PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran wirausaha disekolah dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam
berkarya,berinovasi,dan bertanggung jawab . Dalam hal ini kami melihat beberapa masakan
khas di daerah nusantara terkenal dengan citarasanya yang pedas. Untuk memberikan rasa
pedas, masyarakat Indonesia biasa menggunakan cabai sebagai tambahannya. Cabai adalah
sayuran pokok yang selalu dikonsumsi masyarakat Indonesia setiap harinya baik digunakan
sebagai penambah rasa pada masakan ataupun dikonsumsi langsung bersama dengan
gorengan . Selain itu, cabai merah juga memiliki banyak keistimewaan dan nilai kandungan
gizi yang tinggi serta salah satu komoditas tanaman yang banyak di budidayakan oleh
petani.Hal inilah yang menyebabkan kami memilih cabai sebagai obyek olahan. Kami ingin
menciptakan produk unik yang dapat diterima konsumen dan belum pernah ada di pasaran.
Tentunya hal tersebut dapat mendatangkan keuntungan yang banyak.
Jabatan Nama
Ketua -
Sekretaris -
Bendahara -
Pengarah -
Pengawas -
Pengurus -
[1]
BAB II
ANALISIS PRODUK
A. Identitas Produk
Usaha yang kami kembangkan adalah jenis usaha di bidang agrobisnis dengan
produk manisan kering cabai merah. Manisan kering cabai merah merupakan salah satu
bentuk olahan pangan yang dibuat dari cabai merah besar dengan proses penggulaan dengan
kadar gula yang tinggi. Kadar gula yang tinggi ini bertujuan untuk menjadikan manisan
tahan hingga jangka waktu yang relatif lama tanpa bahan pengawet.
Kami memilih menggunakan cabai merah besar dalam pembuatan manisan kering
dikarenakan cabai merah memiliki banyak keistimewaan sekaligus memiliki kandungan gizi
yang tinggi. Selain itu, cabai merah mudah pula untuk diperoleh dari masyarakat, sehingga
tidak menyulitkan kami untuk memperoleh sekaligus menyetok bahan baku. Cabai merah
juga memiliki tekstur besar dan memiliki warna yang menarik untuk menarik pembeli.
Berikut ini adalah beberapa keistimewaan dari cabai merah besar:
1. Cabai merah besar kaya akan gizi sebab mengandung vitamin C dan beta karoten yang
merupakan provitamin. Jumlah kandungan vitamin C pada cabai merah mengalahkan
buah-buahan segar seperti mangga, nanas, pepaya ataupun semangka. Kandungan
vitamin C pada cabe antara 50-180 mg/100 gr. Berdasarkan data dari Direktorat Gizi
Depkes tahun 1977, kandungan kimia cabai merah besar per 100 gramnya adalah :
Energi 31 kal, Protein 1 gr, Lemak 0,3 gr, Karbohidrat 7,3 gr, Kalsium 29 mgr, Fosfor
24 mgr, Vit.A 470 SI, Vit. C 181 mgr.
2. Cabai merah besar mengadung senyawa kapsaisin yang menciptakan rasa pedas dalam
cabai merah juga berkhasiat untuk menambah nafsu makan, mampu merangsang
produksi hormon endorfin dalam mengurangi rasa sakit. Senyawa kapsaisin juga
berkhasiat untuk mengencerkan lendir sehingga membantu melonggarkan penyumbatan
pada tenggorokan dan hidung. Rasa pedas pada cabai dapat meringankan orang yang
mengidap penyakit hidung dan tenggorokan seperti batuk, pilek bahkan sinusitis.
[2]
3. Cabai merah juga dapat mencegah penyakit stroke dan jantung koroner karena kapsaisin
bersifat anti koagulan yang bekerja untuk menjaga darah tetap encer dan mencegah
terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah serta pegal linu karena reumatik,
antiradang juga untuk mengobati bengkak dan bisul.
Sedangkan untuk karakteristik produk kami, produk kami akan kami olah menjadi
manisan yang berupa manisan kering cabai merah dengan kemasan menarik dan rasa pedas
manis yang berbeda dengan manisan pada umumnya yang hanya berasa manis atau
asam ,asin saja.
B. Keunggulan Produk
Manisan kering cabai memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan produk
lain. Pertama, manisan kering cabai memiliki rasa pedas manis yang sangat berbeda dengan
manisan–manisan lainnya, yang pada umumnya hanya memiliki rasa manis atau asam saja
dan masih jarang dijumpai. Kedua, bahan baku mudah didapat. Ketiga, manisan ini kaya
akan nutrisi yang terkandung didalamnya seperti; Energi 31 kal, Protein 1 gr, Lemak 0,3 gr,
Karbohidrat 7,3 gr, Kalsium 29 mg, Fosfor 24 mg, Vit.A 470 SI, Vit. C 181 mg. Keempat,
Produk-produk manisan lainnya biasanya hanya bertahan kurang lebih satu atau dua hari,
tetapi manisan kering cabai dapat bertahan hingga dua minggu tanpa bahan pengawet.
[3]
BAB III
ANALISIS PASAR
A. Profil Konsumen
Konsumen yang menjadi sasaran penjualan kami mencakup semua kalangan
masyarakat, baik kalangan bawah, kalangan menengah dan kalangan atas. Sedangkan harga
yang kami tawarkan untuk 100gr manisan kering cabai yaitu Rp 21.000,00.Pasar yang siap
menerima produk kami, antara lain; pasar ,Supermarket dan Minimarket yang ada dikota dan
Toko oleh-oleh.
Peluang usaha manisan ini sangat menjanjikan karena dipasaran jarang ditemui penjual
manisan cabai dan persaingan pasar yang belum terlalu ketat. Masih banyak masyarakat yang
belum mengetahui jika cabai ternyata dapat diproduksi menjadi dasar makanan yang berupa
manisan kering. Manisan kering cabai merah ini merupakan inovasi manisan yang
kebanyakan manisan tersebut dibuat dari bahan yang manis atau asam saja atau dari bahan
baku buah-buahan. Keunikan rasa produk manisan ini merupakan daya tarik produk kami
untuk menarik konsumen untuk membelinya. Selain keunikan rasa untuk menarik peminat,
penyediaan kualitas dan controlling produk juga dilaksanakan untuk terus menerus
mendapatkan kepercayaan dan kesetiaan dari masyarakat. Sedangkan segmen dari usaha
kami, berorientasi pada seluruh lapisan masyarakat mulai lapisan bawah, lapisah menengah,
hingga lapisan atas. Serta ditujukan bagi pecinta masakan cabai dan pecinta pedas.
[4]
C. Pesaing dan Peluang Pasar
Pesaing usaha kami belum ketat karena produk kami masih jarang ditemui dipasaran..
Sehingga dengan kondisi yang demikian, peluang usaha kami sangat besar karena dipasaran
jarang ditemui penjual manisan kering cabai merah dan persaingan pasar yang belum terlalu
ketat.
D. Media Promosi
Target penjualan selama satu tahun dilaksanakan secara bertahap dengan sasaran
supermarket, minimarket, dan toko oleh-oleh. Sebagai langkah awal target kami dalam satu
hari kurang lebih 1,5 kemudian dikemas dalam 5 kemasan masing-masing 100gr, untuk satu
tahun kurang lebih 5400 kemasan. Namun, jika permintaan pasar terus bertambah tidak
hanya dalam kota bahkan luar kota, maka tidak menutup kemungkinan produksi akan
ditingkatkan.
F. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang akan kami lakukan adalah “B to B”. Strategi B to B adalah
strategi pemasaran yang dilakukan oleh pembisnis kepada pembisnis. Langkah ini kami
anggap lebih baik dari pada “ B to C”. karena Sebagai langkah awal, kami bekerja sama
dengan para pembisnis agar produk kami dapat dikenal dan diterima oleh pembisnis lain.
[5]
BAB IV
ANALISIS PRODUKSI
1. Bahan dalam pembuatan makanan manisan kering cabai merah adalah cabai merah besar,
gula pasir, garam , air bersih, asam nitrat dan kapur sirih.
2. Peralatan yang digunakan selama proses produksi yaitu kompor gas, baskom, pisau, alat
B. Proses Produksi
Berikut tahap demi tahap proses produksi dalam pembuatan manisan kering cabai merah,
yaitu:
1. Tahap Persiapan
Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan manisan kering cabai
merah yaitu : wadah, saringan, panci, pisau dikondisikan dalam keadaan bersih dan
kering. Bahan yang perlu dipersiapkan adalah cabai merah besar, gula pasir, kapur sirih,
garam dan asam nitrat. Sebelum tahap pengolahan, cabai merah terlebih dahulu
2. Tahap Pelaksanaan
1. Cuci bersih cabai merah yang hendak dipakai dan buang tangkainya.
3. Larutkan kapur sirih dalam air tunggu hingga mengendap lalu ambil yang bening.
[6]
4. Masukkan cabai merah ke dalam air kapur, rendam cabai merah selama 6 jam. Setelah
5. Rebus air sampai mendidih kemudian masukan gula, aduk rata sampai gula larut,
kemudian masukkan cabai dan masak sampai cabai layu, setelah itu matikan kompor
6. Ulangi perebusan esok harinya sampai air mendidih, diamkan kembali, ulangi selama 3
7. Keringkan manisan cabai dengan sinar matahari atau oven, setelah kering taburi
dengan gula. Manisan yang telah ditaburi gula segera disimpan dalam kemasan.
1. Setiap 1kg cabai menghasilkan 500 gram manisan, kemudian dikemas dalam 5 kemasan
masing-masing 100gr,
3. Sehingga untuk rencana selama satu tahun (15 x 360) adalah 5400 kemasan
[7]
BAB V
ANALISIS KEUANGAN
A. Kebutuhan Modal
1. Pembelian Peralatan
Peralatan Total Harga
Wadah plastik 5 buah @ Rp 20.000,00 Rp 100.000,00
Panci besar 2 buah @ Rp 100.000,00 Rp 200.000,00
Pisau 4 buah @ Rp 10.000,00 Rp 40.000,00
Tabung gas Rp 300.000,00
Kompor gas 2 tungku Rp 300.000,00
Alat pengaduk 5 buah @ Rp 6.000,00 Rp 30.000,00
Tempat penirisan 4 buah @ Rp 25.000,00 Rp 100.000,00
Koneksi Internet Rp 200.000,00
Toples 6 @ Rp 30.00 ,00 Rp 80.000,00
Perlengkapan kebersihan Rp 100.000,00
Jumlah biaya peralatan Rp. 1.550.000.000
[8]
B. Penentuan Harga pokok Penjualan
1. Harga Pokok Produksi
Setiap 1 kg cabai merah besar menghasilkan 500 gram manisan yang di kemas
dalam 5 kemasan masing-masing 100 gram sehingga untuk produksi sehari adalah
sekitar 3 kg atau 15 kemasan.
Harga pokok produksi per kemasan
= (Biaya Bahan + biaya tenaga kerja + BOP (penyusutan peralatan)) : 15 kemasan
= (Rp 185.000,00 + Rp 90.000,00 + Rp 1.435,00) : 15 kemasan
= Rp 276.435,00 : 15 kemasan
= Rp 18.429,00
[9]
2. Neraca Akhir
AKTIVA PASIVA
Aktiva lancar Hutang Rp -
Kas Rp 10.000.000,00
Persediaan Rp 8.400.000,00 +
Total aktiva lancar Rp 18.400.000,00 Modal Rp 9.483.100,00
Aktiva tetap Laba Rp 7.883.400,00+
Peralatan Rp 1.550.000,00
Penyusutan Rp (516.500,00) -
Rp 1.033.500,00
Total aktiva Rp 17.366.500,00 Total pasiva Rp 17.366.500,00
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan Manisan kering
cabai merah adalah sebesar Rp 7.883.400,00.
[10]
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Teknik pengolahan cabe perlu diketahui untuk mendapatkan hasil produksi yang
maksimal.
2) Penjualan produk manisan cabe dapat memberikan keuntungan ekonomi apabila dilakukan
secara profesional.
3) Analisis usaha manisan cabe kering perlu dilakukan agar dapat diketahui seberapa besar
keuntungan yang diperoleh.
4) Kegiatan pengolahan manisan cabe dapat menambah kompetensi dibidang agrobisnis
kuliner dan jajanan..
5) Laba yang dapat diperoleh dari usaha pengolahan manisan cabe mencapai Rp
7.883.400,00 per tahun.
B. Saran
1) Pihak bersangkutan sebaiknya memberikan dana yang sesuai dengan ketentuan yang
tertera dalam proposal kegiatan kewirausahaan
2) Pengawas hendaknya memantau secara berkala perkembangan kegiatan pengolahan
sehingga kualitas hasil produksi dapat lebih baik.
3) Kerja sama antar anggota kelompok dalam kegiatan pengolahan ini perlu ditingkatkan
supaya permasalahan yang ditemui juga bisa diselesaikan secara bersama-sama.
[11]
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Sayuran, Hidup Sehat dan Kaya Berkat Sayuran. Kanisius; Yogyakarta.
Hanum, H. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Buku BSE Direktorat Pembinaan SMK
Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot dan Polibag. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Wahyudi. 2009. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agromedia: Cianjur.
http://mtangkwee.blogspot.com/?m=1
www.google.co.id
www.manisanwirada.blogspotter.co.id
[12]