Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayah, sehingga
berkat karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Proposal skripsi ini. Tak lupa
mana berkat jerih payah beliau yang telah membawa kita dari alam jahiliah ke
alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas
laporan ini, penulis banyak di bantu, diarahkan dan di bimbing serta di dukung
Proposal Skripsi.
ucapkan pada kedua insan ini, yang selalu mendukung dan memberikan
i
ii
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis berharap
akan kritik dan saran dari pembaca, karna mesi dalam tahap pembelajaran.
Penulis;
Mulyani
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
.2 Penelitian Terdahulu..................................................................................7
.2 Landasan Teori..........................................................................................11
.2 Pengertian Semiotik...................................................................................12
.2 Film............................................................................................................16
.2 Film Dokumenter.......................................................................................18
.2 Marginalitas...............................................................................................20
.2 Landasan konseptual..................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
komunikan dengan tujuan dapat dimengerti oleh kedua pihak. Komunikasi juga
dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi tidak langsung
adalah tindakan komunikasi yang dilakukan tidak secara perorangan tapi melalui
surat kabar, majalah, radio, TV, dan lain-lain. tindakan komunikasi media massa
dapat menjadi salah satu cara untuk menyampaikan pesan. Oleh karena itu
yaitu pemaknaan secara tersirat dan tersurat media massa dapat menjadi salah satu
cara untuk penyampaian pesan. film adalah gambar yang tersusun secara visual
yang mana di dalamnya banyak terdapat pesan – pesan atau informasi yang di
Setiap pesan dalam sebuah film tentu mengandung arti dan makna
tersendiri bagi setiap individu yang menonton, dimana makna tersebut dimaknai
1
sesuai dengan cara berpikir seseorang masing – masing. Film dapat dibagi
menjadi tiga jenis. Yakni, Film Dokumenter, Fiksi dan experimental. Diamana
2
3
ketiganya merupakan media pengantar pesan secara nonverbal yaitu dalam bentuk
visual. Film dokumenter merupakan cara kreatif untuk menyajikan informasi yang
kenyataan berdasarkan fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial.
Film dokumenter dapat dibuat untuk beragam tujuan, salah satunya adalah
tersebut dapat dimaknai penonton sesuai dengan makna aslinya. Dengan begitu
sebuah proses pesan dalam film dapat dikatakan berhasil. Namun, sering kali
pesan yang disampaikan dalam sebuah film yang dibuat oleh seorang produser
tidak tersampaikan sesuai dengan tujuan makna awal. Salah satu makna dalam
sebuah film dari sekian banyak persepsi makna seperti, yang akan peneliti bahas
Marginal berarti jumlah atau efek yang sangat kecil. Artinya, marjinal
adalah suatu kelompok yang jumlahnya sangat kecil atau biasa juga diartikan
marginalitas menurut Dunne (2005) pada awalnya dikenalkan oleh Robert pada
tahun 1928 dalam essaynya yang berjudul “Human Migration and Marginal
yakni film dokumenter berjudul Waria Dengan Tuhan, film ini disutradarai oleh
Sifa Sultanika, dimana dalam film ini terdapat sekelompok waria (lakuran dari
kata wanita dan pria) merupakan sekelompok laki-laki yang suka berperan sebagai
pesantren yang didirikan oleh seorang Waria pula (Sinta). Pesantren ini di beri
di tengah – tengah masyarakat pada umumnya. Yang mana banyak terlihat adanya
pro dan kontra dengan keberadaan sekelompok kaum Waria ini. Peneliti melihat
kaum Waria dalam film ini. Terdapat makna yang tersirat dalam sebuah dialog
panjang seorang anggota pondok pesantren oleh pihak terkait saat di wawancarai.
gambarkan secara visual, mengingat hal yang ingin disampaikan dalam film ini
adalah hanya pada poin kedudukan sekelompok kaum Waria dalam Islam versi
mereka.
kontra terhadap kedudukan waria dalam islam hal itu menyebabkan cerita tersebut
5
dalam islam. Padahal terdapat makna marginalisasi yang juga penting diangkat,
paham dan mengerti akan suatu keadaan sekelompok kaum Waria. penonton
secara tidak langsung harusnya dapat terdorong rasa prihatin dengan keadaan
waria sebenarnya.
Oleh karena itu untuk melihat makna marginalisasi peneleliti perlu melihat
dan menelaah tanda – tanda yang terdapat dalam film ini, yang mana tanda
tersebut baik berupa sebuah teks dalam dialog atau pengakuan tokoh ataupun
beberapa scen visualisasi film. Dalam melihat tanda – tanda tersebut peneliti
sehingga menjadi sebuah kajian yang menarik untuk peneliti kaji tentang
bagaimana sebuah media khususnya film ikut mengambil peran. Pemahaman akan
keyakinan sehingga pemahaman tidak akan sama antara penonton yang satu
dengan penonton lainnya. Dari uraian di atas mulai dari devinisi film dan
tiga makna dalam film dilihat dari sudut pandang Roland Berth yakni denotasi
yang berarti makna awal utama dari sebuah, teks, dan sebagainya nya. Makna
paling nyata dari apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek. (Danesi,
2010: 274).
Adapun makna kotasi dari sudut pandang Roland Berth yaitu istilah yang
terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai
– nilai dari kebudayaannya. Konotasi memunyai makna yang subjektif atau Paling
tidak intersubjektif.
fakta denotative karna itu, salah satu tujuan analisi semiotika adalah untuk
salah baca (misereading) atau salah baca dalam mengartikan makna suatu tanda
mitos adalah sebuah sistem komunikasi, bahwa mitos adalah sebuah pesan.
mitos adalah mode penandaan, sebuah wujud. Barthes percaya bahwa semua
benda bisa menjadi mitos. asalkan benda tersebut sudah mengandung pesan, maka
benda itu menjadi mitos. Menurut sifat lain dari mitos adalah bahwa mitos tidak
ditentukan oleh materinya melainkan oleh pesan yang disampaikan titik mitos
7
tidak selalu bersifat verbal, sehingga juga ada mitos dalam bentuk film lukisan
dimunculkan terkait kebenaran waria dalam islam pada film waria dan tuhan.
1. Manfaat Akademis,
2. Manfaat Praktis
semiotika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Film Indonesia (Analisis Semiotika Dalam Film Suka Ma Suka dan Film
homofobia dalam film Suka Ma Suka dan film Lovely Man Metode yang
dipakai oleh peneliti berupa metode semiotika Roland Barthes dengan dua
Indonesia. Dua film yang dipilih sebagai objek penelitian yakni Suka Ma
Suka dan film Lovely Man Temuan dalam penelitian ini adalah, kedua
identitas diri laki – laki agar tidak dianggap sebagai seorang penyuka
penelitian terdahulu terletak pada fokus masalah dan tujuan dari penelitian dita,
10
sebuah film dengan melihat sisi maskulinitas laki - laki, sedangkan peniliti memfokuskan
marginalisasi melalui makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film dokumentar
Taqiyya Hani sama – sama menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Dan
konotasi dan mitos yang merepresentasikan konsep jihad Islam dalam film The
Diri Transgender dalam film Bulu Mata. film Bulu Mata menceritakan tentang
dirinya di kota Bireun, Aceh Utara. Rumusan masalah penelitian ini adalah apa
Tujuan film ini adalah untuk mengetahui identitas diri transgender yang
film Bulu Mata. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Charles Sanders
11
seorang transgender dalam fim bulu mata dapat dilihat melalui kepribadian
transgender dalam film bulu mata seperti keluarga, teman dan masyarakat sosial.
Film ini juga menunjukkan bahwa adanya advokasi untuk para transgender titik
terlihat dari identitas diri yang ditunjukkan melalui kegiatan yang ditampilkan
dan tokoh yang menerima perbedaan identitas dari para transgender. Sisip
advokasi ini juga didukung dari pendapat sutradara yang berperan dalam
sama ingin menumukan makna dan tanda yang ditunjukkan dalam film
dokumenter.
teori Roland Berth. Dan Batasan Masalah yuandita membatasi tulisan dengan
berfokus pada scene mengenai identitas diri dalam film dokumenter Bulu Mata.
12
Sekarang
-.
kaidah tata bahasa dan sintaksis dan yang mengatur arti teks yang rumit
(Sobur, 126-127).
permasalahan semiotik pada dua makna tersebut. Iya dikenal sebagai salah
semiologi Saussurean. Iya juga intelektual dan kritikus sastra Perancis yang
bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu
14
Salah satu area penting yang di rambah barthes dalam studinya tentang
tanda adalah peran membaca (The reader). Konotasi, walaupun merupakan sifat
asli, membutuhkan keaktifan pembaca agar dapat berfungsi secara panjang lebar
mengulas apa yang sering disebut sebagai sistem pemaknaan tataran kedua, yang
dibangun di atas sistem lain yang telah ada sebelumnya sastra merupakan contoh
paling jelas sistem pemaknaan tataran kedua yang dibangun diatas bahasa sebagai
sistem yang pertama. Sistem kedua ini oleh Barthes disebut dengan konotatif
yang di dalam mytologiesnya secara tegas ia bedakan dari denotatif atau sistem
Dari peta Barthes terlihat bahwa tanda denotatif ( 3 ) terdiri atas penanda
( 1 ) dan petanda ( 2 ) akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah
juga penanda konotatif ( 4 ) dengan kata lain hal tersebut merupakan unsur
material: hanya jika anda mengenal tanda singa barulah konotasi seperti harga
tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi
tataran denotatif.
15
pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu
(Budiman 2001:28).
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji. Tanda
tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di
informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
Kurniawan,2001:53).
meaning ialah hubungan antara suatu objek atau ideal dan suatu tanda Johan 1996:
64 ) konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas
berurusan dengan simbol, bahasa, wacana bahasa wacana dan bentuk bentuk
maknanya dan bagaimana tanda disusun titik secara umum studi tentang tanda
Secara etimologis istilah semiotik berasal dari kata Yunani Semeion yang
berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar
yang lain. Secara Terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
sebagai tanda. Van zoest; 1996 mengartikan Semiotik sebagai ilmu tanda (Sign)
mempergunakannya.
untuk digunakan, karena dalam film banyak melahirkan tanda – tanda sebagai
banyak sekali tanda –tanda yang memunyai banyak makna denotasi, konotasi dan
mitos.
Makna denotasi adalah makna awal utama dari sebuah, teks, dan
sebagainya nya. Makna paling nyata dari apa yang digambarkan tanda terhadap
digunakan dalam tingkat pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang
peranan penting dalam suatu ujaran. Makna denotasi bersifat langsung, yaitu
17
makna khusus yang terdapat dalam sebuah tanda dan pada intinya daat disebut
signifikasi tahap kedua. Hal ini menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini
menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau
emosi dari pembaca serta nilai – nilai dari kebudayaannya. Konotasi memunyai
fakta denotative karna itu, salah satu tujuan analisi semiotika adalah untuk
salah baca (misereading) atau salah baca dalam mengartikan makna suatu tanda
hanya bisa dipahami dalam kaitannya dengan signifikansi tertentu titik konotasi
adalah metode operatif dalam pembentukan dan penyandian teks kreatif seperti
persis, novel komposisi musik dan karya-karya seni. (Danesi, 2010: 274).
2.2.3 Mitos
sebuah sistem komunikasi, bahwa mitos adalah sebuah pesan. mitos adalah
18
mode penandaan, sebuah wujud. Barthes percaya bahwa semua benda bisa
menjadi mitos. asalkan benda tersebut sudah mengandung pesan, maka benda itu
menjadi mitos. Menurut sifat lain dari mitos adalah bahwa mitos tidak ditentukan
oleh materinya melainkan oleh pesan yang disampaikan titik mitos tidak selalu
bersifat verbal, sehingga juga ada mitos dalam bentuk film lukisan patung,
mitologi adalah bagian dari semiologi, yaitu ilmu yang luas tentang &
bentuk. Mitologi dan semiologi, kedua-duanya berurusan dengan nilai yang tidak
hanya puas dengan fakta. fakta merupakan tanda yang digunakan untuk
ditemukan pola tiga dimensi penanda dan tanda. Tapi mitos adalah sebuah sistem
khusus yang dibangun dari rantai semiologi yang sudah ada sebelumnya.
pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.
(Sobur.2003: 71)
2.4 Film
massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa pertumbuhannya pada akhir
perkembangan surat kabar sudah dibikin lenyap. ini permulaan sejarahnya film
dengan lebih mudah dapat menjadi alat komunikasi yang sejati karena ia tidak
merintangi kemajuan surat kabar pada masa pertumbuhannya dalam abad ke-18
dan permulaan abad ke-19 film, kata Oey Hong Lee mencapai puncaknya di
antara perang dunia l dan perang dunia ll namun kemudian merosot tajam setelah
membuat para ahli bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi hal
layaknya. Sejak itu, maka merebak lah berbagai penelitian yang hendak melihat
dampak film terhadap masyarakat titik ini misalnya, dapat dilihat dari sejumlah
penelitian film yang mengambil berbagai topik seperti: pengaruh film terhadap
hubungan antara film dan masyarakat selalu dipahami secara linear. Artinya, film
perspektif ini didasarkan atas argumen bahwa film adalah potret dari masyarakat
di mana film itu dibuat film selalu merekam realitas yang tumbuh dan
Film merupakan bidang kajian yang relevan bagi analisis struktural atau
semiotika seperti dikemukakan oleh Van Zoest (1993:109), film dibangun dengan
tanda semata – mata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang
bekerjasama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan berbeda dengan
fotografi tapi rangkaian gambar dalam film menciptakan Image dan sistem
Sobur, 126-128).
dengan orang-orang , tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film dokumenter
ini tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian, namun merekam peristiwa
yang sungguh-sunguh terjadi. tidak seperti film fiksi, film dokumenter tidak
memiliki plot (rangkaian peristiwa dalam film yang disajikan pada penonton
secara visual dan audio), namun memiliki struktur yang umumnya didasarkan
oleh tema atau argument dari sineasnya. Film dokumenter juga tidak memiliki
tokoh peran baik dan peran jahat, konflik, serta penyelesaiannya seperti halnya
21
film fiksi (Fajar Nugroho, 2007). Film dokumenter terbagi menjadi dua belas
2. Sejarah: Karya yang mengacu pada suatu peristiwa sejarah di masa lalu,
4. Nostalgia: Karya yang biasanya lebih berupa kilas-balik atau napak tilas
jurnalistik.
namun asosiasiatif.
dimainkan oleh aktor yang sebisa mungkin dibuat mirip dengan tokoh
dimainkan ulang oleh tokoh lain dengan alur cerita yang sama dengan
kenyataannya
2.6 Marginalitas
berarti mengasingkan atau membatasi yang lemah dan terbatas atau yang berada di
biasanya tampak pada bentuk pengecualian dari kehidupan sosial, interpersonal, dan
tingkat sosial. Orang-orang yang terpinggirkan tidak memiliki kontrol penuh atas
hidup mereka dan tidak memiliki akses ke fasilitas-fasilitas umum sehingga kaum
termarginalisasi berdasarkan wilayah atau letak geografis mereka, baik dari area kecil
maupun dari area besar, seperti dari negara, benua, atau suatu teritorial tertentu.
baik itu lingkungan alam (termarginalisasi dari SDA yang ada) maupun lingkungan
sosial tempat hidupnya. Ketiga, dari segi economic, marginalisasi yang terjadi ditinjau
dari segi ekonomi ini berkaitan dengan potensi produktif, aksesibilitas, infrastruktur,
dan interaksi tanpa kesenjangan ekonomi. Keempat, dari segi 15 social, pada
pendekatan sosial, marginalisasi berfokus pada kaum minoritas atau kelompok sosial
tersebut, diketahui bahwa orang-orang yang termarginalisasi dapat ditinjau dari empat
pendekatan, yakni dilihat dari letak geografis, kondisi lingkungan tempat tinggal
mereka, kondisi ekonomi, dan kehidupan sosial mereka. Pada kajian selanjutnya,
karena adanya kekuatan hegemoni yang memaksa dan menekan kehidupan mereka
dari segi politik dan sistem ekonomi. Kekuatan hegemoni itu kemudian menimbulkan
ekonomi.
yang berkaitan dengan kasus penelitian yang dilakukan. Landasan konseptual ini
24
dilakukan. Dapat dikatakan sebagai filosofi penelitian yang akan dicari jawaban
digambarkan kerangka konseptual yang menjadi alur atau landasan dasar peneliti
Film Dokumenter
Marginalisasi
Teori Semiotika
Roland Berth
sebuah objek yang ada pada film Dokumenter Waria Dengan Tuhan, yang
25
akan dianalisis peneliti guna untuk melihat makna marginalisasi dalam film waria
dengan tuhan. Yang berawal dari melihat tanda makna marginal dalam setiap
adegan dan melihat makna konotas, denotasinya dan menjelaskan mitos yang
semuanya akan didukung poin – poin pada dialog dan durasi serta analisis
peneliti dari adegan yang bermakna marginalitas dalam film waria Dengan Tuhan.
BAB III
METODE PENELITIAN
memandang dari sudut pandang negatif di mana adanya ketidak layakan posisi
kaum waria.
peneliti tidak memandang film dari sudut negatif seperti hal yang menjadi
fenomena marjinalisasi apakah ada atau tidaknya dilihat dalam sudut pandang
semiotika. Yakni dikaitkan makna denotasi konotasi dan mitos. Dalam teori
Roland barthes.
memahami secara lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam proses
dinamis (dapat berubah) semu, dikontruksu dan listik dan kebenaran realitas
26
27
seseorang dan perilaku yang dapat diamati. Oleh karenanya peneliti menggunakan
dalam metode ini peneliti melandaskan penelitian pada teori dan kerangka
terkonsep.
Dalam penelitian ini data deskriptif di ambil dari proses observasi dengan
menganalisa atau pengamatan sesuai dengan teori dan kerangka konsep. Sehingga
dapat melihat suata gambaran dalam sebuah tanda dalam film tersebut, yang mana
gambaran dari sebuah tanda di harapkan mampu mengupas sebuah makna yang
Data pada penelitian ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan atau
observasi langsung pada objek (Film), dari hasil analisa dengan cara memutar
Data pada penelitian ini juga diperoleh dari hasil pengamatan di pustaka
1. Observasi
Tuhan.
2. Dokumentasi
Tuhan.
reduksi atau di rangkum akan memberikan gambaran data yang lebih jelas
ataupun gambaran sebuah objek yang tadinya belum jelas sehingga setelah
I Persiapan
Penelitian
Pengumpulan
Data
II Bimbingan
Proposal
Seminar
Proposal
III Penelitian
Lapangan
Pengolahan
Data
Menganalisis
Data
Penulisan
30
Laporan
IV Sidang
BUKU:
Jalasutra.
Rosdakarya Bungin.
Salim Peter. (2010). Kamus Besar Indonesia Konten Porer Univ michigan.
Rahmasari Dita (2018) Homofobia dalam Film Indonesia (Analisis Semiotika Dalam
Film Suka Ma Suka dan Film Lovely Man). Universitas Islam Indonesia.
Taqiyya Hani (2011) Analisis Semiotika Film In The Name Of God. Universitas Islam
Lestari Yuandita ( 2018 ) Representasi Identitas Diri Transgender dalam film Bulu
31