Anda di halaman 1dari 11

PETUNJUK TEKNIS

PENGOLAHAN PAKAN
TERNAK

DINAS PERTANIAN
KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keberhasilan suatu peternakan tidak pernah lepas dari efisiensi kualitas dan
kuantitas pakan. Hijauan pakan ternak atau biasa disebut Hijauan Makanan
Ternak (HMT) merupakan bahan pakan yang sangat penting bagi ternak
terutama ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba.
Hijauan pakan ternak menjadi bahan pakan yang sangat disukai oleh ternak
ruminansia.

Hijauan yang merupakan sumber makanan ternak terutama ternak


ruminansia selain merupakan kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan
sumber tenaga, juga merupakan komponen yang sangat menunjang bagi
produksi dan reproduksi ternak.Jenis hijauan seperti rumput maupun
kacang-kacangan (leguminosa) dalam bentuk segar atau kering haruslah
tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun karena jenis hijauan ini
umum dikonsumsi oleh ternak. Pada prinsipnya hijauan yang disajikan pada
ternak perlu memiliki sifat-sifatyaitu disukai (palatable), mudah dicerna, nilai
gizinya tinggi dan dalam waktu yang pendek maupun tumbuh kembali.
Hijauan pakan ternak dibagi kedalam dua bagian yaitu bangsa rumput-
rumputan dan leguminosa (semak dan pohon).

Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya


jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama di dalam penyediaan
hijauan pakan untuk ternak terutama produksinya tidak dapat tetap
sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan
ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat
produksinya akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali.

Ketersediaan hijauan makanan ternak yang tidak tetap sepanjang tahun,


maka diperlukan budidaya hijauan pakan, baik dengan usaha perbaikan
manajemen tanaman keras atau penggalakan cara pengelolaan
penanaman rumput unggul sehingga mutu setiap jenis hijauan yang
diwariskan oleh sifat enetic ene dipertahankan atau ditingkatkan. Dengan
cara demikian kekurangan akan hijauan pakan dapat diatasi, sehingga
nantinya dapat mendukung pengembangan usaha ternak ruminansia yang
akan dilakukan .

Pemenuhan hijauan pakan ternak yang berkualitas merupakan salah satu


upaya perlakuan yang ditujukan untuk perbaikan sistem reproduksi ternak
yang mengalami gangguan reproduksi akibat kekurangan
nutrisi. Diharapkan dengan upaya tersebut dapat memulihkan sistem
reproduksi ternak indukan sehingga memiliki produktivitas yang baik
untuk mempercepat peningkatan populasi ternak di Indonesia.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud diterbitkannya Petunjuk Teknis ini adalah sebagai acuan bagi
pelaksana kegiatan pengembangan pakan di Kabupaten dan pihak
terkait lainnya dalam pelaksanaan kegiatan pemenuhan hijauan
pakan ternak.
Tujuan dari Petunjuk Teknis ini adalah untuk :
1. Meningkatkan pemahaman dalam pengelolaan dan pelaksanaan
teknis kegiatan Pengolahan Pakan ternak;
2. Memberikan arah pelaksanaan kegiatan Pengolahan Pakan
ternak; untuk memperbaiki kondisi sapi potong induk.

C. SASARAN
Sasaran dari kegiatan Pemenuhan Hijauan Pakan ternak ini adalah:
1. Meningkatnya produktivitas sapi potong melalui pemberian
Hijauan Pakan Ternak yang berkualitas.
2. Meningkatnya keterampilan peternak dalam manajemen dan
pengolahan pakan ternak.

D. KELUARAN

Keluaran dari kegiatan Pemenuhan Hijauan Pakan ternak ini adalah :


• Meningkatnya pengetahuan pengolahan pakan ternak pada
anggota kelompok tani di Kabupaten Pringsewu
• Tersedianya Pakan olahan yang bergizi sesuai kebutuhan ternak
• Meningkatnya pemanfaatan pakan dari limbah pertanian,
perkebunan dll.

E. PENGERTIAN

Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan :


1. Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang
diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk
kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang biak;
2. Hijauan Pakan Ternak yang selanjutnya disebut HPT adalah bagian
vegetatif tanaman pakan ternak (TPT) yang berwarna hijau yang
dapat digunakan sebagai bahan pakan;
3. Tanaman pakan ternak (TPT) adalah tanaman penghasil hijauan pakan
yang sengaja dibudidayakan dari family rerumputan (Gramineae) dan
kacang-kacangan (Leguminoseae);

1. Tim Teknis Kabupaten/Kota adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur
SKPD di Kabupaten/Kota yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD di
Kabupaten/Kota.
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. PRINSIP PELAKSANAAN PENGUATAN HIJAUAN PAKAN TERNAK

Ada beberapa prinsip pelaksanaan dari Kegiatan Penguatan Hijauan Pakan


Ternak antara lain :
1) Pemenuhan Hijauan Pakan Ternak (HPT) adalah penyediaan HPT
berkualitas untuk sapi potong induk di Kabupaten Pringsewu.
2) Jumlah pemberian HPT dalam bentuk segar minimal 10% dari bobot badan
per-ekor Per-hari.
3) Pemberian air minum dilakukan secara tak terbatas (ad-libitum).
Ketersediaan air sangat penting, untuk itu harus tersedia sumber air dan
tatakelolanya sampai dikandang kelompok dan bisa di akses oleh ternak dan
kebun HPT.

B. LOKASI KEGIATAN

Lokasi Sub Kegiatan Pengadaan Benih/Bibit Ternak Yang Sumbernya Dari


Daerah Kabupaten/Kota Lain di laksanakan di kecamatan pardasuka dan
kecamatan adiluwih Kabupaten Pringsewu

C. PEMANFAATAN ANGGARAN APBD 2022

Alokasi anggaran Pelatihan Pengolahan pakan Ternak dan Pengadaan mesin


chooper untuk mendukung Kegiatan Peningkatan Mutu dan Peredaran
Benih/Bibit Ternak dan Tanaman Pakan Ternak serta Pakan
dalam Daerah Kabupaten/Kota , sesuai dengan DIPA Dinas Pertanian Bidang
Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2022, yaitu :
1. Bantuan Mesin Pencacah Rumput (Chooper)
2. Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak
1) Pelatihan pengolahan pakan ternak.
2) Pemantauan dan supervisi kegiatan.
3) Penyusunan laporan kegiatan

D. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Persiapan Kegiatan

a. Alat Dan Bahan


Bahan yang digunakan dalam pembuatan silase komplit, terdiri dari
kelompok bahan pakan hijauan, yaitu rumput, leguminosa serta limbah
pertanian; Kelompok bahan pakan konsentrat
berupa dedak padi/bekatul, onggok (ampas tapioka), ampas sagu, ampas
tahu dan lain lain; Kelompok bahan pakan aditif, berupa campuran urea,
mineral, tetes dan lain-lain.
Rasio Hijauan : Konsentrat : Aditif yang digunakan mengacu pada formula 7 : 2 :
1 atau 6 : 3 : 1 yang didasarkan pada persentase berat.

b. Bahan yang dibutuhkan


1. Kantong plastik besar/drum
2. Terpal
3. Mesin pencacah
4. Tali plastik
5. Hijauan pakan (odotan/indigofera) 7 bagian
6. Dedak/bekatul/onggok 2 bagian
7. Molases 1 bagian

2) Sosialisasi kebijakan dan kegiatan pakan terna Peningkatan Mutu dan


Peredaran Benih/Bibit Ternak dan Tanaman Pakan Ternak serta Pakan dalam
Daerah Kabupaten/ Kota

2. Pelaksanaan Kegiatan

a. Bantuan Mesin Pencacah Rumput (Chooper)


1. Proses identifikasi Kelompok Calon Penerima Bantuan Mesin Pencacah
Rumput (Chooper)
2. Hasil identifikasi Kelompok Calon Penerima Bantuan Bibit/Benih HPT
kemudian diverifikasi oleh Tim Teknis Kabupaten
3. Hasil verifikasi disampaikan kepada Kepala SKPD untuk ditetapkan sebagai
penerima bantuan Mesin Pencacah Rumput (Chooper)
4. Proses pengadaan Mesin Pencacah Rumput (Chooper)
5. Pelaksanaan Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak
b. Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak
1) Pemilihan dan Pembelian Bahan Baku Pakan
Bahan Baku Utama:
Bahan baku sumber energi: Jagung kuning dan minyak kelapa.
- Bahan baku sumber protein nabati: Bungkil kacang kedelai.
- Bahan baku sumber protein hewani: Tepung ikan.
Bahan Makanan Pendamping Dan Pengganti:
- Bahan baku sumber energi: pollard, dedak, onggok, sorgum, cassava
meal/chip/pelet, CPO.
- Bahan baku sumber protein nabati: bungkil kacang tanah, bungkil sawit,
bungkil kopra,
bungkil bunga matahari, cgm.
- Bahan baku sumber protein hewani: MBM, tepung bulu, tepung darah,
tepung kepala udang

Bahan baku pakan berasal dari hasil pertanian secara luas, yaitu pertanian,
perkebunan, perikanan, dan peternakan. Ciri khas bahan baku pakan ternak
berasal dari hasil pertanian secara luas adalah bersifat mudah rusak,
voluminous atau bulk, dan musiman. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengolahan untuk meningkatkan dan mengefisienkan kegunaan dari hasil
pertanian tersebut sehingga diperoleh pakan yang berkualitas tinggi.

Cara Pembuatan

1. Bentangkan terpal/plastik lebar


2. Cacah hijauan pakan menjadi ukuran 5-10 cm (semakin kecil semakin
halus) diatas terpal/plastik lebar
3. Sebarkan hijauan pakan diatas terpal/plastik lebar kemudian diratakan
4. Taburkan secara merata dedak/bekatul/onggok diatas hijauan tersebut
5. Taburkan secara merata molases diatas dedak/bekatul/onggok dan
hijauan
6. Aduk sampai rata
7. Masukkan campuran tersebut ke dalam drum/kantong plastik besar yang
dibawahnya sudah ditutup rapat sampai seperempat tinggi drum/kantong
plastik kemudian padatkan.
8. Masukkan kembali sampai setengah tinggi kemudian padatkan.
9. Masukkan kembali bahan tersebut sampai dengan ketinggian maksimal
dalam drum atau untuk penggunaan kantong plastik, sisakan ketinggian
plastik agar dapat diikat rapat kemudian padatkan.
10. Kemudian tutup dan tekan dengan kuat, sehingga tidak ada udara masuk
ke dalam, serta jangan sampai bocor.
11. Simpan di tempat teduh.
12. Silase dapat mulai digunakan setelah 21 hari.

Hal Yang Perlu Diperhatikan

1. Kondisi alat dan bahan yang digunakan harus bersih, tidak bercampur
dengan kotoran supaya tidak terkontaminasi. Adanya kotoran dapat
mengakibatkan pembuatan silase tidak berhasil dan bahan campuran
menjadi “KOMPOS” bukan “PAKAN”.
2. Jika kondisi hijauan atau limbah petanian agak kering maka diperlukan
tambahan air sehingga kadar air campuran mencapai 40%.
3. Pastikan campuran bahan dipadatkan dalam drum/kantong platik besar,
sehingga memperkecil udara dalam proses pembuatan silase. Udara yang
terlalu banyak dapat mengakibatkan silase membusuk.
4. Silase dapat disimpan selama 4-8 bulan. Pastikan penyimpanan ditutup
rapat kembali setelah mengambil silase untuk pakan. Silase yang baik
memiliki ciri-ciri:
5. Berwarna hijau kekuningan
6. pH 3,8—4,2
7. Tekstur lembut dan bila dikepal tidak keluar air dan bau
8. KA 60—70%
9. Baunya Wangi
BAB III

PENDAMPINGAN dan PEMANTAUAN

1. Pembinaan secara langsung maupun tidak langsung harus dilakukan oleh


Dinas Pertanian atau yang membidangi fungsi peternakan di daerah.
2. Hasil pencapaian indikator kegiatan agar dianalisa dan dievaluasi
menggunakan indikator yang telah ditetapkan
4. Hasil evaluasi akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
penentuan program selanjutnya.

BAB IV

PELAPORAN

Pelaporan dilaksanakan melalui mekanisme berjenjang dengan mekanisme


sebagai berikut :

1. Penanggungjawab kegiatan pada kelompok melaporkan kepada


penanggungjawab Kabupaten.

2. Penanggung Jawab kegiatan di Kabupaten setiap bulannya membuat


Laporan Perkembangan Pemanfaatan Mesin Pencacah Rumput (Chooper), dan
melaporkan peningkatan produksi produk olahan pakan pada kelompok.
BAB VI

PENUTUP

Petunjuk Teknis Pelatihan Pengolahan Pakan Ternak di Kabupaten Pringsewu


Tahun 2022 ini disusun untuk dijadikan acuan oleh pelaksana kegiatan dalam
rangka mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan

Diharapkan dengan adanya Petunjuk Teknis ini, semua pelaksana kegiatan


dapat melaksanakan seluruh tahapan kegiatan secara baik dan benar menuju
tercapainya sasaran yang telah ditetapkan dengan mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai