Anda di halaman 1dari 10

PT SINAR SOSRO

2.1 Gambaran Umum PT SINAR SOSRO


Teh Botol Sosro dijual dengan harga yang ekonomis dibandingkan dengan kompetitor
atau pesaing lainnya, dan harga seragam di setiap daerah. Sosro telah dianggap sebagai
produk minuman yang sangat general, untuk setiap suasana dan siapapun konsumennya,
dimanapun, yang terbukti dengan tagline “Apapun makanannya, minumannya tetap teh botol
Sosro”.Sosro menerapkan metode volume permintaan konsumen akan besar, sehingga
dengan margin yang kecil dikalikan dengan banyaknya volume penjualan yang mereka
terima, maka keuntungan secara keseluruhan akan besar.

Produksi teh botol di PT. Sinar Sosro mempunyai kapasitas sekitar + 6 batch per shift
dengan rata-rata produk yang dihasilkan sebesar + 28 pallet tiap batchnya. Dengan demikian
dalam satu hari dapat diproduksi sebanyak 504 pallet dan setiap pallet menampung 60 krat
yang mana masing-masing krat berisi 24 botol. Dengan kata lain, produksi teh botol
mencapai 725.760 tiap harinya dengan asumsi bahwa produksi berjalan lancar.

PT. Sinar Sosro adalah perusahaan teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama
di Indonesia dan di dunia. PT. Sinar Sosro resmi didaftarkan pada tanggal 17 Juli 1974 oleh
Bapak Soegiharto Sosrodjojo, yang berlokasi di Jalan Raya Sultan Agung KM. 28 kelurahan
Medan Satria Bekasi. Pada tahun 1940, keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di kota Slawi,
Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh dengan merk Teh Cap Botol.
Pada tahun 1960, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya hijrah ke Jakarta untuk
mengembangkan usaha keluarga Sosrodjojo kepada masyarakat di Jakarta. Lalu tahun 1965,
usaha memperkenalkan Teh Cap Botol ini dilakukan dengan melakukan strategy Cicip Rasa
yakni mendatangi pusat-pusat keramaian seperti pasar, tetapi cara ini kurang berhasil.
Kemudian teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci
besar, untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi
cara ini kurang berhasil, karena teh yang dibawa sebagian besar tumpah dalam perjalanan
dari kantor ke pasar. Akhirnya secara tidak disengaja, ditemukan ide untuk membawa teh
yang telah diseduh di kantor dan dikemas kedalam botol bekas kecap atau limun yang sudah
dibersihkan.
Pada tahun 1969, muncul gagasan untuk menjual teh siap minum atau ready to drink tea
dalam kemasan botol dengan nama Tehbotol Sosro. Nama tersebut diambil dari nama teh
seduh “Teh Cap Botol“ dan nama keluarga pendiri yakni “Sosrodjojo”. Design yang
digunakan mengalami tiga kali perubahan yakni, tahun 1969 versi pertama, tahun 1972 versi
kedua, dan 1974 versi ketiga. Tehbotol Sosro hanya menggunakan bahan baku asli dan alami.
Daun tehnya dipetik dari perkebunan sendiri. Kemudian diolah menjadi teh wangi yaitu teh
hijau yang dicampur bunga melati dan bunga gambir. Sehingga menghasilkan rasa yang unik,
ke-khas-annya selalu terjaga dan terjamin kualitasnya. Dalam menjalankan bisnisnya, PT.
Sinar Sosro memiliki sebuah filosofi yang sangat mulia yakni, NIAT BAIK. NIAT BAIK ini
dijabarkan dalam 3K dan RL, yang mempunyai arti sebagai berikut: Peduli terhadap kualitas,
Peduli terhadap keamanan, Peduli terhadap kesehatan produk serta ramah lingkungan.

Sampai saat ini PT. Sinar Sosro sudah mempunyai 14 pabrik yang tersebar diseluruh
Indonesia yakni, di Medan, Palembang, Pandeglang, Jakarta, Tambun, Cibitung, Ungaran,
Gresik, Mojokerto, dan Gianyar. Serta pabrik yang khusus memproduksi air mineral Prim-A
yaitu di Sentul, Sukabumi, Purbalingga dan Pandaan.

http://www.sinarsosro.id
Tabel 2. Bauran Produk PT SINAR SOSRO
Teh Botol Fruit Tea Sosro S - Tee Country TEBS Air Mineral
Sosro Choice Prim - A

1. Teh Botol 1. Fruit Tea 1. S – Tee 1. Country 1. TEBS 1. Air


Sosro Sosro Apel Kotak Choice Kaleng Mineral
a. Kemasan Mangga Prim–A
botol Gelas
beling,
2. S – Tee 2. TEBS
volume
Botol 2. Country Botol
220 ml 2. Air
Choice Kaca
Jambu Mineral
2. Fruit Tea Prim–A
b. Kemasan Sosro Botol
kotak Blackcurrent 3. S – Tee
(Tetra Botol 3. Country 3. TEBS
Pak), Kaca Choice Botol
volume Apel Plastik 3. Air
200 ml, Mineral
250 Prim–A
ml, 330 4. Country Galon
ml dan 1 3. Fruit Tea Choice
Liter Sosro Jeruk
Stroberi

c. Kemasan
botol
plastik
PET 450
ml dan
350 ml 4. Fruit Tea
Sosro Jambu
Kulutuk
d.  Kemasa
n pouch
230 ml
5. Fruit Tea
Sosro
Freeze

6. Fruit Tea
Sosro
Extreme

2.2 Sistem Perencanaan Kapasitas dan Biaya Produksi


KAPASITAS

Kapasitas (capacity) merupakan suatu ‘terobosan’ atau sejumlah unit yang mana
tempat fasilitas dapat menyimpan, menerima, atau memproduksi dalam suatu periode waktu
tertentu (Heizer & Render, 2015 : 348 ). Keputusan kapasitas sering menetapkan kebutuhan
akan permodalan dan oleh karenanya terdapat biaya tetap yang besar jumlahnya. Kapasitas
juga menentukan apakah permintaan telah terpenuhi atau tidak atau apakah tempat fasilitas
akan menganggur atau tidak. Jika sebuah fasilitas berukuran terlalu besar, maka banyak
tempat yang tidak digunakan dan akan menambah biaya pada produksi yang ada. Apabila
sebuah fasilitas terlalu kecil, pelanggan dan mungkin seluruh pasar akan hilang. Menentukan
ukuran tempat fasilitas, bertujuan untuk mencapai level pemanfaatan yang tinggi dan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi, itu sangat penting.

DESAIN DAN KAPASITAS YANG EFEKTIF

Kapasitas desain merupakan output yang maksimum secara teori pada suatu sistem
dalam suatu periode waktu tertentu berdasarkan pada kondisi idealnya (Heizer & Render,
2015 : 349). Biasanya dicerminkan sebagai tingkat, misalnya teh botol sosro yang dapat
produksi per minggu, per bulan, atau per tahun. Bagi perusahaan, mengukur kapasitas dapat
menjadi mudah : merupakan jumlah maksimum atas unit yang mana perusaan mampu untuk
memproduksinya dalam suatu waktu tertentu. Namun, bagi beberapa perusahaan,
menentukan kapasitas dapat menjadi lebih sulit dilakukan. Perusahaan lainnya
mempergunakan total waktu kerja yang tersedia sebagai ukuran keseluruhan kapasitas.

Kapasitas efektif merupakan kapasitas yang mana suatu perusahaan mengharapkan


untuk mencapai hambatan operasional yang tersedia saat ini (Heizer & Render, 2015 : 349).
Kapasitas yang efektif seringkali lebih rendah dari pada desain kapasitas karena tempat
fasilitas mungkin telah dirancang untuk versi produk yang terdahulu atau campuran produk
yang berbeda dari pada yang saat ini sedang diproduksi.

Dua ukuran kinerja sistem khususnya berguna : untuk pemanfaatan dan efisiensi.
Pemanfaatan adalah persentase desain kapasitas yang benar-benar dicapai. Efisiensi adalah
persentase dari kapsitas yang efektif yang benar-benar dicapai. Bergantung pada pada
bagaimana tempat fasilitas dipergunakan dan dikelola,mungkin akan menjadi sulit atau tidak
mungkin untuk mencapai 100% efisiensi. Para manajer operasional cenderung untuk
mengevaluasi tingkat efisiensi. Kunci untuk meningkatkan efisiensi sering kali ditemukan
dalam memperbaiki permasalahan mutu dan dalam pengaturan penjadwalan, pelatihan, dan
pemelirahaan yang efektif.

KAPASITAS DAN STRATEGI

Laba yang berkesinambungan berasal dari membangun keunggulan yang kompetitif,


bukan hanya dari tingkat imbal hasil keuangan yang baik dengan proses tertentu. Keputusan
kapasitas akan diintegreasi ke dalam misi dan strategi perusahaan. Investasi tidak
diperlakukan sebagai pengeluaran yang tersendiri, tetapi sebagai bagian dari rencana yang
terkoordinasi yang akan menempatkan perusahaan dalam posisi yang menguntungkan.

PERTIMBANGAN KAPASITAS

1. Meramalkan tingkat permintaan secara akurat.


Menambahkan dan menghapuskan produk, aksi kompetisi siklus hidup produk, dan
volume penjualan yang tidak diketahui seluruhnya menambahkan tantangan untuk
membuat peramalan secara akurat.
2. Menyamakan kemajuan teknologi dengan volume penjualan.
Opsi kapasitas sering kali dihambat oleh teknologi. Beberapa peningkatan kapasitas
akan menjadi besar (misalnya, pengolahan teh botol sosro), smentara disisi lainnya
dapat menjadi kecil. Kerumitan ini menyulitkan, tetapi dibutuhkan tugas untuk
menyetarakan kapasitas terhadap penjualan.
3. Menemukan besaran operasional yang optimum.
Ekonomi skala dan bukan ekonomi skala sering kali menentukan besaran yang
optimum untuk suatu tempat fasilitas. Sebagian besar bisnis memiliki besaran yang
optimum sedikitnya hingga seseorang menyampaikan model bisnis yang baru.
4. Membangun untuk perubahan.
Para manajer membangun fleksibilitas ke dalam tempat fasilitas dari perlengkapan :
perubahan terjadi dalam proses, sejalan dengan produk, volume produk, dan bauran
produk.

Heizer, Jay. Render, Barry. 2015. Manajemen Operasi. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)


Perencanaan kapasitas jangka pendek –kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada
proses penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian –
penyesuian untuk menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan keluaran
nyata . keputusan perencanaan mencakup alternatif – alternatif seperti kerja lembur,
pemindahan personalia, penggantian routing produksi. Perncanaan kapasitas jangka pendek
diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang
akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika
dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak beroperai penuh selama 24 jam
per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per minggu. Jika perusahaan beroperasi
penuh delapan jam per hari (satu shif) dan lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam
kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu bukanlah
kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk
bekerja melebihi kapasitas norma;, sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40
jam kerja.
1. Meningkatkan jumlah sumber daya;
a Penggunaan kerja lembur
b Penambahan regu kerja
c Memerikan kesempatan kerja secara part-time
d Sub-Kontrak
e Kontrak kerja
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya:
a Mengatur regu kerja
b Menetapkan skedul
c Memodifikasi produk:
d Menentukan standar produk
e Melakukan perubahan jasa operasi
f Melakukan pengawasan kualitas
3. Memperbaiki permintaan:
a Melakukan perubahan harga
b Melakukan perubahan promosi
c Tidak memenuhi permintaan:
d Tidak mensuplai semua permintaan
Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) - rencana- rencana
bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam hal ini,
kapasitas juga bervariasi karena alternative – alternative seperti penarikan tenaga kerja,
pemutusan kerja, peralatan – peralatan bukan utama. Perencanaan kapasitas jangka menengah
merupakan perencanaan dengan tenggat waktu 3 hinggai 8 bulan. Berbeda dengan
perencanaan kapasitas jangka pendek yang hanya berfokus pada penggunaan kapasitas yang
ada, pada jangka menengah perusahaan melakukan dua pendekatan, yaitu mengoptimalkan
kapasitas yang ada dan mencoba perlahan mengubah kapasitas yang ada. Dalam
menggunakan kapasitas, perusahaan dapat melakukan penambahan karyawan atau pembuatan
persediaan. Sedangkan pendekatan mengubah kapasitas dilakukan dengan subkontrak,
menambah peralatan, atau menambah shift. Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan
strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat
diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk menurunkan biaya produksi per unit,
dalam jangka pendek sangat sulit utuk dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih
berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan
meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa jumlah produk yang
dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.
Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya minimum perlu
diperhatikan berbagai faktor seperti:
a Pola permintaan jangka panjang
b Siklus kehidupan produk yan dihasilkan
Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi yang dapat ditempuh
perusahaan:
a Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas produksi akan
dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan
pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung
risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya
biaya produksi menjadi tinggi.
b Strategi ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan strategi
perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan
adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk memberikan pelayanan
terbaik dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran.
Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka perencanaan kapasitas berusaha untuk
mengintegrasikan faktor – faktor produksi untuk meminimasi ongkos fasilitas produksi.
Dengan kata lain, keputusan – keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus
mempertimbangkan faktor – faktor ekonomis fasilitas produksi tersebut, termasuk di
dalamnya efisiensi dan utilisasinya.
Kapasitas jangka panjang (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih dari satu tahun. Di mana sumber
daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti
bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan
partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan untuk
memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang di lakukan
perusahaan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi dan bahan baku yang akan di
gunakan untuk menghasilkan suatu produk.
Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai berikut :
1. bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. bahan-bahan pembantu atau penolong
3. upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4. penyusutan peralatan produksi
5. uang modal, sewa
6. biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik,
biaya keamanan dan asuransi
7. biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. pajak

Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi 2 yaitu :


1. Jangka Waktu Pendek.
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak
dapat di tambah jumlahnya.
teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, Yakni:
 Biaya Total (Total Cost / TC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya Variabel
dan Biaya Tetap. TC= TVC + TFC
 Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel
atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan.
Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus
dikeluarkan.
Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dls.
TVC= TC-TFC
 Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC)
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.
Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan.
Contoh: biaya abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan,biaya penyusutan, dls.
TFC=TC-TVC
 Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC)
BiayaTotal (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah
Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut (Q).
ATC =TC/Q
Q= jumlah Output yang dihasilkan
Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ATC = AVC+AFC
 Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC)
Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan
jumlah produksi tertentu(Q).
AVC= TVC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AVC=ATC-AFC
 Biaya tetap Rata –rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumllah barang tertentudibagi dengan jumlah
produksi tertentu (Q).
AFC=TFC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC=ATC-AVC
 Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.
2. Jangka Waktu Panjang.
Sedangkan jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat
berubah–ubah.
Teori – teori biaya jangka panjang yakni diantaranya ialah :
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel. LTC=∆LVC
Dengan LTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
∆LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang
 Biaya Marjinal jangka panjang
Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit.
Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable.
Maka, LMC=∆LTC/∆Q
Dengan LMC= Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC= Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q= Perubahan Output
 Biaya Rata – rata
Biaya total dibagi Jumlah Output. LRAC=LTC/Q
Dengan LRAC=Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost)
Q = Jumlah output
http://darkzone7.blogspot.com/2013/04/biaya-produksi.html

Anda mungkin juga menyukai