Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANG

PENERAPAN AGROINDUSTRI

Agroindustri Susu Rembangan


diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Agroindustri

Oleh:
Kelompok 1
Kelas TEP – B

Fera Setyarini NIM 171710201018


Ayu Rekno Wati NIM 171710201023
Chusnul Chotimah NIM 171710201026
Ahmad Fredy Husnuzain NIM 171710201052
Mochammad Saifudin NIM 171710201056
Erma Surya Ningsih NIM 171710201091

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agroindustri merupakan segala macam kegiatan industri yang berkaitan
dengan bidang pertanian untuk menghasilkan suatu produk baik dalam bentuk
barang maupun jasa. Pembangunan agroindustri sebagai salah satu lanjutan dari
pembangunan pertanian. Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan
agroindustri merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai
beberapa tujuan, yaitu menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor
pertanian, menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien, dan
fleksibel, menciptakan nilai tambah, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan
memperbaiki pembagian pendapatan masyarakat.
Indonesia, dikenal berbagai jenis ternak yang sudah biasa dibudidayakan oleh
masyarakat. Ternak tersebut meliputi jenis ternak besar sampai ternak kecil,
contohnya saja ternak sapi perah yang dikelola oleh Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan yang terdapat pada Desa Rembangan, Kecamatan Patrang. Salah satu
hasil dari ternak tersebut dapat berupa susu segar. Susu merupakan sumber protein
dengan mutu yang sangat tinggi. Kadar protein susu segar sekitar 3,5% dengan
kadar lemak sekitar 3,0-3,8%. Susu juga merupakan sumber fosfor yang baik dan
sangat kaya kalsium. Protein susu mewakili salah satu mutu protein yang nilainya
sepadan dengan daging.
Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan susu mengalami peningkatan.
Peningkatan konsumsi susu segar berdampak langsung terhadap meningkatnya
permintaan susu segar produksi peternakan sapi perah rakyat. Selain itu, kebijakan
ini dalam jangka panjang dapat mendukung peningkatan daya saing bangsa karena
perbaikan gizi masyarakat dengan membiasakan minum susu segar. Dengan
demikian hal ini menjadi salah satu aspek strategis yang harus diperhatikan
pemerintah untuk melakukan kegiatan promosi dan juga menggalakkan
masyarakat untuk meningkatkan konsumsi susu agar dapat hidup lebih sehat dan
produktif.
Dalam pelaksanaan usaha atau industri, pasti di perlukan suatu ilmu untuk
merencanakan, melakukan, mengorganisasi, dan mengendalikan yang dapat
disebut dengan ilmu manajemen. Adanya ilmu manajemen sangat diperlukan
hampir di semua bidang kehidupan agar usaha yang dilakukan oleh suatu pihak
dapat memperoleh hasil yang maksimal. Misalnya, usaha pengolahan susu sapi
yang terdapat di daerah Rembangan. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk
mengetahui penerapan manajemen yang diterapkan pada usaha Susu Rembangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan usaha Susu Rembangan ?
2. Bagaimana manajemen proses pengolahan Susu Rembangan?
3. Bagaimana manajemen sumber daya manusia pada usaha Susu Rembangan?
4. Bagaimana pemasaran produk Susu Rembangan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui perencanaan awal usaha Susu Rembangan
2. Mengetahui manajemen proses pengolahan Susu Rembangan
3. Mengetahui manajemen sumber daya manusia pada usaha Susu Rembangan
4. Mengetahui pemasaran produk Susu Rembangan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen
Manajemen adalah proses bekerja dengan orang-orang dan sumber-sumber
daya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

2.2 Planning
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan dimasa yang akan dating dan penentuan strategi dan taktik yang
tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

2.3 Organizing
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan
Tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi.
2.4 Actuating
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.

2.5 Controlling
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang
telah direncanakan, diorganisasikan dan implementasikan dapat berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipu berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Sejarah
Peternakan sapi yang berada di daerah Rembangan, Kecamatan Patrang ini
merupakan salah satu peninggalan Belanda yang masih dikelola oleh Pemerintah
Daerah Jember. Peternakan sapi ini hanya digunakan sebagai sarana edukasi bagi
masyarakat yang ingin menetahui cara berternak sapi yang baik dan benar.
Sehingga, hasil susu segar dari peternakan sapi tersebut diolah menjadi produk
Susu Rembangan.

3.2 Planning
Agroindustri susu rembangan didirikan di daerah Rembangan, Kecamatan
Patrang. Agroindustri ini bertujuan untuk menampung dan mengolah hasil
perahan susu dari peternakan sapi. Modal awal pendirian usaha susu rembangan
sekitar Rp 700.000,00. Varian rasa dari susu rembangan ini antara lain vanilla,
lechy, melon, durian, anggur, jeruk, strawberry, coklat dan original. Harga jual
susu rembangan dengan berbagai macam varian rasa per botolnya yaitu Rp.
6.000,00. Sasaran utama susu rembangan ini yaitu anak muda. Rencana awal alat
yang digunakan untuk memproduksi susu rembangan antara lain botol,
saringan,dan penampung susu. Pemilik usaha memikirkan nama brand yang akan
dijual untuk dipasarkan sehingga dikenal oleh banyak orang. Muncullah ide “Susu
Rembangan Nyoesoe” yang kemudian digunakan sebagai brand produk ini.
Pemasarannya dengan cara menjajakan produk tersebut pada warung-warung di
daerah tersebut yang kebetulan merupakan daerah wisata rembangan.

Menurut Sarinah dan Mardalena ada 4 tahap perencanaan, yaitu:


1. Tetapkan tujuan atau seperangkat tujuan. Perencanaan dimulai dengan
keputusan tentang apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh suatu organisasi
atau subunit.
2. Definisikan situasi saat ini berapa jauhkan organisasi atau subunit itu dari
sasarannya? Sumber daya apakah yang tersedia untuk sasaran tersebut?,
hanya setelah keadaan sekarang dianalisis, maka rencana dapat disusun untuk
membuat rencana selanjutnya.
3. Identifikasi hal-hal yang membantu dan menghambat tujuan-tujuan. Faktor-
faktor apa dalam lingkungan internal dan eksternal yang dapat membantu
organisasi mencapai sasarannya? Faktor-faktor apa yang mungkin
menimbulkan masalah?
4. Kembangakan rencana atau perangkat tindakan untuk mencapai tujuan.
Langkah terakhir dari proses perencanaan melibatkan berbagai alternatif arah
tindakan untuk mencapai sasaran yang diinginkan, mengevaluasi alternatif
yang ada dan memilih diantara alteratif tersebut yang paling sesuai untuk
mencapai sasaran.

Menurut kelompok kami berdasarkan sumber diatas bahwa agroindustri susu


rembangan memiliki perencanaan yang kurang matang. Jika dilihat dari 4 tahap
perencanaan usaha susu rembangan hanya dilakukan pada 2 tahap pertama. Tahap
ke 3 dan tahap ke 4 tidak terpenuhi. Pada tahap ke 3, harusnya mengetahui hal-hal
apa saja yang membantu dan menghambat proses produksi seperti masalah yang
timbul karena kurangnya pasokan susu segar akibat adanya sapi perah yang sakit.
Harusnya pemilik usaha memikirkan pemasok susu segar ke 2 agar produksi tetap
berjalan dengan lancar. Ditinjau dari langkah ke 4 yaitu pengembangan rencana,
pemilik usaha belum memiliki rencana jangka pendek, menengah, maupun jangka
panjang (pengembangan produk). Harusnya pemilik usaha mengembangkan susu
tersebut menjadi produk baru, terutama produk yang memiliki daya simpan cukup
lama seperti ice cream, keju, yougurt, sedangkan susu yang telah basi dapat dibuat
menjadi bioetanol.
3.3 Doing
Start

Pemerahan

Penyaringan

Pengolahan Tidak Pengemasan


kantong plastik
Ya

Pemberian perasa
buah-buahan

Pengemasan botol

Pemasaran

End

Pelaksanaan merupakan wujud nyata dari perencanaan yang akan menjadi


kunci dari keberlanjutan sebuah rencana dan sebuah jaminan untuk tercapainya
tujuan yang telah direncanakan. Pada peternakan sapi Rembangan pelaksanaan
dari rencana yang telah ada, berupa pemeliharaan sapi, perawatan sapi, pemerahan
susu, hingga proses pengolahan susu menjadi susu siap minum. Pemeliharaan sapi
berupa pemberian pakan dan minum. Perawatan yang dilakukan terhadap sapi
pada peternakan sapi di Rembangan tersebut yaitu dengan dilakukannya
pengecekan kesehatan pada sapi oleh pengawas yang sekaligus seorang dokter
hewan secara berkala dan pemberian obat pada sapi yang kurang sehat.
Pemerahan pada sapi dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada dini hari
dan pada siang hari. Pemerahan dilakukan oleh pegawai yang bertugas untuk
memerah susu sapi. Proses pengolahan susu sapi menjadi susu yang siap minum
dilakukan oleh para loper yang menampung susu langsung dari peternakan.
Kemudian susu siap minum bisa dipasarkan.
Pelaksanaan proses mencapai tujuan yang dimaksud pada peternakan sapi
di Rembangan cukup bagus karena selama ini tidak ada kendala dalam melakukan
hal-hal yang diperlukan. Apabila ada petugas yang sakit, petugas yang lainnya
dapat menggantikan pekerjaan dari petugas yang lain. Proses pelaksanaan dalam
peternakan sapi kurang lebih dengan bagan sebagai berikut.

3.4 Organizing
Pemerintah
Daerah

Pengawas

Karyawan
(10 orang)

Pengurus Pemerah Pengolah Pemasaran


sapi, (4 orang) susu (2 orang)
kandang (2 (2 orang)
orang)

2 orang (sore 2 orang (pagi


hari) pukul hari) pukul
13.30 03.00

Pada industri Susu Rembangan yang terdapat pada Desa Rembangan


Kecamatan Patrang yang di kelola oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
memiliki 20 ekor sapi perah dan memiliki 10 pekerja. Dengan klasifikasi 2 orang
pengurus sapi dan kandang, 4 orang pemerah susu, 2 orang pengolah susu, dan 2
orang pemasaran. Setiap pekerja memiliki tugas masing-masing yaitu :
1. Dua orang pengurus sapi bertugas untuk mengurus segala sesuatu yang
bersangkutan dengan sapi. Contohnya mencari makan sapi, memberi makan
sapi, dan membersihkan kandang sapi. Pada musim kemarau seperti ini,
makanan sapi seperti rumput gajah tidak tumbuh, sehingga untuk mengatsi
permasalahan tersbut dengan menggantikan pakan sapi dengan kelobot jagung
yang dibeli seharga Rp. 5000,00 setiap ikat dan dibutuhkan 20 ikat setiap
harinya. Dua orang pengurus sapi dan kandang bekerja mulai pukul 07:00
sampai dengan jam 12:00.
2. Empat orang pemerah susu bertugas untuk memerah susu pada sapi.
pemerahan dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari. 2 orang pemerah sapi pada
pukul 03:00 dan 2 orang untuk memerah sapi pada pukul 13:30. Disana hanya
8 sapi saja yang diperah air susunya, setiap 1 ekor sapi bisa menghasilkan 20
mL air susu sapi.
3. Dua orang pengolah susu bertugas untuk mengemas susu dan menjaga kulaitas
susu agar tidak terkontaminasi oleh bakteri. Jadi, setelah susu diperah susu
segera dikemas. Susu segar hanya dapat bertahan 11 jam, jika ditaruh dalam
kulkas hanya bertahan 1 hari.
4. Dua orang pemasaran, bertugas untuk memasarkan susu tersebut, biasanya
dipasarkan kepada loper. Harga 1L susu segar dijual seharga Rp.6000,00. hasil
penjualan susu tersebut di berikan kepada Dinas Ketahan Pangan dan
Peternakan.
Masing-masing tugas pekerja diawasi oleh seorang pengawas. Pengawas ini
berfungsi untuk mengawasi para pekerja dan mengontrol keadaan sapi. apabila
terdapat sapi yang sakit maka pengawas juga yang akan menyuntik sapi.
Pengorganisasian merupakan proses yang menyangkut bagaimana strategi dan
taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan di desain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat
bekerja secara effektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi (Sarinah dan
Mardalena, 2017). Pengorganisasian bertujuan untuk melaksanakan pembagian
tugas yang sudah direncanakan dengan penuh tanggung jawab. Pembagian tugas
diberikan sesuai dengan keahlian masing masing pekerja. Apabila pembagian
pekerjaan diberikan kepada yang bukan ahlinya, maka akan menimbulkan
kegagalan sehingga tidak mencapai tujuan.
Menurut kelompok kami, pengorganisasian ini sudah berjalan dengan baik.
Dengan adanya pembagian tugas tersebut akan lebih memudahkan pekerjaan dan
tidak membutuhkan waktu yang lama. Sehingga waktu yang dibutuhkan efektif
dan efisien. Pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama akan terasa ringan
apabila dilakukan kerja sama yang baik.

3.5 Actuating

Pengendaalian yang dilakukan di industri susu rembangan meliputi


pengendalian terhadap karyawan, perawatan sapi, kualitas susu, dan limbah yang
dihasilkan. Pengendalian karyawan yang tidak bisa masuk kerja ialah mengganti
dengan karyawan lain yang tidak sedang bertugas.
Untuk pengendalian perawatan sapi pada industri ini dilakukan setiap hari.
Meliputi membersihkan badan sapi dan kandangnya setra melakukan pemberian
obat cacing 4-6 bulan sekali, pemberian vaksin dan vitamin. Perawatan sapi
dilakukan oleh seorang dokter hewan susu.
Kualitas susu pada industri ini terbilang segar karena industry ini dari proses
pemerahan langsung dikemas dan langsung diambil oleh Loper.yang kemudian
diolah menjadi produk lain seperti susu varian rasa. Apabila dalam satu kali
produksi susu tidak habis maka susu tersebut dibuang.Limbah yang ada pada
industri susu ini berupa sisa rumput pakan ternak,dan kotoran sapi ternak itu
sendiri langsung.

Menurut kami, pengendalian yang dilakukan di industri ini masik belum


maksimal sebab pengendalian sama sekali belum dilaukan. Dari pengendalian
limbah kotoran sapi dan sisa rumput pakan ternak sendiri seharusnya dapat
dijadikan biogas atau pupuk organik dapat dijual untuk menghasilkan keuntungan.
Untuk pengendalian perpanjangan masa simpan produk juga masih belum
dilakukan. Seharusnya pemilik usaha dapat menjadikan susu segar tersebut
sebagai produk olahan yang relatif dapat tahan lama seperti keju, yougurt, es krim
, dll.

3.6 Controlling
Kualitas susu ditentukan berdasarkan kesehatan sapi yang diperah. Pada
peternakan ada dokter hewan yang mengawasi kesehatan sapi. Sapi yang
terindikasi sakit akan dilakukan perawatan dengan cara pemberian obat dan
vitamin sesuai dengan kebutuhan sapi. Sapi yang sakit tidak akan diperah
susunya. Susu dijual dalam keadaan segar sehingga masa simpan susu sangat
singkat. Susu yang belum laku terjual akan ditarik kembali untuk dibuang.
Karyawan yang tidak bisa bekerja akan digantikan oleh karyawan lain yang tidak
sedang bertugas.
Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada
para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Orang yang
melakukan pengawasan haruslah orang yang mengerti tentang apa yang
diawasinya. Pengawasan sangat penting dan dibutuhkan bagi setiap organisasi
atau perusahaan karena pasti ada perubahan yang selalu terjadi baik di dalam
maupun di luar organisasi (Reksohadiprodjo, 1984).
Pengawasan pada peternakan sapi Rembangan dilakukan oleh seorang
petugas dari dinas yang merupakan seorang dokter hewan. Jadi, selain ditugaskan
untuk mengawasi pegawai, pengawas juga bertugas memeriksa kesehatan dan
menangani pengobatan pada sapi yang sakit. Sapi yang terindikasi sakit akan
dilakukan perawatan dengan cara pemberian obat dan vitamin sesuai dengan
kebutuhan sapi. Pengawas tidak hanya bertugas di peternakan, akan tetapi juga
beberapa kali pergi ke dinas, sehingga penyampaian laporan hasil pengawasan
dapat diterima oleh dinas secepatnya. Hal ini sesuai dengan salah satu persyaratan
sistem pengawasan yaitu pengawasan harus dapat memberikan laporan
penyimpangan secepat mungkin (Reksohadiprodjo, 1984).
Pengawasan yang diterapkan di peternakan sapi Rembangan sudahlah baik
dengan menerapkan pelaporan hasil pengawasan secara cepat dan pengawasan
secara desentralisasi. Namun, ada yang kurang sesuai yaitu pengecekan dilakukan
hanya oleh satu orang saja, sehingga ketika melakukan pengawasan yang satu,
maka aspek lainnya harus di tinggalkan.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Usaha Susu Rembangan merupakan kelanjutan dari peternakan sapi yang
dikelola oleh Pemerintah Daerah Jember. Sistem manajemen dalam usaha ini
terbagi menjadi 3 bagian yaitu Pemerintah Daerah (Pemilik), pengawas, dan
karyawan yang terdiri dari beberapa bidang. Proses pengolahan Susu dilakukan
secara sederhana hanya dengan melakukan penyaringan susu segar, pemberian
rasa, serta pengemasan. Sejauh ini Susu Rembangan belum melakukan inovasi-
inovasi dikarenakan terkendala oleh izin edar produk olahan susu yang tergolong
rumit.

4.2 Saran
Saran kami untuk industri susu rembangan yaitu melakukan pengembangan
produk olahan susu yang dapat diterima masyarakat luas seperti ice cream, keju,
dan yougurt sehingga menambah daya simpan produk olahan susu serta
memanfaatkan susu basi yang ditarik dari pasaran dijadikan sebagai bioethanol.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Bateman,S dan Snell,S.2008.Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam


Dunia yang Kompetitif. Edisi 7. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Prametha,M.N.2003. Pemanfaatan Susu Kadaluarsa dengan Fortifikasi Kulit
Nanas untuk Produksi Bioetanol. Aplikasi Teknologi Pangan. Vol 1.
Reksohadiprodjo, Sukanto. 1984. Dasar-Dasar Manajemen Edisi 5.BPFE-
YOGYAKARTA. Yogyakarta.
Sarinah dan Mardalena. 2017. Pengantar Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta:
Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai