TUGAS
DASAR DASAR MANAJEMEN
MANAJEMEN SAPI PERAH
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Di masa yang lalu, para peternak sapi perah tradisional lebih banyak
menggantungkan usahanya terhadap manfaat hasil penggunaan tiga sumberdaya, yaitu:
ternak, tanah, dan tenaga kerja, sedangkan sumberdaya modal dan manajemen belum
mendapat perhatian atau diabaikan. Sejalan dengan kebutuhan yang semakin
meningkat, setiap kegiatan mengarah ke modernisasi usaha, maka kebutuhan akan
modal dan manajemen sangat dirasakan keperluannya, sehingga menjadikan suatu ciri
khas dalam usaha peternakan sapi perah di masa sekarang. Dengan demikian,
penggabungan seluruh sumberdaya tersebut (5 sumber pokok) dalam suatu kesatuan
yang utuh, merupakan langkah yang harus diambil oleh peternak dalam melaksanakan
proses produksi untuk mencapai tigkatan yang diharapkan dan menguntungkan.
Berbicara mengenai manajemen, para ahli telah banyak mendefinisikannya.
Namun demikian, walaupun berbeda versi menurut visi keahliannya, akan tetapi secara
harfiah mempunyai kesamaan pengertian. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal.
Aspek menajemen ini sangat penting, karena hal ini menentukan akan berhasilnya
suatu usaha atau malah mengalami kebangkrutan usaha. Khususnya dalam usaha
ternak sapi perah. Oleh karena itu, manajemen merupakan kunci kegiatan yang
sepenuhnya bergantung pada kualitas manusianya sebagai subjek pemeran utama.
Aspek manajemen tidak dapat dihitung jumlahnya dan juga sulit untuk mengukur
keterampilan manajemen secara parsial. Penilaian dapat dilakukan hanya berdasarkan
hasil akhir dari suatu kegiatan, apakah manajemennya baik atau buruk.
Khusus dalam bidang peternakan sapi perah, terdapat istilah general
management, yaitu pengelolaan semua faktor produksi, termasuk pemasaran,
dan practical management, yaitu tatalaksana rutin yang dijalankan sehari-hari yang
berkaitan dengan ternaknya.
1. Aspek Produksi
Tingkat produksi susu per ekor tinggi, tetapi secara ekonomi masih tetap berada dalam
batas-batas yang menguntungkan
Produksi susu per tenaga kerja mencapai rasio (imbangan) yang tinggi
Jumlah sapi yang dipelihara cukup banyak, tetap selalu dalam imbangan yang
menguntungkan
Produksi hijauan (tanaman makanan ternak) per hektar cukup banyak, sehingga
memungkinkan tersedia sepanjang tahun
2. Aspek Reproduksi
Setiap ekor sapi perah dewasa beranak tiap tahun dengan selang beranak tidak lebih
dari 14 bulan
Semua aspek reproduksi yang bernilai ekonomis (masa kosong, service per conception,
conception rate, umur pertama kawin, dan umur beranak) selalu dipertahankan pada
tingkat yang efisien menguntungkan
Setiap pedet yang dilahirkan tumbuh normal dan tingkat pertumbuhan sesuai dengan
umurnya
Selalu tersedia sapi pengganti (replacement stock) dengan umur dan bobot badan yang
seragam
3. Aspek Ekonomi
Tingkat keuntungan (profit) per ekor sapi selalu dapat dipertahankan tinggi, berarti
investasi pada setiap ekor sapi perah tetap berada pada tingkatan rendah
Tenaga kerja digunakan secara efisien pada berbagai sektor produksi, sehingga ongkos
tenaga kerja yang dikeluarkan cukup memadai
Perhitungan dan penggunaan modal (capital) dilakukan secara tepat dan efisien
terhadap unit-unit produksi
Kualitas produksi selalu dapat dipertahankan, sehingga nilai jual tinggi
4. Aspek Fasilitas
Pengadaan sarana dan fasilitas dalam jumlah yang memadai dan efisien dalam
penggunaannya
Penempatan perkandangan dan bangunan-bangunan lainnya diatur secara strategis dan
efisien bagi para tenaga kerja, serta luasnya sesuai dengan kebutuhan
Pelaksanaan dan penggunaan semua catatan (recording) dari setiap kegiatan dilakukan
secara teratur dan akurat, sehingga dapat mempermudah dan memperlancar evaluasi,
serta pembuatan keputusan yang bersifat manajemen (managerial)
Apabila keadaan tersebut dapat dilaksanakan oleh para peternak sapi perah,
berarti para peternak tersebut telah mampu atau tingkat manajemennya baik, sehingga
tingkat keuntungan peternak selalu dapat dipertahankan. Sebaliknya, apabila aspek
manajemen tersebut diabaikan atau kurang mendapat perhatian, sekalipun dalam
peternakan itu menggunakan sapi-sapi yang unggul dan mendapat bahan makanan
yang berkualitas baik, maka tingkat produksi akan tetap rendah atau tingkat
keuntungan tetap sedikit (rendah). Oleh karena itu, baik tidaknya pelaksanaan kegiatan
usaha yang berhubungan dengan aspek manajemen tersebut sepenuhnya bergantung
pada kemampuan, keterampilan, dan wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
peternak/manager.
Seorang peternak mempunyai status/kedudukan sebagai pemimpin, peng-awas,
dan pemelihara (pengusaha) yang senantiasa mengharapkan keuntungan dari
usahanya. Oleh karen itu, peternak adalah faktor penentu untuk mengoperasikan suatu
usaha peternakan. Akan tetapi. Pada kenyataannya hal tersebut sering terlupakan,
terutama pada peternakan-peternakan skala kecil. Hal ini disebabkan karena:
Tekanan/desakan kemanjuan ilmu pengetahuan
Kemajuan teknologi dan produk-produk teknologi, seperti embryo transfer dan ransum
jadi
Program perbaikan mutu genetik
Oleh karena itu, dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jika seorang peternak
tidak berusaha untuk mengikutinya, maka usaha peternakannya akan ketinggalan.
Kemampuan dan keterampilan seorang peternak/manager akan berpengaruh
terhadap hasil yang dicapai peternakan sapi perah, kemampuan tersebut antara lain
mencakup beberapa aspek, yaitu:
1. Kemampuan peternak untuk mendapatkan dan menjual ternak yang baik
2. Kemampuan untuk meningkatkan mutu sapi yang dimilikinya
3. Kemampuan cara mengatasi kejadian-kejadian stress sapi perah dan memper-tahankan
kesehatan sapi perahnya
4. Kemampuan untuk mengefisienkan pakan yang diberikan pada seluruh kondisi ternak
5. Kemampuan untuk mengetahui dan memahami ekspresi potensi genetik sapi perah dan
cara memanfaatkan kemampuan secara optimum
6. Kemampuan untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas produksi susu yang baik
dan menguntungkan
7. Kemampuan untuk mengelola dan mengefisienkan tenaga kerja di peternakannya
8. Kemampuan untuk menjalin hubungan dengan para peternak lainnya dan dengan
lembaga atau instansi terkait, baik secara langsung maupun secara tidak langsung
9. Kemampuan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal dan sikap dalam
menghadapi resiko kerugian
Dengan demikian, kualitas seorang peternak/manager peternakan sapi perah sangat
diperlukan, karena merupakan faktor utama sebagai unsur pelaksana kegiatan yang
dapat menentukan berhasil-tidaknya suatu usaha.
Secara garis besarnya, seorang peternak/manager dapat dinilai berhasil dengan
baik jika dilihat dari segi:
a. Skala usaha atau jumlah sapi yang dipelihara semakin berkembang dalam proporsi atau
rasio ternak yang menguntungkan
b. Keberhasilan menggunakan metode usaha yang baik, sehingga selalu memberikan
jaminan dari usahanya yang kurang menguntungkan menjadi suatu usaha yang lebih
menguntungkan
Kualitas seorang peternak/manager selain dapat dinilai berdasarkan
kemampuan, keterampilan dan pengetahuannya, juga diperlukan tambahan yang
berkaitan dengan sikap dan kepribadiannya, serta kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
dapat membawa keberhasilan.
Adapun sikap dan kepribadian yang dituntut dari seorang peternak/manager
adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kecintaan yang besar terhadap sapi-sapi yang dipeliharanya. Sikap ini timbul
baik secara alami (bawaan) ataupun bisa timbul karena merasa memiliki dan
menyayanginya. Sikap tersebut akan memudahkan dalam mengelola ternak, karena
secara tidak langsung akan tersalurkan kepada ternak-ternaknya, sehingga akan lebih
jinak dan penurut. Setelah timbul saling pengertian dan kerjasama antara peternak dan
ternak yang dipeliharanya, maka secara bersama akan menikmati hasilnya
2. Memiliki kepribadian yang teguh, rajin, dan tekun bekerja
3. Bijaksana dan cukup pengalaman dalam berbagai tindakan, sehingga keputusan-
keputusan manajerial selalu tepat
4. Percaya diri akan kemampuannya
Beberapa macam bidang kemampuan yang diperlukan oleh seorang peternak/ manager
dalam manajemen peternakan sapi perah, secara berurutan sebagai berikut:
No Bidang Kegiatan Jenis Kemampuan
1 Pendataan Mendata dan memelihara catatan perkawinan
catatan Mengidentifikasi dan mengenal seluruh ternak
Menganalisis dan menggunakan catatan produksi
Menjaga dan memelihara semua catatan peternakan, serta
mengana-lisisnya minimal satu bulan sekali
2 Pemerahan Menggunakan/melaksanakan prosedur pemerahan yang benar
Mempertahankan sistem pemerahan yang efisien dan
memelihara peralatan pemerahan dalam keadaan baik
Menjaga sekecil mungkin terjadinya mastitis
3 Kesehatan Minimalisasi kematian pedet
ternak Mengenal dan mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan
ternak dan mengetahui waktu vaksinasi/pengobatan
4 Makanan Menggunakan prinsip-prinsip dasar dalam nutrisi
Dapat menggunakan teknologi untuk membuat formulasi pakan
yang lebih menguntungkan
Dapat menyediakan pakan cukup dan berimbang untuk semua
kelompok ternak
5 Perkawinan Mendeteksi dapi-sapi yang berahi dan menentukan waktu yang
tepat untuk dikawinkan
Merencanakan dan melaksanakan program perkawinan yang
telah tersusun secara ketat
Melaksanakan sendiri IB secara baik jika diperlukan
Memilih sapi-sapi yang baik berdasarkan produksinya, dan
berdasarkan sifat-sifat yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
Melakukan penyingkiran sapi-sapi di bawah rata-rata produksi
6 Tatalaksana Mempertahankan dan memelihara tingkat produksi yang layak
usaha dan menguntungkan
Mendapatkan dan menggunakan fasilitas kredit secara efisien
dan menyeluruh
7 Perkandangan Memamahami kebutuhan sarana dan fasilitas kandang yang
diperlukan
Menangani bahan-bahan kandang seminimal mungkin
disesuaikan dengan tenaga kerja yang diperlukan
8 Tenaga kerja Merencanakan kebutuhan tenaga kerja, mengestimasi dan
menyediakan beban kerja yang optimal
Menggunakan tenaga kerja yang efisien dan mengenal
keseluruhan lingkungan peternakan
9 Pemasaran Membut saluran pemasaran (market channel) yang efisien
Memperluas pemasaran dan produk olahan yang diminati
konsumen
Mempertahankan kualitas produk dan memperkecil resiko
kerusakan
Menekan biaya pemasaran
A. Perencanaan(planning)
Perencanaan (planning) merupakan pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan
strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. dalam perencanaan usaha ternak sapi perah ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, diantaranya:
1. Anggaran permodalan
Sebelum melaksanakan suatu usaha maka terlebih dulu melakukan analisa usaha, berikut ini
gambaran usaha Sapi Perah (analisis usaha sapi) per ekor. Beberapa asumsi yang digunakan, yaitu
sebagai berikut :
1. Lahan yang digunakan merupakan tanah pekarangan yang tidak digunakan untuk keperluan
sehari-hari sehingga tidak membutuhkan biaya sewa.
3. Sapi dipelihara selama enam bulam sudah beranak, dengan tafsiran harga jual pedet umur 2 bulan
rata-rata yaitu Rp 2.500.000,- per ekornya.
4. Biaya pembuatan kandang tidak ada, karena masing-masing petani telah memiliki kandang
ternak walaupun masih sederhana.
6. Pakan yang diperlukan untuk 1 ekor sapi selama 6 bulan pemeliharaan yaitu
8. Satu orang dapat mengerjakan 3 ekor sapi dengan biaya Rp 750.000,- jadi biaya tenagakerja per
ekor sapi/bln adalah Rp 250.000,-.
9. Dibutuhkan peralatan (sapu, sikat, selang air, cangkul, sekop, cikrak/ trisula, arit, tambang
pengikat, dan alat fermentasi.) seharga Rp 758.000,- dengan masa pakai selama dua tahun (4
periode), sehingga biaya per periode adalah Rp 189.500,-.
2. Tabel Analisis Usaha Sapi Perah Per Ekor Per Periode (Enam Bulan)
Biaya Variabel
3. Konsentrat 900.000
Biaya Tetap
= 13.320.000 + 2.050.000
Pendapatan Rp 13.500.000,-
Keuntungan Rp 3.800.000,-
= 19.170.000 15.370.000
= Rp 5.600.000,-
2. Seleksi Bibit
Jenis sapi perah yang biasa dipelihara adalah sapi FH (Fries Holland) dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Daya merumput (Grazing ability) hanya baik pada pasture yang baik saja.
- Dewasa kelamin sapi FH agak lambat, umur pertama kali dikawinkan 15 18 bulan.
3. Pakan
a. Hijauan :
- Rumput - rumputan : Rumput gajah ( Pennisetum purpureum), Rumput Raja (King grass), setaria,
benggala (Pennisetum maximum), rumput lapang dan BD (Brachiariadecumbens),
- Kacang-kacangan : Lamtoro, turi, gamal
b. Konsentrat :
c. Limbah pertanian :
Pakan yang diberikan kepada sapi perah secara umum berupa hijauan 60 % dari BK (berat kering)
dan 40 % Konsentrat.
Dalam hal ini hijauan yang digunakan 75 % rumput alam dan 25 % rumput unggul.
Sebagai contoh bila berat sapi 450 kg dan produksi susu 13 kg / hari lemak 3,5 % dapat diberikan
pakan : rumput alam 21 kg, rumput gajah 7,5 kg dan konsentrat pabrik 6 kg.
kandang yang dibuat harus memenuhi syarat antara lain : Terpisah dari rumah + 10 m, drainase dan
ventilasi baik, lantai tidak licin, ada penampungan kotoran dan ukuran kandang 1,5 X 2,5 m / ekor.
5. Kesehatan Hewan
Sapi perah sangat penting dijaga kesehatannya , karena sapi perah sering diserang oleh beberapa
penyakit seperti : radang ambing, antrak dan burcellosis.
6.Pengelolaan/ Manajemen
a. Sapi dara : Sapi betina berumur 1 2 tahun atau lebih dan belum pernah beranak. Pemeliharaan
dan pemberian pakan pada sapi dara sebelum beranak sangat mempengaruhi pertumbuhan.
b. Sapi Betina Dewasa : Dilakukan exercise (gerak jalan), pemeliharaan kuku, kebersihan badan, dan
perlu diperhatikan perkembangan reproduksi seperti masa birahi, masa perkawinan, kebuntingan
dan beranak.
7. Pemasaran
Pemasaran dapat dilakukan melalui kelompok atau koperasi. Produk yang dipasarkan dapat berupa
susu dan hasil olahannya, daging atau kulit.pemasaran juga bias melalui pasar,supermarket, ibu
rumah tangga dan orang terdekat dengan kita,atau orang sekitar kita
C.PENGARAHAN (ACTUATING)
Kegiatan menggerakkan anggota-anggota atau pekerja untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan tugas masing-masing.
Hal yang perlu di terapkan dalam melakukan pengarahan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan kegiatan partisipasi dengan senang hati terhadap semua keputusan,
tindakan atau perbuatan .
2. Mengarahkan danmenantang orang lain agar bekerja sebaik-baiknya
3. Memotivasi anggota
4. Berkomunikasi secara efektif
5. Meningkatkan anggota agar memahami potensinya secara sepenuhnya
6. Member imbalan penghargaan terhadap pekerja yang melakukan pekerjaan yang baik
7. Mencukupi keperluan pegawai sesuai dengan kegiatan pekerjaannya
8. Berupaya memperbaiki pengarahan sesuai dengan petunjuk pengawasan.
D. PENGENDALIAN (CONTROLING)
Kegiatan untuk menyesuaikan antara pelaksanaan dan rencana-rencana yang telah di
tentukan.pengendalian sangat penting dalam perusahaan.
1. Membandingka hasil pekerjaan dengan rencana secara keseluruhan.
2. menilai hasil pekerjaan dengan standar hasil kerja.
3. membuat media pelaksanaan secara tepat .
4. memberikan media pengukur pekerjaan .
5. memindahkan sdata secara terperinci agar dapat dilihat perbandingan dan
penyimpangan-penyimpangannya
6. membuat saran tindakan-tindakan perbaikan jika dirasa oleh anggota
7. memberitahu anggota-anggota yang bertanggung jawab terhadap pemberian
penjelasan
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
PRODUK PEMASARAN
PLANNING *Sistem perkandangan *Pasar ternak
yang sesuai Kandang * Tetangga sekitar
*Bibit yang unggul *Pabrik susu
*Pakan yang berkwalitas *koperasi
*vaksinasi scara teratur *pasar
* penyediaan obat obatan *dll
seperti vitamin dan anti
stress
*sanitasi kandang
* konsentrat dan pakan
tambahan
*kering kandang yang
teratur
*System pengelolaan dan
kebesihan area kandang
*Perlakuan produk pasca
panen
*dll
ORGANIZING * memilih tenaga kerja yang * komunikasi dengan
ahli pabrik dan pengusaha
* jadwal pemerahan susu pengelola susu
*memberi penghargaan *mempromosikan usaha
bagi karyawan yang aktif baik media cetak, online, dll
* jadwal sanitasi
* pengafkiran
* manajmen
*jadwal kering kandang
* jadwal pengecekan
penyakit
*Jadwal pemerahan
*transportasi
*mencari langganan bahan
pakan
*mencari langganan bibit
II. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kami
minta sarannya kepada pembaca.
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Berdasarkan Pembahasan diatas Kabupaten Gowa khususnya Desa Malino sangat
berpotensi untuk dijadikan sebagai tempat atau lahan peternakan Sapi Perah karena lokasi
yang cukup strategis dan suhu yang sangat mendukung untuk peternakan sapi perah sesuai
yang telah di jelaskan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. http://www.ilmu-peternakan.com/2009/05/perencanaan-peternakan-sapi-perah.html. di
akses pada tanggal 1 Oktober 2012.
Anonim.2012. http://www.fedcosierra.com/2011/07/persiapan-sebelum-memulai-ternak-sapi.html. di
akses pada tanggal 1 oktober 2012.
Firman, Achmad. 2007. Manajemen Agribisnis Sapi Perah : Suatu Telaah Pustaka. Fakultas
Peternakan, Universitas Padjadjaran. Bandung
Sudono, Adi. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor.
[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan. 2008. Statistik Peternakan 2008. Jakarta: Departemen
Pertanian.