Disusun Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahiwabarokatuh
Wassalamu’alaikum Warahmatullahiwabarokatuh
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
BAB III
PENUTUP ................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi Islam di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik
untuk dipelajari, mengingat bahwa organisasi Islam merupakan representasi dari
umat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia. Hal ini menjadikan organisasi
Islam menjadi sebuah kekuatan sosial maupun politik yang diperhitungkan dalam
pentas politik di Indonesia. Dari aspek kesejarahan, dapat ditangkap bahwa
kehadiran organisasi-organisasi Islam baik itu yang bergerak dalam bidang politik
maupun organisasi sosial membawa sebuah pembaruan bagi bangsa, seperti
kelahiran Serikat Islam sebagai cikal bakal terbentuknya organisasi politik,
Muhammadiyah, NU (Nahdlatul Ulama), Serikat Dagang Islam, dan lain-lainnya
pada prakemerdekaan membangkitkan sebuah semangat pembaruan yang begitu
mendasar di tengah masyarakat.
Organisasi keagamaan Islam merupakan kelompok organisasi yang terbesar
jumlahnya, baik yang memiliki skala nasional maupun yang bersifat lokal saja.
Tidak kurang dari 40 buah organisasi keagamaan Islam yang berskala nasional
memiliki cabang-cabang organisasinya di ibukota propinsi maupun ibukota
kabupaten/kotamadya, seperti: Nahdlatul Ulama (NU), Sarikat Islam (SI),
Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Majelis Ulama Indonesia (MUI),
Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam (GUPPI), Majelis Da‟wah
Islamiyah (MDI), Dewan Mesjid Indonesia (DMI), Ikatan Cendekiawan Muslim
se Indonesia (ICMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Persatuan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII), Aisyiah, Muslimat NU, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Aliran Islam di Indonesia ?
2. Apa saja Organisasi Islam di Indonesia ?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Aliran Islam di Indonesia.
2. Untuk mengetahui Organisasi Islam di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
A. Malik Ahmad, Aqidah, al-Hidayah, Jakarta, th. 1998
2
Kenneth W. Morgan, Islam Jalan Lurus, terj. Abu Salamah dan Chaidir Anwar, Pustaka Jaya,
Jakarta, 1963, h. 100
3
Harun Nasution, Teologi Islam (Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan), Universitas
Indonesia, Jakarta, 2010, cet II, h. 11
3
Banyaknya aliran-aliran hingga saat ini yang mengaku-ngaku bahwa
dirinyalah yang tergolong ahli Sunnah wa alJamaah, misalnya
Muhammadiyah, NU (Nahdlotul Ulama), (Lembaga Dakwah Islam Indonesia)
LDII, Majlis Tafsir al-Qur’an (MTA), Ahmadiyah, dll. Hingga saat ini,
berbagai aliran yang ada di Indonesia tumbuh dan mengikuti pengikut di
daerahnya masing-masing.
4
Berikut contoh-contoh aliran Islam di Indonesia:
1. Jam’iyatul Chair
2. Al Irsyad
4
Parsudi Suparlan, Respon Pemerintah, Ormas, dan Masyarakat Terhadap Aliran Keagamaan di
Indoneia, Karya Haidlor, Jakarta, 2007, h. 1-2
4
3. Sarikat Islam
4. Muhammadiyah
5. Nahdatul Ulama
Nahdatul Ulama adalah organisasi yang lama dan juga cukup besar
yang ada di Indonesia. Nahdatul ulama adalah sebagai gerakan dari
kebangkitan para ulama dan pemikir islam yang kemudian bangkit untuk
melawan penjajahan.
5
Nahdatul ulama meniitik beratkan dakwahnya kepada masalah
keislaman yang benar-benar bersumber dari Al-Quran dan Sunnah. NU
juga mendirikan berbagai lembaga pendidikan khususnya pesantren
untuk melakukan kaderisasi ulama di dalamnya. Di bidang-bidang
lainnya NU juga berperan cukup banyak seperti di bidang ekonomi
mendirikan BMT, dakwah islamiah di seluruh kalangan, dan lain
sebagainya.
Muhammadiyah
5
Ensiklopedi Islam, Jilid III, (Cet. III; Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), h. 275.
6
Ensiklopedi Islam, Jilid III.
6
masa itu dinilai tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat. Pada waktu itu pendidikan di Indonesia telah terpecah dua,
yaitu pendidikan secular yang dikembangkan oleh Belanda dan
pedidikan pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan agama. Akibatnya terjadi jurang pemisah yang
sangat dalam antara golongan yang mendapat pendidikan secular dan
golongan yang mendapatkan pendidikan di pesantren. Ini juga
mengakibatkan terpecah rasa persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah) di
kalangan umat Islam dan semakin melemahnya kekuatan umat Islam.
3. Kemiskinan menimpa rakyat Indonesia, terutama umat Islam, yang
sebagian besar adalah petani dana buruh. Orang kaya hanya
mementingkan dirinya sendiri, dan bahkan banyak ulama lupa
mengingatkan umatnya bahwa Islam mewajibkan zakat bagi si kaya,
sehingga hak orang miskin terabaikan.
4. Aktivitas misi Katolik dan Protestan sudah giat beroperasi sejak awal
abad ke-19 dan bahkan sekolah3sekolah misi mendapat subsidi dari
pemerintah Hindia Belanda.
5. Kebanyakan umat Islam hidup dalam alam fanatisme yang sempit,
bertaklid buta, serta berpikir secara dogmatis. Kehidupan umat Islam
masih diwarnai konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme.
7
Hajriyanto Y Thohari, Muhammadiyah dan Pergulatan Politik Islam Modernis, (Cet. I; Jakarta:
PSAP Muhammadiyah, 2005), h. xvii.
7
Persatuan Islam (Persis)
Berdiri di Jawa Barat pada tahun 1923 oleh kelompok pedagang yang
diketuai oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus, yang mencurahkan
pada pengkajian agama, menyebarkan praktek ritual Islam yang benar, dan
kepatuhan dalam menjalankan hukum Islam. 8 Lembaga hukum pada awal
pembentukannya diberi nama Majelis Ulama. Lembaga ini bertugas menyusun
pedoman ibadah yang sesuai dengan ajaran Rasulullah saw., serta melahirkan
pemikiran-pemikiran teologis yang dapat menghindarkan jama’ahnya dari
bid’ah serta penyimpangan lainnya. Nama “Majelis Ulama” ini terus
berlangsung sampai periode kepemimpinan KH. Isa Anshari (1948-1960), dan
kemudian diganti dengan nama “Dewan Hisbah” sejak kepemimpinan KH E.
Abdurrahman (1961-1983).
Nahdatul Ulama
8
Ira. M. Lapidus, Op.Cit., h. 329-330.
9
Abdul Azis Dahlan, Jilid I, Op.Cit., h. 264-265.
10
Prof. Dr. Faisal Ismail, M.A., Dilema NU ditengah Badai Pragmatisme Politik, (Cet. I; Jakarta:
Proyek Peningkatan Kehidupan Beragama Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag
RI, 2004), h. 10-11.
8
Didirikan organisasi tersebut di latarbelakangi oleh dua tujuan :
2. Untuk berseru kepada penguasa baru di tanah Arab agar kebiasaan beragama
secara tradisi dapat diteruskan.11
11
M. Din Syamsudin, Muhammadiyah Kini dan Esok, (Jakarta: pustaka Panjimas, 1990), h. 42.
12
H. Alamsyah Ratu Perwiranegara, Islam dan Pembangunan Politik di Indonesia, (Jakarta; cv.
Haji Mas Agung, 1987), h. 186-187.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi Islam di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik
untuk dipelajari, mengingat bahwa organisasi Islam merupakan representasi dari
umat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia. Hal ini menjadikan organisasi
Islam menjadi sebuah kekuatan sosial maupun politik yang diperhitungkan
dalam pentas politik di Indonesia. Dari aspek kesejarahan, dapat ditangkap
bahwa kehadiran organisasi-organisasi Islam baik itu yang bergerak dalam
bidang politik maupun organisasi sosial membawa sebuah pembaruan bagi
bangsa, seperti kelahiran Serikat Islam sebagai cikal bakal terbentuknya
organisasi politik, Muhammadiyah, NU (Nahdlatul Ulama), Serikat Dagang
Islam, dan lain-lainnya pada prakemerdekaan membangkitkan sebuah semangat
pembaruan yang begitu mendasar di tengah masyarakat
B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik
dan saran dari para pembaca agar lebih baik dari sebelumnya. Semoga makalah
ini bermanfaat untuk semua kalangan yang membacanya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Abdul Aziz. 1996. Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid I, III, dan IV
Cet. I. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.
Ensiklopedi Islam. 1994, Jilid III Cet. III. 1994. Jakarta : PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve.
Lapidus, Ira. M. 1999. Sejarah Sosial Umat Islam, Bagian ketiga, Cet. I.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
W. Morgan, Kenneth. 1963. Islam Jalan Lurus, terj. Abu Salamah dan
Chaidir Anwar. Jakarta: Pustaka Jaya.
11