PENERAPAN AGROINDUSTRI
Oleh:
Kelompok 1
Kelas TEP – B
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui perencanaan awal usaha Susu Rembangan
2. Mengetahui manajemen proses pengolahan Susu Rembangan
3. Mengetahui manajemen sumber daya manusia pada usaha Susu Rembangan
4. Mengetahui pemasaran produk Susu Rembangan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen
Manajemen adalah proses bekerja dengan orang-orang dan sumber-sumber
daya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
2.2 Planning
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan dimasa yang akan dating dan penentuan strategi dan taktik yang
tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
2.3 Organizing
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan
Tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi.
2.4 Actuating
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
2.5 Controlling
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang
telah direncanakan, diorganisasikan dan implementasikan dapat berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipu berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Sejarah
Peternakan sapi yang berada di daerah Rembangan, Kecamatan Patrang ini
merupakan salah satu peninggalan Belanda yang masih dikelola oleh Pemerintah
Daerah Jember. Peternakan sapi ini hanya digunakan sebagai sarana edukasi bagi
masyarakat yang ingin menetahui cara berternak sapi yang baik dan benar.
Sehingga, hasil susu segar dari peternakan sapi tersebut diolah menjadi produk
Susu Rembangan.
3.2 Planning
Agroindustri susu rembangan didirikan di daerah Rembangan, Kecamatan
Patrang. Agroindustri ini bertujuan untuk menampung dan mengolah hasil
perahan susu dari peternakan sapi. Modal awal pendirian usaha susu rembangan
sekitar Rp 700.000,00. Varian rasa dari susu rembangan ini antara lain vanilla,
lechy, melon, durian, anggur, jeruk, strawberry, coklat dan original. Harga jual
susu rembangan dengan berbagai macam varian rasa per botolnya yaitu Rp.
6.000,00. Sasaran utama susu rembangan ini yaitu anak muda. Rencana awal alat
yang digunakan untuk memproduksi susu rembangan antara lain botol,
saringan,dan penampung susu. Pemilik usaha memikirkan nama brand yang akan
dijual untuk dipasarkan sehingga dikenal oleh banyak orang. Muncullah ide “Susu
Rembangan Nyoesoe” yang kemudian digunakan sebagai brand produk ini.
Pemasarannya dengan cara menjajakan produk tersebut pada warung-warung di
daerah tersebut yang kebetulan merupakan daerah wisata rembangan.
Pemerahan
Penyaringan
Pemberian perasa
buah-buahan
Pengemasan botol
Pemasaran
End
3.4 Organizing
Pemerintah
Daerah
Pengawas
Karyawan
(10 orang)
3.5 Actuating
3.6 Controlling
Kualitas susu ditentukan berdasarkan kesehatan sapi yang diperah. Pada
peternakan ada dokter hewan yang mengawasi kesehatan sapi. Sapi yang
terindikasi sakit akan dilakukan perawatan dengan cara pemberian obat dan
vitamin sesuai dengan kebutuhan sapi. Sapi yang sakit tidak akan diperah
susunya. Susu dijual dalam keadaan segar sehingga masa simpan susu sangat
singkat. Susu yang belum laku terjual akan ditarik kembali untuk dibuang.
Karyawan yang tidak bisa bekerja akan digantikan oleh karyawan lain yang tidak
sedang bertugas.
Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada
para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Orang yang
melakukan pengawasan haruslah orang yang mengerti tentang apa yang
diawasinya. Pengawasan sangat penting dan dibutuhkan bagi setiap organisasi
atau perusahaan karena pasti ada perubahan yang selalu terjadi baik di dalam
maupun di luar organisasi (Reksohadiprodjo, 1984).
Pengawasan pada peternakan sapi Rembangan dilakukan oleh seorang
petugas dari dinas yang merupakan seorang dokter hewan. Jadi, selain ditugaskan
untuk mengawasi pegawai, pengawas juga bertugas memeriksa kesehatan dan
menangani pengobatan pada sapi yang sakit. Sapi yang terindikasi sakit akan
dilakukan perawatan dengan cara pemberian obat dan vitamin sesuai dengan
kebutuhan sapi. Pengawas tidak hanya bertugas di peternakan, akan tetapi juga
beberapa kali pergi ke dinas, sehingga penyampaian laporan hasil pengawasan
dapat diterima oleh dinas secepatnya. Hal ini sesuai dengan salah satu persyaratan
sistem pengawasan yaitu pengawasan harus dapat memberikan laporan
penyimpangan secepat mungkin (Reksohadiprodjo, 1984).
Pengawasan yang diterapkan di peternakan sapi Rembangan sudahlah baik
dengan menerapkan pelaporan hasil pengawasan secara cepat dan pengawasan
secara desentralisasi. Namun, ada yang kurang sesuai yaitu pengecekan dilakukan
hanya oleh satu orang saja, sehingga ketika melakukan pengawasan yang satu,
maka aspek lainnya harus di tinggalkan.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Usaha Susu Rembangan merupakan kelanjutan dari peternakan sapi yang
dikelola oleh Pemerintah Daerah Jember. Sistem manajemen dalam usaha ini
terbagi menjadi 3 bagian yaitu Pemerintah Daerah (Pemilik), pengawas, dan
karyawan yang terdiri dari beberapa bidang. Proses pengolahan Susu dilakukan
secara sederhana hanya dengan melakukan penyaringan susu segar, pemberian
rasa, serta pengemasan. Sejauh ini Susu Rembangan belum melakukan inovasi-
inovasi dikarenakan terkendala oleh izin edar produk olahan susu yang tergolong
rumit.
4.2 Saran
Saran kami untuk industri susu rembangan yaitu melakukan pengembangan
produk olahan susu yang dapat diterima masyarakat luas seperti ice cream, keju,
dan yougurt sehingga menambah daya simpan produk olahan susu serta
memanfaatkan susu basi yang ditarik dari pasaran dijadikan sebagai bioethanol.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA