping cream oleh PT. JARESTA MILK CREAM dapat diperoleh informasi sebagai berikut : 1. Dalam satu tahun bisa menghasilkan keuntungan bersih sebesar RP. 963.907.000. 2. Dengan asumsi biaya 1 rupiah yang digunakan, mampu menghasilkan keuntungan sebesar 1,14 kali dari biaya yang digunakan. 3. Modal usaha dapat kembali dalam waktu 3.03 tahun.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Usaha (Company Overview) Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan sebagai salah satu sumber protein hewani yang didalamnya terkandung nilai gizi yang tinggi agar yang mengkonsumsi susu tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Susu yang banyak dikonsumsi oleh manusia adalah susu yang berasal dari sapi perah. Salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat adalah minum susu mulai dari orang tua, remaja dan anak-anak, sesuai dengan kebutuhan sehari-hari khususnya anakanak di perkotaan besar di Indonesia. Dengan bertambahnya pengetahuan dan wawasan para orang tua agar dapat meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai gizi serta manfaat yang terkandung dalam susu tersebut. Pola konsumsi susu terhadap masyarakat cenderung meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan serta adanya perubahan taraf hidup masyarakat Indonesia. Perkembangan teknologi yang semakin pesat menyebabkan tumbuhnya usaha-usaha industri pengolahan susu segar menjadi berbagai bentuk olahan. Hal ini dimaksudkan agar konsumsi susu dapat diterima di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Susu segar dapat diolah menjadi berbagai produk yang cukup digemari serta memiliki daya simpan produk yang relatif lama. Produk-produk olahan berbasis susu yang sudah dikenal dalam industri pengolahan susu adalah susu homogenisasi, susu skim dan krim, mentega, susu kental manis, susu bubuk, yoghurt, kefir, susu pasteurisasi atau sterilisasi, keju, es krim, karamel atau kembang gula, dodol susu, tahu susu dan kerupuk susu. Berbagai jenis produk olahan tersebut merupakan salah satu strategi yang digunakan agar masyarakat tidak merasa bosan dengan mengkonsumsi susu dalam bentuk atau olahan yang kurang bervariasi. Selain itu, Di dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua orang meminum air susu yang belum diolah. Hal ini disebabkan karena tidak terbiasa mencium aroma susu segar (mentah), atau sama sekali tidak suka air susu dan sebagian lagi karena menganggap harga air susu mahal dibandingkan kebutuhan sehari-hari lainnya. Dengan adanya teknologi pengolahan/pengawetan bahan makanan, maka hal tersebut diatas dapat diatasi, sehingga air susu beraroma enak dan disukai orang.

Peningkatan konsumsi susu setiap tahun didukung oleh kesadaran gizi masyarakat yang semakin membaik. Kemudian tingginya tingkat pendidikan masyarakat juga memberikan dampak positif terhadap pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi, termasuk diantaranya mengkonsumsi produk olahan berbasis susu. Dengan demikian, terbuka peluang besar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan berbasis susu guna mencukupi kebutuhan gizi melalui pengembangan industri pengolahan susu. Salah satu produk olahan berbasis susu yang dapat dinikmati dan sering digunakan sebagai bahan dalam pembuatan kue ataupun minuman adalah susu krim. Susu krim terdiri dari beberapa jenis berdasarkan kandungan lemak dan proses pembuatannya, antara lain single cream, double cream, whipping cream, sour cream, thick cream, dan chantilly cream. PT JARESTA MILK CREAM adalah salah satu industry pengolahan susu yang menghasilkan produk unggulan Whipping cream. Whipping cream adalah krim dengan kadar lemak sekitar 35% dan biasa digunakan untuk lapisan kue dan tambahan minuman. Whipping cream biasnya dijual dalam kemasan bubuk, tetra pack, dan sprayer yang siap digunakan. Kemasan sprayer merupakan whipping cream yang siap digunakan karena tidak perlu dikocok dan rasanya yang sudah manis. Oleh karena itu, whipping cream dalam bentuk kemasan sprayer lebih banyak diminati.

B. Tujuan Memenuhi kebutuhan masyarakat akan konsumsi pangan berbasis susu guna mencukupi kebutuhan gizi melalui pengembangan industri pengolahan susu krim.

C. Visi dan Misi Perusahaan o Visi :

Menjadi perusahaan pangan berbasis susu yang berkualitas dengan mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di Indonesia untuk dikelola di dalam negri. o Misi :

1. Menciptakan produk pangan berbasis susu krim yang terus dikembangkan dengan inovasi. 2. Menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyratakat sekitar.

D. Gambaran Umum Usaha Identitas Perusahaan a) Nama Perusahaan b) Nama Brand c) Lokasi Perusahaan d) Pemilik Perusahaan e) Telepon Perusahaan : PT JARESTA MILK CREAM : JARESTA WHIPPED CREAM : Jalan Cinta Fitri, Purwokerto, Kabupaten Banyumas : Restuti Fitria : 085747365442

Identifikasi Produk a) Produk b) Bentuk Product c) Manfaat Produk : Whipping cream (Susu krim) : Dikemas dalam bentuk botol sprayer siap pakai :

Sebagai bahan berbasis susu yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan kue ataupun campuran minuman.

II.ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

A. Pasar Potensial Pasar potensial yang menjadi tujuan tempat penjualan barang produksi yaitu whipping cream adalah : 1. Toko bahan-bahan pembuat kue 2. Supermarket 3. Pembuat kue sekitar perusahaan 4. Caf penjual kue dan kopi

B. Permintaan dan Penawaran Trend permintaan kontinyu seiring terus adanya usaha-usaha pembuatan kue dan minuman baik skala industri besar maupun rumah tangga. Penawaran barang dilakukan terus-menerus sehingga pasar yang didapatkan lebih luas dengan minimal target adalah daerah Jawa Tengah dan diusahakan mencapai pemenuhan di Pulau Jawa. C. Pesaing Usaha di Tingkat Produsen Pesaing usaha adalah perusahaan lain pembuat whipping cream bertoknolgi tinggi dan skala industri besar D. Strategi Pemasaran Berbicara rencana pemasaran tidak terlepas dari 4 unsur marketing mix yang biasa disebut sebagi 4 P, yaitu Produk, Price, Placement dan Promotion 1. Produk Produk yang dijual PT JARESTA MILK CREAM ialah Jaresta Whipping Cream yang merupakan olahan susu yang sudah dipisahkan antara bagian susu krim dengan susu skim. 2. Price Dalam menentukan harga ada beberapa faktor yang berpengaruh, seperti, biaya variabel, biaya tetap, jumlah pesaing dsb. Kami secara sederhana menetapkan harga seperti yang terlampir dalam proyeksi keuangan pada BAB IX. Adapun
6

Harga yang ditetapkan oleh PT JARESTA MILK CREAM mampu bersaing dengan perusahaan lain dengan harga jual yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat. Adapun harga distributor Jaresta Whipping cream untuk setiap kemasan botol sprayer 500 ml sebesar Rp. 17.500 dan 1000 ml sebesar Rp. 30.000. 3. Placement Target pemasaran produk PT JARESTA MILK CREAM adalah memenuhi kebutuhan produk whipping cream untuk seluruh wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya khususnya Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. 4. Promotion Promotion yang dilakukan PT JARESTA MILK CREAM diantaranya adalah : a. Promosi penjualan (Produk sampel, bazaar, discount khusus, dan jaminan produk) b. Iklan (Brosur/daftar harga, iklan di media cetak local, dan selebaran) c. Personal selling (Presentasi penjualan)

Untuk menjalankan 4P sangat dibutuhkan tim marketing yang sangat solid. Tim marketing akan sangat aktif melakukan promotion sehingga buat kedepan bisa membangun sistem jaringan marketing yang bisa mensuport penjualan produk PT JARESTA MILK CREAM di atas.

III. ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

A. Lokasi dan Lahan Lokasi dan lahan merupakan milik perusahaan pribadi dengan membeli dari uang investasi. Lokasi didirikan pada lahan seluas 1000m2 yang terdiri dari bangunan untuk produksi, gudang, kantor yang di dalamnya terdapat fasilitas kamar mandi dan tempat ibadah serta garasi untuk penyimpanan asset kendaraan perusahaan.

B. Skala Produksi Perusahaan merupakan skala industri menengah dan menggunakan pemanfaatan tenaga kerja dan mesin. Adapun bahan baku yang digunakan yakni susu segar yang berasal dari peternak sapi perah lokal yang berada di wilayah eks karesidenan Banyumas dan didukung oleh koperasi di wilayah jawa tengah.

C. Denah dan Tata Letak Usaha

TEMPAT PRODUKSI

GUDANG

KANTOR

KMR MANDI /WC

GARASI
TEMPAT IBADAH

JALAN CINTA FITRI

D. Teknologi, Mesin dan Peralatan Pembuatan whipping cream menggunakan teknik separasi menggunakan alat sentrifugal kapasitas 200 liter sebanyak 5 unit untuk memisahkan bagian susu krim dan skim pada susu. Whipping cream dibuat dengan mengocok susu krim dengan menggunakan mixer sebanyak 25 unit. Peralatan lain yang dibutuhkan antara lain baskom (100 unit), sendok (20 unit), spatula (30 unit), timbangan (3 unit), dan gelas ukur kapasitas 5 liter (30 unit).

E. Teknis Tahapan Produksi Pembuatan whipping cream dilakukan dengan cara yang sederhana. Ada beberapa tahapan dalam proses pembuatan whipping cream antara lain:
Susu utuh (whole milk) dimasukkan dalam alat sentrifugal untuk dilakukan separasi antara bagian susu krim dengan skim

di tambahkan dengan gula icing, garam dan vanilli ekstrak

Kocok dengan menggunakan mixer kecepatan rendah sekitar 15 menit atau sampai bahan tersebut rata dan lembut

Kocok dengan mixer dengan kecepatan tinggi sampai mengembang dan berbentuk seperti busa (foam)

Whipping cream yang sudah jadi kemudian dikemas ke dalam botol sprayer ukuran 500 ml dan 1000 ml kemudian diberi segel

Asumsi yang digunakan adalah bagian susu krim sebesar 35% dari whole milk (susu olahan tinggi lemak dengan kadar 35%), sedangkan 65% adalah susu skim. Setelah melalui proses pembuatan whipping cream, volume menjadi 2 kali lebih banyak dibanding volume awal.
9

Gambar Proses pemisahan susu krim

10

IV. ASPEK MANAJEMEN

A. Struktur Organisasi Struktur organisasi disajikan pada bagan berikut:


PEMILIK

DIREKTUR

Asst. direktur

Spv. Produksi

Spv. SDM

Spv. Gudang

Spv. Pemasaran

Administrasi

Pegawai Produksi 35 org

Pegawai Gudang 2 org

Bag. Promosi 1 org

Keuangan Supir 2 0rg

Bag. Sales 5 org

B. Kebutuhan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dibutuhkan dapat dilihat pada table berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jabatan Pemilik Direktur Asisten Direktur Supervisor Produksi Supervisor Sumber Daya Manusia (SDM) Supervisor Gudang Supervisor Pemasaran Administrasi Keuangan Pegawai Produksi Pegawai Gudang Supir Bagian Promosi Pegawai Sales Total
11

Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 2 2 1 5 54

Pendidikan S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 D3 D3 SMK SMK SMK SMK SMK

C. Sumber Tenaga Kerja Sumber tenaga kerja diperoleh dengan cara merekrut sesuai keahliannya. Untuk tenaga kerja yang berpendidikan SMK kebanyakan direkrut dari masyarakat sekitar perusahaan.

D. Balas Jasa Tenaga Kerja Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji bulanan sesuai jabatannya. Rincian upah tenaga kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Jabatan Pemilik Direktur Asisten Direktur Supervisor Produksi Supervisor Sumber Daya Manusia (SDM) Supervisor Gudang Supervisor Pemasaran Administrasi Keuangan Pegawai Produksi (35) Pegawai Gudang (2) Supir (2) Bagian Promosi Pegawai Sales (5) Total

Jumlah Upah/Bln (Rp) 25.000.000 10.000.000 7.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 2.000.000 2.000.000 1.000.000 800.000 1.000.000 1.500.000 900.000 109.600.000

E. Job Discription Job deskripsi masing-masing karyawan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : No 1 2 Jabatan Pemilik Direktur Job Deskription Mengawasi jalannya perusahaan. Bertanggung jawab atas semua karyawan dibawahnya dibantu dengan satu orang asisten dan mempertanggungjawabkan pekerjaan kepada pemilik. Membantu direktur, bertanggung jawab kepada Pemilik. Mengawasi kegiatan produksi dan stok barang yang dikirim ke gudang, bertanggung jawab kepada direktur.

3 4

Asisten Direktur Supervisor Produksi

12

Supervisor SDM

Supervisor Gudang

Supervisor Pemasaran

Administrasi

Keuangan

10

Pegawai Produksi

11

Pegawai Gudang

12

Supir

13

Bagian Promosi

14

Pegawai Sales

Mengawasi kinerja seluruh karyawan dan mengadakan penyeleksian karyawan. Bertanggung jawab kepada direktur. Mengawasi barang yang keluar masuk gudang, bertanggung jawab kepada direktur. Mengawasi pemasaran, harga barang dan menciptakan strategi-strategi baru untuk pemasaran barang. Bertanggung jawab kepada direktur. Melakukan pencatatan yang berhubungan dengan surat menyurat, data dan inventaris perusahaan. Bertanggung jawab kepada asisten direktur. Melakukan pencatatan keuangan, pembagian gaji perbulan. Bertanggung jawab kepada asisten direktur. Melakukan kegiatan produksi yang meliputi : pembuatan whipping cream, pengemasan dan mengumpulkan limbah susu untuk dijual. Bertanggung jawab kepada supervisor produksi. Mengangkut barang dari tempat produksi ke gudang, mengangkat barang dari gudang ke kendaran untuk dipasaekan, dan melakukan pencatatan jumlah barang keluar masuk gudang. Bertanggung jawab kepada supervisor gudang. Mengantarkan barang ke tempat pemasaran/pelanggan. Bertanggung jawab kepada supervisor gudang. Melakukan penawaran barang ke tempattempat baru. Bertanggung jawab kepada supervisor pemasaran. Menjual barang ke tempat pemasaran. Bertanggung jawab kepada supervisor pemasaran.

13

V. ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN POLITIK

A. Pendapatan Perkapita Masyarakat Pendapatan perkapita masyarakat Indonesia yang diperoleh dari Badan Statistika Nasional tahun 2011 menyebutkan sebesar 27 juta. Dengan demikian, pendapatan perkapita masyarakat cukup tinggi. Meningkatnya pendapatan masyarakat ini mampu mempengaruhi perubahan pola konsumsi makan dan daya beli masyarakat terhadap produk pangan berbasis susu.

B. Penyerapan Tenaga Kerja Berdirinya PT JARESTA MILK CREAM memberikan dampak positif terhadap kondisi sosial masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja. Melalui penyerapan tenaga kerja lokal di sekitar pabrik diharapkan mampu menurunkan angka pengangguran di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Penyerapan tenaga kerja lokal akan meningkatkan kepercayaan masyarakat akan eksistensi industry karena masyarakat merasa terbantu dalam aspek ekonomi, mensejahterakan masyarakat lokal yang tergabung dalam perusahaan.

C. Penambahan Devisa Pertumbuhan ekonomi melalui pertumbuhan sector perindustrian di Indonesia memberikan kontribusi cukup besar dalam pembangunan negara. Berdirinya industry susu krim PT JARESTA MILK CREAM di Kabupaten Banyumas memberikan dampak positif terhadap penambahan devisa daerah maupun nasional secara lebih luas. Hal ini sesuai amanat pemerintah yang mendukung pertumbuhan industry lokal dan pertumbuhan perusahan-perusahaan baru dalam negeri sebagai ladang devisa yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat melalui program pembangunan.

D. Keuntungan Transfer Pengetahuan/Teknologi Pendekatan aspek social masyarakat dengan berdirinya Industry susu krim PT JARESTA MILK CREAM melalui transfer ilmu pengetahuan atau teknologi industry pengolahan susu. Penerapan teknologi dan sains dalam memproduksi susu krim secara modern diharapkan mampu memberikan rangsangan positif dalam pengembangan pengetahuan masyarakat akan kemajuan teknologi. Aplikasi teknologi pengolahan susu juga
14

diharapkan dapat dipelajari oleh tenaga kerja sehingga secara tidak langsung tenaga kerja/masyarakat memperoleh transfer pengetahuan dan teknologi mengenai Industry tersebut.

E. Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Proyek Proyek PT JARESTA MILK CREAM memberikan respon positif terhadap masyarakat di sekitar lokasi industri. Tidak hanya berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisik tetapi juga kondisi lingkungan psikis masyarakat. Peningkatan kondisi lingkungan fisik terjadi pada pembangunan fisik sepeti pembangunan/perbaikan jalan, jembatan, akses informasi, jaringan telepon yang mampu memberi manfaat positif untuk masyarakat. Selain itu, persepsi dan sikap positif masyarakat juga ditunjukkan dari bentuk kerjasama masyarakat dengan perusahaan melalui keikutsertaan masyarakat dalam proses produksi sebagai tenaga kerja di PT JARESTA MILK CREAM.

15

VI. ASPEK REGULASI DAN LEGALITAS

A. Sistem Hukum Yang Berlaku Untuk Pendirian Usaha Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang investasi dan perijinan industri pengolahan susu daiantaranya adalah Paket Kebijakan Pemerintah tanggal 23 Mei 1995, berisi tentang DNI (Daftar Negatif Investasi). Penjelasan tentang kebijakan ini adalah Industri pengolahan susu dalam negeri ditetapkan sebagai industri yang tertutup bagi penanaman modal kecuali memenuhi persyaratan terpadu dengan peternakan. Perpaduan antara industri pengolahan susu dengan industri peternakan sapi perah diharapkan mampu mendorong terbentuknya sistem agroindustri susu Indonesia berbasis sumber daya lokal. Sistem hukum perusahaan berada dibawah BPOM RI MD 25371015178 dan telah mendapatkan label halal dengan LPPOM 01120041900906. Perusahaan telah terdaftar di notaris dan mempunyai Surat Ijin Usaha yang resmi serta terdaftar di kantor pajak, dengan NPWP Perusahaan No. 88.728.673.0-442.000, sehingga setap tahunnya telah dikenakan pajak sesuai peraturan perundang-undangan.

B. Persyaratan Administrasi Pendirian Usaha Persyaratan admnistrasi untuk memperoleh persetujuan atau ijin yang dikeluarkan pemerintah Kabupaten Banyumas sesuai dasar hukum : Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 590/MPP/Kep/10/99 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Usaha Perluasan dan Tanda Daftar Industri, ialah sebagai berikut. 1. Formulir permohonan (ijin industri SP 1 dan Pm II) yang telah diisi lengkap dan benar; 2. Foto copy akte pendirian perusahaan dan foto copy surat keputusan berwenang untuk Perusahaan Perseroan; 3. Foto copy akta pendirian koperasi yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang untuk perusahaan yang berbentuk koperasi; 4. Foto copy akta pendirian perusahaan yang telah didaftarkan pada pengadilan negeri untuk perusahaan persekutuan; 5. Foto copy KTP penanggungjawab Perusahaan/Koperasi; 6. Foto copy izin gangguan/AMDAL bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan; 7. Neraca awal perusahaan;
16

8. Pas foto penanggungjawab ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar.

Berkaitan dengan aspek regulasi dan legalitas tersebut, PT JARESTA MILK CREAM memiliki kekuatan hukum berdasarkan kelengkapan berkas persyaratan administrasi pendirian usaha, dan perizinan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan melalui keputusan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia.

17

VII. ASPEK LINGKUNGAN

Aspek lingkungan merupakan bagian yang tidak bias dipisahkan dalam suatu rencana pendirian industry. Aspek lingkungan yang meliputi aspek pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan (minimization), (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah. Pengelolaan limbah di industri pengolahan susu yakni menjalankan secara terintergrasi kegiatan pengurangan, segregasi dan handling llimbah sehingga menekan biaya dan menghasilkan output limbah yang lebih sedikit serta minim tingkat pencemarnya. Integrasi dalam pengelolaan limbah tersebut kemudian dibuat menjadi berbagai konsep seperti: produksi bersih (cleaner production), atau minimasi limbah (waste minimization). Usaha pembuatan whipping cream tidak menghasilkan limbah yang banyak sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Limbah yang berupa susu skim hasil separasi biasanya dijual kembali pada industri pengolahan susu skim. Selain itu limbah yang dihasilkan yaitu bekas pencucian peralatan yang mengandung lemak whipping cream, namun zat tersebut tidak berbahaya bagi lingkungan. Pembuangan dilakukan dengan baik dan terdapat saluran pembuangan. segregasi

18

VIII. ANALISIS RESIKO

A. Resiko Internal Usaha Dalam menjalankan usaha setiap perusahaan memerlukan perangkat untuk mendukung jalannya usaha tersebut diantaranya adalah sumberdaya berupa modal dan personil yang handal sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga diperlukan peraturan baku (SOP) yang memuat kewajiban dan hak-hak karyawan, sehingga dapat mengantisipasi peluang terjadinya kesalah pahaman antara pihak manajemen perusahaan dengan para karyawannya.

B. Resiko Eksternal Usaha 1. Resiko Buyer/Supplier Dalam melakukan pemasaran hasil produksi perusahaan harus lebih berkonsentrasi kepada kwalitas layanan dan selalu melakukan kegiatan peningkatan kualitas dan kontinuitas kepada buyer potensial yang menjadi pelanggan perusahaan. 2. ResikoPerekonomian Faktor resiko yang berasal dari luar kegiatan usaha antara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi, sosial dan politik baik lokal, nasional maupun internasional dapat berakibat kurang baik terhadap dunia usaha pada umumnya. Memburuknya kondisi perekonomian akan dapat mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, disamping kondisi ekonomi makro juga cukup berpengaruh terhadap volume kegiatan usaha 3. Resiko Perkembangan Teknologi Kemajuan teknologi yang pesat dapat membantu pihak pengelola dalam hal peningkatan kualitas dan kuantitas produksi. Selain masalah produksi, maka masalah ketepatan waktu pasokan dan kecepatan pelayanan dapat memberi kepuasan bagi para konsumen. Apabila pihak produsen kurang memanfaatkan perkembangan teknologi, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi, yang pada akhirnya akan kalah dalam bersaing di pemasaran.

19

4. Resiko Penghentian Ijin Usaha Persyaratan perijinan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk dapat melakukan kegiatan usaha. Hal ini berhubungan dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengusaha dalam menjalankan usahanya dan perlindungan terhadap hak-hak konsumen. Apabila perusahaan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku maka terdapat kemungkinan sebagian atau seluruh ijin usaha perusahaan dapat dibekukan sementara, ataupun dicabut sehingga dapat menghambat dan atau mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. Hal ini bisa saja terjadi apabila perusahaan lalai dalam hal mengelola perijinan usahanya. 5. Resiko Persaingan Usaha Setiap usaha tidak terlepas dari persaingan bisnis dengan perusahaan lainnya yang bergerak pada bidang yang sama. Dalam hal ini setiap bidang usaha harus lebih mempertimbangkan masalah kualitas atau standar produk yang ditawarkan, ketepatan waktu supplier dan tingkat harga yang ditawarkan dipasaran 6. Resiko Perubahan Peraturan dan Kebijakan Pemerintah Setiap usaha berhubungan dengan konsumen dan produsen yang mensupplai kebutuhan usahanya. Dalam menjaga hubungan itu pemerintah mengatur melalui berbagai peraturan. Kegagalan perusahaan dalam mengantisipasi peraturan-peraturan baru yang ditetapkan oleh pemerintah dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan produksi dan pemasarannya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Disamping itu, perubahan peraturan atau kebijakan pemerintah yang secara langsung maupun tak langsung berkaitan bidang usaha bagi konsumen akhir dapat mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. 7. Resiko Tidak Tercapainya Target Proyeksi Bila proyeksi produksi dan penerimaan yang dibuat tidak tercapai, maka akan berakibat kepada kemampuan perusahaan dalam memberikan return (pengembalian) kepada investor maupun kepada pemegang saham serta keterlambatan dalam melunasi kewajiban pinjamannya sesuai dengan jadwal.

20

IX. ASPEK FINANSIAL A. Modal Perusahaan Modal perusahaan untuk investasi didapat dari hutang bank. Perusahaan hutang ke bank sebesar Rp. 2.000.000.000,00 dengan bunga 14%. Pinjaman beserta bunganya dibayar dalam waktu 10 tahun. Jumlah yang harus dicicil perusahaan setiap tahunnya adalah Rp. 228.000.000,00. B. Biaya Investasi Biaya investasi awal perusahaan sebesar Rp. 2.917.475.000 dengan rincian sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Barang Investasi Alat sentrifugal ( 200 liter) Mixer Sendok kecil Sendok panjang Spatula Baskom Timbangan Gelas ukur kapasitas 5 liter Mobil Pick Up Motor Tanah & bangunan Ijin Usaha Lain-Lain Jumlah Investasi Jumlah 5 25 10 10 30 100 3 30 5 5 1 1 1 Harga Satuan (Rp.) 18.000.000 250.000 1.500 5.000 10.000 40.000 120.000 50.000 130.000.000 12.000.000 2.000.000.000 5.000.000 100.000.000 Total Harga (Rp.) 90.000.000 6.250.000 15.000 50.000 300.000 4.000.000 360.000 1.500.000 650.000.000 60.000.000 1.000.000.000 5.000.000 100.000.000 2.917.475.000

21

C. Estimasi Biaya Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap terdiri dari : penyusutan, cicilan bank, gaji karyawan dan pajak tahunan.
No 1 2 3 4 5 Nama Biaya Tetap/ tahun Penyusutan Cicilan Bank Gaji karyawan Pajak Lain-lain Total Total (Rp.) 42.411.000 228.000.000 1.315.200.000 20.000.000 100.000.000 1.705.611.000 Total penyusutan Penyusutan/unit (Rp.) (Rp.) 4.500.000 750.000 3000 10.000 60.000 800.000 48.000 240.000 20.000.000 3.500.000 4.500.000 750.000 3.000 10.000 60.000 800.000 48.000 240.000 7.000.000 3.500.000 12.500.000 42.411.000

Rincian penyusutan dapat dilihat pada table dibawah ini :


Nilai Awal (Rp.) 90.000.000 6.250.000 15.000 50.000 300.000 4.000.000 360.000 1.500.000 Nilai Akhir (Rp.) 5.000.000 2.500.000 0 0 0 0 120.000 300.000 Masa Pakai (th) 10 5 5 5 5 5 5 5 15 10 20

No 1 2 3 4 5. 6 7 8 9 10 11

Barang Investasi Alat sentrifugal Mixer Sendok kecil Sendok panjang Spatula Baskom Timbangan Gelas ukur kapasitas 5 liter Mobil Pick Up Motor Bangunan Jumlah Penyusutan

650.000.000 350.000.000 60.000.000 25.000.000

1.000.000.000 750.000.000

22

Biaya variable terdiri dari : susu, kemasan, bensin, listrik, air dan lain-lain. Rincian biaya dapat dilihat pada table berikut :
No 1 2 3 4 5 6 6 7 8 9 Biaya Variabel/thn Susu (ltr) Botol sprayer 500 ml Botol sprayer 1000 ml Gula icing (gram) Garam (gram) Vanilli ekstrak Listrik Bensin Air Lain-lain Total Jumlah 365.000 328.500 164.250 19.162.500 255.500 127.750 Harga satuan (Rp.) 5.000 5.000 7.500 14.000 (/kg) 3.500 (/kg) 250 (/10 gram) 10.000.000 (/bulan) Total (Rp.) 1.825.000.000 1.642.500.000 1.231.875.000 268275000 894.250 3.193.750 12.000.000 200.000.000 50.000.000 100.000.000 5.331.738.000

Total cost sebesar Rp 7.037.349.000 Fix cost sebesar Rp. 4.623.086.000 Equity (asset) sebesar Rp. 9.954.824.000 D. Estimasi Penjualan /Penerimaan Barang yang dijual akan menghasilkan penerimaan bersih. Penerimaan diperoleh dari penjualan whipping cream dan limbah susu skim . Estimasi penerimaan dalam satu tahun produksi dapat dilihat pada table berikut :
Total Produksi (kemasan) 255.500 127.750 225.387 Total Penerimaan 23 kemungkinan terjual (kemasan) 242.725 121.363 Harga Satuan (Rp.) 17.500 30.000 500 Total Penerimaan (Rp.) 4.247.687.500 3.640.875.000 112.693.500 8.001.256.000

No 1 2 3

Kemasan Botol sprayer 500ml Botol sprayer 1000ml Limbah susu skim (lt)

E. Proyeksi untung Rugi Jumlah penerimaan lebih besar dari biaya-biaya yang dikeluarkan setiap tahunnya. Maka tentunya perusahaan akan untung atau memperoleh laba. Berdasarkan perhitungan penerimaan perusahaan bias mendapatkan laba bersih sebesar RP. 963.907.000 yang diperoleh dari perhitungan penerimaan dikurangi dengan total biaya tetap ditambah biaya variable. F. Analisis Finansial Dari Hasil Perhitungan diperoleh data sebagai berikt : Kriteria efisiensi 1. NPV (Net Present Value) 2. R/C Rasio 3. Rentabilitas 4. Pay Back Period 5. BEP - Dalam Rupiah - Dalam Produk Whipping cream 500 ml Whipping cream 1000 ml Nilai 3.309.034.028,56 1,14 20,85% 3,03 tahun Rp.5.112.170.154,84 292.124,01 kemasan 170.405,67 kemasan

Berdasarkan hasil analisis finansial usaha pembuatan whipping cream, mampu menghasilkan keuntungan bersih per tahun sebesar RP. 963.907.000. R/C ratio

menunjukkan angka sebesar 1,14 hal ini berarti bahwa dengan asumsi biaya 1 rupiah yang digunakan, mampu menghasilkan keuntungan sebesar 1,14 kali dari biaya yang digunakan. Analisis rentabilitas usaha dan pay bac periode menunjukkan hasil berturut-turut 20,85% dan 3,03 tahun. menguntungkan Hal tersebut menandakan bahwa modal yang digunakan akan lebih apabila digunakan untuk menjalankan usaha dibanding harus

diinvestasikan serta tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan modal usahanya yaitu hanya dalam waktu 3,03 tahun. Dengan demikian usaha yang akan

dijalankan ini diproyeksikan mempunyai prospek yang menjanjikan, karena efisiensi usaha tercapai dan berdasarkan parameter-parameter di atas usaha ini akan sustainable di masa yang akan datang. Hasil analisis Break Even Point dalm rupiah menunjukkan bahwa BEP dicapai pada tingkat penerimaan sebesar Rp. 5.112.170.154,84. BEP berdasarkan banyaknya produk yang dihasilkan akan dicapai :

24

1. Untuk produk whipping cream 500 ml, BEP akan dicapai apabila dalam satu tahun menjual dan menghasilkan sebanyak 292.124 kemasan. 2. Untuk produk whipping cream 1000 ml, BEP akan dicapai apabila dalam satu tahun menjual dan menghasilkan sebanyak 170.406 kemasan.

25

X. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan uraian dan analisa studi kelayakan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: i. Segi pasar, dengan adanya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi produk pangan berbasis susu maka perkembangan industry pengolahan susu berkembang cukup pesat. Produk-produk yang dihasilkan PT JARESTA MILK CREAM merupakan salah satu produk pangan yang mampu memenuhi kebutuhan masyrakat terutama bagi bidang usaha pembuatan kue dan minuman ii. Segi perekonomian, berdirinya industry susu krim PT JARESTA MILK CREAM di Kabupaten Banyumas memberikan dampak positif terhadap penambahan devisa daerah maupun nasional secara lebih luas.. iii. Segi hukum, kami memiliki izin yang kuat dan diakui oleh hukum sebagai sebuah PerseroanTerbatas (PT) sehingga perusahaan dapat berkembang lebih efisien dan efektif. iv. Segi produk, bahan baku yang kami gunakan berasal dari peternak lokal dengan kualitas tinggi dan mutu terjamin. v. Segi teknologi, menggunakan mesin berteknologi canggih. vi. Segi lokasi, lokasi yang kami gunakan letaknya cukup strategis karena dekat akses jalan raya di wilayah Purwokerto, Kabupaten Banyumas. vii. Segi manajemen SDM, memperkerjakan tenaga kerja yang telah ahli di bidangnya dengan upah yang telah disesuaikan dengan latar belakang, pengalaman serta budget perusahaan.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kami mempunyai keyakinan bahwa Jaresta Whipping Cream yang berlokasi di Purwokerto Banyumas akan dapat berkembang dengan baik. Kami merekomendasikan untuk bekerjasama menanamkan investasi bersama PT JARESTA MILK CREAM dalam menciptakan berbagai inovasi produk olahan susu krim yang berkualitas sebagai salah satu langkah menyehatkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

26

XI. LAMPIRAN

Gambar contoh pembuatan whipping cream

27

Berbagai contoh produk whipping cream yang sudah beredar di pasaran

28

Berbagai contoh olahan makanan dan minuman yag menggunakan whipping cream

29

30

Anda mungkin juga menyukai