Anda di halaman 1dari 106

IV

Bertanam Mangga di Dalam Pot dan di Kebun


AP 967 4.2011

Penulis : Redaksi AgroMedia


Reporter : Arie Yuan itasari
Penyunting : Topan Nixon
Penyelaras akhir : Tetty Yu Ilia
Desain Sampul : Ug't
Foto: Traya, Opi, dan Dok. AgroMedia
Tata Letak: l wa nWos
Penerbit : PT AgroMedia Pustaka

Redaksi:
JI. H. Montong No.57, Ciganj ur, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
Te lp. (021) 78883030 ext. 213, 2 14, 215, 216, Fax. (021) 7270996
E-mail : redaksi@agromedia.net

Pemasaran:
JI. Moh. Kahfi II No. 12, Rt. 13 Rw. 09, Kel. Cipedak, Kee. Jagakarsa
Jakarta Selatan 12640
Telp. (021) 7888 1000, Fax. (021) 7888 2000
E-mail : pemasaran @agromedia.net

Cetakan pertama, 201 1

Hak Cip ta dilindungi undang-undang

Buku terbitan AgroMedia Pustaka tersedia secara online di


www.agromedia.net

Kata log Dalam Terbitan (KOT)

bertanam mangga di dalam pot dan di kebun/ Redaksi AgroMedia;


Penyunting, Topan Nixon.-cet.1.-Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2011
vi +98 him; 14,5 X 21 cm

ISBN 979-006-374-1

1. Mangga. I. Ju du I. II. Seri.


639
v

Kata Pengantar

Bagi sebagian masya rakatyang memil ikilaha n luas, bertanam


mangga di kebun t idak menjadi persoalan. Malah, menjadi
bisnis yang menguntungkan. Bayangkan saja, ketika musim
mangga datang, mereka dapat memanen dan menjual
buahnya. Apalagijika mere ka mampu membuahkan mangga
di luar musim. Sudah d apat dipastikan da pat me mperoleh
keuntungan yang lebih banyak, karena harga jual mangga
ketika bukan musim nya aka n lebih mah al.

Namun, tak perlu khawatir bagi Anda yang hanya memil iki
ha lama n te rbatas. Kin i, luas pekarangan yang sempit tida k
me njadi masalah bag i Anda ya ng ingin bertanam mangga.
Anda bisa mena nam t anaman mangga di dalam pot.
Selain dapat memanen mangga sen diri di halaman rumah,
ke hadira n tabulampot mangga mampu menambah keasrian
dan keindaha n tempat tingga l.

VI

Untuk memfasilitasi kebutuhan informasi tentang cara


bertan am dan merawat tanaman mangga d i dalam pot
dan di kebun, kami sengaja me ngeluarkan buku ini. Buku
ini sengaja dibuat sederhana dan ringkas, sehingga Anda
mudah mempra ktikkannya. Di dalamnya memuat berbagai
informasi, yakni tentang varietas mangga unggul, cara
perbanyakan tanaman mangga, teknis penanaman hingga
perawatan harian,aneka tip untuk merangsang pembungaan
dan pembuahan mangga, serta cara pengendalian hama
dan penyakit.

Kami mengakui dalam pembuatan buku ini banyak sekali


pihak yang terlibat, baik selama proses penulisan maupun
selama pemotretan. Ka rena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak Wijaya Tani (JI. Juanda, Depok) yang
tela h berbagi ilmunya dan telah mengizinkan kami untuk
melakukan pemotretan. Kepada semua pihak yang tela h
membantu pembuatan buku in i, kami juga meng ucapkan
terima kasih. Semoga informasi dala m buku in i bermanfaat.

Salam sukses!
••
VII

Daftar lsi

Kata Penganta r 111

Mangga, Pilihan Tepat untuk Lahan Semp it 1


A. Cocok di Pekarangan 2
B. Di Pot pun Tak Masalah 4
C. Sa rat Gizi dan Manfaat 5

Kena Ii Varietas da n SyaratTumbuh Mangga 8


A. Varietas Unggul 9
B. Jen is Mangga Tabulam pot 17
C. Syarat Tumbuh 25

Pemil ihan Bibit dan Perbanyakan Tanaman 29


A. Pemilihan Bibit Mangga 30
B. Perbanyakan Tana man 35

Be rtanam Mangga di Dala m Pot 46


A. Memilih Pot dan Media Tanam 47
B. Menanam Mangga so
C. Pemeliharaan 54
•••
VIII

Bertanam Mangga di Kebun 65


A. Persiapan Lahan 66
B. Penanaman Bibit 67
C. Pemel iharaan 69

Aneka Tip Mempercepat Pembuahan Mangga 80


A. Pemangkasan 81
B. Pelukaan Batang 82
c. Pelengkungan Batang 83
0. Pencekikan atau Pelilitan Batang 84
E. Pemberian Fosfor atau Protein BerkadarTinggi 84
F. Pemberian Zat Pengatur Turnbuh (ZPT) 85
G. Stres Air atau Pengeringan 87

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT 88


A. Hama 89
B. Penyakit 93

DAFTAR PUSTAKA 97

T erima kasih Anda sudah membeli buku-buku terbitan AgroMedia. Jika


Anda menemukan cacat produksi, seperti tu lisan tidak terba ca, halaman
tidak lengkap, halaman tidak berurut, halaman terbal ik, halaman terlepas, atau
gabungan dari kerusakan-kerusakan d i atas, silahkan kirim buku tersebut beserta
bukti pembayaran dan alamat lengkap Anda ke:

Redaksi AgroMedia
JI. H. Montong No.57, Ciganj ur, Jagaka rsa, Jakarta Selatan 12630

Penerbit AgroMedia akan mengganti buku tersebut dengan


buku baru untuk judul yang sama.
1

Mangga _
Pilihan T Rat untuk Lahan Sempit
2

A. Cocok di Pekarangan
Lahan sempit seperti pekarangan rumah dapat bernilai guna
asalkan Anda mengerti cara memanfaatkan luasan yang
ada. Pekarangan dapat dijadikan areal untuk berkebun, baik
untuk tanaman hias, sayuran, tanaman obat, rempah, hingga
tanaman keras, termasuk tanaman buah. Sebagian orang
mungkin enggan menanam tanaman buah di pekarangan.
Situasi ini kerap bermula dari anggapan bahwa tanaman
buah selalu membutuhkan areal yang luas.

Mangga. Tanaman bu ah yang "bersahabat" dengan lahan sernpit


3

Padahal, tanaman buah yang biasanya ditanam di lahan


perkebunan sebenarnya dapat ditanam d i pekarangan untuk
memperindah rumah Anda. Tana man buah yang ditanam di
pekarangan juga bermanfaat untuk menyuplai udara sejuk
di sekitar rumah dan membantu aerasi tanah. Salah satu jenis
tanaman buah yang sangat adaptif ditanam di pekarangan
adalah mangga. Selain varietasnya yang beragam, mangga
tergolong tanaman buah yang "bandel'~ Perawatannya pun
terbilang mudah .

.••
Tabulampot mangga. Penempatannya di halaman rumah dapat
menambah keindahan dan keasrian ternpat tinggal
4

Selain rasanya yang enak, mangga JUga memiliki pesona


tersendiri saat buahnya mulai banyak dan bergelantungan.
Pohon mangga yang telah be rbuah akan terlihat indah,
khususnya mangga yang memiliki warna bu ah yang menarik,
seperti mangga mahachanok atau mangga pelangi.

Faktortersebut menjadi nilai estetika dan kepuasan tersendiri


bagi para hobiis tanaman buah. Menanam mangga di
pekarangan juga dapat dijadikan sumber penghasilan,
baik dari menjual hasil panen mangga atau berbisn is bibit
mangga. Pasalnya, beberapa varietas ma ngga mampu
berbuah sepanjang musim, seperti jenis mangga apel,
chokanan, manalagi kecil, okyong, dan thongdam.

B. Di Pot pun Tak Masalah


Luas pekaranga n yang sempit tidak menjadi masala h bagi
Anda yang ingin bertanam mangga. Bertanam buah dalam
pot atau yang lebih dikenal dengan istilah tabulampot dapat
d ijadikan alternatif bertanam mangga di lahan sempit.
Tabulampot mangga memang sudah banyak dilakukan para
hobiis tanaman buah. Keuntungan tabulampot di antaranya
potnya dapat dipindah-pindahkan dan tidak memerlukan
areal yang luas.

Mangga termasuk tanaman yang mudah untuk ditanam


d i dalam pot. Hampir semua jenis mangga dapat d itanam
seca ra tabulampot. Kelebihan lain dari tabulampot mangga
adalah dapat berbuah lebat, meskipun asupan unsu r hara
terbatas. Selain di areal pekarangan, tabu lampot mangga
juga bisa ditempatkan di teras atau di atap rumah berlantai
semen. Mangga yang ditanam secara tabulampot biasanya
lebih pendek dibandingkan dengan mangga yang ditanam
langsung di ta nah.
s

Tabulampot
mangga. Tetap
menjadi favorit
para hobiis

C. Sarat Gizi dan Manfaat


Mangga merupakan salah satu buah yang banyak digemari,
baik di Indonesia maupun d i negara la in. Di Indonesia,
buah mangga termas uk komoditas ekspor unggulan.
Mangga biasanya d ikonsumsi segar. Selain rasa nya yang
man is, mangga mengandung banya k air se hingga terasa
menyegarka n saat dikonsumsi. Buah ma ngga dapat diolah
menjadi berbagai jenis maka nan, seperti manisan, rujak, sari
buah, dodol, sale, puree, dan tepung mangga.
6

Manisan dan rujak biasanya diproduksi


menggunakan bu ah mangga yang masih
muda. Sementara itu, untuk sa le, puree,
dan tepung mangga, bahan baku yang
d igunakan biasanya berupa mangga
yang sudah cukup matang. Mangga
yang dikonsumsi segar maupun olahan
memiliki kandungan
gizi yang cukup tinggi.
Setiap 100 gram buah
mangga mengandung
energi 63,00 kal, protein
0,60 gram, lemak 0,20
gram, dan karbohidrat 16,40
gram.

Mangga merupakan tanaman buah yang berasal dari India.


Selain dikonsumsi segar, buah mangga juga berkhasiat
sebagai obat berbagai penyakit. Vitamin yang terkandung
di dalam buah mangga di antaranya vitamin A, 81 (thiamin),
82 (riboflavin), B3 (niacin), an C. Vitamin C bermanfaat
untuk menlngkatkan daya
taha n tubuh, membantu
.. proses penyembuhan
Iuka, sumber antioksidan,
serta menjaga kesehatan
gigi dan gusi. Sementara
itu, riboflavin sa ngat
baik untuk kesehatan
mulut, mata, dan
te nggorokan.
7

Mangga memiliki sifat kimia dan efek farma kologi tertentu,


seperti pengelat (astringent) , pena mba h nafsu makan,
peluruh ke ncing, penyegar, da n pencahar ringa n. Selai n
itu, buah mangga bermanfaat untuk me nurunkan panas,
meng hilangkan bau badan, melindungi tubuh dari serangan
infeksi, dan mengurangi risiko penyakit stroke.

Pasalnya, kandungan kalium buah mangga


dapat mem bantu menstabil kan denyut
jantung, teka nan darah, da n
menga ktifkan kontraksi •
otot sehingga dapat
me nghindari serangan
stroke. Kalium yang
terkandung dalam buah
mangga se kita r 156 mg/ 100
gram buah mangga. Sementara
itu, kebutuhan kalium bagi tubuh sebanyak 400 mg/
hari.

Sela in itu, mangga mengandu ng serat sekita r 1,8°!6. Serat


buah mangga terdiri dari serat pangan larut dan serat
pangan tidak larut. Serat pangan larut berupa pektin yang
berfungsi mempe rl ambat kece patan pence rnaan dalam
usus. Fungsi nya mempe rmudah pe nguraian makanan
dan penyerapan (absorpsi) oleh usus. Sementara itu, serat
pangan t idak larut umumnya berupa selulosa yang memiliki
peran dalam proses fisiologis usus.
8

)
Kena Ii Varietas dan Syarat Tumbuh
angga
9

A. Varietas Unggul
Mangga merupakan tan a man dikotil (berkeping dua) dengan
batang lurus, besar, dan berkulit tebal. Ada 62 varietas
mangga yang tumbuh di alam, tetapi hanya 16 varietas yang
buahnya enak d imakan. Hingga tahu n 2006, pemerintah
mela lu i Kementerian Pertanian telah melepas sebanyak 23
varietas m angga. Produksi mangga yang tinggi berawal
dari pemilihan varietas yang unggul. Mangga varietas
unggul dapat berasal dari m angga lokal atau mangg a yang
didatangkan dari negara la in (introduksi). Berikut b e berapa
varietas mangga unggul yang sudah ada di Indonesia.

a. Golek
Mangga golek berukuran besar dan berbentuk panjang
dengan bobot rata-rata 512 gram/ buah. Tingg i tanamannya
mencapai 8,7 meter. Percabangannya sedang dan berdaun
jara ng. Mangga golek memil iki t ingkat kerontokan buah
yang re latif sedikit. Sementara itu, potensi berbuah jarang
tetapi teratur. Produktivitasnya mencapai 52,3 kg/pohon/
musim.

....

...
Mangga golek. Sosoknya
sangat khas dengan ukuran yang
besar dan memanjang
10

Kulit buahnya agak tebal, berlilin,


halus, dan berbintik-bintik
dengan warna putih kehijau-
an. Pangkal dan ujung buah
meruncing, tidak berparuh 1

dan berlekuk. Kul it buah


berwarna kuning saat
masak. Daging buahnya
tebal, berserat halus,
lunak, dan berkadar air
banyak. Daging buah
yang telah masak ber-
aroma agak harum dan
rasanya manis. Mangga golek
biasanya berbuah pada bu lan
Agustus- Septem ber.

b. Manalagi
Mangga manalagi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
manalagi besar dan manalagi kecil. Mangga manalagi besar
biasanya berbobot rata-rata 560 gram/buah, sedangkan
mangga manalag i kecil ha nya
berbobot 200 gram/buah.
Produktivitas mangga
manalagi besa r sekitar 36,5
kg/ pohon/ musim.
11

Manalagi besar memiliki kulit buah yang tebal, berlilin,


halus, berbintik-bintikjarang dengan warna putih kehijauan.
Be ntuk buahnya jorong berparuh jelas dengan pangkal buah
runcing. Daging buah yang telah masak beraroma harum,
berserat halus, dan berwarna kuning. Manalagi
besar biasanya berbuah pada bulan
Agustus-Desember.

Sementara itu, manalagi kecil


memiliki buah yang berbentuk
jorong, tangkai buah terletak di
tengah, serta pangkal buahnya ber-
bentuk bu lat dan lancip. Ku lit buahnya tip is,
berlilin, halus, berbintik-bintik jarang
dengan warna putih kehijauan .
Daging buah yang telah masak
beraroma harum, berserat halus,
berwarna kuning, dan memiliki
kadar air sedang.

Mangga manalagi. Berbentuk jorong dengan


permukaan kulit berbintik-bintik putih kehijauan

c. Arumanis atau Gadung


Mangga arumanis atau gadung merupakan jenis mangga
yang banyak dijadikan komoditas bisnis di Indonesia. Pucuk
daun runcing, leta k daun mendatar dengan permukaan
berombak, dan dasar daun yang tumpul. Buah mangga
arumanis memiliki bobot rata-rata 450 gram/ buah.
Produktivitas mangga arumanis mencapai 450 kg/ pohon/
musim. Kulit buahnya tipis, berlilin, halus, dan berbintik-
bintik agakjarang dengan warna putih kehijauan.
12

Bentuk buahnya jorong dengan pangkal buah bulat miring


dan bagian ujung buah runcing sedikit berparuh . Buahnya
berdaging tebal, berkadar air tinggi, dan berserat halus.
Buah ya ng telah masak beraroma
harum, rasanya man is (1 7° briks),
dan berwarna kun ing. Mangga
arumanis memiliki tingkat
kerontokan buah yang
relatif sedikit. Arumanis
biasanya berbuah pada
bulan Agustus-Desember.

d. Gedong
Mangga gedong memiliki buah yang berbentuk agak
bulat dengan bobot 200-300 gram/buah. Produktivitas
mangga gedong sekitar 100- 1SO kg/ pohon/ musim.
Gedong merupakan mangga lokal ya ng banyak ditanam di
Jawa Barat, seperti di lndramayu, Majalengka, dan Cirebon.
Bentuk buahnya agak bulat dengan pangkal buah agak datar
dan sedikit berlekuk. Ku lit buahnya tebal, berlil in, halus, dan
berbintik-bintik dengan warna putih
kehijauan.
13

Kulit buah yang berwarna merah di bagian pangkal


terjadi akibat buah memperoleh sinar matahari lebih
lama. Sementara itu, bagian ujung buah berwarna merah
kekun inga n. Bu ah mangga gedong berdaging teba l, berserat
halus, dan berkadar air tinggi. Daging buah yang masa k
berwarna jingga, beraroma harum, dan rasanya manis.
Mangga gedong biasanya berbuah pada bulan Agustus-
Desember.

e. lndramayu
Mangga indramayu merupakan salah satu varietas loka l
yang banyak dibudidayakan di daerah /
lndramayu. ltulah alasannya mengapa'
diberi nama mangga indramayu.
Buahnya berbentuk jorong dan
berukuran agak besar dengan
ujung buah sedikit berparuh.
Bobotnya 400-500 gram/
buah. Kulit buahnya agak
tebal, berlilin, halus, dan
berbintik-bintik cokelat.

Mangga indramayu. Buahnya berbentuk jorong dan


berukuran agak besar dengan ujung sedikit berparuh

Kul it buah berwarna hijau kekuningan. Buahnya berdaging


teba l dengan kadar air sedikit dan tidak berserat. Aroma
daging buah yang telah matang agak harum dan berasa
man is. Mangga indramayu biasanya berbuah pada bu Ian
Agustus- Desember.
14

f. Apel
Mangga apel termasuk
jenis mangga yang mudah
dibudidayakan di dalam pot.
Mangga yang berasal dari
Thailand ini dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu mangga
apel merah dan mangga apel
hijau. Bentu k buah mangga
apel menyerupai buah apel.
Babat buahnya relatif ringan,
hanya 250 gram/ buah. Kul it
buah mangga apel merah relatif
tipis da n berlilin. Saat matang,
mangga apel merah berwarna
kun ing kemerahan. Daging
buahnya halus, beraroma
harum, da n rasanya man is.
15

g. Podang Urang
Mangga podang urang
me rupa ka n salah satu mangga
unggul lokal ya ng banyak
ditemukan di Kediri, Jawa Timur.
Bentuk bu ah agakjorong dengan
ukuran tidak terlalu besar.
Bobot dan produktivitasnya
masing-masing sekitar
200-250 gram/ buah dan
60 kg/ pohon/m usim.

Saat matang, kulit buahnya berwarna merah


jingga. Daging buahnya berserat halus, beraroma
tajam, berwarna kuning, dan memiliki kadar air
cukup tingg i. Sementara itu, bentuk fisik bijinya pipih,
lonjong, dan berukuran kecil. Mangga varietas ini agak
rentan terhadap ulat penggerek buah dan lalat buah.

Mangga podang. Ukurannya relatif


kecil dengan kulit buah berwarna
merah jingga
16

h. Mentaram
Mentaram termasuk mangga lokal yang banyak ditemukan
d i Lombok, NTI. Pohonnya tidak terlalu tinggi, ha nya
mencapai 5,7 meter. Produktivitasnya sekitar 11 0-200
kg/pohon/musim. Mangga mentaram berbentuk jorong,
t idak berparuh de ngan bobot 209-341 gram/ buah. Kulit
buahnya tebal, berwarna hijau kehitaman dan berbintik-
bintik putih. Daging buahnya lembut dan bertepung. Rasa
buahnya sangat manis, dengan tingkatkemanisa n mencapai
24,4° briks.

i. Madu
Mangga madu termasuk jenis mangga lokal dengan buah
berbentuk bulat lonjong, dengan bobot rata-rata 375 gram/
buah. Ku lit buahnya tebal, berlilin, halus, dan memiliki bintik
putih kehijauan. Saat matang buahnya berwarna kuning
denga n bagian paling dalam menyerupa i warna madu.
Daging buahnya be raroma harum, rasa nya manis seperti
madu, sedikit serat , dan memiliki kadar air sedang.

j. Darakande
Mangga darakande merupakan mangga lokal yang banyak
d ibudidayakan di Lombok, NTT. Bentuk buahnya bulat
dengan paruh pendek. Bobet buah berkisar 85,7- 168,7
gram/buah. Produktivitas mangga daraka nde mencapai
200-500 kg/ pohon/ musim. Ku lit b ua h yang sudah matang
berwarna hijau kekuningan dengan bintik putih. Daging
buahnya lembut, tidak berserat, rasanya man is, beraro ma
harum, berwarna kuning kemerahan, dan memiliki kadar air
tinggi. Mangga ini biasanya dip an en pad a bulan November-
Desember.
17

k. Nam Dok Mai


Mangga nam dok mai berasal da ri Thailand. Ma ngga ini
me mil iki bentuk buah yang lonjong denga n bobot 500- 750
gram/ buah. Kulit bua hnya t ip is dan berwarna kuning. Dagi ng
buahnya tebal, sedikit serat, berwarna kuning, dan memiliki
kada r air ya ng t in ggi. Rasa bu ah mangga nam dok mai relatif
man is dengan kadar kemanisan 19° briks. Produktivitasnya
sangat tinggi. Mangga nam dok mai yang berumur di atas 10
tahun mam pu menghasilkan buah min imum 120 kg/pohon/
musim. Varietas mangga nam dok mai biasanya berbuah
pada bulan Agustus-Desember.

B. Jenis Mangga Tabulampot


Ada beberapa kriteria bagi mangga ya ng akan ditanam
dalam pot (ta b ula mpot). Prinsipnya, mangga tersebut harus
dapat tumbu h dan berbuah maksima l meski hanya ditanam
dalam pot. Varietas mangga yang dipilih harus memil iki
produktivitas t inggi, mampu berbuah d i luar musim, dan
memiliki taju k yang kompak sehingga memudahkan
perawatan.

Varietas mangga yang dapat dibudidaya kan secara tabu-


lampot di antaranya ma ngga apel, arumanis, indramayu,
golek, gedong, manalagi, dan nam dok mai. Ma ngga juga
dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat kemuda hannya
untuk dibudidayakan secara tabulampot, seperti pada tabel
di bawah ini.
18

label 1. Tingkat kemudahan budi daya mangga secara tabulampot


Tingkat
Uraian Varietas Mangga
Kemudahan

• Tanaman mampu berbuah pada umu r


satu tahun.
• Selama pertumbuhan diperlukan sinar
matahari yang cukup.
Sa ngat
Mudah • Dengan perawatan yang baik da n Chok'anan
tanpa perangsangan, tanaman mampu
berbuah sebanyak tiga kali dalam
seminggu.

• Tanaman mampu berbuah pada umur


1,5 tahun setelah tanam. Nam dok mai,

Mudah
• Melalui peraw atan standar, seperti mangga apel,
pemupukan NPK sebanyak 30 gram/ mundeunkau,
bulan, tanaman mampu berbuah mangga bra sil
setiap tiga minggu.

Irwin, manalagi,
haden, alphonso,
• Tanaman mampu berbuah pada umur .
aruman1s, pawpaw,
dua tahun setelah tanam.
bahdarkandi,
Sedan g • Melalui perawatan yang intensif
cingnawang,
seperti pemupukan NPK 30 gram/
nangklangwan,
bulan, tanaman mampu berbuah satu
khio sawoei
bulan sekali.
crossing, liar, pedra,
podang

• Tanaman mampu berbuah pada umur


em pat tahun setelah tanam.
Khiosawoei,
• Memerlukan perawatan intensif,
gedong, gedong
Agak Sulit seperti pemupukan NPK 30 gram/
gincu, indramayu,
bulan.
parkit, red parkit
• Pembuahan masih dapat dilakukan
tanpa perangsangan.
19

• Agar tanaman berbuah, diperlukan


perangsangan, seperti pemberian
retardan yang mengandung
pak Iob ut razol. Kensington pride,
Sulit
• Perangsangan dapat dilakukan setelah R2E2, neldica
umur tanaman empat ta hun.
• Sebelum dilakukan perangsangan,
dibutuhkan pemupukan rutin.

Sumber: Maj alah Trubus (Desember 2010)

Berikut uraian beberapa jenis mangga yang dapat dibudi-


dayakan secara tabula mpot.

a. Chok'anan
Mangga chok'anan merupakan
salah satu mangga favorit ya ng
berasal dari Thailand. Chok'anan
tergolong mangga yang mudah
berbuah (genjah). Dalam satu
tandan mampu menghasilkan
buah yang relatif banyak dengan
bobot 500-600 gram/ buah.
Jika menggunakan b ibit okulasi,
mangga ini bisa be rb unga dan
berbuah kurang dari satu tahun
setelah tanam.
20

Kulit buah mangga chok'anan relatif tebal dan berwarna


kuning tua. Daging buahnya manis dan berwarna kuning
tua. Mangga yang memiliki nama lain miracle manggo ini
hanya membutuhkan perawatan dan penyinaran matahari
yang cukup untuk berbuah. Chok'anan mampu berbuah
sepanjang ta hun seh ingga cocok dijadikan mangga
tabulampot.
21

b. Irwin
Mangga irwin berasal da ri Australia. Kul it buahnya berwarna
me rah kehijauan. Daging buahnya berwarna kuning
dan berasa manis dengan tingkat kemanisan mencapai
18,4- 19,3° briks. Irwin te rmasuk jenis mangga yang tahan
te rhadap penyakit. Produktivitasnya pun tergolong t inggi.
Dengan warna yang cerah dan menarik, irwin paling cocok
untuk memperca ntik pekarangan atau a tap ya ng berlanta i
semen (dak) rumah Anda.
22

c. Nangklawan
Bagian ujung mangga nangklawan meruncing. Bobotnya
sekitar 350- 500 gram/ buah. Mangga yang dijuluki mangga
gading ini memiliki ku lit buah yang tipis dan berwarna hijau
kekuningan. Daging buahnya tebal, tidak berserat, berwarna
kuning muda, dan rasanya man is. Kadar kemanisannya
mencapai 19° briks. Proporsi daging buahnya mencapai 66°/o
dengan biji berukuran kecil.

d. Mahachanok
Secara fisik, kombinasi warna kulit merah, kuning, dan hijau
menjadikan penampilan mahachanok sangat menarik. Di
tempat asalnya, Thailand, buah mangga ini sering dibungkus
bahan tertentu un tuk memuncu lkan warna yang berbeda.
Warna me rah diperoleh dari bag ian kulit buah ya ng terke na
sinar matahari optimal, warna kuning diperoleh dari bagian
kulit buah yang terkena sinar matahari cukup. Sementara
23

itu, warna hijau dipe roleh da ri bagian kulit buah yang agak
ternaungi. Perlakua n pembungkusan biasanya dilakukan
sejak buah berumur 15- 70 hari.

Mahachanok atau yang popu ler dengan sebutan mangga


pelangi ini memiliki buah yang berukuran cukup besar
dengan bobot 350-500 gram/buah. Daging buahnya tebal
dengan biji sangat kecil. Daging buahnya lembut, tanpa
serat, dan rasanya asam manis. Tingkat kemanisan berkisar
16- 18° briks.

e. Thongdam
Mangga thongdam berbentuk lonjong dengan bobot
rata-rata 300 g ra m/ buah. Mangga ini mampu berbuah
sepanjang tahun. Kulit buahnya tebal da n berwarna hijau
tua saat masak. Daging buahnya banyak, rasanya manis, dan
berwa rna jingga. Thongdam memiliki ketahana n yang t inggi
terhadap serangan penyakit.

f. Mundeunkau
Mundeunkau termasuk mangga yang mudah dibuahkan
secara tabu lampot. Mangga ini mampu berbuah pada umur
1,5 tahun setelah tanam. Ku lit buahnya berwarna hijau
kekun ingan. Buahnya berukuran besar dengan rasa buah
yang manis, meskipun masih mengkal.

g. Okyong
Okyong termasuk mangga yang mudah untuk d ibudi-
dayakan. Mangga ini berasal dariThailand. Okyong termasuk
mangga ya ng genjah, sehingga cocok untuk tabulampot.
Okyong dapat berbuah sepanjang musim. Buahnya
24

berukuran kecil dengan bobot rata-rata 250 gram/ buah. Ku lit


buahnya tipis dan berwarna kuning setelah matang. Daging
buahnya lembut, sedikit serat, beraroma harum, rasanya
manis, dan berwarna kuning. Bijinya sangat tipis. Okyong
memiliki tingkat ketahanan yang tinggi terhadap serangan
hama dan penyakit.
25

h. Haden
Mangga had en berasal dari Amerika. Bentuk buahnya jorong
dengan pangkal buah rata dan ujung buah bulat. Tingkat
produktivitas mangga haden tergolong tinggi. Bobot
buahnya 235- 365 gram/ buah. Kulit buahnya berwarna
merah kekuningan. Haden termasuk salah satu je n is mangga
unggul yang dapat ditanam secara tabulampot. Daging
buahnya tebal, agak lunak, berserat agak kasar, berwarna
jingga, beraroma haru m, rasa nya manis agak asam. Kadar
kemanisan 16,8° b riks.

C. Sy a rat Tumbuh
Mangga sebaiknya ditana m d i lingkungan tumbuh yang
ideal untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi dengan
kualitas buah yang baik. Mangga termasuk tanaman yang
mampu tumbuh dengan baik di berbagai lokasi, mula i
data ran rendah h ingga data ran tinggi. Jika mangga ditanam
d i pekarangan, sebaiknya memiliki agroklimat yang sesua i
dengan syarat tumbuh ideal.

Keadaan lingkungan dapat memengaruhi pertumbuhan


vegetatif dan generatif mangga. Ma ngga yang dib udi-
dayakan secara tabulampot harus memperhatikan kond isi
kesuburan tanah . Unsur ha ra yang diperoleh mangga
tabulampot tidak sama dengan mangga yang ditanam
langsung di tanah. Pasa lnya, akar tanaman mangga
tabulampot terbatas hanya d i area dalam pot sehingga perlu
adanya perlakuan khusus. Karena itu, suplai unsu r hara yang
diberikan harus sangat diperh atika n.
26

Karakter satu jenis mangga dapat be rbeda di setiap lo kasi


budi daya. Di daerah dataran rendah, bua h m a ngga yang
d ihasilkan m emiliki tin g kat ke manisa n yang lebih tinggi
d iba ndingkan dengan mangga yang d itanam di daerah
dataran t inggi. Pasalnya, curah hujan yang tinggi di dataran
t inggi d apa t menurunkan tingkat kemanisan bua h . Secara
umum, mangga membutuhkan syarat tumbuh se bagai
berikut.

a. Ketinggian Tempat
Ke t inggian tempat merupakan salah satu fa ktor yang sang at
b e rpengaruh t erhada p pertumbuhan tan a man, prod uksi,
dan kualitas buah mangga. Perbedaan ketinggian tempat
berpengaru h terhadap waktu be rbunga tanaman mangga.
Sem akin t inggi lokasi penana m an, tan a man m a ngga
a ka n semakin sul it untuk berbunga d an berb u ah. Untuk
menghasilkan buah yang lebat, mangga h aru s ditan am di
ketinggian tem pat tertentu.

Ketinggian tempatyang ideal unt uk lokasi bu d i daya mangga


a dalah kurang dari 600 meter d p l. Jika mangga d ita nam
p ada ketinggian 1.000 meter dpl, p e rtumbuhan te rhambat
dan pro duktivitasnya menurun. Sementara it u, mangga
ta bulampot akan meng has ilkan bu ah ya ng berkualitas dan
le b at pada ketinggian 0-400 mete r dpl.

b. Suhu
Suhu ha rian ya n g dibutuhkan mangga u ntu k tumbu h
optimal berkisa r 24-30° C. Be gitu juga dengan mangga
dalam pot, kualitas buah yang b a ik dipe role h di lingkungan
d engan suh u berkisar 28-30° C. Jika su hu di atas 4 2° C,
pertumbuhan tanaman akan terhambat dan tanaman rusak
akibat terb akar sina r matahari di bagian buah d an pucu k.
27

Su hu udara sang at berka itan e rat dengan ketingg ian tem pat.
Kenaika n te mpat setinggi 100 m, menurunkan suhu udara
sebesar 0,61 ° C. Suhu udara yang ideal mendukung proses
fotosintesis. Hal ini akhirnya akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan vegetatif dan generat if tanaman mangga.

c. Curah Hujan
Tanaman mangga dapat tumbuh dengan baik d i daerah
yang me miliki curah hujan sedang (750- 2.000 mm/tahun),
dengan bu lan basah rata-rata 2-4 bulan dan bulan kering
8-10 bulan. Cu rah hujan yang terlalu t inggi berisiko
menyebabkan buah ro ntok da n mudah terserang penyakit.
Selain itu, curah huja n juga berpenga ruh terhada p proses
pembungaan da n rasa buah yang d ihasilkan. Untuk mangga
ya ng dibua hkan secara tabulampot, lokasi ya ng paling cocok
adalah di daerah yang beriklim kering dengan cura h hujan
1000- 1.500 mm/t ahun.

d. Kedalaman Air Tanah


Kedalaman ai r ta nah merupakan keadaan air di bawah
permukaan tanah atau terdapatnya air d i kedalaman terte ntu.
Kedalaman air tanah berhubungan de ngan ketersediaa n air
tanah yang mampu d iserap tanaman. Kedalama n air tanah
untuk pertumbuhan mangga minimum 2 meter dengan
lap isan solum ya ng tebal da n kandu ngan bahan organik
t ingg i.

e. Keasaman Tanah (pH)


Salah satu sifat kim ia tanah yang ha rus diperhatikan adala h
keasaman t ana h (pH). Untuk tum buh optimal, mangga
membutuh kan pH ideal sekitar 5,5-8. Sementara itu, untuk
28

mangga tabu lampot pH tanah berkisar 5,5-7. Tanah yang


memiliki pH lebih rendah atau lebih t ingg i dari a ngka di atas
dapatm enghambat p ertumbu ha n manggadan men urun kan
produkt ivitasnya. Keasa m an tanah yang renda h dapat diatasi
d engan pemberian kapur dol o mit sebelum proses tanam.

f. Sifat Fisik Tanah


Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisik tan ah yan g
m e m enga ruhi pertumb uhan tan a man . Te kst ur tan a h yang
dikehendaki untuk med ia tanam mang ga di a nta ranya
le mpun g, le mpu ng berdebu, lemp ung liat b erde bu , d an
liat berd e bu. Tekstur tanah yang t erla lu b e rat atau ringan
kurang cocok untuk d ita nami m angga. Pasalnya, kondisi
t a nah t e rsebut berisiko mengh asi lkan kualitas buah yang
renda h d a n rasa yang hambar.

g. Sifat Biologis Tanah


Tanah yang subur da n gembur umumnya m e ngandu ng
bahan organik dan o rganisme tan ah. Orga nism e tanah-
sep e rti cacing, jamur, da n bakteri- berpera n membantu
p e nguraian bahan organik tan a h. Sifat biologis tanah yang
b aik akan membantu men ingka tkan pertumbuhan tanaman
mangga dengan ca ra meningkatkan peresapan air oleh
a ka r.

h. Kemiringan Tanah
Pada prin si pnya , ke mir ingan tan ah tidak terlal u berpenga ru h
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, tetapi
b e rp e nga ruh terhadap b iaya pembukaan lahan. Lahan
yang hend ak dig unaka n untuk lokasi berkebun mangga
sebaiknya me mil iki ke mi ringa n < 150/o, t idak b erbatu, dan
sedikit singkapa n batu. Kond isi tersebut m em udahk an akar
da la m menyerap un sur hara dan air.
29 ; . - - - - - - - -

Pemilihan Bibit dan


Perbanyakan Tanaman
30

A. Pemilihan Bibit Mangga

a. Bibit untuk Kebun


Bibit yang digunakan sebaiknya dibe li dari penangkar bibit
bersertifikat. Saat ini, p e nangkar benih yang m e mproduksi
bibit mangga sebagian besa r s ud a h b e rsert ifikat. Selain it u,
bibit mangga dapat diperoleh melalui pe mbibitan sendiri
menggunakan biji atau dengan membeli blblt mangga yang
siap tanam.

Bibit mangga. Sebaiknya dibeli di penangkar bi bit yang


bersertifikat
31

Berikutbeberapa hal yang harus d iperhatikan dalam memilih


bib it untuk ditanam langsung di pekarangan atau di kebun.
1. Bibit yang digunakan berasal dari varietas bermutu,
berlabel, dan sudah dilepas dengan spesifikasi tinggi.
Hal ini untuk menjamin kebenaran mutu bibit.
2. Bibit mangga harus sesuai dengan kondisi lahan ya ng
akan ditanami. Bibit mangga yang ditanam di kondisi
lingkungan ideal mampu tumbuh dan berproduksi
secara optimal. Bib it yang berasa l dari sambungan ata u
cangkoka n lebih cocok ditanam d i lahan bekas sawa h.
Sementara itu, b ibit yang berasal dari okulasi lebih
cocok ditanam di tegalan atau lokasi kering.
3. Tinggi bibityang d igu na kan sekitar 80-100 cm dengan
d iameter batang 1-1 ,5 cm. Batang berbentuk lurus,
tidak bercabang, dan berwarna hijau tua kecokelat an.
Daun t idak banyak yang gugur, berwarna hijau
mengilap, dan tela h terbentuk tiga flush.
4. Bibit yang dipilih harus memiliki penampilan fi sik yang
sehat, bebas dari penyakit, dan telah berumur lebih da ri
enam bulan .
5. Sumber benih dan bibit berasal dari penangkar ben ih
yang terdaftar da n bersert iflkat, dan berasal dari blok
penggandaan mata te mpel (BPMT) yang jelas.

Menghitung Kebutuhan Bibit


Kebu tuhan bibit harus disesuaikan dengan luas lahan
(100 pohon/ha) dan d itambah bibit sulaman sebanyak
2-5%. Kebutuhan bi bit juga tergantung dari jarak tanam
yang digunakan, sehingga perlu penghit ungan yang
t epat untuk menghitung biaya produksi. Misalnya, untuk
32

jarak tanam 6 x 6 meter d iperlukan b ibit mangga sebanyak


292 pohon/ha. Berikut ini contoh perhitungan kebutuhan
bibit dengan lahan seluas 1 ha (10.000 m 2), dengan jarak
tanam 6 x 6 meter.

Jumlah bib it per hektare = 10.000 mi


6 x6m
=278 bibit per hektare
Bibit penyulama n 5% = 278x 5%
= 14 b ibit per hekta re

Jad i kebut uhan bibit = 278+1 4


= 292 bib"t per hektare

b. Bibit Tabulampot
Keberhasilan budi daya mangga tabu lampot sangat di-
p engaruhi oleh pemilihan bibit yang tepat. Setiap jen is bibit
m emiliki perbedaan kecepatan berbunga dan berbua h. Bibit
mangga tabulampot dapat diperoleh mela lui perbanyakan
generatif maupun vegetatif. Namun, bibit yang diperoleh
dari perbanyakan generatif (m elalui biji) ku rang d isarankan,
karena m embutuhkan waktu yang leb ih lama untuk berbuah
(< Stahun).

Tanaman yang berasal dari biji juga memiliki kua litas buah
yang beragam, meskipun berasal dari induk yang unggul. Hal
tersebut terjadi akibat adanya mut asi sehingga sifat anakan
berbeda dengan induknya. Dilihat dari segi perawatan pun,
33

mangga yang berasal dari biji agak sulit untuk dirawat karena
memiliki sosok yang tinggi besa r, sehingga kurang cocok
untuk ditanam secara tabulampot. Sebaliknya, mangga
ya ng berasal dari bibit hasil perbanyakan secara vegetatif
biasanya lebih cepat menghasilkan buah. Kualitas buahnya
pun sa ma dengan induknya. Sosok tanamannya pun lebih
pendek sehingga mudah dalam perawatan.

Bibit mangga hasil perbanyakan secara vegetatif. B1asanya


bersosok agak pendek dan cepat berbuah sehingga cocok ditanam
di dalam pot
34

Bibit mangga tabulampot yang berasal dari perbanyaka n


seca ra vegetatif d apa t d iperoleh dengan cara okulasi,
cangkokan, sambung pucu k, dan sambung susu. Bibit
unggul biasanya memiliki sifat mampu berproduksi t inggi,
rasanya enak, cepat berbuah, dan memil iki bentuk ya ng
menarik. Sifat unggul ini b iasanya dim il iki bibit yang berasal
dari perba nyakan secara vegetatif.

Berikut beberapa hal yang harusdiperhatikan dalam memilih


bibit mangga untuk tabulampot.
1. Bibit telah berumur 1-2 t ahu n, dengan d iameter 3- 5
cm dan t inggi < 50 cm. Hinda ri bibit yang mem iliki
diameter batang bawa h 1-2 cm, ka rena menandakan
bibit te rsebut tidak tumbuh subur.
2. Mem iliki batang ya ng kokoh, percabangan seimbang,
dan daun rimbun berwarna hijau. Batang ya ng kokoh
berperan dalam menyangga cabang dan ranting saat
berbuah.
3. Mem iliki perakaran yang cukup rim bun dan tidak
te rput us atau keluar dari media tanam. Akar yang
keluar dari media ta nam akan terputus saat polibag
diangkat. Hal lni dapat mengakibatkan bibit menjadi
stres, bahkan mati.
4. Bebas dari hama dan pe nyakit.
5. Bata ng atas dan b ata ng bawah memiliki besar dan
umur ya ng seim b ang.

Bibit mangga tabulampot suda h banyak diperjualbelikan.


Namun, untuk mempe roleh b ib it ya ng be rmutu da n
berkua litas seba iknya membeli bibit ya ng berlabel resmi
yang d ikeluarkan ole h Departemen Pertanian. Label tersebut
35

biasanya berisi keterangan jenis tanaman, varietas, asal


bibit, nama, dan alamat penangkarnya. Secara visual, bibit
yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif biasanya
me miliki batas sambungan di bagian batang, terutama bila
diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung pucuk. Hal
lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan blbit mangga
tabulampot adalah kejelasan varietas, keadaan perakaran,
dan umur bibit.

8. Perbanyakan Tanaman
Mangga unggul biasanya berasal dari perbanyakan secara
vegetatif. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh kualitas
buah yang sama dengan induknya serta mampu berbuah
dengan cepat. Bibit mangga ya ng diperbanyak secara
veget atif dapat dilakukan dengan cara okulasi, sambung
pucuk, sambung susu, dan cangkok.

a. Okulasi (Penempelan)
Okulasi atau tempelan adalah teknik memperbanyak
tanaman dengan menempelkan mata tunas dari pohon
induk unggul ke batang bawah sehingga mata tunas
yang ditempelkan tetap hidup dan tumbuh serta mampu
berproduksi. Okulasi menggunakan batang atas da n batang
bawah. Batang atas yang digunakan untuk okulasi berfungsi
sebagai mata tunas.

Batang atas yang digunakan sebaiknya berasal dari indukan


yang mem iliki sifat unggul, seperti produktivitas tinggi,
bu ah man is, genjah, dan sifat unggu l lainnya. Bagian batang
bib it yang diokulasi biasanya terdapat bekas tempelan mata
tunas atau bekas pangkasan di bagian atas bidang okulasi.
36

Bagian atas batang biasanya akan terlihat tidak lurus akibat


pemotongan di bagian bawah.

Bibityang d ioku lasi biasanya mampu berbunga dan berbuah


setelah berumur 3-4 tahun. Penggunaa n indukyang unggul
menjadikan bibit yang diokulasi memiliki sifat fisik yang
p rima. Bib it oku lasi ini sangat cocok dijadikan bahan tanam
mangga tabulampot. Teknik perbanyakan okulasi dibeda kan
menjadi dua kelompok, yaitu okulasi hijau dan okulasi
cokelat. Okulasi hijau dilakukan dengan menempelkan mata
t unas batang bawah yang masih berumur sangat muda
(1-6 bulan}, seda ngkan okulasi cokelat pene mpelan mata
tunas dilakukan terhadap batang bawah ya ng telah berumur
tua (di atas 9 bulan).

Bibit Hasil Okulasi


37

Keberhasilan okulasi bergantung dari tiga faktor, yaitu mata


tunas, batang bawah,danteknik menempel. Mata tu nas yang
digunakan bukan mata tunas dorman dan masih berdaun,
melainkan ya ng daunnya sudah rontok tetapi belum pecah
tunas. Batang bawah yang digunakan harus benar-benar
sehat, perakaran kuat, dan pertumbuhannya normal. Batang
bawah biasanya berasal da ri biji. Sementara itu, kemampuan
teknik penyambungan meliputi ketangkasan dan kecepatan
dalam menyambung, keterampilan memilih bahan yang
sesuai, serta penggunaan alat-alat yang benar. Berikut
tahapan okulasi tanaman mangga.

1. Siapkan batang bawah. Kelupas bata ng bawah selebar


0,5-1 cm atau disesuaikan dengan diameter batang.
Potong setengah bagian kulit yang dikelupas dan
sisakan setengahnya atau 0,5 cm.
38

2. Ambil mata tunas dari bagian batang atas dengan


ukuran yang disesuaikan dengan irisan di bagian
bata ng bawah . Selipkan mata tunas di bagian ujung
kulit batang yang tersisa di bagian batang bawah.

3. lkat batang di sekitar tempelan


mata tunas menggunakan tali
plastik, tetapi jangan sampa1
menutupi mata tunas.
39

4. Letakkan hasil tempelan di tempat yang teduh dan


siram secara teratur. Mata tunas yang tumbuh dan tetap
h ijau menunjukkan okulasi yang dilakukan berhasil.
5. Jika tunas telah tu mbuh, buka tali pembungkus. Potong
total batang bawah sekitar 5-10 cm di atas tempelan
untuk mempercepat pertumbuhan tunas.

b. Sambung Pucuk {Grafting)


Sambung pucuk adalah teknik perbanyakan yang menyam-
bungkan bagian pucuk tanaman yang mengandung tunas
muda dengan batang bawah yang masih muda sehingga
terbentuk gabungan yang dapat hidup dan berproduksi.
Sambung pucuk hampir sama dengan okulasi, yaitu dengan
menggabungkan batang atas dengan batang bawah.

Batang bawah yang digunakan sebaiknya berasal dari biji.


Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan batang bawah
yang kokoh untuk menopang bagian atas tanaman selama
pertumbuhannya. Bibit yang berasal dari sambung pucuk
biasanya memiliki bekas Iuka yang menyerupai huruf V d i
bagian pangkal batang. Bibit hasil sambung pucuk baru
akan berbuah setelah berumur 2-3 tahun .

Keberhasilan sambung pucuk (grafting) d ipengaruhi oleh


beberapa faktor, antara lain kondisi batang bawah, batang
atas, lingkungan, dan keterampilan pelaksana. Batang
bawah yang digunakan harus siap sambung, baik seca ra
teknis maupun fisiologis. Batang bawah yang digu na kan
secara teknis memiliki ukuran yang sama atau lebih besar
dibandingkan dengan ukuran batang atas. Secara fisiologis,
batang bawah menga ndung cadangan makanan dan
40

hormon tumbuh yang mampu mendukung kehadiran


batang atas yang disambungkan.

Begitu pun dengan batang atas yang digunakan harus


tepat fase pertumbuhan dan ukurannya. Faktor lingkungan
yang memengaruhi keberhasilan penyambungan di
antaranya kelembapan udara, cahaya, dan ketersediaan
oksigen. Keadaan lingkungan yang sesuai akan mendukung
pembentukan kalus yang kemudian berkembang menjadi
jaringan pembuluh. Berikut tahapan grafting tanaman
mangga.
1. Potong bagian batang bawah sekitar 20 cm dari
permukaan ta n ah. Belah bekas potongan batang bawah
(tepat di tengah ) menggunakan p isau tajam sedalam 2
cm.
41

2. Siapkan batang atas (entris) yang berasal dari pohon


yang memiliki sifat unggul. Sepu luh hari sebelum
disambung, sebaiknya daun di bagian entris dipet ik
atau dirompes. Hal ini bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan dau n muda. Ambil batang atas, lalu sayat
pangkalnya di kedua sisinya sepanjang 2 cm hingga
membentuk huruf V.

3. Selipkan entris di antara belahan batang bawah, lalu ikat


menggunakan tali plastik. Sungkup hasil sambungan
agar kelembapan entris terjaga.
42

4. Letakkan has il sa mbungan di tempat yang teduh da n


disiram secara teratur. Tumbuhnya daun di bagian
entris menunjukkan penyambunga n yang dilakukan
berhasil.
43

c. Sambung Susu
Sambung susu adalah teknik perbanyakan dengan
menyambungkan batang bawah dan batang atas yang masih
terhubung dengan sistem perakarannya. Bibit sambung susu
ditandai dengan adanya bekas Iuka pertautan dan buntut
dari entrisnya d i bagian batang pokok. Bibit sambung susu
mampu berbunga dan berbuah denga n cepat, yaitu berkisar
3-4tahun.

Bibit Hasil Sam bung Susu


44

Sambung susu d ibedakan menjadi dua jen is, yaitu sambung


duduk d an sa mbung gantung. Sambung duduk adalah
sa mbun g susu d en ga n p osisi batang bawah yang stabil,
seda ngka n sa mbung gantung ada lah sa mbu ng susu dengan
posisi batang bawah menggantung di cabang pohon indu k.
Bentuk sa mbung susu yang sering d igu nakan adalah model
sayat dan model sosok. Berikut tahapan perbanyakan bibit
mangga deng an cara sambung susu.

1. Model Sayat
Sayatbatangbawah dan batang atas sepanjang 3- 5 cm
d enga n uk uran yang sa ma atau ukuran batang bawah
lebih besa r diban di ngkan dengan ukuran batang atas.
Satu ka n kedua permukaa n sayatan den g an mengikatnya
me n gg unakan ta li p lastik.

2. Model Sosok
Potong bagian pucu k batang bawah membentuk baji
sepanj ang 3- 5 cm.
45

Siapkan batang atas sepanjang 25-30 cm. Buat celah


di batang atas dengan menyayat batang sepa nJang
3-5 cm mengarah ke bagian pucuk.

Sisipkan bagian baji dari batang bawa h ke dalam celah


batang atas dan ikat menggunakan plastik.
46

)
Bertanam Mangga
- di Dalam Pot
47

Mangga termasukjenis buah yang banyak dipilih para hobiis


tanaman buah untuk ditanam di pot. Mangga yang ditanam
di dalam pot lebih memudahkan dalam proses perawatan
dan pemindahan. Berikut kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam pe nanaman mangga di dalam pot (tabulampot).

A. Memilih Pot dan Media Tanam


Pot dan media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan
mangga. Pot sebagai wadah media tanam dapat berupa
pot plastik, pot kayu, pot drum, dan sebagainya asalkan
t idak mudah peca h dan ringan. Pot yang digunakan untuk
menanam mangga sebaiknya berd iameter 50 cm. Bagian
dasar pot d ilubangi untuk memperlancar pembuangan
air. Agar air siraman tidak tergenang, sebaiknya pot diberi
penyangga berupa batako atau kayu untuk mencega h
terjadinya serangan penyakit busuk akar. Penyangga atau
kaki di bagian bawah pot juga berfungsi untuk menjaga
sirkulasi udara dan kelembapan pot.

Beberapa
jeniswadah
untuk
tabulampot.
Bisa meng-
gunakan pot
dari plastikatau
berupa drum
48

Bentuk dan ukuran pot yang digunakan juga harus diper-


hatikan. Sebaiknya gu na ka n pot yang memiliki mulut
pot tidak terlalu lebar atau terlalu sempit. Bentuk pot
yang memanjang ke bawah sangat dianjurkan. Ukuran
pot yang tida k seimbang dengan uku ran tanaman dapat
me ngakibatka n pertumbuhan akar terhambat, sehingga
serapan unsur hara dan air t idak maksima l. Akibatnya,
ta naman mangga tidak berbuah, bahkan mati.

Bahan pot yang aka n digunakan juga dapat disesuaikan


dengan umur tan amannya. Tanaman yang masih be rumur
6-12 bulan sebaiknya ditanam menggunakan pot
berbahan tanah liat, ember plastik, atau polibag. Sementara
itu, tanaman yang sudah berumu r dua tahun atau lebih
sebaiknya ditanam menggunakan pot ya ng lebih kuat,
seperti dru m, tana h liat, kayu, atau pot pl ast ik tahan pecah.

Penambahan pupuk
kandang. Berguna
untuk menambah
kandungan unsu r hara
didalam media tanam
tabulampot
49

Media tanam yang digunakan untuk bertanam tabulampot


ma ngga ha rus mengandung uns ur ha ra ya ng cukup
dan mudah d iserap tanaman, bebas hama dan penyakit,
muda h mengikat dan melepas air, ri nga n, gembur, serta
me ngandung mikroorganisme yang berperan dalam
penguraian bahan organik. Tanah liat atau tanah kebun
berhumus cocok d igunakan sebagai media untuk menana m
mangga dalam pot. Media tersebut harus dicampur dengan
kompos, pasir, atau pupuk kandang.

Agar media tanam ya ng digunakan leb ih ringan, pasi r dapat


diganti dengan serbuk gergaji atau bubuk arang. Komposisi
media tanam yang dianjurkan, yakni ta na h, pupuk kandang,
dan serbuk gergaji dengan perbandingan 2: 1 : 1.Tambahkan
1 liter bubuk a rang unt uk setiap 10 kg campuran media
tan am.

Kesalahan dalam pemiliha n med ia tanam dapat menye-


babkan akar tanama n sulit menembus tanah sehingga
menghambat penyerapan unsu r hara dan air. Keasa man (pH)
media tanam juga berpengaruh terhadap kemampua n akar
dalam menyerap unsur hara. Media tanam yang terla lu basa
ata u asam akan menyulitkan akar dalam menyerap unsur
hara tertentu. Pemberia n kapur dolomit bertujua n untuk
menetralkan pH tanah yang terlalu re ndah. Sementara itu,
belerang dapat diaplikasikan unt uk menetralkan med ia
tanam ya ng memiliki pH tinggi atau basa. Tana h ya ng terlalu
liat juga da pat diatasi dengan menambahkan pasir atau
a rang sekam dan pupuk kandang.
so
B. Menanam Mangga
Penanaman mangg a dalam pot relatif sama denga n
tabula mpot la innya. Bibit yang akan ditanam disesuai kan
dengan bibir pot Cara nya, masukkan bibit ke dalam pot
yang t e la h d iisi media tanam seperempat vol um e pot. Jarak
minimum antara tingg i tanaman dengan permukaan bibir
p ot adalah 5-10 cm. Jika ketinggian bata ng mangga sudah
disesuaikan dengan bibir p ot, barulah bibit di ke luarkan
d a ri polibag. Berikut tahapan-tahapan penanaman mangga
da la m pot.
1. Alasi dasa r pot dengan hu mus dan ijuk atau se rbuk
gergaj i untuk menghindari t e rjadinya e rosi med ia
tanam saat penyiraman. Selain itu, pemberian alas ini
b e rtujuan menj aga kelembapan med ia dal am pot.
Tambahkan insektisida bu t iran (seperti Furada n) d alam
serbuk gergaj i untuk meng hindari seranga n cacing
tan a h, rayap, dan orong-orong. Setelah itu, m asukkan
media ta nam ke dalam pot.
51

2. Keluarkan bibit dari pol ibag secara hati-hati. Untuk


memudahkan proses pemisahan bibit, siram media
tanam di poli bag, lalu balik posisinya dan tepuk-tepuk
atau buatkeratan di bagian bawah dansamping pol ibag.
Aka r yang terputus akan mengakibatkan tanaman
stres, bahkan mati saat dipindahkan ke dalam pot.
Pangkas ranting, cabang, dan daun untuk mengurangi
transpirasi.

3. Tanam bibit di tengah-tengah media tanam dengan


posisi batang utama tegak, lalu tambahkan media
d i sekitar pangkal batang bibit hingga pot terisi
penuh samb il dipadatkan. Penimbunan media tanam
yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan batang
membusuk.
52

4. Siram media tanam hingga cukup basah. Hal ini


bertujuan agar bibit tanaman kembali segar da n akar
bibit t idak mengalami gangguan akibat tekanan yang
berlebihan.
53

5. Letakkan tabulampot di tempat ya ng ternaun gi atau


teduh untuk merangsang pertumbuhan vegetatif
tanaman. Bibit yang telah m emunculkan tunas-t unas
baru (3- 5 minggu) dipinda hkan ke tempat terbuka
agar terkena m atahari secara langsung.

Tabu lampot mangga sebaiknya diletakkan di tempat ya ng


terkena matah ari langsung. Ta naman buah, termasuk
mangga, membutuhkan sinar matahari selama 10- 12
jam/ha ri. Kekurangan s inar mataha ri akan berpengaruh
negatif terh adap proses fotosintesis tanaman. Akibatnya,
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanama n terganggu,
bahkan dapat mengakibatkan tanaman m an gga tidak
menghasi lkan buah.

Penempatan tabulampot
mangga. Sebaiknya
diletakkan d1 tempat yang
terkena cahaya matahari
langsung agar proses
fotosintesis berlangsung
sempurna
54

Proses fot osintesis yang berlangsung sempurna akan


mendorong tanaman mangga berbunga dan berbuah lebih
cepat. Penempatan ta b ulampot di temp at yang rindang
juga dapat mengakibatkan tana man lebih mudah terserang
hama dan penyakit. Penempatan tabulampot mangga harus
tegak. Pot yang ditempatkan miring dapat mengakibatkan
batang tumbuh bengkok,sehingga bentuktanaman menjadi
kurang menarik dan mengganggu keasrian tan ama n.

C. Pemeliharaan
Pemeli haraan yang d ilakukan terhadap mangga tabulam p ot
b ertuj uan untuk menjaga kesehatan tanaman dan ke-
inda han bentuknya. Pemeliharaan ha ru s dilaksanakan
sejak b ibit mangga ditanam, karena kegiatan ini sangat
berpengaruh terhadap proses pembungaan dan pem-
buahan. Pemeliharaan yang h arus dilaku kan terhadap tabu-
lampot mangga meliputi penyirama n, pemupukan, dan
pemangkasan.

a. Penyiraman dan Penggemburan


Mangga termasuk tanaman buah ya ng mem e rlukan air
yang cuku p selama pertumbuhannya. Penyiraman mangga
ta bula mpot harus d ilakukan secara tepat dan t e ratur.
Kekurangan air dap at mengakibatkan tanaman mangga
sulit bernapas akibat tertutupnya sto mata atau mulut daun.
Ta naman a kan menjadi layu, bahkan mati bila mengalami
kekurangan air yang berlangsu ng lama. Penyiraman yang
berlebiha njuga t idakdisarankan, karena dapatmengganggu
pertumbuhan akar tanaman mangga. Akar akan mudah
membusuk ak ibat sera ng an ce ndawa n karena media tanam
terlalu lembap.
SS
Penyiraman dimaksudka n untuk merangsang pembentukan
bunga dan buah serta menjaga pe rkembangan buah.
Tanaman mangga membut uhkan air ya ng cu ku p pa da saat
awal penanaman sert a pembentukan bunga da n buah. Pada
awal penanaman, penyiraman dilakukan untuk merangsang
pertumbuh an vegetatif ta naman-seperti perkembangan
akar dan pertumbuhan tu nas baru. Penyirama n juga ber-
fungsi untuk menjaga kesehatan dan kesuburan tanaman.

Air ya ng digunakan untuk menyiram mangga dalam pot


sebaiknya mengguna ka n air sumur atau yang berasa l
dari mata air. Pe nyiraman dilakukan sampa i media tanam
basah dan lembap. Jangan menyi ram mangga tabula mpot
secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan tanaman
sulit berbuah, ka rena penyiraman ya ng berlebiha n hanya
memacu pertumbuhan vegetatif.

Jika media te rla lu basah, bunga yang muncul pun biasanya


akan mudah rontok. Penyiraman harus dihentikan bila
air siraman sudah meluber dari pot. Tanaman mangga
yang masih muda atau yang sedang mengeluarkan buah,
dapat dislram dua kali sehari, pagi dan sore hari. Alat ya ng
digun akan untuk menyiram berupa sprayer, gembor, atau
pipa karet.

Penggunaan sprayer pada tanama n mangga tabu lampot


akan memudahkan penyiraman karena tidak merusak media
tanam dan bagian ta naman lain nya. Alat in i mengeluarkan
air siraman secara merata. Pipa dengan sistem drip irrigation
dapat dilaku kan untuk mempermudah penyiraman,
te rutama jika tana man yang akan d isiram jumlahnya te rl alu
banya k.
56

Media tana m dalam pot biasanya menjadi padat setelah


penyiraman. Hal ini da pat menghambat peresapa n air dan
sirkulasi udara. Media t ana m perlu digemburkan untuk
menghindari hal tersebut. Penggemburan dapat dilakukan
sebulan seka li. Penggemburan diharapkan dapat kembali
memperlancar peresapan air dan sirkulasi uda ra.

b. Pemupukan
Tanaman mangga yang dita na m dalam pot juga mem-
butuhkan asupan unsur ha ra yang sama dengan tanaman
mangga yang d itanam di kebun. Areal serapan aka r
mangga tabulampot hanya sebatas media tanam. Karena
itu, pemupukan yang baik dengan dosis yang tepat harus
dilakukan secara teratur.

Masa pembungaan tanaman mangga dalam pot da pat


d iatur (berbua h di luar musim. Syaratnya, pemupukan harus
d ila kukan secara teratur, baik d ari je nis, dosis, dan waktu
pemberian. Jumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
berbeda-beda, sehingga su lit untuk d ite ntukan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya komposisi
media tanam, varietas tanaman, wadah yang digunakan,
ko ndisi tanaman da n lingkungan tumbuh, cara pemupukan,
t ujuan pemupukan, dan ukuran buah.

Pemupukan yang tidak sesua i dosis dapat menga kibatkan


pertumbuhan tan aman terganggu, bahkan me nga la mi
keracunan. Pemupukan tana ma n mangga dalam pot dapat
d ilakukan melalui akar lewat media tana m atau melalui
dau n. Pupuk yang digunakan berupa pupuk organik dan
pupuk anorganik.
57

1. Pupuk Organik
Pupuk organi k diberikan sebagai pupuk dasar sebelum
penanaman yang bertujuan untuk memperbaiki struktur
tanah media tanam. Pupuk organik yang diberikan dapat
berupa kompos atau pupuk kandang. Gunakan pupuk
organ ik ya ng telah matang agar akar tidak terbakar akibat
kenaikan suhu media tanam. Pupuk organik yang telah
matang memil iki suhu yang rendah, tidak berbau, dan
rem ah.

Pemberian pupuk organik untuk tanaman muda dapat


dilakukan setiap enam bu Ian sekali sampai tanaman berumur
dua tahun. Hal ini disebabkan pada rentang wakt u tersebut
unsur hara tanaman sering ha bis terc uci air atau terserap
oleh t anama n. Selanjutnya, pupuk kandang cukup d lberikan
satu ta hun sekali. Pupuk organ ik diberikan dengan cara
ditabur ka n di atas pe rmukaa n media tanam atau dengan
mencampurkannya dengan air sampai menjadi bubur
dengan kepekata n 50%.

Bubur pupuk ini kemudian disiramkan secara merata ke


seluruh permukaa n media tanam. Komposisiyang digunakan
untuk membuat bu bur pu puk adalah 20 liter air untuk 10
kg pupuk kandang. Pupuk organik (pupuk kandang) selai n
berfungsi menyuplai unsur hara bagi ta naman, juga dapat
menstabilkan pH media tanam, memelihara sifat fisik tanah,
menggemburka n tanah, dan menjaga agar struktur tanah
tetap remah.
SS

2. Pupuk Anorganik
Pemberian pupuk anorganik bertujuan untuk me ncukupi
suplai unsur hara bagi tanaman. Pupuk yang d iberikan dapa t
berupa pupuk tu nggal, seperti urea, TSP, dan KC I atau pupuk
majemuk seperti NPK. Pupuk anorganik harus diberikan
sesuai jen isnya, tergantung kebutuhan tanaman. Urea atau
ZA diguna ka n sebaga i sumber nitrogen, TSP sebaga i su mber
fosfor (P), sed angkan KCI sebagai su mber kalium.

Pert umb uhan vegetatif dapatdirangsang dengan pemberian


pupuk urea dengan unsur N yang tinggi, sedangkan untuk
merangsang pertumbuhan generatif dapat diberikan
pup uk TSP dengan unsur P yang tinggi. Unsur hara P
sangat d ibutu hkan dalam pertumbuhan generatif untuk
pembentukan bunga dan bua h.

Urea, KCI, dan pupuk majemuk NPK diberikan sebelum atau


sesudah tanam, sedangkan pupuk TSP diberikan setelah
penanaman. Selanjutnya, pupuk anorganik dapat diberikan
satu bulan sekali selama enam bulan. Pemupuka n dilakukan
de ngan cara menabu rkan pupuk secara merata di atas
media tanam dengan dosis satu sendok makan per pohon.
Agar pupuk te rcampu r merata, media tanam digemburkan
menggunakan garu. Pemupukan juga dapat dilakukan
be rsamaa n dengan penyiraman de ngan mencampurkan
pupuk ke dalam air penyiraman.
59

Berikut beberapa unsur hara beserta peran dan fungsinya


bagi perturnbuhan tanaman mangga dalam pot.

Nitrogen (N)
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif
serta sebagai penyusun protein, lema k, dan zat hijau daun
untuk tanaman. Pemberian pupuk N yang berlebihan
akan 1nemacu pertumbuhan vegetatif yang terlalu su bur,
sehingga menghambat pembentukan bu ng a. Sebaliknya,
jika tanaman kekurangan unsur N, pertu mbuhannya
akan terham bat yang ditandai dengan daun ya ng keci l
berwarna pucat, bunga dan buah mudah rontok, serta
buah yang dihasilkan pun berukuran kecil. Unsur hara N
dapat diberikan melalui pemberian pupuk urea. ZA, dan
pupuk kandang.

Fosfor (P)
Berfungsi sebagai penyusun protein dan inti sel lemak,
merangsang pertum buhan akar, serta mendorong
pembentukan da n pertumbuhan buah. Jika ke kurangan
fosfor, buah yang dihasilkan berukuran kecil dan mudah
rontok. Tana man mangga yan g ke ku ra ngan unsur hara
P dici rikan dcngan daun berwarna hijau tua dan lama
lama bcrubah menjadi merah keunguan. Unsur hara P
dapat diperoleh dari pemberian pupuk TSP, SP-36, pupuk
ka ndang, dan pupuk dau n.

Kalium (K)
Berfungsr sebagai penyusun dan pengirim karbohidrat,
penyu~un protein, membatasi kehilangan air untuk
60

menj aga kebutu han air yang diperlukan tanaman, serta


mendorong daya serap air. Persed iaan unsur hara Ksang at
menentukan ketersediaan karbohidrat di dalam cabang
dan tunas yang berfungsi dalam pembentukan buah.
Tanaman mangga yang mengalami kekurangan unsur
hara K ditandai dengan tepi dan pucuk daun mengering,
t anaman menjadi kerdil, bunga rontok, daging bua h
keras, dan rasa buah menjadi hambar dengan kadar
air yang kurang. Unsur hara P dapat diperoleh dengan
memberikan kapur seperti kals it (CaCO,), dolomite, da n
kalsium klorida atau dengan pemberian pupuk kandang.

c. Pemangkasan
Pemangkasan untuk tanaman mangga dalam pot bertujuan
untuk memudah kan perawatan, de ngan mengatur
percabangan dan membentuk taju k yang serasi de ngan
pot. Bertanam mangga dalam pot t idak hanya untuk
t ujuan est et ika. Pemangkasan juga be rtujuan merangsang
pembentukan buah. Berbeda dengan pe mangkasan untuk
mangga ya ng ditanam di kebun, pemangkasan untuk
mangga tabulampot d ilakukan hanya de ngan membuang
ca bang dan ranting yang rusak dan t idak sehat. Caba ng dan
ranting pun tidak dibiarkan tumbuh terlalu panjang.

Alat yang digunakan berupa gunting pangkas yang tajam.


Pemangkasan yang dilaku kan untuk t anaman mangga
tabulampot meliputi pemangkasan bentuk, pema ngkasan
pemeliharaan, pemang kasan produksi, da n pema ngkasan
berat.
61

1. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan ini dilakukan terhadap tanaman muda untuk
menjaga agar pertumbuhan cabang tidak sa ling bersilangan
dan terhadap tanaman dewasa yang memiliki percabangan
t idak teratur. Pemangkasan ini bertujuan untuk membentuk
tajuk yang ideal dengan percabangan yang tumbuh teratur
dan merata ke segala arah. Berikut tahapan pemangkasan
bentuk.
Pangkas batang pokok tepat di atas batas kulit yang
berwarna hijau atau cokelat.
Dari pemangkasan pertama biasanya akan muncul 5-6
cabang utama. Pangkas kembali dengan menyisakan
tiga cabang utama yang sehat, kuat, dan tidak tumbuh
bersilanga n.
Jika cabang utama telah berumur 3- 6 bulan ata u
panjang mencapai satu meter, pemangkasan bentuk
dapat dilakukan untuk membentuk cabang sekunder.

2. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan 1n 1 bertujuan
untuk mengurangi kerimbunan,
mengatur pertumbuhan cabang,
serta mencega h serangan hama dan
penyakit akibat keadaan tanaman
yangterlalu lembap.Waktuyangtepat
untuk pelaksanaan pemangkasan ini
adalah pada musim hujan atau awal
musim kemarau. Cara nya, pangkas
cabang-cabang nonproduktif untuk
menghemat penggunaan energi.
Pemangksan juga dapat dilakukan
setelah panen dengan membuang
cabang dan ranting yang patah,
rusak, dan terkena penyakit.
62

3. Pemangkasan Produksi
Pemangkasan ini bertujuan untuk menjaga kesehata n
tana man mangga, meningkatkan kuantitas dan kualitas
buah ya ng d ihasilkan, serta menjaga agar produktivitasnya
tetap tinggi. Pemangkasan in i dilakukan melalui beberapa
tahapan, yakni pemangkasa n akar, pengeratan bata ng,
pemangkasan dahan, cabang, ranting, dan daun, serta
pemangkasan ranting buah .

Peman gkasa n akardilakukan pada saat pembungaan kurang,


meskipun pertumbuhan tanaman terlihatbaik. Pemangkasan
dilakukan dengan membuang akar yang berukuran kecil
menggunakan pisau atau golok yang tajam. Pengeratan
batang bertujuan untuk membant u pembentukan buah
dengan menghambat aliran zat makana n dari pucuk ke
a kar.

Selain dengan pe ngeratan bata ng, pembentuka n bunga


dan buah juga dapat d irangsang dengan pemangkasan
dahan, cabang, ranting, dan daun. Pemangkasan selanjutnya
adalah pemangkasan ranting buah yang dllakukan setelah
panen de ngan memotong bekas ranting buah yang te lah
dipanen dan menyisakan dua atau tiga mata tun as untuk
memunculkan kembali ranting buah.

4. Pemangkasan Berat
Pemangkasan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi
tana man ya ng baru dipanen agar ma mp u memunculkan
caba ng-cabang baru ya ng lebih produktif Pemangkasan
ini dilakukan setelah panen denga n memangkas total
dan ha nya menyisakan batang utama dari beberapa
63

dahan . Pemangkasan berat dilakukan bersamaan dengan


pemang kasan akar dan penggantian media tanam.
Pemangkasan akar ini bertujuan unt uk mengefisienkan
penyerapa n unsu r hara, sehingga memudahkan
pendistribusian unsur hara ke bagia n tajuk tanaman.

d. Penjarangan Buah
Penjarangan buah mangga yang ditanam di dalam pot perlu
dilakukan. Tujuannya agar dihasilkan buah berkualitas baik.
Penjarangan juga berguna untuk mencegah ranting tidak
mudah patah, terutama ketika buah mangga mulai tumbu h
besar.

Penjarangan buah
mangga. Perhatikan
kondisi buahnya, lalu
buang buah yang
pertumbuha nnya
kurang baik
64

Lakukan penjarangan ketika buah masih berukuran kecil.


Petik buah ya ng pertumb uha nnya kurang baik (abnormal,
sakit, dan berukura n kecil). Sisakan 2- 5 buah dalam satu
tandan. Pilih buah yang pert umbuhannya bai k, bebas hama
penyakit, sert a memiliki bentuk dan warna yang menarik.
Guna kan gunting pangkas untuk menjarangkan buah.

e. Pembungkusan Buah
Pembungkusan buah dimaksudkan untuk mencegah
serangan hama, seperti penggerak buah dan lalat buah.
Sela in itu, buah yang dibungkus akan berukura n lebih
besar da n berpenampilan mena ri k. Kegiatan in i biasanya
dilakukan setelah penjarangan buah . Buah sebaiknya
d isemprot dengan insektisida sebelum d ibungkus untuk
membasmi telur serangga yang menempel. Pemb ungkusan
buah d ilakukan dengan menyelubungi seluruh bagian buah.
Bagian atas da n bawah pembungkus ditutup denga n cara
d istreples, diikat, ataupun d ilem.
65

Bertanam Mangga
diKebun
66

A. Persiapan Lahan
Lahan ya ng akan digunakan untuk berkebun mangga da pat
berupa lahan bekas tegalan, bekas sawah, semak belukar,
bekas huta n, ata upun la han ya ng bertopografi miring. Lahan
yang akan digu naka n sebaiknya dibersihkan dari alang-
alang, batu besar, atau t unggul batang tana man sebelumnya.
Hal ini bertujuan agar sistem perakaran tanaman tidak
terga nggu serta proses penyerapan unsur hara dan air tidak
t erhambat.

Lapisan cadas yang berada di bawah lapisan tanah yang


relatif tipis sebaiknya d ihanc urkan . Pada saat pengolahan,
tanah dibalik untu k mematikan bibit hama dan penyakit
di dalam tana h. Lahan d ibag i menjadi be berapa blok yang
dipisah kan ole h jala n yang berfungsi saat perawatan,
pengangkutan hasil pa nen, dan p engawasan ke bun.

Kebun yang akan dita nami mangga ditata menurut pola


buju r sangkar agar tersedia alur yang cukup luas untuk
dila lui peralatan me kan is saat perawatan dan pemanen an
buah. Jika kebun ya ng akan ditanami termasuk daerah
yang sulit sumber a ir, buat penampung air hujan d i bagian
kebun ya ng letaknya pal ing t inggi agar air dapat d ialirkan ke
tempat lain nya. Un tuk memudahkan penga iran, bua t parit-
parit irigasi dan drainase selebar 1-2 m dengan kedalaman
1 m. Untuk lahan ya ng bertopografi agak miring, lebar parit
cukup 1 meter.

Jarak tanam yang digunakan harus disesuaikan dengan


jenis ta nah, kesuburan tanah, jen is tanaman, dan asal bibit.
Jarak tanam berpengaruh terhadap serapan uns ur hara
67

oleh tanaman, penerimaan s1nar matahari, keadaan iklim


mikro di sekitar ta naman, da n jumlah tana ma n ya ng akan
ditanam. Jarak ta nam yang terla lu sempit menga kibatkan
tajuk tanaman saling bersentuhan.

Tajuk tanaman yang sal ing berhimpitan akan menyebabkan


penerimaan sinar matahari yang tidak merata, sehingga
berpengaruh terhadap proses fotosintesis. Hal ini akhirnya
akan memengaru hi pertumbuhan tanaman dan produksi
buah. Penjarangan tajuk tanaman mangga biasanya
dilakukan pada usia 7 atau 10 tahu n. Penanaman bibit
dilakukan secara selang-seling di baris untuk me maksimal-
kan ruang terbuka untuk pembentukan tajuk. Jarak tanam
yang sesuai untuk pertanaman mangga yang menggu nakan
bib it okulasi ada lah 6 x 6 m.

Ko ndisi kebun yang bertopografi miring dapat disiasat i


dengan pembuatan teras-teras atau tanggu l. Pembuatan
teras atau ta ngg ul in i berfungsi unt uk mencegah terjadinya
erosi da n sabagai penangkal angin. Untuk areal perkebunan
yang luas,pembuata nterasatautanggul dapatmenggu nakan
peralatan besar. Keadaan tersebut membutuhkan biaya
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembukaan lahan
area l yang datar.

B. Penanaman Bibit
Penan aman bibit sebaiknya dilakukan pa da awal dan
pertengahan musim hujan aga r kebutuhan air mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan bibit, te rutama pada saat awal
penanaman. Lubang tanam dibuat berdasarkan jen is tanah
yang akan digunakan. Jika mangga ditanam di tanah cadas,
68

ukuran lubang tanam diperlebar menjadi 1 x 1 x 1 meter.


Namun, jika ditanam d i tanah hitam (gembur), ukuran
lubang tanam cukup 70 x 70 x 70 cm. Berikut in i langkah
pembuatan lubang tanam.
1. Hitung dan atur jarak lubang tanam. Gunakan patok
kayu sebagai penanda posisi lubang tanam.
2. Saat pembuatan lubang tanam, p isahkan tanah bagian
atas dan t anah bagian bawah. Lubang tanam lalu
dibiarkanterbuka selama 1-2 minggu untuk mematikan
b ibit hama dan penyakit.
3. Setelah itu, masukkan tanah bagian atas ke dalam lubang
tanam sampai terisi seperempat vol ume lubang.
4. Campur sisa tanah galian dengan pupuk kandang
sebanyak 10 kg dan d itamba hkan NPK sebanyak 100
gram.
5. Masukkan tanah galian ke dalam lu bang tanam hingga
menggunduk.

Jika bibit mangga didatangkan dari tempat yang jauh,


sebaiknya diberikan masa istirahat minimum satu minggu
untuk mengembalikan kesegaran bib it agar kuat pada saat
ditanam. Proses pengangkutan mengakibatkan bibitmenjadi
agak layu dan lemah. Pemberian masa istirahat dilakukan
dengan menempatkan bibit di lokasi yang ternaungi atau
teduh. Bibit kemudian disiram secara teratur 1- 2 kali/hari,
yakn i pada pagi dan sore hari.

Bibit mangga sebaiknya ditanam pada pagi atau sore hari


agar bibit tidak layu pada saat dipindahkan. Bibit yang baru
d ipindahkan memiliki akar yang belum sempurna, sehingga
air yang d iserap t idak seimbang dengan air yang hilang
69

akibat transpirasi. Akibatnya, tanaman akan muda h layu.


Berikut in i tahapan penan aman bibit mangga di kebun.
1. Gali kembali lu bang tanam yang sudah tertutup tanah
tepat di tengah-tengah. Sesuaikan ukuran lubang
tersebut dengan media bibit.
2. Taburi lubang tanam dengan Furadan 3G untuk
memberantas hama dan penyakit dalam tanah.
3. Lepaskan bibit dari polibag secara hati-hati dengan
cara membasahi media semai. Kerat bagian bawah dan
samping polibag, lalu lepaskan kantong polibagnya .
4. Sebelum bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam,
sebaiknya perhatikan keadaan perakaran bibit mangga.
Akaryang terlalu panjang dapat dipotong menggu nakan
gunting ya ng tajam.
5. Masukkan bibit beserta tana h yang menempel ke dalam
lubang tanam sedalam lehe r akar, lalu t imbun dan
padatkan tanah agar tanaman tidak goyang.
6. Siram bibit ya ng sudah ditanam hingga cukup basah,
lalu tutup tanah dengan rumput kering untuk menjaga
kelembapan tanah.
7. Pasang ajlr untuk menopang agar tidak mudah rebah
tertiup angin. Bibit yang telah ditanam diberi naungan
dari daun kelapa atau alang-alang.

C. Pemeliharaan

a. Pemupukan
Tanaman mangga membutuhkan asupan unsur hara yang
cukup tinggi. Serapan unsur hara oleh akar dari dalam
tanah belum tentu dapat memenuhi kebutuhan tanaman
untuk tumbuh optimal. Dibutuhkan asupan unsur hara
70

lain, ya itu melalui pemupukan. Pemupukan yang dilaku kan


harus tepat jen is, dos is, dan cara aplikasinya. Jen is, dosis,
dan cara pemupukan tanama n mangga tergantung pada
fase pertumbuhannya. Berikut ini pemupukan mangga
berdasarkan fase pertumbuha nnya.

1. Umur 3- 4 Bulan
Umur 3-4 bulan merupakan awal fase vegetatif tanaman
mangga . Pemupukan pad a fase in i bertujuan untuk memacu
pertumbuhan bag ian vegetatif sepert i batang, cabang,
ranting, daun, dan perakaran. Pupuk yang diberikan berupa
urea atau amonium sulfat dengan dosis 100-150 g ram/
pohon. Pemberiannya dengan cara ditabu rkan di parit yang
dibuat melingkari tanaman dan sejajar tajuk. Setelah pupuk
ditabur, parit ditimbu n dengan tanah dan d isiram.

2. Umur Satu Tahun


Pupuk yang diberikan berupa pupuk kandang dengan dosis
15 kg/pohon. Pupuk kandang sebaiknya diberika n setiap
6 bulan sekali, yakni pada awal dan akhir musim hujan.
Caranya, benamkan pupuk di da lam parit yang dibuat
melingkari bata ng pohon. Setelah p upuk dimasukkan, ad uk
ta nah menggunaka n cangkul agar pupuk tercampur dengan
ta nah bagian bawah, lal u tutup ke mbali parit tersebut.

3. Menjelang Berbunga
Pada fa se ini, tanaman membutuhkan pupuk ya ng me miliki
komposisi fosfor dan kalium ya ng lebih tinggi. Tuj uan nya
untuk merangsang pembentukan bunga. Pupuk yang
d iberikan berupa NPK 15-15-15 dengan dosis 1- 2 kg/po hon
ditambah dengan NPK 8-24-24 ata u NPK 1-30-40 dengan
71

dosis 100-200 gram/ pohon atau NPK 8-16-24 dengan dosis


100-150 gram/ pohon.

4. Saat Pembentukan Buah


Pada fase ini, tanaman mangga membutuhkan pemupukan
dengan komposisi kalium yang lebih ting gi ditambah pupuk
mikro untuk menghasilkan buah yang berkualitas. Pupuk
yang d iberikan berupa NPK 15-15-15 dengan dosis 1- 2 kg/
pohon set elah buah t erbentuk. Penyemprotan pupuk daun
juga dilakukan bersamaan dengan pemupukan NPK 16-2 1-
27 sebanyak 100- 150 gram/20 liter air. Pemupuka n m elalui
daun m emungkinkan semua unsur hara yang disemprotkan
dapat diserap tanaman.

Pupuk m ikro ya ng diberikan berupa boron dengan dosis


300 ppm (3 ml/I air) untuk mencegah bu ah yang rontok dan
terbelah serta meningkatkan kemanisan buah. Mutu buah
dapat ditingkatkan dengan menambahkan pupuk tulang
atau pupuk mikro lainnya seperti zinc.

S. Setelah Panen
Pupuk yang diberikan berupa pupuk kandang dengan
dosis 20 kg/pohon dan NPK 15-15-15 dengan dosis 1- 2
kg/ pohon. Pemupukan ini bertujuan untuk merangsang
muncu lnya daun muda setelah panen. Pem up ukan harus
disertai dengan pengairan untuk memud ahkan penyerapa n
oleh akar. Setelah 10- 15 hari, berikan pupuk daun, seperti
Nutraphos N dengan dosis 100 gram/ 20 liter air atau pupuk
maj em uk NPK 10-0-46 dengan dosis 400- 500 gram/ 20 liter
72

Untuk merangsang pembungaan pada saat daun telah


terbentuk, dapat ditambahkan NPK 9-24-24 sebanyak 1 kg/
pohon. Setelah 30 hari, semprotkan pupuk da un berkadar
0-52-34 dengan dosis 100- 150 gram/ 20 liter air. Selang
7-10 hari, semprotkan pupuk kalium dengan dosis 400-
500 gram/ 20 liter air. Untuk mempe rcepat pembungaan,
maka proses pemberian air d ihentikan.

b. Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatan membersihkan gulm a atau
tanaman lai nnya d i lingkungan kebun ya ng me ngganggu
pertumbuhan tanaman mangga. Keberadaan gulma dan
tanaman lainnya dapat menganggu proses pertumbuhan
tanaman mangga. Penyiangan dapat dilakuka n secara
manual, mekanis, ataup un kim ia. Secara manual, penyiangan
d ilakukan menggunakan alat ringan seperti kored, cangkul,
dan sabit.

Penyianga n secara mekanis dilaku kan mengg unakan


peralatan mesin. Sementara itu, penyiangan secara kim ia
biasanya dilakukan d i lahan yang luas menggunakan
he rbislda, sepertl Gramoxone, Basta 200 AS, dan Esteron
45 P. Bersamaan dengan penyiangan, sebaiknya dilaku kan
penggemburan tan ah di sekitar tajuk tanaman. Penyiangan
d i lahan mangga meliputi pekerja an sebagai berikut.
1. Membua ng dan m embakar kotoran, daun-daun, dan
ra nting bekas pangkasan ya ng dapat me ngundang
penyakit.
2. Memangkas daun dan ranting yang sakit atau yang
te rkena serangan hama penyakit untuk menghindari
pe nyebaran penyakit ke bagian lai nnya.
73

3. Memangkas daun dan ranting parasit, yakn i daun dan


ranting ya ng tidak terkena mataha ri langsung.
4. Memba kar buah-buahan ya ng busuk dan ro ntok.
5. Jangan menebas habis rerumputan di luar tajuk untuk
mencegah e rosi permuka an ya ng membawa lapisa n
ta nah beserta unsur haranya saat musim hujan.

c. Pengairan
Tanaman mangga membutuhkan air ya ng cukup terutama
saat pertumbuhan awa l serta menjelang pembe ntukan
b unga dan buah. Pemberian air ya ng tidak mencukupi
dapat me nimbulkan beberapa masa lah, seperti efisiensi
pemupukan menjadi renda h ka rena akar jauh d i dalam tana h,
pertumbuhan tunas tidak serempak sehingga menyulitkan
perawatan, dan produktivitas ta naman menjadi rendah.

Sebaliknya, penga 1ran yang berlebihan pun dapat


berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman,
sepert i menurunkan kemampuan akar menyerap unsur
hara, menghambat peredaran uda ra dalam ta nah, dan
mengakibatka n kebusukan akar. Pengairan seba iknya
dilakukan pada pagi ata u sore hari. Pembuatan sum ur ata u
lu bang resapan di dekat pohon buah akan memuda hkan
tanaman untu k me nyerap air hujan. Berikut beberapa hal
yang harus diperhatikan sehub unga n dengan pe ngairan
mangga.
1. Saat musim kemarau, tanaman yang masih muda
membutuhkan air sebanyak 70-80 liter/ pohon/
m1nggu.
2. Keb utuha n ai r berkurang menjadi 40- 60 liter/ pohon/
minggu pada masa produktif. Pe ngairan dihentika n
apabila menjelang pembentukan bunga.
74

3. Pada saat pembentu kan bunga dan buah, ta naman


membutuhkan pengairan normal, bahkan dikurangi
sed ikit setelah buah terbentuk. Tujuannya untuk
mengurangi kerontokan bunga atau buah .
4. Kebutuhan air meningkat pada saat pembesaran buah
yang berlangsung selama 3-4minggu sebelum panen.
Untuk menghasilkan mutu buah yang diinginkan,
pengairan dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
5. Setelah panen, pohon membutuhkan banyak air untuk
memulihkan kondisinya ke keadaan normal. Pengairan
sebaiknya diikuti dengan pemupukan menggunakan
pupuk berkadar N t ingg i.

Pengairan tanaman mangga dapat dilakukan dengan cara


sebagai be rikut.
1. Pengairan secara manual menggunakan gembor atau
ember sebanyak 5-10 liter/ pohon.
2. Air dialirkan melalui parit-parit di setiap sisi alurtanaman
menuju ke set iap tanaman.
3. Pengaira n menggunakan semprotan bertekanan
tinggi.
4. Pengairan curah atau sprinkler irigation, yaitu membuat
hujan buatan dengan memercikkan air.
5. Pengairan dengan cara dileb, ya itu areal pertanaman
digenangi air sampai basah.

d. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan mengganti ta na man ya ng mati
atau terkena penyakit dan ta naman yang pertumbuha nnya
terhambat denga n tanaman ba ru. Penyulaman biasanya
dilakukan satu m inggu setelah penanaman pertama.
75

Tujuannya mengoptimalkan lahan yang d igunakan agar


dapat berproduksi seca ra maksimal.

Tanaman pengganti yang digunakan harus memiliki umur


yang sama dengan tanaman yang digantikan, sehingga
me nghasilkan pertumbuhan yang seragam. Karena itu,
dalam penghitungan bibituntukpenanaman harus ditambah
2-5°/o untuk bibit penyulaman. Teknik penanaman bibit
penyulaman sama dengan teknikpenanamanyang pertama.
Sebaiknya, aplikasikan pestisida terlebih dahulu di lubang
tanam sebelum bib it sulaman ditanam.

e. Pemangkasan
Batang, cabang, ranting, dan tunas air yang rusak atau
terserang penyakit harus segera d ipangkas. Hal ini bertujuan
untuk memelihara tanaman dan me mbentuk fisik tanaman.
Pemangkasan yang dilakukan saat masa pembungaan
dan pembuahan bertujuan untuk memaksimalkan hasil
fotosintesis (C/ N ratio tinggi). Pada saat pembungaan
dan pembuahan, tanaman mangga membutuhkan
C (karbohidrat) yang lebih banyak, seh ingga dengan
pemangkasan dih arapkan suplai C di bagian bunga dan
buah terpenuhi.

Pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman mangga


dibedakan menjadi dua jenis, ya kni pemangksan bentuk
dan pemangksan pemeliha raan.

1. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan ini bertujuan untuk membentuk pohon
sesuai dengan ya ng diinginkan. Pemangkasan ini biasa
76

dilakukan d i bagian batang, caba ng, dan ranting pohon


untuk menghasilkan tinggi tertentu dengan percabangan
yang terbatas. Pemangkasan bentuk dimaksudkan untuk
membentuk t ipe tanaman terbuka tengah dengan susunan
batang utama dan cabang mengikuti pola 1-3-9-27 dengan
tinggi tiga meter.

Pemangkasan bentuk dilakukan pertama kali pada saat


tanaman masih muda (denga n t inggi sekitar 80- 100 cm).
Pemangkasan dilakukan de ngan menyisakan tiga cabang
primer di batang utama serta letak antarcabang membentuk
sudut yang seimbang dan terletak pada ketinggian yang
berbeda.

Dari cabang primer yang tersisa dipelihara masing-masing


t iga cabang sekunder. Demikian sete rusnya, sampai te rben-
t uk kanopi pohon setengah kubah dari percabangan yang
kompak dan daun yang merata. Jika bidang pemangkasan
hanya tumbuh tunas dengan satu cabang, pemangksan
batang utama harus diu langi. Pemangkasan selanjutnya
dilakukan 3- 6 bulan setelah pemangkasan pertama atau
jika cabang ya ng dipelihara telah mencapai satu meter.

2. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasa n ini bertujuan untuk membuang ca bang dan
ranting yang rusak, tunas air, daun yang mengering dan
terkena penyakit, serta untuk mengatur pertumbuhan
cabang. Pemangkasan ini dilakukan pada tanaman usia
produktif untuk merangsang pembungaan secara maksimal.
Sebaiknya, pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada
awal musim hujan.
77

Pemangkasan dilakukan dengan membuang cabang, tunas


liar, ranting, dan tunas yang sakit untuk memaksimalkan
penerimaan sinar matahari di bagian mahkota daun . Pangkas
dahan dan ranting yang rapat, bersilangan, tersembunyi,
dan terserang penyakit. Pangkas tajuk bagian atas dengan
cara mundur satu ruas dari ujung ranting.

Untuk menghasilkan buah yang lebat dan memudahkan


dalam proses pemanenan, tinggi tanaman dipertahankan
hanya sampai enam meter. Pangkas dahan dan ranting yang
pertumbuhannya ke arah dalam tajuk. Pemangkasan cukup
dilakukan menggunakan tangan di bagian tunas yang belum
berkayu. Alat lain yang dapat digunakan antara lain gunting
pangkas atau pisau yang tajam agar kulit kayu cabang tidak
terkelupas dan tidak pecah.

Cabang air atau ranting tidak produktif. Harus dipangkas karena hanya
menghabiskan energi, tetapi tidakb1sa menghasilkan buah
78

f. Penjarangan Buah
Penjarangan buah dilakukan untuk menghasilkan buah yang
berkualitas ba ik. Buah yang terlalu banyak dikhawa tirkan
akan menyebabka n tandan mudah patah, terutama
saat buah mulai tumbuh besar. Buah yang tersisa akan
memperoleh asupan nutrisi ya ng cukup dan rua ng gerak
yang lebih luas, sehingga dapat tumbuh optimal. Tanaman
mangga yang berbuah terlalu lebat dapat mengakibatkan
buah yang mu ncul sedikit pada musim berikutnya. Karena
itu, produktivitas buah yang tinggi dapat dipertahankan
melalui kegiatan penjarangan buah.

Penjarangan buah dilakukan dengan memperhatikanjumlah


rangka ian tandan bu ah ya ng terdapat dalam satu cabang,
butir bakal buah dalam satu tandan, dan ukuran ca bang yang
berbuah. Penja ranga n biasanya dila kukan saat buah masih
berukuran kecil. Petik buah yang pertumbuhannya kurang
baik (abnormal, sakit, dan berukura n kecil). Sisakan 2- 5
buah d alam satu tandan. Pilih buah yang pertumbu ha nnya
baik, bebas dari hama dan penyakit, serta memiliki bentuk
dan warna ya ng menarik. Gunakan gunting pangkas untuk
menjara ngkan buah .

g. Pembungkusan Buah
Pembungkusan buah dimaksudkan untuk mencegah
serangan hama, seperti penggerak buah dan lalat buah.
Buah yang d ibungkus juga akan memiliki ukuran ya ng lebih
besar d an pena mpilan ya ng menarik. Kegiatan in i biasa nya
d ilakukan setela h penjarangan buah. Buah sebaiknya
d isem prot dengan insektisida sebelum dibungkus untuk
membasmi telur serangga yang menem pel.
79

Pembungkus yang digunakan harus mampu menahan sinar


matahari, menjaga kelembapan buah, dan ta han lama.
Pembungkus yang biasa digunakan berupa kertas ko ra n,
kertas semen, atau plastik.

Pembungkusan buah banyakdilakukan diThailand, terutama


untuk membent uk warna bua h mangga mahachanok.
Pembentukan warna ini d isebabkan perbedaan besarnya
inte nsitas sinar matahari yang diterima bagian kuli t mangga.
Bagian yang terkena sinar matah a ri akan menguba h
kandungan glukosa menjadi a ntosianin,zatyang dibutuhkan
untuk pembentu kan pigmen merah jambu sampai violet.
Pembungkusan buah dilakukan dengan menyelubungi
seluruh bagian buah. Bagian atas dan bawah pembungkus
ditutup dengan cara distrep les, dii kat, ata upun dilem.
80

Aneka Tip Mempercepat


Pembuahan Mangga
81

Buah merupakan produk utama yang dihas ilkan tanaman


mangga. Produktivitas buah yang tinggi dengan kualitas baik
akan menghasilkan keuntungan yang besar bagi mereka
yang berbisnis buah mangga. Mangga termasuk tanaman
tahunan yang biasanya berbua h sekali dalam setahu n.
Munculnya bunga atau buah tanaman mangga dapat diatur
atau dipercepat dengan memberikan perlakuan khusus
terhadap tanaman mangga.

Perlakuan khusus tersebut dapat dilakukan baik untuk


mangga yang ditanam di kebun maupun mangga yang
ditanam di dalam pot. Perlakuan ini bertujuan untuk
me rangsang pembentukan bunga dan buah yang
dilakukan terhadap tanaman yang telah memasuki fase
produktif, sekitar umur 1,5- 3 tahun. Berikut beberapa
perlakuan khusus ya ng biasa dilakukan untuk merangsang
pembentukan bunga dan buah mangga.

A. Pemangkasan
Pemangkasa n ya ng teratur terhadap ta na man mangga
dapat merangsang pembentukan dan pertumb uhan buah .
Pembuangan cabang dan ranting yang tidak produktif
akan mengefisienkan penggunaan energi hasil fotosi ntesis,
sehingga kandu ngan karbohidrat dalam tanaman yang
dibutuhkan untuk pembentukan buah me ningkat.
Pemangkasan tanaman yang terlalu rimbun dapat
membantu meratakan penyebaran sinar mataha ri.

Sina r matahari yang cukup juga membantu daun dalam


menghasilkan karbohidrat yang optimal- yang akan
digunakan sebagai cadangan makanan. Pemangkasan
82

dilakukan dengan membuang cabang yang tumbuh


tegak. Cabang yang t umbuh tegak biasanya tidak mampu
menghasilkan bunga dibandingkan dengan cabang yang
datar.

Pemangkasan juga dilakukan dengan membuang cabang


yang rusak, terkena penyakitdan lemah,serta ranting-ranting
yang bersilangan dan tumbuh terlal u rapat. Pemangkasan
t unas muda juga dapat merangsa ng pembuahan. Cara ini
cocok untuk mangga yang ditanam dalam pot, tetapi kurang
efekt if bila dilakukan terhadap ma ngga yang berukuran
besar karena membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih
banyak.

B. Pelukaan Batang
Pelukaan batang merupakan perlakuan fisik ya ng banyak
d ilakukan untuk merangsang pembentukan bua h. Pelukaan
bertujuan untuk menghambat d istribusi hasil fotosintesis
berupa ka rbohidrat dari daun ke akar, sehingga karbohidrat
menumpuk di bagian daun dan cabang.

Kadar karbohidrat yang telah mencapai titikjenuh di bagian


daun ditambah rasio nitrogen dan karbohidrat 2 : 3 dan
hormon auksin yang d iproduksi di bagian pucuk tanaman
akan merangsang pembentukan bunga. Pelukaan di
batang ini terbukti efektif mempercepat pembungaan dan
pembuahan tanaman . Pelukaan biasanya d ilakukan dengan
mengupas kulit batang sampai kambiumnya hilang selebar
10- 20 cm.

Pelukaan batang juga dapat dilaku kan dengan mencacah


atau membacok batang de ngan cara memukul batang
83

menggun akan pisau atau parang ya ng tajam. Pelukaa n


ini banyak dilakukan terhadap tanaman mangga, karena
batangnya yang keras tahan te rhadap Iuka kulit. Pe ncincinan
(ringing ) merupa kan salah sat u cara pelukaan batang dengan
me ngelupas kulit batang secara melingkar selebar 10 cm.

Pencincinan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandi ngkan


dengan hanya mencacah atau membacok tanaman. Jika
pengelupasan kulit tidak dilakukan dengan hati-hati dapat
merusak bagian kambium tanaman yang akhirnya akan
menyebabkan tanaman mati. Pencacahan atau pencincinan
batang kurang disarankan, ka rena dapat mendatangkan
penyakit di bagian batang yang dilukai.

C. Pelengkungan Batang
Pelengkunga n batang bert ujuan untuk menghambat
per-tumbuhan vegetatif dan mendo rong pertumbuhan
generatif tanaman mangga. Pelengkungan batang dilaku-
kan dengan mendatarkan ca bang. Hal ini dikarenakan pada
kond isi caba ng yang mendatar, aliran unsur hara dan air
berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan cabang
yang tumbuh dengan posisi menurun.

Cabang yang mendatar membutuhkan tekanan agar unsur


hara dapat mengalir, bila tidak aliran unsur hara akan terhenti.
Teknik pelengkungan batang d ila kukan dengan cara menarik
cabang yang akan dilengkungkan ke arah tanah hingga
merunduk. Ujung cabang ditaha n menggunakan tali ya ng
diikatka n ke patok ya ng ditancapka n di tan ah agar cabang
tidak ke mbali ke bentuk semula.
84

D. Pencekikan atau Pelilitan Batang


Pencekikan atau pelilitan batang juga merupakan kegiatan
melukai batang tanaman mangga. Prinsipnya sama dengan
pelukaan, ya itu untuk menghambat aliran hasil fotosintesis
dari daun ke akar, sehingga karbohidrat tertahan di daun yang
kemudian digunakan untuk merangsang pembungaan dan
pembuahan. Pencekikan dinilai lebih aman karena pelukaan
dilakukan secara tidak langsung terhadap tanaman.

Pencekikan dilakukan dengan melilitkan batang primer


atau batang sekunder menggunakan kawat. Pencekikan
dengan kawat lebih baik karena lebih kencang sehingga
pendistribusian hasil fotosintesis benar-benar terhambat.
Batang yang dililit kawat akan semakin te rcekik saat batang
tanaman t umbuh me mbesar. Bunga akan muncul setelah
dilakukan pencekikan selama 1-2 bulan . Lilitan dilepaskan
setelah bakal buah mulai muncul. Pencekikan atau pelilitan
in i cocok untuk merangsang pembungaan dan pembuahan
mangga yang ditanam di pot.

E. Pemberian Fosfor atau Protein Berkadar


Tinggi
Pemupukan dengan dosis fosforatau protein yang tingg i dapat
merangsang pembentukan bunga. Prinsipnya adalah dengan
mengurangi pertumbuhan vegetatif sehingga merangsang
pertumbuhan generatif. Pupuk yang digunakan dapat berupa
pupuk organik atau pupuk anorganik. Pupuk organik yang
dapat d ibe rikan berupa minya k ikan, tepung darah, dan
tepung ikan dengan kandu ngan protein tinggi.

Air cucian ikan dan binatang laut yang kayak proteinjuga dapat
disiramkan ke tanaman. Tepung darah atau tepung tulang
85

diberikan setelah tanaman diberi pupuk kandang dengan


menambahkan humus atau organic soil treatment {OST).
Tepung darah atau tepung tu lang diberikan setiap t iga bulan
sekali, sebanyak 2-3 genggam/tanaman. Minyak ikan dapat
ditambahkan setiap dua minggu sekali dengan komposisi 10
liter air untuk 1 tutup botol minyak ikan . Minyak ikan diberikan
dengan cara disiramkan ke tanaman sebanyak 2-3 gayung
per tanaman.

Berikutbeberapa komposisi dosis pemupukanyang digunakan


untuk merangsa ng pembungaan.
1. Pupuk majemuk NPK diberikan sebanyak 50 gram/ pot.
Pupuk daun dengan dosis 1 cc/ 2 liter air diberikan setelah
3-4 hari pemupukan pertama.
2. Pupuk tunggal dengan komposisi Y4 bagian N, Y2 bagian
P1 0 5, dan ~ bagian ~O diberikan sebanyak 1,5 kg dengan
menaburkannya di sekeliling tanaman, lalu disiram.
Zat perangsang tumbuh seperti Giberelin, Dekamon,
dan Golstar diberikan tiga minggu setelah pemupukan
pertama. Tanaman kembali dipupuk mengguna kan SP-36
dan KCI dengan dosis masing-masing 250 gram setelah
bunga muncul dan bila sudah ada buah yang matang.

F. Pemberian Zat PengaturTumbuh (ZPT)


Pemberian ZPT bertujuan untuk memengaruhi pertumbuh-
an jaringan tanaman d an merangsang pembungaan dan
pembuahan. Komposisi sitokinin, giberelin, dan auksin akan
merangsang pembentuka n bunga. Giberelin merupakan zat
perangsang tumbuh, yang keberadaannya harus dikurangi
jika ingin memunculkan bunga. Retardan dengan bahan aktif
paklobutrazol dapat menurunkan kadar giberelin dalam tubuh
tanaman sehingga efektif memacu pembentukan bunga.
86

Pemberian pakl obutrazol efektif untuk tanaman mangga,


karena mangga termasuk tanaman terminal atau yang
b e rbunga di uj ung. Pe mbe rian paklobutrazol untuk t ana ma n
mangga yan g seh at dapat menghambat pertumbuhan
daun da n melumpuhkan titik tumbuh. Fotosintesis tetap
berlangsung tetapi dengan ras io C/N yang lebih tinggi di
bagian tajuk. Ha l ini menga kibat kan pada saat titik tumbuh
pulih, buka n daun b a ru ya ng keluar, melai nka n bunga.

Paklo butrazol menghambat pertumbuhan sel meristem


dan mera ngsa ng p emb ent ukan bunga m e la lui du a ca ra.
Pertama, denga n m en g uba h keseimba nga n hormon yang
menginduksi etilen untuk mera ng sang pem bungaa n. Kedua ,
dengan men e ka n laju pert umbuhan sehingga m e ngurangi
akumu las l nitrogen . Pengaturan waktu p e mb e rian
p a klobut razol ya ng tepat d apat m e n gatur wa ktu panen
mangga . Paklobutrazol diberikan dengan menyiramkannya
d i sekitar pang kal batang dengan dosis 5-10 ml yang
d ila rutkan da lam 10 liter ai r. Ha l ini ya ng dilakukan sa lah
seorang pengelola ke bun di Maja lengka untuk m engatur
waktu panen mangganya.

Zat pe ngatur tum bu h lainnya yang dap at digunakan untuk


m e ra ngsa ng p em buahan adalah culta r dan d ekam on . Culta r
be rkha siat unt uk m e ning katkan juml a h ra nt ing prod uktif
serta mempercepat dan merangsa ng pembent u ka n bunga.
Semen ta ra itu, dekamon berkhasiat untuk merangsang
t umbuhnya tu nas baru, men cegah bung a da n buah yang
rontok, serta m ening kat kan ku al itas dan kuant itas buah.
Pemberian ZPT untuk t anama n mangga d apat meng h asilkan
buah berukuran b esar, lebat, da n dengan rasa yang m an is.
87

Pemberian ZPT harus dibarengi dengan pemupu ka n dan


penyiraman ya ng teratur. Pemupukan dilakukan dengan
memberika n fosfor dosis tinggi. Penyiraman diberikan secara
rut in sebanya k 3- 5 liter/ hari. Penyiraman ditingkatkan
me njadi 10- 15 liter/ hari bila tela h muncul bunga. Dosis
ZPT ya ng d lberikan tidak boleh berlebihan karena dapat
mengha mbat fu ngsi hormon tersebut. Waktu pemberian ZPT
ya ng efektif adalah pada saat tanaman sudah memasuki masa
produkt if. Untuk ma ngga yang ditanam dalam pot, pemberian
ZPT dilakukan setahun sekali, yakni setiap 3-4 bu Ian sebelum
pembungaan.

G. Stres Air atau Pengeringan


Keberadaan air yang mencukupi memang dibutuhkan untuk
menghasilkan pertumbuhan tana man yang maksimal, tetapi
pemberiannya dapat d ikurangi bila bunga atau buah tidak
juga muncul. Perlakuan stres air in i be rperan sebagai musim
kemarau bagi tanaman mangga ya ng memang biasanya
berbunga pada awal musim kemarau. Unsur ha ra yang
terkand ung dalam tana h akan sulit diserap oleh aka r tanaman
terutama un sur N yang hanya bisa diserap dalam bentuk ion
yang terlarut dalam air.

Serapan unsur N ya ng berkurang akan merangsang per-


tumbuhan bunga, karena ratio C/N meningkat. Perlakuan stres
air dilakukan dengan menghentikan pemberian ai r selama
be bera pa wa ktu t erte ntu hin gga b unga muncul. Perlakuan ini
akan mengakibatkan tanaman layu sehin gga pertumbuhan
daun te rham bat. Penyirama n kembal i dilakuka n secara ru tin
setelah bunga muncul dengan dibarengi pe mupukan yang
te pat.
88

Pengendalian Hama
dan Penyakit
89

Hama dan penya kit dapat menyera ng tanaman mangga


mulai dari fase pembi bitan sa mpa i ta n aman menghasilkan
buah. Pemeliharaan tanaman yang kurang baik dapat
me ngakibatkan peningkatan sera ngan hama atau penyakit.
Tanaman ya ng t e rserang hama atau penyakit biasa nya
ditandai dengan bag ian tubuh ya ng rusak akibat patah
ata u keropos serta pertumbuhannya terhambat. Akar,
da un, ba ta ng, bunga da n buah merupakan b ag ian tan ama n
mangga yang sering t erserang hama da n p e nyakit.

Seranga n hama atau penyakit dapat ditanggu lan g i


dengan membuang bagian-bagian yang te rserang, la lu
membaka rnya. Pestisida juga perlu d iberikan untuk
me ncega h seranganterjadi kembali. Pe nyem p rotan pest isida
dapat dila kukan setiap dua minggu sekal i d e nga n dosis dan
waktu ya ng tepat . Penye mprotan pestisida yang b e rlebiha n
dapat berdampak negatif terhadap p roses penyerbukan
b unga akibat serangga penyerbuknya m ati.

Menjaga kebersihan lin g ku nga n di sekitar tan ama n dan


penggunaan bibit yang taha n hama pe nyakit dapat
mencega h terjad inya se rangan. Berikut beb e rapa h ama
dan p enyakit yang menyerang tana man mangga dan ca ra
pengendalia nnya .

A. Hama
a. Kutu Putih (Planococcus lilacinus)
Karakteristik
Berbentuk oval, dat ar, tubuhnya ditutupi la p isa n t ebal
sepe rt i lil in, sering hin ggap di daun dan m e ngisap ca iran sel
dau n.
90

Gejala Serangan
Daun menjadi kering dan gug ur. Kut u putih menjad i penyebab
munculnya penyakit e m bun jelaga ya ng me nyerang pad a saat
musim hujan.

Pengendalian
1. Kendalikan semut merah yang menjadi vektor kutu putih
dengan menyemp rotkan inse ktisida berbaha n aktif
lambdacyhalothrin atau delmetrin, sepert i Lebaycid 550
dengan dosis 0,2°/o atau sipermetrin, seperti Arrive 30 EC
dengan dosis 2,4 gram setiap satu liter air.
2. Buang da n bakar daun ata u ca bang yang terserang.
3. Semprotka n lnsektisida berbahan aktiflambdacy-halothrin
atau delmetrin , seperti Lebaycid 550 de nga n dosis 0,2o/o.

b. Lalat buah (Dacus dorsa/is)


Karakteristik
Lalat buah dewasa berukuran pa njang 7-8 mm, berwarna
ku ning, dan bersayap putih bening. Serangga ini seri ng
menghinggapi buah mangga dan bertelur. Serangan biasanya
terjadi pada saat buah mu lai muncul.

Gejala Serangan
Te rda pat t itik-titik hitam di permu kaa n buah akibat tus ukan
lalat buah. Produktivitas mangga me nurunan karena banyak
bagian daging buah yang membusuk dan gugur. Telur yang
menempel di pe rmukaan buah akan berubah menjadi larva
yang akan merusak d aging buah.

Pengendalian
1. Jaga kebersihan lingkungan, melakukan pengasapan, atau
menanam tanaman perangkap di sekitar mangga, sepert i
selasih.
91

2. Bungkus buah dengan plastik atau kertas.


3. Pasang pera ngkap lalat buah yang dibe ri Petrogenol 800 L.
4. Memanfaatkan musuh alami, seperti parasitoid dari famili
Braeon idae (Bioteres sp. dan Opius sp.).

c. Rayap (Nasutitermes sp.)


Karakteristik
Rayap menyerang tanaman ma ngga denga n membuat sarang
di d alam tana h sampai batang tanaman di atas permukaan
tanah. Sarang yang dibuat akan ta mpak seperti terowongan
bila d ilihat dari luar.

Gejala Serangan
Rayap b iasanya hanya memakan bagian aka r tanaman
ma ngga yang sudah mati, tetapi cairan ya ng d ihasilkannya
dapat memperce pat kematian kulit batang, sehingga da pat
memperluas serangannya.

Pengendalian
1. Jaga kebersihan lingkungan di sekitar tanaman. Buang sisa-
sisa ranting, sampah, da n bongkol kayu.
2. Gali dan buang bagian tanaman yang terserang.
3. Bongkar sarang rayap, lalu semprotkan insektisida seperti
Regent SC ata u taburkan nemat isida seperti Furadan 3 G
dalam med ia ta nam.

d. Penggerek Batang (Rhytidodera rufomacu/ata)


Karakteristik
Be rupa ulat ya ng menggerek batang atau cabang hingga
te rbentuk lubang dan mengakibatkan ke ropos. Hama ini
biasa nya me nyerang saat musim hujan.
92

Gejala Serangan
Bermula dari adanya kumbang dewasa yang memakan ku lit
pohon sebagai tem pat bertelur. Telur tersebut akan beruba h
menjadi larva (ulat) yang akan menggerek batang atau
cabang sampa i ke bagian tenga h batang dan membentuk
lubang seperti lorong-lorong. Tingkat serangan yang tinggi
akan menyebabkan jaringan pembuluh kayu (xylem) rusak
dan mengering, sehingga pendistribusian hasil fotosintesis
terputus. Tana man menjadi layu, dau nnya rontok, dan akhirnya
ma ti.

Pengendalian
1. Meletakkan batang katu di dekat pohon sebagai perangkap
agar ku mbang bertel ur di kayu, bukan di batang mangga.
2. Buang da n bakar cabang yang terserang hama.
3. Manfaa tkan musuh alam i berupa paras it te lur, sepert i
Promuscidaea, Anagyrus, dan Eupelmus. Biakkan dan
tebar parasit tersebut di sekitar tanaman dapat dilakukan
untuk menekan pertumbuhan tel ur
4. Semprotkan pest isida berbahan aktif mancozeb,
betasifl utrin, dan karbufuron, seperti Buldok 25 EC dengan
dosis 2 ml/ liter air.

e. Penggerek Buah
(Noorda a/bizonalis Hampson)
Karakteristik
Ulat berwarna hijau keunguan, dengan panjang serangga
dewasanya 1,6- 2 mm. Serangga dewasa biasanya aktif pada
sore ha ri. Serangga dewasa mengisap buah mangga dan
menusuk buah untuk meletakkan telur-telurnya. Hama ini
biasanya menyerang buah yang masih berukuran kecil (55-
60 ha ri setelah muncu l buah).
93

Gejala serangan
Adanya bintik-bintik d i permukaan buah yang merupakan
bekas tusukan serangga dewasa untuk meletakkan telur.
Telur tersebut berubah me njad i larva ya ng akan menggerek
buah dan memakan jaringan di bawah kulit buah. Bua h yang
terkena serangan akan menjadi rusa k da n berguguran.

Pengendalian
1. Petik buah yang diserang, lalu benamka n dalam tana h.
2. Bungkus buah yang masih berukuran kecil menggunakan
plast ik atau kertas koran.
3. Gunakan musuh ala mi berupa larva Rhynchium attrisum
4. Semprotkan insektisida berbahan aktif ethofenp rox atau
deltametrin seperti Decis 2,5 EC atau yang berbahan aktif
Bet asilflutrin seperti Buldok 25 EC dengan dosis 2 ml/ liter
ya ng diapl ikasikan pada sore hari.

B. Penyakit
a. Antraknosa (Co//etotrichum gloeosprorioides)
Karakteristik
DisebabkanolehjamurCo//etotrichumg/oeosprorioides.Penya kit
antraknosa tidak hanya menyerang tanama n mangga selama
masa pertumbuhan, tetapi juga selama proses penyimpanan
setelah panen. Antraknosa biasanya menyerang pada awal
musim hujan.Selama masa pertumbuhan, antraknosa biasanya
me nyera ng tanaman mangga di bagian daun muda, batang,
bunga, dan buah.

Gejala serangan
Di daun terdapat bercak bu lat h ingga angular berwarna
cokelat dan kelabu d i tengahnya, kadang-kada ng berlu bang
94

(shot hole) dan berwarna kuning d i bagian tepi. Daun yang


terserang akan mengering dan akhirnya gugur. Batang muda
yang t erserang antraknosa d itandai dengan adanya bercak-
bercak berwarna cokelat kelabu membentuk gela ng. Gejala di
bagian bunga ditandai denga n adanya bercak kecil berwarna
hitam yang dapat menyebabka n bunga rontok. Gejala di
bagian buah ditanda i dengan ada nya bercak h itam di bagian
kulit bua h yang kemudian membesar dan mengakibatkan
buah me mbusuk

Pengendalian
1. Memusnahkan gulma, me mba kar da un-daun yang gug ur,
dan rutin melakuka n pemangkasan setelah panen atau
sebelum muncul t unas baru.
2. Memperbaiki draenase ke bun.
3. Semprotkan fungisida dengan komposisi mancozeb
0,250/o + dicotophos 0,29~ + pupuk daun 2 gram/ liter air.
Penyemprotan dilakukan sejak tu nas bunga terbentuk
hingga masa pemasakan buah dalam selang waktu 7-10
hari. Fungisida lain yang dapat diberikan di antaranya
Dithane M 45, Benlate, dan Antracol 70 WP.

b. Penyakit Busuk Akar (Rose/Jina bunodes)


Karakteristik
Rose/lina bunodes menyerang akar tana man mangga
dengan membentuk misel ium berwarna hitam yang da pat
menyebabkan perakaran memb usuk. Penyakit b usuk akar
menular melalui kontak antara akar ya ng terserang dengan
akar ya ng sehat.
95

Gejala serangan
Daun paling ujung berwarna kuning dan berukuran lebih
kecil, cabang-cabang mengering, dan pertumbuhan tunas
terhambat. Akarya ng terse rang penya kit ini tidakaka n mampu
me nye rap unsur hara secara maksimal.

Pengendalian
1. Sterilisasi media tanam menggunakan Ridomil 2 G,
Basamid G, atau Vapan.
2. Jika t ingkat serangan tidak terlalu parah, dapat buka akar
yang berada dekat permukaan tanah, lalu potong bagian
akar yang sakit. Olesi bekas potongan dengan obat
penutup Iuka , berupa ter ata u karbolineum parafln .
3. Jika telah parah, bong ka r segera tanaman, lalu bakar
untuk menghinda ri penularan ke tanama n lainnya.

c. Embun Jelaga (Capnodium mangiferae)


Karakteristik
Menyerang bagian daun dan ranting tanama n ma ngga. Ca iran
madu ya ng dikeluarkan oleh hama-seperti kut u putih, kutu
sisik, atau we re ng- merupakan makanan bagi cendawan
Capnodlum mangiferae.

Gejala serangan
Cendawa n embun jelaga me nyeba bkan warna h itam di
permukaan da un dan ranting. Tingkat serangan ya ng tinggi
dapat menyebabkan hamp ir selu ruh permu kaa n da un dan
ranting berwa rna hitam. Hal in i mengakibatkan proses
fotosintesis terganggu, seh ingga pertum buhan tanaman
te rga nggu
96

Pengendalian
1. Memberantas hama ya ng mengel uarka n ca1ran madu,
sumber ma kana n cendawa n. Semprotkan pestisid a atau
buang menggunakan tangan. Buang dan ba kar dau n
atau ranting yang terserang.
2. Buang bagian ta naman yang terserang, lalu b akar.
3. Semprotkan fungisida berbahan aktif mankozeb, sepert i
Dithane M-45, Vondozeb 80 WP, Nemispor 80 WP, atau
Trimiltox 65 WP.

d. Penyakit Busuk Buah


(Psedomonas mangifera indica)
Gejala serangan
Adanya b ercak kecil yang kemudian membesardan me nga lami
perubahan warna, dari h ijau, ku ning kehijauan, kuning,
dan akhirnya cokelat ata u hita m. Serangan pe nyakit busuk
buah memat ikan jaringan penyusun organ (gejala ne krosa),
seh ingga menyebabkan buah me mbusuk. Penya kit ini juga
dapat menyerang bagian ta n a ma n lainnya, sepe rti dau n muda,
batang muda, dan tang ka i daun .

Pengendalian
1. Me njaga sanitasi di sekita r lingkungan tanaman melalui
pemangkasa n yang t erat ur untuk menjaga kele mba pan
tana man.
2. Buang da n bakar buah yang te rse ra ng penyakit.
3. Semprotka n fungisida berbahan akt if mankozeb sepe rt i
Ditha ne M-45 atau yang berbahan propineb seperti
Antracol 70 WP.
97

Daftar Pustaka

A. Buku dan Majalah


An mi, L. T., "Mentaram di Mataram': Trubus, Maret 2011
Baswarsiati dan Yuniarti, "Karakter Morfologis dan Beberapa
Keungg ulan Mangga Padang Urang (Mangifera indica
L.)': Bu letin Plasma Nutfah, Vol.13, No.2, 2007
Budi, S. H., 16 Tabulampot Populer, Jakarta: AgroMedia
Pustaka, 2008
Cahyana, D., "Mangga Pot, Ma ngga Top ~ Trubu s, Desember
2010
Cahyana, D., "Sembilan Bulan Petik Mangga'; Trubus, Ju n i
2008
Cahyono, B., Cara Sukses Berkebun Mangga lmpor dan Lokal,
Jakarta: Pustaka Mina, 2010
Endah, H.J. dan Novizan, Mengendalikan Hama dan Penyakit
Tanaman , Jakarta: Ag roMedia Pustaka, 2002
Hernita, D., "Teknologi Perbanyakan Vegetatif Tanaman
Buah': Prosiding Seminar Nasional PLTT dan Hasil-hasil
Penelitian/ Pengkajian Teknologi Pertanian Speisifi k
Lokasi, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jambi,
2001
Nur, R. A., "Habis Matahari, Terbitlah Pelangi~ Trubus,
November 2008
98

Rahardi, F., Agar Tanaman Cepat Berbuah, Jakarta: Agro Media


Pustaka, 2007
Redaksi AgroMedia, Budi Daya Tanaman Buah Unggu/
Indonesia, Ja karta: AgroMedia Pustaka, 2007
Redaksi AgroMedia, Membuat Tanaman Buah dalam Pot
Berbuah Lebat, Ja karta: AgroMedia Pustaka, 2007
Redaksi AgroMedia, Menanam dan Membuahkan Mangga
dalam Pot, Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2007
Suparno, T. dan Z. Agustin,"Serangan Kumbang Scarabaeidae
pada Sunga Mangga Varietas Lokal Bengkulu di
Kotamadia Bengkulu dan Cara Pengendaliannya': Akta
Agrosia Vol 5, No. 2, hal 53-59, 2002
Tirtawinata, R., "Keluar dari Ancaman Krisis Buah ", Trubus,
Februari 2011
Wijoyo, M. P., Sukses Membuahkan Mangga da/am Pot, Ja karta:
Bee Media Indonesia, 2011
Yajri, F., "Empat Ka li Lipat d i Luar Musim'; Trubus, Februari
201 1

B. Internet
www.litbang.deptan.go. id
www.ma ngga.info
www.mediaindonesia.com
www.sehat.bionaturally.net
www.warintek.ristek.go.id

Anda mungkin juga menyukai