PENDAHULUAN
1
tubuh, warna kaki, tingkah laku ayam, keadaan vent dan sebagainya. Bentuk
tubuh ayam yang lebar dan dalam, panjang, bagian perut belakang ( vent )
membulat dan berbentuk besar dan lunak merupakan cirri-ciri ayam yang
produktivitasnya tinggi. Selain itu ciri-ciri ayam yang produktivitasnya tinggi
misalnya tingkah laku yang selalu aktif, paruh pendek dan kuat, jengger yang
merah dan cerah, pertumbuhan yang normal selama pemeliharaan dan sebagainya.
1.2 Tujuan
a. Agar praktikan lebih memahami bagaimana cara pemeliharaan ayam ras
melalui praktikum yang dilakukan.
b. Tujuan usaha yaitu untuk Produksi telur, Memenuhi kebutuhan protein
hewani..
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur
di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih)
komersial ini.Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi
hen house.Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja
sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena
dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas
dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya
akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.
4
sekitar 0,8 kg kedewasaan kelamin ayam kampung baru dicapai pada umur 7-
8 bulan.
b. Kemampuan berproduksi ayam ras petelur cukup tinggi yaitu antara 250-280
butir/tahun, dengan bobot telur antara 50-60 g/butir. Sedangkan produksi
ayam kampung hanya berkisar antara 30-40 g/butir
c. Kemampuan ayam ras petelur dalam memanfaatkan ransum pakan sangat
baik dan berkorelasi positif. Konversi terhadap penggunaan ransum cukup
bagus yaitu setiap 2,2 kg -2,5 kg ransum dapat menghasilkan 1 kg telur.
Dalam hal ini, ayam kampung tidak memiliki korelasi positif dalam
memanfatkan ransum yang baik dan mahal. Oleh karena itu, ayam kampung
lebih ekonomis bila diberi pakan yang murah.
d. Periode bertelur ayam ras petelur lebih panjang, bisa berlangsung 13-14
bulan, atau hingga ayam berumur 19-29 bulan, walaupun ayam ras hanya
mengalami satu periode bertelur, akan tetapi periode bertelurnya tersebut
berlangsung sangat panjang dan produktif. Hal ini disebabkan karena tidak
adanya periode mengeram pada ayam ras petelur tersebut. Sedangkan ayam
kampung mengalami periode bertelur berkali-kali, namun satu periode
bertelurnya berlangsung sangat pendek, yaitu sekitar 15 hari .periode bertelur
ayam kampung terputus-putus, karena ayam kampung memiliki sfat atau
periode mengeram.
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
3.1.1 Identitas Kegiatan
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktikum yaitu mulai pada tanggal 25 februari
2017 – 30 april 2017.
2. Tempat Pelaksanaan
Sedangkan tempat pelaksanaannya yaitu Laboratorium Lapangan
Peternakan (LLP) Rukoh Prodi Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Syiah Kuala.
B. Tujuan Usaha
Adapun tujuan usaha kami yaitu :
a. Produksi Telur
b. Memenuhi kebutuhan protein hewani.
E. Vaksin : ND (NewcastleDesease)
3.1.2. Recording
A. Awal bertelur : 02 maret 2017
B. Penyebab Penyakit : Di duga Stress akibat pindah kandang.
C. Mortalitas = 1,11 % .
D. Kurva Produksi Bulan Maret :
6
Produksi
70
Produksi telur 60
50
40
30
20
Poduksi
10
0
Produksi
90
80
Produksi Telur
70
60
50
40
30
20
10
0
7
3.2. Pembahasan
Ayam petelur (layer) pullet dikatakan berkualitas jika memiliki karakteristik
seperti di bawah ini:
3.2.1. Ciri fisik ayam petelur yang baik
Seleksi dilakukan terhadap ayam berciri petelur yang buruk dan memiliki
kelainan fisik seperti cacat, carrier atau pembawa penyakit dan “bantet” atau
berat badan tidak bisa meningkat serta frame size tidak berkembang.Ayam yang
berciri fisik petelur yang buruk, “bantet” atau cacat sebaiknya di-culling agar
tidak merugikan peternak.Lakukan culling rutin setiap minggu
selama grower.Beberapa ciri fisik ayam petelur yang baik burukdijelaskan dalam
tabel berikut ini:
Bagian
Ciri Petelur yang Baik Ciri petelur yang Buruk
Tubuh
Kepala dan
Halus, lebar, merah, cerah · Kasar, kecil, dan pucat
muka
· Pucat, keriput (kering), tebal
Jenggel dan Halus, lembab, lebih lebar,
seperti ayam jantan, mengecil
Pial merah
dan jantan
Mata Bercahaya dan cerah · Malas dan sayu
Kecil, kenyal, elastis, dan· Besar, kaku, dan terletak
Tulang Pubis
berjauhan berdekatan
· Keras, berlemak, dan kontaksi
Perut Halus, penuh, dan elastis
(mengkerut)
Kloaka · Kecil, kering, keriput, dan
Lebar, basah, dan pucat
(dubur) kontraksi
· Tebal, melekat pada tubuh
Kulit Tipis, halus, dan longgar
dan dibawah kulit berlemak
Badan Lebar dan dan dalam · Sempit
Lengkap, padat, dan
Bulu · Gugur (rontok dan suram)
mengkilap
Kaki Panjang, cerah, dan kokoh · Kecil dan pucat
8
3.2.2. Berat badan sesuai standar dari breeder
Berat badan merupakan indikator kualitas pullet yang paling mudah
diamati.Dengan penimbangan rutin, peternak bisa menilai apakah pullet sudah
dikatakan berkualitas atau belum.Berat badan hendaknya tercapai tiap minggunya.
Jika ada ayam dengan bobot badan yang rendah (kurang dari 10% di bawah
standar) atau memiliki frame size kecil maka segera pisahkan. Beri perlakuan
khusus agar dapat mengejar ketinggalan bobot badan.Tambahkan beberapa gram
ransum harian ayam.
Ayam dengan berat badan lebih dari 10% terhadap standar diberikan ransum
lebih sedikit dari standar.Jumlah ransum dikurangi beberapa gram, maksimal 15%
konsumsi ransum harian.Lakukan beberapa hari hingga berat badan sesuai
standar. Tindakan ini akan sedikit menghemat ransum, menurunkan lemak,
memperbaiki Feed Convertion Rate (FCR), menurunkan kematian saat masa
produksi dan mencegah kematian saat masa produksi dan mencegah pematangan
kelamin ayam dini. Teknik pembatasan ransum ini mesti dilakukan dengan cermat
dan teliti.Hal-hal seperti peningkatan resiko kematian, kanibalisme dan
pertumbuhan tidak merata harus tetap diperhitungkan.Jika tidak maka teknik ini
lebih cenderung membawa kerugian daripada keuntungan.
9
justru mengalami keterlambatan kedewasaan.Faktor yang jauh lebih penting untuk
diperhatikan adalah kerangka tubuh (frame), karena merupakan refleksi dari
kemampuan ayam untuk bereproduksi. Beberapa karakteristik ayam yang
produktif dan kurang produktif dijelaskan dalam tabel dibawah ini:
Ayam petelur kurang
Karakter Ayam petelur produktif
produktif
Jengger dan Besar, merah menyala,
Kecil, kusam, keriput
pial mengkilap
Kepala Ramping, halus, cerah Gemuk, lemah
Mata Cerah, menonjol Redup, cekung
Lingkar mata Putih, pucat Kuning
Paruh Putih, pucat Kuning
Perut Dalam, lembut, lentur Dangkal, keras, kencang
Tulang pubis Fleksibel, lebar Kaku, rapat
Anus Besar, basah, pucat Kecil, kering, berkerut, kuning
10
3.2.4. Fase pada Ayam Petelur
Ayam petelur memiliki dua fase, yaitu fase starter (umur 0 – 4 minggu) dan
fase finisher (umur 4 – 6 minggu). Pemberian pakan dibedakan menurut fase
umur tersebut.Perbedaannya terletak pada persentase zat gizi dan kuantitas pakan.
1. Pakan Fase Starter
Pakan fase starter tediri atas: protein 22 – 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%,
kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%.Kuantitas pakan dibedakan menurut
golongan umur, yakni sebagai berikut.
Minggu pertama (umur 1 – 7 hari): 17 gram/hari/ekor.
Minggu kedua (8 – 14 hari): 43 gram/hari/ekor.
Minggu ketiga (umur 15 – 21 hari): 66 gram/hari/ekor.
Minggu keempat (umur 22 – 29 hari): 91 gram/hari/ekor.
2. Pakan Fase Finisher
Pakan fase finisher terdiri atas: protein 18,1 – 21,2%, lemak 2,5%, serat kasar
4,5%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%.Kuantitas pakan dibedakan menurut
golongan umur, yakni sebagai berikut
Minggu kelima (umur 30 – 36 hari): 111 gram/ hari/ ekor.
Minggu keenam (37 – 43 hari): 129 gram/ hari/ ekor.
Minggu ketujuh (umur 44 – 50 hari): 146 gram/ hari/ ekor.
Minggu kedelapan (umur 51 – 57 hari): 161 gram/ hari/ ekor.
Selain pakan, ayam juga diberi minum.Air minum.
11
tubuhayam terhadap benda asing yang masuk sehingga terbentuk daya tahantubuh
yang lebih baik. Vaksinasi hanya boleh dilakukan pada ayam yang sehat. Vaksin
yang dilakukan yaitu vaksin ND (NewcastleDesease) biasa juga disebut sebagai
penyakit Tetelo. Vaksinasi dilakukan dengan cara injeksi yaitu menyuntikan
vaksin ke dalam jaringan otot tepatnya di bagian dada ayam atau paha ayam.
3.2.9. Recording
Pada grafik dibulan maret dapat kita lihat dari tanggal 2 maret hingga 30 maret
semakin meningkat produksinya. Sedangkan pada bulan april produksi telur stabil
tidak adanya penurunan yang drastis. Naik atau turunnya produksi telur dapat
disebabkan karena : (1) Umur , (2) Pakan yang kurang, (3) Stres, (4) Manajemen
yang kurang baik.
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1) Ayam petelur yang baik memiliki ciri-ciri yaitu, kepala dan muka terlihat
halus, lebar, merah, cerah; jenggel dan pial terlihat halus, lembab, lebih
lebar, merah; mata terlihat bercahaya dan cerah; tulang pubisdiraba kecil,
kenyal, elastis, dan berjauhan jaraknya 3 jari; perutdiraba halus, penuh,
dan elastis; kloaka (dubur) terlihat lebar, basah, dan pucat; kulit
terlihattipis, halus, dan longgar; badan terlihatlebar dan dalam; bulu
terlihat lengkap, padat, dan mengkilap serta kaki terlihat panjang, cerah,
dan kokoh.
2) Pemberian Vaksin sangat berguna untuk pencegaha penyakit dan
berpengaruh terhadap produksi telur.
3) Penyakit yang sering sekali terserang kepada ayam yaitu stres ketika
pemindahan kandang.
4) Recording sangat berguna untuk naik atau turunya produksi telur ayam
4.2. Saran
1) Semoga kedepannya praktikum unggas ini tidak mempersulit mahasiswa
dalam mengeluarkan biaya apapun, karena itu dapat membebankan
mahasiswa.
2) Baik dosen maupun asisten nya lebih jelasdalam menerangkan materi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Cara Memelihara Ayam Negeri.
http://www.peternakan.com/Tip/Ayam/topik01, diakses pada 10 Desember
2011.
Anonim.2009.Membentuk Pullet Berkualitas.http://info.medion.co.id/index.php/art
ikel/layer/tata-laksana/pullet-berkualitas, diakses pada 10 Desember 2011.
Anonim.2011. Ciri Ayam Bertelur dan Tidak
Bertelur.http://www.muksin.com/2011/04/ciri-ayam-bertelur-dan-tidak-
bertelur, diakses pada 10 Desember 2011.
Anonim. 2011. Ternak Ayam Petelur. http://palingupdate.info/ternak-ayam-
petelur, diakses pada 10 Desember 2011.
Kusumo, Prass. 2010. Seleksi Ayam
Petelur.http://pkppullet.blogspot.com/2010/02/seleksi-ayam-
petelur,diakses pada 10 Desember 2011.
Rasyaf, Muhammad. 1996.Berternak Ayam Kampung. Bogor: Swadaya.
Sudarmono, A.S. 2003.Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Jakarta:
Penebar Swadaya.
14
LAMPIRAN
Data Recording
15
Data Recording
16
Pemberian Vaksin
17