Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM MK STUDI KELAYAKAN BISNIS

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGUSAHAAN TERNAK KAMBING PADA


PETERNAKAN MANDIRI JAYA

Oleh:
Kelompok 2
Anggota Kelompok: Alvenandra Gofur Eka Dimartha [J3J115015], Ahmad Syaukani Ayun
[J3J115147], Syaifani Maulidina [J3J215179], Divia Meiditha Yudiputri [J3J215237], Putrie
Khairunnisa [J3J215295]

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017

Dosen Praktikum : Tintin Sarianti, SP,. MM Nilai


Hari/Tanggal : Rabu, 5 Juli 2017

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang sangat penting,
karena salah satu tujuan pembangunan peternakan adalah peningkatan kualitas sumberdaya
manusia yang unggul. Selain itu, tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan peternak serta peningkatan devisa negara.
Ternak kambing memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan ternak sapi maupun
ternak lainnya. Hal ini berdasarkan pada keadaan alam yang baik dan keadaan sosial budaya
yang sangat mendukung terutama terkait dengan mayoritas penduduk Warga Negara Indonesia
beragama Islam. Dalam agama Islam terdapat kewajiban berkurban bagi yang mampu,
dilaksanakan setiap tahun pada bulan Haji, yaitu dengan cara menyembelih hewan kurban
termasuk diantaranya adalah kambing.
Dalam Islam juga terdapat upacara atau ritual yang dinamakan aqiqah, yaitu berkurban untuk
menunjukkan rasa syukur atas kelahiran anak. Pada bulan Haji berkurban tidak saja
menyembelih kambing tetapi bisa dengan sapi, akan tetapi berbeda dengan aqiqah yang tidak
bisa digantikan dengan menyembelih sapi. Aqiqah untuk kelahiran anak laki-laki dilakukan
dengan menyembelih dua ekor kambing, sedangkan aqiqah untuk kelahiran anak perempuan
dilakukan dengan menyembelih satu ekor kambing. Kedua upacara atau ritual kurban dalam
Islam ini potensial bagi terbentuknya pasar kambing yang sangat besar.
Selain itu, pada masyarakat juga terdapat berbagai ragam budaya yang dapat memberikan
kontribusi terhadap pangsa pasar kambing, misalnya menyembelih kambing untuk acara hajatan
baik pernikahan atau khitanan. Ternak kambing telah terbukti menjadi salah satu pilihan
masyarakat akan kebutuhan daging ternak, jenis ternak ini juga sudah dikenal masyarakat untuk
menjadi hewan peliharaan sebagian rakyat peternak Indonesia khususnya di tingkat pedesaan.
Mengembangkan usaha ternak kambing secara otomatis akan membuka jalan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu komoditas unggulan di
bidang peternakan, domba dan kambing memiliki prospek untuk terus dikembangkan. Hal ini
sejalan dengan kebutuhan masyarakat pada ternak jenis ini. Berbagai upaya dilakukan oleh
peternak untuk meningkatkan daya saing mereka.
Sementara itu, pemerintah berperan melakukan pembinaan agar komoditas ini bisa menjadi
salah satu jalan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan kambing sebagai salah
satu ternak unggulan juga ditunjang dengan terdistribusinya komoditas ternak ini di berbagai
pulau atau provinsi di seluruh wilayah Indonesia.
Berikut merupakan supply kambing dan domba yang dihasilkan oleh peternak di daerah
Kabupaten Bogor.
Tabel 1. Produksi Kambing tahun 2008-2014
Tahun Kambing (ekor) Domba (ekor)
2008 106.787 221.149
2009 114.732 278.608
2010 119.337 280.798
2011 123.986 221.873
2012 130.849 214.408
2013 114.192 203.373
2014 113.258 213.542
Sumber : Statistik Kabupaten Bogor 2015

Sedangkan pada tahun 2016, produksi daging kambing di Jawa Barat mencapai
25.436 kg. (Sumber: Direktorat Jendral Peternakan).

Komoditas peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan.


Beberapa peluang bisnis dalam mengembangkan peternakan diantaranya adalah

1. Jumlah penduduk indonesia yang mencapai 220 juta jiwa merupakan konsumen
yang sangat besar, dan masih tetap tumbuh sekitar 1.4 persen per tahun.
2. Kondisi geografis dan sumber daya alam yang mendukung usaha industri peternakan.
3. Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang gizi.
4. Jika pemulihan ekonomi berjalan baik maka akan meningkatkan pendapatan per
kapita yang kemudian akan menaikkan daya beli masyarakat. (Daryanto 2009)

1.2 Tujuan Penulisan

1. Mengkaji kelayakan pada aspek non financial


2. Mengkaji kelayakan aspek financial
3. Mengkaji kepekaan kelayakan terhadap adanya perubahan-perubahan
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Kelompok Peternak Mandiri Jaya berlokasi di Jl. Cikaret Kp.Pos Rt03 / 11 No.65 Kelurahan
Pabuaran Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor Jawa Barat Indonesia. Kelompok peternak
mandiri jaya termasuk usaha skala menengah.

III. ANALISIS KELAYAKAN BISNIS

3.1 Kelayakan Aspek-Aspek Non Finansial


3.1.1 Aspek Pasar
1. Pengertian Pasar
Semua produk atau barang yang diperjualbelikan dan merupakan hasil dari proses
produksi, pengolahan dan pemasaran disebut komoditi. Hewan yang merupakan komoditi
pertanian pada umumnya tidak mampu untuk didistribusikan secara terus menerus
sepanjang tahun karena : (a) musiman, (b) sangat sensitif terhadap cuaca, penyakit, dan
(c) pada dasarnya terhadap dalam jumlah yang sangat besar dalam sistem produksi dan
sistem distribusi tetapi sangat sedikit dalam sistem pengolahan (Napitupulu, 1988).
Menurut Kotler (1997), produk adalah apa saja yang ditawarkan kedalam pasar untuk
dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan konsumen.
Secara umum pasar hewan merupakan tempat terjadinya transaksi jual dan beli
hewan. Hewan yang biasanya dijual-belikan yaitu hewan ternak (sapi, domba dan
kambing). Ciri-ciri pasar hewan yaitu adanya produsen yang biasanya peternak, adanya
konsumen yang biasanya konsumen langsung, adanya barang yang diperjualbelikan
(hewan ternak). Terkadang terdapat calo dalam transaksi jual-beli di pasar hewan.
Keberadaan pasar ternak, menurut Dinas Pertanian Kabupaten Garut (2002) merupakan
salah satu rantai tataniaga domba antara peternak dan RPH.

2. Jenis Pasar
Peluang usaha dari beternak kambing sangat menjanjikan, karena saat ini kambing
memiliki permintaan yang sangat tinggi. Bukan hanya pada saat lebaran haji, namun
permintaan kambing juga untuk acara aqiqah, maupun acara lainnya yang menggunakan
olahan daging kambing. Kambing yang diperjual belikan yaitu jenis kambing lokal.
Kambing tersebut didapatkan dari Sukabumi, lalu digemukkan di kandang yang terletak
di Cikaret, Cibonong. Kemudian di pasarkan di pasar hewan Citereup. Selain kambing
potong, peternakan Mandiri Jaya juga mengusahakan jenis kambing etawa untuk
dimanfaatkan susunya. Susu yang dihasilkan dimanfaatkan untuk bahan pembuatan sabun
dan keju.

3. Produksi (Supply dan Demand)


Prawirodigjo et al., (2005) dalam Yoyo dkk, (2013) menyatakan bahwa, ternak
kambing mempunyai peranan sangat penting bagi peternak ataupun masyarakat yaitu
sebagai penghasil daging (protein hewani), keperluan adat, tabungan serta sumber
pendapatan keluarga. Ternak kambing mampu beradaptasi pada kondisi daerah yang
memiliki sumber pakan hijauan yang kurang baik, serta ternak kambing merupakan
komponen peternakan rakyat yang cukup potensial sebagai penyedia daging.Jumlah
populasi kambing di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik Nasional (2014), populasi kambing pada tahun 2014 mencapai
jumlah 19.216.000 ekor menunjukkan peningkatan dari tahun 2012 dan 2013 yang hanya
mencapai jumlah masing-masing 17.906.000 dan 18.500.000 ekor.
Berdasarkan penyebarannya, populasi tertinggi berada di Provinsi Jawa Tengah dan
disusul Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur dengan jumlah populasi masing-masing
4.014.570, 2.996.740, dan 2.592.870 ekor. Secara umum produksi daging kambing
nasional mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir. Data BPS Nasional
menunjukkan produksi daging kambing tahun 2014 mencapai angka 67.862 ton
meningkat dari dua tahun terakhir masing-masing 65.169 dan 65.215 ton. Namun
demikian, angka ini sebenarnya menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan
produksi daging pada tahun 2009 yang mencapai angka 73.823 ton (BPS, 2014).
Pada peternakan Mandiri Jaya, mampu mensupply kambing sekitar 20-40 ekor
kambing setiap minggunya ke pasar hewan Citereup. Dan untuk keperluan Aqiqah,
peternakan Mandiri Jaya dapat menjual 10-20 ekor kambing setiap minggunya. Dan pada
saat musim lebaran haji, pada saat tahun 2010 mampu mensupply sebanyak 250 ekor
kambing., dan setiap tahunnya ada peningkatan penjualan mencapai 50 kambing.
4. Pangsa Pasar (Market Share)

ISI JANGAN LUPA!!

5. Product Life Cycle


Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman
tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk
juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu
suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai
dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan
konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh Levitt (1978)
yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap tahap yang ada dalam Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi
introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang
menyatakan bahwa keseluruhan tahap tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth
(turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada
umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu
introduction, growth, maturity dan decline.
Usaha budidaya peternakan Mandiri Jaya didirikan pada tahun 2000. Awal mula
usaha ini dirintis, Pak Maulana melakukan segala sesuatunya seorang diri. Beliau
pertama kali memulai dengan membeli 10 ekor kambing, dibeli dengan harga Rp 400.000
kemudian beliau jual dengan harga Rp 800.000. Pada tahun 2008 beliau memulai
membuat sistem untuk kemajuan peternakannya. Pada tahun 2010-2013 merupakan masa
pertumbuhan untuk usaha peternakan ini, karena pada tahun tersebut Pak Maulana
menambah komoditas untuk peternakannya yaitu kambing perah dan sapi potong yang
letak kandangnya berada di Sentul, Bogor. Pada tahun 2013-sekarang merupakan masa
stabil untuk usaha yang dijalankan. Sekarang usaha yang dilakukan oleh Pak Maulana
salah satunya yaitu usaha cathering untuk acara Aqiqah.
6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Segmentasi : Masyarakat Umum
Targeting : Saat lebaran haji, hari raya Idul Fitri, libur sekolah(acara
sunatan), weekend(Aqiqah), tahun baru
Product : Kambing potong lokal jantan dan betina
Price : +Rp 1.700.000
Promotion : Pasar hewan Citereup, social media (Whatsapp), OLX,
Tokopedia, website
Place : Kandang (Jl. Cikaret Kp.Pos Rt03 / 11 No.65 Kelurahan
Pabuaran Kecamatan Cibinong), Penjualan(Pasar hewan Citereup)

3.1.2 Aspek Teknis


1. Lokasi Bisnis
Kelompok Peternak Mandiri Jaya berlokasi di Jl. Cikaret Kp.Pos Rt03 / 11 No.65
Kelurahan Pabuaran Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor Jawa Barat Indonesia.
Pemilihan lokasi kandang ini dikarenakan market yang strategis yaitu pasar yang dituju
pasar citereup. Dengan jangkauan pasar yang dekat, maka untuk biaya pengiriman
kambing pun tidak terlalu mahal. Kemudian dekat dengan sumber input yang melimpah
(pakan) serta biaya yang murah.

2. Skala Usaha/produksi
Skala usaha Kelompok Peternak Mandiri termasuk usaha menengah, karena mampu
membudidayakan kambing lebih dari 100 ekor kambing. Luas lahan kandang yaitu
sekitar 1.500m2. Yang mana skala usaha dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :

- < 40 ekor = Usaha rakyat


- > 40 ekor = Usaha konfensional
- > 100 ekor = Usaha menengah
- > 300 ekor = Usaha Industri
Namun sampai saat ini permintaan oleh konsumen masih belum dapat terpenuhi
(Demand > Supply).
3. Teknologi
Pada peternakan Mandiri Jaya, masih menggunakan teknologi yang sederhana.
Diantaranya yaitu:

Pakan : Silase, Komplifit dan Konsentrat.


Kandang : - Menggunakan material bambu dan kayu,
- Merupakan kandang panggung, jarak antara lantai kandang dengan
tanah yaitu 2meter dengan tujuan untuk menghindari ammonia yang
disebabkan oleh kotoran kambing,
- Menggunakan atap fiber agar cahaya matahari dapat masuk.
Alat/mesin : Alat pencampur makanan dan vacuum untuk pembersih kandang

4. Alat dan Perlengkapan


Pada kegiatan budidaya yang dilakukan oleh Peternak Mandiri Jaya, menggunakan
alat dan perlengkapan diantaranya :

Gambar 1. Alat Vakum Gambar 2. Mesin Mix Pakan


Digunakan untuk membersihkan Digunakan untuk mencampur pakan
kandang.
Gambar 3. Motor Bak
Digunakan untuk mengangkut
pakan

5. Proses Produksi dan Layout Kegiatan


Kegiatan pembudidayaan yang dilakukan oleh Peternakan Mandiri Jaya yaitu
pemberian pakan kepada hewan ternak (2-3 x 1hari) serta pemberian obat-obatan (pada
saat hewan ternak sakit). Selama penggemukan yang dilakukan dalam waktu 6 bulan,
pada 3 bulan awal hanya diberikan pakan hijauan yaitu rumput dan 3 bulan selanjutnya
dilakukan perlakuan pemberian campuran pakan agar pertumbuhan kambing optimal.
Yaitu :

- 1 bulan pertama pemberian pakan berupa rumput + silase


- 2 bulan kedua pemberian pakan berupa rumput + silase + pelet
- 3 bulan terakhir pemberian pakan berupa rumput + silase + pelet + komplifit
Dengan pemberian pakan seperti yang telah dijabarkan di atas, pertumbuhan kambing
dapat mencapai penambahan berat badan 5-10 kg selama 6 bulan.
Berikut merupakan gambar layout kandang kambing Peternakan Mandiri Jaya :

Gambar 5. Layout Kandang Kambing

6. Siklus Produksi dan Jadwal Kegiatan Produksi


Kegiatan budidaya kambing yang dilakukan oleh Peternakan Mandiri Jaya ini hanya
berjalan disaat memasuki lebaran haji (Idul Adha). Kegiatan budidaya dilakukan kurang
lebih selama 6 bulan. Berikut merupakan siklus produksi Peternakan Mandiri Jaya :

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
Kambing Selesai Penjualan Penjualan
masuk ke penggemu
kandang k kan

= Penggemukkan
= Penggemukkan Intensif
= Kosong
3.1.3 Aspek Manajemen
1. Bentuk badan usaha di Peternakan Mandiri Jaya
Bentuk badan usaha di Peternakan Mandiri Jaya ini merupakan bentuk usaha
perseorangan. Karena awal mula memulai usaha ini pada tahun 2000, Pak Maulana
melakukan segala sesuatunya sendiri, mulai dari membeli kambing ke peternak di
Sukabumi lalu menggemukkan dan menjualnya kembali di pasar hewan Citereup.
Keseluruhan dari modal dan sumber daya awal Peternakan Mandiri Jaya ini berasal dari
dana sendiri yang dikumpulkan dari hasil keuntungan yang didapat melalui usaha awal
yaitu membeli lalu menjual kembali ke pedagang kambingyang dilakukan sendiri oleh
Pak Maulana. Pengelolaan manajemen di Peternakan Mandiri Jaya dipegang penuh oleh
Pak Maulana sendiri, dibantu dengan lima karyawannya yang menggurusi website blog,
agen aqiqah, pemasaran kambing serta mengurusi kambing di kandang.

2. Struktur organisasi di Peternakan Mandiri Jaya

Pemilik
Peternakan
Mandiri Jaya

Staff Bagian
Tim Pemasaran
Keuangan

Staff Kandang

Struktur organisasi Peternakan Mandiri Jaya masih sangat sederhana. Hal ini dikarenakan
saat ini usaha yang dilakukan oleh pemilik, hanyalah sebatas menjualkan kambing kepada
masyarakat. Dalam struktur tersebut dapat terlihat, pemegang kekuasaan tertinggi adalah pemilik
peternakan sendiri, kemudian di barisan ke dua, terdapat tim pemasaran kambing dan staff bagian
keuangan, dan di baris terakhir terdapat staff kandang.
3. Job description
a. Pemilik
Pemilik Peternakan Mandiri Jaya merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam struktur
organisasi. Selain bertugas sebagai pemimpin, pemilik harus pandai dalam mengambil keputusan
agar peternakan tetap berjalan dengan baik. Selain itu, pemimpin juga bertugas mengelola
bisnisnya dengan manajemen yang tepat dan telah ditentukan.

b. Tim Pemasaran
Tim pemasaran pada peternakan Mandiri Jaya, terdiri dari tiga orang yang juga merupakan
rekanan dari pemilik. Tim pemasaran memiliki tugas memasarkan produk-produk peternakan,
khususnya kambing. Dalam hal ini tim pemasaran harus pandai dalam melihat cara pemasangan
iklan yang manarik hati konsumen.

c. Staff Bagian Keuangan


Staff bagian keuangan adalah orang yang menghitung anggaran dan pemasukan arus uang
yang terjadi pada bisnis peternakan tersebut. Dalam hal ini, staff keuangan hanya mengurus
bagian keuangan dan tidak pernah terjun langsung ke lokasi bisnis.

d. Staff Kandang
Staff kandang merupakan keryawan yang langsung bekerja di lapang dalam peternakan
Mandiri Jaya Farm ini. Staff kandang untuk saat ini berjumlah dua orang. Staff kandang bertugas
memasarkan kambing kepada pelanggan di pasar hewan, selain itu bertugas dalam pemberian
pakan, pengangkutan pakan, hingga pemberian pakan kambing.

4. Tenaga Kerja di Peternakan Mandiri Jaya


Tenaga kerja pada peternakan Mandiri Jaya umumnya berasal dari rekanan pemilik, sehingga
pemilik tidak melakukan perekrutan di sekitar lokasi usaha. Selain itu, tidak ada kriteria khusus
untuk karyawan yang bekerja sebagai staff kandang, hanya saja pemilik memberikan syarat
bahwa orang tersebut mencintai hewan. Hal tersebut dikarnakan, mereka akan bekerja langsung
dengan hewan, terutama kambing.

3.1.4 Aspek Hukum


1. Perizinan
Pada Peternakan Mandiri Jaya initelahmemilikibeberapaperizinan, yaitu :
a. SK Kelompok Tani Dinas Peternakan
b. Domisili Usaha
3.1.5 Aspek Ekonomi
1. Bagi Masyarakat
Peternakan Mandiri Jaya berusaha memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
sekitar. Saat menjelang Hari Raya Idul Fitri Pak Maulana akan membudidayakan
kambing sekitar 250 kambing, dan setiap tahunnya menargetkan penambahan kambing
sebanyak 50 ekor. Karena hal tersebut Pak Maulana akan mempekerjakan masyarakat
sekitar untuk mengurusi kambing-kambingnya. Hal tersebut dilakukan karena tujuan
beliau memulai usaha ini selain untuk mencari keuntungan juga ingin memberdayakan
masyarakat sekitar. Selain itu, beliau juga membebaskan warga sekitar yang ingin
mengambil kotoran kambing yang berada dibawah kandang kambingnya untuk kemudian
diolah menjadi pupuk.

2. Bagi Pemerintah
Manfaat yang diterima oleh Pemerintah dengan adanya Peternakan Mandiri Jaya
yaitu adanya pemasukan negara dari pajak yang dibayarkan dari hasil penerimaan
penjualan kambing.

3.1.6 Aspek Sosial dan Lingkungan


1. Aspek Sosial
Peternakan Mandiri Jaya ini juga mampu menangani masalah limbah yang dihasilkan
oleh pabrik tahu yang terletak tidak jauh dari lokasi kandang. Limbah tahu yang
dihasilkan berupa ampas tahu, kemudian ampas tahu tersebut dibeli oleh Pak Maulana
yang akan digunakan sebagai pakan kambing etawa(kambing perah) miliknya. Karena
selain kambing potong, Pak Maulana juga mengusahakan kambing perah. Jadi antara
pabrik tahu dan Peternakan Mandiri Jaya saling menguntungkan. Peternak mudah untuk
mendapatkan sumber pakan, dan pabrik tahu juga terselesaikan masalah limbahnya
sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.

2. Aspek Lingkungan
Letak kandang berada di bagian belakang perumahan warga, letaknya jauh ke dalam
sehingga tidak menyebabkan gangguan bau. Kotoran kambing yang dihasilkan tidak
mencemari lingkungan karena dapat diolah menjadi pupuk dan dimanfaatkan untuk
menyuburkan tanaman yang ada disekitar kandang kambing. Karena Peternakan Mandiri
Jaya ini juga sudah memiliki izin Domisili Usaha, berarti peternakan ini sudah memiliki
izin untuk mendirikan kandang didaerah tersebut. Surat tersebut dikeluarkan oleh
Kelurahan.

3.2 Kelayakan Aspek Finansial


3.2.1 Asumsi Dasar
3.2.2 Komponen Inflow dan Outflow
3.2.3 Analisis Cash Flow dan Laporan Labar/Rugi
3.2.4 Kriteria Investasi
3.2.5 Analisis Sensitivitas/Switching Value

Anda mungkin juga menyukai