Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan
hayati yang beragam dan dapat dimanfaatkan sebagai pertumbuhan
perekonomian nasional. Komoditas pertanian dengan keragaman dan
keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang
sangat beragam mempunyai daya tarik kuat. Keseluruhannya sangat
berpeluang besar menjadi dalam menjalankan perekonomian Indonesia yang
berkaitan dengan manajemen agribisnis. Akhir-akhir ini pembahasan tentang
agribisnis telah berkembang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian
banyak orang, baik dari kalangan yang biasa mempelajari dalam bidang
pertanian maupun dari kalangan non pertanian. Manajemen agribisnis dalam
perekonomian negara, sumbangan terhadap devisa karena adanya
penambahan nilai pada produk olahan dari bahan mentah menjadi produk jadi
(Anonim, 2012).
Keadaan seperti ini dapat dimengerti karena, kondisi perekonomian di
Indonesia sudah mulai bergeser dari yang semula didominasi oleh peranan
sektor primer, khususnya hasil-hasil pertanian ke sektor pertanian (industri).
Disamping itu juga adanya kemauan politik dari pemerintah yang
mengarahkan perekonomian nasional Indonesia yang berimbanag antara
sektor pertanian dengan sektor industri. Sehingga perkembangan sektor
pertanian dan industry menjadi saling mendukung.Usaha dalam bidang
agribisnis sangat dipengaruhi oleh strategi pemasaran serta strategi dalam
menetapkan harga. Oleh sebab itu, petani atau produsen harus bisa
menentukan strategi untuk pemasaran maupun dalam menetapkan harga
(Anonim, 2012).
Manajemen agribisnis adalah kegiatan dibidang sektor pertanian yang
menggunakan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan bisnis. Dalam bidang sektor
pertanian kegiatan agribisnis didasari oleh penyediaan sarana produksi, proses
produksi, penanganan dan pemasaran produk tersebut ke konsumen.
Manajemen agribisnis memiliki karakteristik agribisnis yang berbeda dengan

1
bisnis atau sektor ekonomi yang lain, tidak hanya dari teori ekonomi dan teori
pengambilan keputusan saja yang digunakan tetapi lebih tepat jika disebut
sebagai manejerial ekonomi. Manajemen dalam agribisnis mempunyai sifat
produk pertanian yang sangat bergantung pada musim, mudah rusak, dan
produksinya melibatkan banyak petani yang berlahan sempit dan bermodal
sangat terbatas. Sebagian besar waktu yang dimiliki seorang manajer
digunakan untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang tepat
merupakan inti keberhasilan agribisnis (Anonim, 2012).
Dilain pihak, para ahli ilmu manajemen berpendapat bahwa manajemen
agribisnis merupakan bagian dari ilmu manajemen. Hal ini didasarkan pada
asumsi bahwa manajemen agribisnis pada dasarnya melaksanakan atau
menggunakan fungsi-fungsi manajemen.Dalam perusahaan agribisnis dikenal
dengan manajemen pemasaran yaitu memdukan kegiatan dan sumberdaya
bisnis secara logis guna memenuhi kebutuhan pelanggan dan menghasilkan
laba.Biasanya hal tersebut diusahakan melalui marketing mix (bauran
pemasaran), dalam pemasaran ada lima keputusan yaitu keputusan pasar yang
menyeluruh, keputusan produk, keputusan harga, keputusan promosi dan
keputusan tempat. Penetapan harga dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya penetapan harga berdasarkan biaya, penetapan harga penetrasi,
penjenjangan pasar, daya serap pasar, potongan harga (diskon), penetapan
harga bergengsi dan penetapan harga bersaing dll (Anonim, 2012).
Kemajuan pertanian sangat tergantung dari bagaimana mengelola
sumberdaya pertanian yang dimiliki dengan seefektif dan seefisien mungkin.
Pertanian dalam arti modern tidak hanya dalam kegiatan usahatani saja tetapi
juga dalam kegiatan pengelolaan penyediaan atau pengadaan sarana produksi,
penanganan pasca panen, pengolahan serta pemasaran. Agribisnis dapat
dibagi dalam 3 usaha besar yang saling terkait antara satu dengan lainnya,
yaitu unit usaha saprodi (sarana produksi), unit usaha produksi dan unit usaha
pemasaran (Anonim, 2012).
Mie naga merupakan salah satu rumah makan dengan rasa dan ciri khas
kepedasan, kualitas serta mutu terbaik dan menjadi salah satu kuliner yang
digemari banyak orang tidak hanya dikalangan remaja saja, melainkan semua

2
kalangan mulai dari anak-anak sampai ibu hamil. Keuntungan untuk ibu
hamil tujuh bulan keatas memiliki keistimewaan yaitu mengkonsumsi mie
naga secara gratis. Menawarkan rasa yang unik serta enak untuk dimakan
membuat konsumen tidak bosan untuk terus mengkonsumsinya.
1.2. Tujuan Praktek Lapang
Adapun tujuan dari Praktek lapang Manajemen Agribisnis mengenai
strategi pengelolaan perusahaan agribisnis yaitu:
1. Untuk mengetahui aspek produksi pada usaha mie naga
2. Untuk mengetahui aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek permodalan
dan aspek pengolahan sumber daya manusia pada usaha mie naga.
3. Untuk mengetahui rencana pengembangan usaha, organisasi, sumber daya
manusia dan perluasan pasar pada usaha mie naga.

1.3. Kegunaan Praktek Lapang


Adapun kegunaan dari praktek lapang manajemen agribisnis adalah
agar dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang sejarah dan
struktur organisasi usaha mie naga, pengelolahan sumber daya manusia, serta
proses produksi dan strategi pengembangan produk mie naga.

3
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK

2.1. Objek dan Waktu Praktek


Dalam pelaksanaan praktek Manajemen Agribisnis yang menjadi objek
praktek adalah usaha mie naga BTP. Mie naga BTP adalah salah satu usaha
mie yang cukup populer akhir-akhir ini. Disekitar tempat usaha mie naga
terdapat beberapa bangunan yang dapat memudahkan pengunjung mengingat
lokasi tempat usaha mie naga tersebut. Beberapa bangunan tersebut adalah
laundry destilo shoes tepat disebelah kanan tempat usaha mie naga, tidak jauh
dari tempat usaha tersebut terdapat tempat bimbingan belajar JILC. Waktu
pelaksanaan praktek yaitu pada Desember 2018.
2.2. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang kami gunakan dalam praktek ini adalah sumber data
primer. Sumber data primer yaitu sumber yang diperoleh dari wawancara
langsung di lapangan. Pada praktek ini kami memperoleh sumber data dari
kepala restoran usaha mie naga BTP.
2.3. Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan dan analisis data menggunakan metode kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data
dengan melalui wawancara. Data yang telah dikumpulkan kemudian, di
analisis dengan pertama-tama membaca kembali keseluruhan data yang ada
sambil meringkas dan menghilangkan duplikasi-duplikasi. Dilanjutkan
dengan membuang peng-kode-an (coding) atau klasifikasi (Creswell, 2008).
2.3.1. Pengolahan data
Pengertian dari pengolahan data atau data processing merupakan
manipulasi data ke bentuk yang lebih informative atau berupa
informasi. Informasi merupakan hasil dari kegiatan pengolahan suatu
data dalam bentuk tertentu yang lebih berarti dari suatu kegiatan atau
suatu peristiwa. Dalam proses pengolahan data, ada sejumlah langkah-
langkah ilmiah yang perlu dilakukan untuk memudahkan proses
pengolahan data. Dari beberapa referensi tentang metode penelitian

4
ilmiah, ada sejumlah langkah-langkah yang perlu pengolahan data,
yaitu:
a. Editing, sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu.
Dengan perkataan lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan
dalam buku catatan (record book), daftar pertanyaan ataupun pada
interview guide (pedoman wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan
diperbaiki, jika di sana sini masih terdapat hal-hal yang salah atau
yang masih meragukan. Kerja memperbaiki kualitas data serta
menghilangkan keragu-raguan data dinamakan mengedit data.
b. Kodefikasi Data, data yang dikumpulkan dapat berupa angka,
kalimat pendek atau panjang, ataupun hanya “ya” atau “tidak”.
Untuk memudahkan pengolahan, maka jawaban tersebut perlu diberi
kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat penting artinya, jika
pengolahan data dilakukan dengan komputer. Mengkode jawaban
adalah menaruh angka pada tiap jawaban.
2.3.2. Analisis Data
Analisis data merupakan tahapan proses penelitian dimana data
yang sudah dikumpulkan di-manage untuk diolah dalam rangka
menjawab rumusan masalah. Manajemen dan proses pengolahan data
inilah yang disebut analisis data.
a. Analisis Biaya
Analisis biaya adalah salah satu teknis yang digunakan untuk
mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar dapat
digunakan secara efisien. Analisis biaya merupakan alat bantu untuk
membuat keputusan, dengan mempertimbangkan sejauhmana
sumberdaya yang digunakan (sebagai biaya) dapat memberikan
hasil-hasil yang diinginkan (manfaat) secara optimal. Analisis biaya
digunakan manakala hal efisiensi secara akurat dan rasional menjadi
pertimbangan utama.
Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung analisis
biaya yaitu :

TC = TVC + TFC

5
Keterangan :
TC = Total Biaya (Rp)
TVC = Biaya Variabel Total (Rp)
TFC = Biaya Tetap Total (Rp)
b. Analisis Pendapatan
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan semua
biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usaha. Ada
beberapa pengertian yang perlu diperhatikan dalam menganalisis
pendapatan antara lain :
1. Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu
kegiatan usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar.
2. Pendapatan bersih adalah penerimaan kotor yang dikurangi
dengan total biaya produksi atau penerimaan kotor di kurangi
dengan biaya variabel dan biaya tetap.
3. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dinyatakan
dengan uang yang diperlukan untuk menghasilkan produksi.
Analisis data dapat dihitung menggunakan rumus :

π = TR − TC

Keterangan :
Π = Pendapatan (Rp)
TR = Total Penerimaan (Rp)
TC = Total Biaya (Rp)
Kriteria jjika TR > TC maka perusahaan dikategorikan untung
sedangkan TR < TC maka perusahaan dikategorikan rugi (Gilisaro,
2003).

6
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1. Lokasi (Administrasi, Geografi dan Topografi)


Tempat usaha Mie Naga BTP sangat strategis karena lokasi tersebut
adalah lokasi yang terkenal sebagai pusat kuliner di Makassar dan sekitarnya.
Usaha Mie Naga BTP terletak di Jl. Poros Tamalanrea Raya BTP Blok M
No.3, Kota Makassar. Lokasi yang strategis inilah yang membuat usaha Mie
Naga BTP cepat diketahui oleh konsumen.
1.2.Pendirian Perusahaan
Mie naga BTP mulai didirikan pada tahun 2005 berlokasi di BTP. Pada
awal didirikannya usaha mie naga BTP, pemilik dari usaha tersebut masih
belum memiliki tempat usaha yang layak karena masih menggunakan
gerobak sebagai modal awal dari usaha mie naga BTP. Seiring dengan
berjalannya waktu, usaha mie naga BTP semakin banyak diketahui di
berbagai kalangan masyarakat di kota Makassar, dan saat ini mie naga BTP
tidak hanya berlokasi di BTP saja, tetapi telah membuka cabang diberbagai
daerah di kota Makassar seperti Rappang, Hertasning, Jalan Sunu dan
Pangkep.
3.3. Organisasi dan Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya
sekelompok orang untuk bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terkendali, dan terpimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada.Pada umumnya organisasi akan
memanfaatkan berbagai sumber daya tertentu dalam rangka untuk mencapai
tujuan, seperti; uang, mesin, metode/ cara, lingkungan, sumber daya manusia,
dan sumber daya lainnya, yang dilakukan secara sistematis, rasional dan
terkendali (Faqih Achmad, 2008).
Pengertian organisasi dalam dunia bisnis yaitu sekelompok orang atau
grup yang berkolaborasi bersama-sama demi mencapai tujuan komersil.
Layaknya organisasi non-profit, dalam dunia binis istilah ini juga memiliki
struktur (baca: Pengertian Struktur Organisasi) yang jelas dan sudah memiliki

7
budaya kerja. Karena itu, beda organisasi akan beda pula struktur dan
tujuannya (Anonim, 2018).
Usaha Mie Naga BTP dipimpin oleh Bapak Hamzah Syaifullah.
Beliau memiliki dua orang penanggung jawab yang bertanggung jawab untuk
menjalankan usaha Mie Naga milik Bapak Hamzah. Usaha Mie Naga BTP
memilik karyawan tetap sebanyak 15 orang karyawan yang bekerja pada
bidangnya masing-masing. Adapun struktur organisasi usaha Mie Naga BTP
adalah sebagai berikut :

PEMILIK
Hamzah Syaifullah

DIREKTUR KEPALA RESTORAN MANAJER


Ahmad Muh. Hasbi Ulul Azam

PENANGGUNG JAWAB I BENDAHARA PENANGGUNG JAWAB II


Muhlis Budi Cahyono Faturrahman

Karyawan

Kasir Koki Logistik Pelayan


1. Anti 1. Sudirman Iput 1. Hairil
2. Hasbi 2. Akmal 2. Aris
3. Muhlis 3. Ikbal 3. Bakri
4. Rahman 4. Hartanto
5. Farid
6. Saipul

Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat diketahui bahwa usaha Mie


Naga dipimpin oleh Hamzah Syaifullah dan terdapat dua penanggung jawab yaitu
Muhlis dan Faturahman, bendahara yaitu Jumriah. Adapun karyawan yang
bekerja di Mie Naga tersebut pekerjaannya terbagi-bagi, yaitu sebagai kasir Anti,
Hasbi, Muhlis dan Rahman. Dibagian dapur terdapat koki yaitu Sudirman, Akmal
dan Ikbal. Di bagian pelayan yang bekerja lebih banyak yaitu Hairil, Aris, Bakri,
Hartanto, Farid dan Saipul. Sedangkan di bagian logistik yang bertanggungjawab
menyediakan bahan baku produksi yaitu Iput.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Aspek Usaha Produksi dan Kemitraan

4.1.1. Pengadaan Bahan Baku


Bahan baku dalam usaha mie naga BTP yakni mie basah, cabai,
ayam, krupuk dan bakso. Bahan baku mie naga sebagian diperoleh
dari produsen seperti mie dan ayam yang telah bermitra dengan usaha
mie naga, sedangkan bahan lainnya diperoleh dari pasar. Lokasi pasar
tersebut adalah pasar Daya.
Pada umumnya bahan pokok mie naga adalah mie. Kemudian
bahan pelengkap yang digunakan banyak ditemukan di pasaran seperti
sayur sawi, kerupuk, daun bawang, minyak goring, bakso dan cabai.
Harganya juga mudah dijangkau oleh siapapun.
4.1.2. Proses Pengolahan Produksi
Proses pengolahan mie naga yakni diawali dengan menyiapkan
alat dan bahan. Adapun alat yang diperlukan dalam pembuatan mie
naga yakni panci besar, wajan besar, spatula, tirisan, piring, sendok
dan garpu serta kotak dos makan.
Adapun proses pengolahan Mie Naga adalah sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Menyiapkan mie kemudian dimasak kurang lebih 2-3 menit.
3. Kemudian meracik bumbu dan mencampurkan bumbu dan lombok
(sesuai level yang diinginkan) di aduk merata sambil menunggu
mie masak sempurna.
4. Selanjutnya angkat mie, tiriskan dan kemudian masukkan mie
kedalam wadah yang berisi bumbu mie, selanjutnya di aduk hingga
merata.
5. Selanjutnya mie tersebut di tuang ke piring yang sudah di siapkan.
6. Masukkan toping lainnya yaitu bakso, abon, kerupuk, daun bawang
dan jeruk ke piring yang sudah disiapkan.
7. Mie Naga sesuai level yang diinginkan siap di sajikan.

9
4.1.3. Produksi
Di tahun 2015 usaha Mie Naga mencapai tingkat penjualan
terbesarnya yakni mencapai 700-800 porsi perhari, namun jumlah
penjualan semakin menurun karena berbagai pengaruh diantaranya
mulai bermunculannya berbagai mie yang menggunakan konsep yang
sama yakni level kepedasan dengan nama yang lebih menarik
sehingga banyak pelanggan yang berpindah selera. Dalam proses
produksi mie naga tidak terdapat kendala karena tenaga kerja dan
modal terorganisasi dengan baik.Jumlah produksi Mie Naga saat ini
menurun yakni 250-300 porsi per hari, dari jumlah produksi mie naga
level 1-20, pemesanan yang mendominasi adalah level 3 dan 4.

Tabel 1. Uraian Biaya Investasi Usaha Mie Naga BTP


No. Umur Umur Jumlah Harga/Unit Total
Ekonomis (Rp) (Rp)
1. Bangunan 50 tahun 1 150.000.000 150.000.000
2. Peralatan produksi 8 tahun 234 18.054.000
Total Biaya 168.054.000
Sumber Data Primer 2019

4.2. Aspek Pemasaran


Aspek pemasaran adalah faktor penting yang dijadikan kunci
keberhasilan bagi perusahaan dalam memetakan suatu pasar. Dengan
mengenali aspek tersebut, seseorang dapat melakukan studi kelayakan bisnis
sehingga ia dapat menganalisa bisnis tersebut layak atau tidak untuk
direalisasikan. Selain itu, dengan mengenali aspek tersebut seseorang juga
dapat menganalisa kebutuhan pasar sehingga strategi pemasaran berjalan
dengan sukses.
4.2.1. Saluran Pemasaran
Usaha Mie Naga BTP memasarkan langsung produknya kepada
konsumen dimana konsumen dapat mengunjungi langsung tempat
usaha Mie Naga tersebut. Selain itu usaha Mie Naga telah
memanfaatkan teknologi yang semakin maju yaitu dengan melakukan

10
pemesanan online melalui aplikasi gojek dan konsumen dapat
menikmati Mie Naga tanpa harus mengunjungi tempat tersebut. Dengan
kemajuan teknologi inilah membuat konsumen dimudahkan untuk
menikmati makanan tersebut.

Produsen Kurir Konsumen


n
4.2.2. Sistem Penetapan Harga
Sistem penetapan harga tergantung pada bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan mie naga, jika harga bahan baku naik
maka harga mie maga juga akan naik. Harga juga tergantung tempat
pemesanan mie naga, apabila konsumen mendatagi langsung ketempat
produksi harga yang ditawarkan berbeda dengan konsumen yang
memesan via online, hal itu terjadi karena adanya biaya ongkir ke
tempat konsumen. Dan harga juga tergantung dari tingkat nilai level
mie naga, apabila tingkat level semakin tinggi, maka harga juga akan
tinggi.
4.2.3. Sistem Pembayaran
Mie Naga menggunakan sistem pembayaran tunai dan Sistem
pembayar digital. Sistem pembayaran tunai dianggap merupakan cara
pembayaran yang paling mudah. Untuk saat ini usaha Mie Naga
belum menggunakan sistem pembayaran dengan kartu kredit karena
masih banyak konsumen yang menggunakan kartu kredit untuk
melakukan transaksi. Sisem pembayaran uang elektronik (atau uang
digital) adalah uang yang digunakan dalam transaksi Internet dengan
caraelektronik. Biasanya, transaksi ini melibatkan penggunaan
jaringan komputer (seperti internet dan sistem penyimpanan harga
digital). Electronic Funds Transfer (EFT) adalah sebuah contoh uang
elektronik (Firdaus Muhammad, 2012).
Uang elektronik memiliki nilai tersimpan (stored-value) atau
prabayar (prepaid) dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu
media elektronis yang dimiliki seseorang. Nilai uang dalam e-
moneyakan berkurang pada saat konsumen menggunakannya untuk

11
pembayaran. E-money dapat digunakan untuk berbagai macam jenis
pembayaran (multi purpose) dan berbeda dengan instrumen single
purpose seperti kartu telepon (Firdaus Muhammad, 2012).

4.3. Aspek keuangan


Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan
aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek
inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar
jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga
merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya.
4.3.1. Biaya produksi
Biaya produksi merupakan biaya dari semua pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi
dan bahan baku yang akan digunakan untuk menghasilkan suatu
produk.
Biaya produksi Mie Naga dalam sehari yakni sekitar 2,5-3 juta
untuk membeli bahan produksi, 40 ribu untuk biaya transportasi, 100
ribu untuk biaya listrik dan air.

12
Tabel 2. Stok Peralatan Resto Mie Naga Btp
Umur Harga
No Nama Barang Jumlah Keterangan Penyusutan
Ekonomis (Rp)
1 Wajan 2 Baik 2 tahun 240.000 10.000
2 Kulkas 1 Pintu 2 Baik 8 tahun 3.780.000 39.375
3 Kompor 1 Mata 1 Baik 1 tahun 160.000 13.000
4 Panci 1 Baik 2 tahun 135.000 5.625
Kompor Kecil 2
5 1 Baik 2 tahun 400.000 16.700
Mata
Kipas Angin
6 2 1Baik/1Rusak 2 tahun 360.000 15.000
Besar
Tempat Sampah
7 2 Baik 2 tahun 90.000 3.750
besar
8 Dandan Besar 2 Baik 2 tahun 550.000 22.900
9 Ember 2 Baik 1 bulan 30.000 30.000
Gelas Kocokan
10 6 Baik 3 bulan 510.000 170.000
Mie
11 Piring Besar 64 Baik 5 bulan 864.000 169.200
12 Piring Sedang 22 Baik 5 bulan 264.000 52.800
13 Tabung gas 3kg 7 Baik 1 tahun 910.000 75.800
14 Sendok 54 Baik 1 tahun 45.000 3.750
15 Garpu 48 Baik 6 bulan 68.000 11.300
16 Meja Makan 9 Baik 3 tahun 9.000.000 250.000
17 Kursi Kayu 9 Baik 3 tahun 648.000 18.000
Total 234 18.054.000 907.200
Sumber Data Primer 2019

13
Tabel 3. Uraian pendapatan usaha Mie Naga BTP dalam 1 bulan
No Uraian Jumlah Harga per Nilai (Rp)
(Unit) unit (Rp)
1. Penerimaan 9.000 15.000 135.000.000
Jumlah Penerimaan 135.000.000
2. Biaya Produksi
a. Biaya tetap
1. Gaji karyawan 8 1.500.000 12.000.000
2. Abdomen listrik 1.900.000 3.800.000
3. Pemeliharaan alat 234 907.200
4. Abdomen air 1.500.000 1.500.000
Jumlah Biaya Tetap 18.207.200
b. Biaya Variabel
1. Mie 1500 12.000 18.000.000
2. Sawi 30 7.000 210.000
3. Bakso 150 125.000 18.750.000
4. Daun bawang 15 2.000 30.000
5. Kerupuk 60 30.000 1.800.000
6. Cabai 90 60.000 5.400.000
Total Biaya Variabel 44.190.000
3. Total Biaya Produksi 62.397.200
Keuntungan 72.602.800
Sumber Data Primer 2019
4.3.2 Keuntungan
Dari produksi Mie Naga 250-300 porsi per hari keuntungan
kotor yang diperoleh 3,500,000-4,000,000. Semakin banyak
pemesanan di tingkat level tinggi maka akan semakin tinggi
keuntungan yang diperoleh.

14
4.4. Aspek pengelolaan Sumber Daya Manusia
a. Jumlah Tenaga Kerja; Pendidikan; Jenis Kelamin; Jenis Pekerjaan
Usaha Mie Naga saat ini memiliki karyawan tetap sebanyak 15
orang. Meraka terbagi dalam beberapa devisi. Uraian tentang tenaga kerja
usaha Mie Naga dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 4. Uraian Sumber Daya Manusia Usaha Mie Naga BTP
Gaji
Jenis Jenis
No Nama Usia Pendidikan perbulan
Kelamin Pekerjaan
(Rp)
1. Rahman Laki-laki 26 SMA Kasir 1.500.000

2. Muhlis Laki-laki 24 SMA Kasir 1.500.000

4. Anti Perempuan 25 SMA Koki 1.500.000

5. Sudirman Laki-laki 35 SMP Koki 1.500.000

6. Akmal Laki-laki 19 SD Pelayan 1.500.000

7. Ikbal Laki-laki 24 SMA Pelayan 1.500.000

8. Iput Laki-laki 21 SMA Pelayan 1.500.000

Sumber Data Primer 2019


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tenaga kerja usaha Mie
Naga BTP rata-rata pendidikan terakhir yaitu SMA. Usia rata-rata tenaga
kerja adalah berusia 24 tahun. Alasan menerima tenaga kerja berusia 20an
adalah untuk membantu mengurangi pengangguran ditingkat remaja.
b. Upah Tenaga Kerja
Tenaga kerja dibeeri upah sesuai dengan kemampuan dan lamanya
bekerja. Karyawan yang masih belum berpengalaman atau karyawan baru
akan menerima upah yang berbeda dengan karyawan lama yang telah
berpengalaman. Karyawan baru diberi upah Rp. 1.500.000 perbulan.
4.5. Rencana Pengembangan Usaha Dan Perluasan Pasar
Pada saat ini usaha Mie Naga BTP belum ada rencana pengembangan
usaha namun perluasan usaha telah dilakukan dengan membuka cabang di
Makassar yaitu di Talasalapang, Jln. Sunu, Hertasning dan Pangkep. Namun
dalam pengembangan usaha Mie Naga BTP memiliki hambatan yaitu

15
banyaknya pesaing yang memiliki produk yang hampir sama tetapi
menggunakan nama yang lebih unik dan menarik.
Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat.
Sekarang ini kita dituntut untuk dapat mengembangkan usaha , supaya usaha
kita dapat maju dan besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Definisi
pengembangan usaha itu sendiri adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses
yang pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan peluang pertumbuhan. Tetapi pada kenyataanya untuk
mengembangkan usaha yang pada awalnya dimulai dari nol besar atau baru
memulai usaha sangatlah sulit dan pada saat ini usaha Mie Naga BTP belum
mempunyai beberapa rencana pengembangan usaha.
Perluasan pasar itu sendiri adalah Sebuah strategi pertumbuhan di mana
sebuah organisasi target produk yang sudah ada ke pasar baru, pengembangan
pasar dengan menargetkan pasar geografis baru, segmen demografis atau
psikografis baru, atau pengguna benar-benar baru. Pada perluasan usaha,
usaha Mie Naga BTP telah dilakukan dengan membuka beberapa cabang di
Kota Makassar yaitu di Talasalapang, Jln. Sunu dan Hertasning. Namun
dalam pengembangan usaha Mie Naga BTP memiliki hambatan yaitu
banyaknya pesaing yang memiliki produk yang hampir sama tetapi
menggunakan nama yang lebih unik dan menarik.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Jumlah produksi usaha Mie Naga BTP pada tahun 2015 mencapai 3.000
porsi/bulan, namun pada saat ini mengalami penaikan sebesar yaitu sekitar
9.000-9.500 porsi/bulan dengan rata-rata tingkat level 0-20.
2. Usaha Mie Naga dipasarkan langsung kepada konsumen. Saat ini Mie
Naga BTP memanfaatkan teknologi yang semakin maju yakni dengan
memanfaatkan aplikasi untuk pemesanan online.
3. Usaha Mie Naga untuk saat ini belum ada rencana pengembangan usaha
namun telah melakukan perluasan dengan membuka cabang di wilayah
Makassar.
5.2 Saran

Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum Manajemen Agribisnis


sebaiknya terlebih dahulu kita mengetahui tempat yang alamatnya lengkap
agar mudah ditemukan dan mempermudah jalannya wawancara.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2012. https://www.maxmanroe.com/organisasi/pengertian/organisasi.htl


(Diakses 26 Desember 2018)

Anonym, 2016 https://id.wikipedia.org/wiki/Uang elektronik/money/.htl (Diakses


26 Desember 2018)
Anonym, 2018. http://tiwiwiti.blogspot.com/2013/12/laporan- praktikum
manajemen-agribisnis.html (Diakses 26 Desember 2018)

Faqih, Achmad. 2008. Manajemen Agribisnis. Yogyakarta: perpustakaan nasional


(Diakses 26 Desember 2018)

Firdaus, Muhammad. 2012. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara (Diakses pada


tanggal 26 Desember 2018)

18

Anda mungkin juga menyukai