Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

Dosen Pengampu :
(Abdul Basir, S. Pd., M. Pd.)

Disusun Oleh :
Kelompok 3 PBS (2)

Anis Syafa’ah
Devi Silaturohmi
Dian Najikhah

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM IAI QOMARUDDIN GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2019-2020

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahi Rabbil Alamin sagala puji bagi Allah atas Nikmat dan
Rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “Pola Pengembangan Paragraf”. Tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman - teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini dibuat sebagai tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang
dibimbing oleh Bapak Abdul Basir, S. Pd., M. Pd. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. 

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
perbaikan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang
menyusun maupun yang membaca. Amin

Gresik, April 2020

Penyunsun

Daftar Isi

Cover ...........................................................................................................

Kata Pengantar ............................................................................................

Daftar Isi .....................................................................................................

Pendahuluan ................................................................................................
Rumusan Masalah .......................................................................................
Tujuan .........................................................................................................
Pembahasan .................................................................................................

Kesimpulan .................................................................................................

Daftar Pustaka .............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya para mahasiswa kurang memahami pengetahuan dalam menulis


paragraf. Kelemahan seperti ini sering dijumpai pada karangan yang terdiri dari
rangkaian paragraf baik dalam penulisan makalah, skripsi, ataupun tesis. Oleh karena
itu, kami membuat makalah ini, agar para mahasiswa mampu mengembangkan
penulisan paragraf secara baik dan benar dengan penggunaan kalimat efektif. Dan tidak
terjadi kesalahan dalam penulisan karya ilmiah.

Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan digunakan
istilah paraton (Brown dan Yule, 1996). Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk
pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran
wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang hanya
terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi
kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki
potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Oleh Ramlan, (1993) pikiran utama atau ide pokok merupakan pengendali suatu
paragraf.

Pengidentifikasian secara formal suatu paragraf begitu mudah, karena secara visual
paragraf biasanya ditandai adanya indensasi. Yang menjadi persoalan, apakah bentuk
yang secara visual dikenali sebagai paragraf tersebut secara otomatis berisi satu satuan
pokok pikiran? Idealnya tentulah ya, bila paragraf telah dikembangkan secara baik.
Namun, kenyataannya belum tentu demikian karena belum tentu paragraf
dikembangkan secara benar. Disinilah pentingnya pengembangan paragraf.

Pengembangan paragraf terdiri atas pengembangan paragraf umum dan khusus, sudut
pandang, analogi, contoh, klimaks dan anti klimaks, proses, klasifikasi, defenisi luas,
perbandingan dan pertentangan, dan sebab akibat.
1.2 Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penempatan kalimat utama pada paragraf umum dan khusus?

2. Bagaimanakah sudut pandang (point of view) pengarang dalam suatu paragraf?

3. Bagaimanakah pola pengembangan analogi pada suatu paragraf?

4. Bagaimanakah pola pengembangan contoh didalam paragraf?

5. Bagaimanakah pola pengembangan klimaks dan anti-klimaks pada paragraf?

1.3 Tujuan

Tujuan yang diharapkan dalam pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui penempatan kalimat utama pada paragraf umum dan khusus.

2. Untuk mengetahui sudut pandang atau cara pandang pengarang dalam suatu
paragraf.

3. Untuk mengetahui pola pengembangan paragraf analogi pada suatu paragraf.

4. Untuk mengetahui pola pengembangan paragraf contoh pada suatu paragraf.

5. Untuk mengetahui pola pengembangan paragraf klimaks dan anti-klimaks pada suatu
paragraf.

1.4 Manfaat

Manfaat makalah ini adalah :

a. makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing

b. Memperoleh informasi yang lebih lagi tentang pola pengembangan paragraf


BAB II

PEMBAHASAN

2.I Pengertian pola pengembangan paragraf

Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang saling berkaitan dan memiliki suatu gagasan
atau ide pokok yang ingin disampaikan kepada para pembacanya. Suatu paragraf dapat
dikembangkan dengan pola pengembangan paragraf.

Sedangkan pola pengembangan paragraf sendiri adalah suatu penalaran atau pemikiran
yang berdasarkan data untuk menarik suatu kesimpulan.

2.2 Jenis-jenis pola pengembangan paragraf

A. Pola Pengembangan Generalisasi

Generalisasi adalah menarik kesimpulan dengan cara penalaran secara umum


berdasarkan referensi data, atau peristiwa khusus secara representatif.

1. Pola Umum-Khusus (deduktif)


Istilah deduktif berarti bersifat deduksi. Kata deduksi yang berasal dari bahasa Latin:
deducere, deduxi, deductum berarti ‘menuntun ke bawah; menurunkan’; deductio
berarti ‘penuntunan; pengantaran’. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dari
pernyataan yang bersifat umum, kemudian diturunkan atau dikembangkan dengan
menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus. Pernyataan yang bersifat
khusus itu bisa berupa penjelasan, rincian, contoh-contoh, atau bukti-buktinya. Karena
paragraf itu dikembangkan dari pernyataan umum dengan mengemukakan pernyataan-
pernyataan khusus, dapatlah dikatakan bahwa penalaran paragraf deduktif itu berjalan
dari umum ke khusus.

Ciri – ciri paragraf deduktif :

a) Letak kalimat utama di awal paragraf,

b) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan


khusus,dan

c) Diakhiri dengan penjelasan.

Contoh kalimat :

~ Ini tentang gaya hidup para wakil rakyat kita di Senayan. Ya, baru-baru ini heboh
beredar berita tentang gaya hidup para wakil rakyat kita. Mobil mewah yang berharga
milliaran rupiah, yang membuat rumah rakyat di Senayan itu seperti showroom mobil
mewah. Ada Alphard, Hummer dan Bentley. Publikpun heboh. Saya berfikir, padahal kita
lah yang diwakili mereka, dan mereka adalah wakil kita, tapi mengapa yang MERDEKA
hanya mereka yang sebagai WAKIL KITA?

~ Memiliki server sendiri memiliki banyak keuntungan. Salah satunya kita dapat
memanfaatkannya secara maksimal. Meskipun demikian biaya yang dikeluarkan jauh
lebih besar. Biaya untuk hardware saja sudah di atas Rp 10 juta, belum lagi biaya
perbulan. Selain itu kita juga membutuhkan tenaga professional untuk menjadi
operatornya.

2. Pola Khusus-Umum (induktif)

Istilah induktif berarti bersifat induksi. Kata induksi yang berasal dari bahasa Latin:
ducere, duxi, ductum berarti ‘membawa ke; mengantarkan’; inducere, induxi, inductum
berarti ‘membawa ke; memasukkan ke dalam’. Lebih lanjut istilah induksi dijelaskan
sebagai metode pemikiran yang bertolak dari hal khusus untuk menentukan hukum atau
simpulan. Karena pernyataan khusus dapat berupa contoh-contoh, dan pernyataan
umum itu berupa hukum atau simpulan, maka dapat dikatakan bahwa paragraf induktif
itu dikembangkan dari contoh ke hukum atau simpulan.

Ciri – ciri paragraf induktif :

a) Letak kalimat utama di akhir paragraf,


b) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan
umum,dan

c) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan.

Contoh Kalimat :

~ Pada Lebaran tahun kemarin harga sembako seperti gula, minyak, telur dan lain-lain
mengalami kenaikan secara signifikan, padahal lebaran pada saat itu masih seminggu
lagi. Bukan hanya makanan, pakaian muslimpun juga tak ketinggalan mengalami
kenaikan harga yang cukup tinggi. Seperti halnya baju muslim untuk wanita, baju koko,
kerudung, sajadah, mukena, kopiah dan lain-lain. Kenaikan harga pada barang-barang ini
selalu terjadi menjelang Lebaran pada setiap tahunnya.

~ Sebagian besar orang tampak berjejer di pinggir jalan masuk. Sebagian lagi duduk
santai di atas motor dan mobil yang diparkir seenaknya di kiri dan kanan jalan masuk.
Kawasan bandara sore ini memang benar-benar telah dibanjiri lautan manusia.

3. Pola Umum-Khusus,Khusus-Umum ( deduktif dan induktif )

Pola pengembangan parargraf yang kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf dan
akhir paragraf, sedangkan kalimat penjelas terdapat di tengah paragraf.

Contoh Kalimat:

~ Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN). Jangan pernah belajar
“dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar
akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab
soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang
tidak dikuasai dicari di buku. Oleh karena itu, maka sebaiknya para guru
memberitahukan tips belajar menjelang UAN

B. Pola Pengembangan Sudut Pandang (Point of View)

Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada
cara dan pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah
cerita fiksi kepada pembaca, atau unsur fiksi yang mempersoalkan siapa yang
menceritakan atau dari posisi mana (siapa) peristiwa atau tindakan itu dilihat.

1. Sudut pandang orang pertama “aku”


a. first person central atau sudut pandang orang pertama sentral atau dikenal juga
sebagai akuan sertaan : pencerita adalah “aku” sebagai tokoh utama. Dalam cerita,
pengarang menjadi tokoh sentral yang secara langsung terlibat dalam cerita. Ada dua
kemungkinan mengenai si aku dalam cerita yang mengggunakan sudut pandang ini, bisa
jadi si aku dalam cerita adalah pengarang itu sendiri (pengarang seperti menulis
biografinya sendiri) atau si aku sebenarnya bukan pengarang, pembaca seolah-olah
mendengar cerita dari pelakunya sendiri.

contoh : aku merasakan sesuatu yang hangat menerpa kulitku. Perlahan aku membuka
sedikit-demi sedikit mataku. ‘Sudah siang’ batinku. Kutarik lagi selimut hangat ku untuk
menutupi silau mentari yang telah mengusik tidurku.

b. first person peripheral atau sudut pandang orang pertama sebagai pembantu atau
disebut akuan tak sertaan: pencerita adalah “aku” sebagai tokoh tambahan.

contoh : Aku iri pada Angga, dia sahabatku, sekaligus orang yang kuanggap rival. Ia selalu
lebih dilihat dari pada aku. Terkadang aku merasa benci dengannya, tapi ia juga selalu
membantuku dalam segala hal. Terlebih kemarin, saat pentas seni. Aku melihatnya
bersama Anita, gadis yang kusukai. Aku tak tahu harus mengalah lagi atau tidak. Aku
menginginkan Anita, aku rasa dia juga mempunyai perasaan yang sama. Aku tidak
menyalahkannya menyukai Anita, karena akupun tak pernah bercerita padanya bahwa
aku menyukai Anita. Tapi mengapa setiap hal yang kusukai selalu saja ia sukai juga?

2. Sudut pandang orang ketiga “dia”

a. third person omniscient atau sudut pandang orang ketiga mahatahu atau diaan
mahatahu : pencerita berada di luar cerita & menjadi pengamat yang mengetahui
banyak hal tentang tokoh-tokoh lain. Pada sudut pandang ini pengarang memposisikan
dirinya layaknya dalang dalam pertunjukkan wayang kulit. Dia tahu semua peristiwa
yang terjadi. Bahkan dia juga tahu watak dari setiap tokoh-tokohnya. Ya, dialah yang
menggerakkan cerita.

contoh : Sore itu cukup kelam, nampaknya hujan akan segera mengguyur kota kecil yang
tak dapat dipastikan keberadaan penghuninya tersebut. Angin pun terus bertiup dengan
kencang menemani kegundahan hati seorang pemuda yang berjalan beriringan
dengannya. Pemuda itu terlihat kusut dibalut dengan seragam putih-abu-abu nya yang
penuh noda dan darah, tertulis sebuah tanda pengenal pada dada bidangnya, Angga
Prasetya. Ia tidak tahu harus pergi kemana, karena memang ia tidak mengenal tempat
dimana ia berada sekarang. Beberapa puluh meter setelah ia berjalan ia melihat sesosok
manusia yang entah iapun tidak tahu siapa.“Hey” teriaknya dari kejauhan. Namun yang
ia dapat hanya kebisuan. Ia mempercepat langkahnya untuk menghampiri sosok itu.
Namun ternyata sosok itu hanyalah sebuah patung tak bernyawa.

b. third person limited atau sudut pandang orang yang bekerja terbatas atau disebut
juga diaan terbatas : pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang
terbatas hak ceritanya. Pengarang hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh
yang dijadikan tumpuan ceritanya.

C. Pola Pengembangan Analogi

Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat
benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai
hubungan dengan gagasan yang pertama. Berbicara mengenai analogi adalah berbicara
tentang dua hal yang berlainan. Dua hal yang berlainan tersebut dibandingkan. Jika
dalam perbandingan itu hanya diperhatikan persamaannya saja tanpa melihat
perbedaannya, maka timbullah analogi, yakni persamaan di antara dua hal yang
berbeda.

Analogi merupakan salah satu teknik dalam proses penalaran induktif. Sehingga analogi
kadang-kadang disebut juga sebagai analogi induktif, yaitu proses penalaran dari satu
fenomena menuju fenomena lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang
terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi juga pada fenomena yang lain.
Persamaan hanya terdapat pada anggapan orang saja. Ini dalam kesusastraan disebut
sebagai metafora.

Macam-macam analogi

1. Analogi Induktif

Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama
terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang
sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan
pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Misalnya, Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari.
Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

2. Analogi Deklaratif

Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu


yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila
dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai. Misalnya, untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan
warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar
diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

Beberapa Contoh Pengembangan Paragraf Analogi :

~ Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu
meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya menjadi rendah hati dan
dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk.
Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia apabila
diberi kepandaian atau kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
(Membandingkan dua hal yang memiliki persamaan sifat, dalam paragraf ini terdapat
dua hal yang dibandingkan yaitu manusia dan padi. Dengan kata lain sifat manusia
dianalogikan dengan padi).

~ Sebuah tiang yang terbuat dari bahan yang bermutu dan berkualitas baik tidak
mudah digoyahkan apalagi untuk dirobohkan. Siapa pun yang ingin merusak dan
menghancurkan tiang tersebut akan sia-sia saja karena kekuatan yang dimilikinya
berbeda dengan tiang yang dibuat dari bahan bermutu dan berkualitas rendah. Tiang
yang bermutu rendah akan mudah dirobohkan atau dihancurkan. Begitu pula dengan
keimanan yang dimiliki seseorang. Seorang yang beriman dengan dasar keagamaan yang
kuat tidak akan mudah digoyahkan oleh godaan dan pengaruh-pengaruh yang akan
merusak keimanannya. Dengan demikian, keteguhan iman seseorang dapat diibaratkan
dengan kekokohan tiang yang berkualitas baik. (Membandingkan dua hal yang memiliki
persamaan sifat. Dalam paragraf tersebut, dua hal yang dibandingkan adalah tiang dan
keimanan seseorang. Dengan kata lainkeimanan seseorang dianalogikan dengan sebuah
tiang).

D. Pola Pengembangan Contoh

Paragraf contoh merupakan sebuah paragraf ilustrasi. Paragraf contoh dikembangkan


menggunakan sebuah contoh atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi pada paragraph
tersebut yang memberikan penjelasan terhadap gagasan paragraf, baik dengan cara
deduktif, induktif, atau paduan keduanya. pengembangannya menggunakan gambaran
sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu
yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase
penghubung “contohnya”, “umpamanya”,maupun “misalnya”.

Contoh Pola Pengembangan Paragraf Contoh :

~ Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat
dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka
kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan
bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli
masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan,
misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
E. Pola Pengembangan Klimaks dan Anti-Klimaks

1. Klimaks

Klimaks yaitu suatu gagasan utama mula-mula yang diperinci dengan sebuah gagasan
bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, kemudian berangsur-angsur
disusun dengan sebuah gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya
atau kepentingannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan bawahan disusun sekian
macam sehingga gagasan-gagasan berikutnya lebih tinggi kepentingannya dari gagasan
sebelumnya.

Contoh Pola Pengambangan Paragraf Klimaks:

“Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman sejalan dengan


kemajuan tekonologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap sedang jaya-
jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan uap. Modelnya kira-kira seperti mesin giling
yang digerakan oleh uap. Pada waktu tank sedang menjadi pusat perhatian orang,
traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. “Keturunan” traktor model tank ini
sampai sekarang masih digunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai.
Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Catrepillar. Di samping Caterpillar,
Fordpun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya.
Jepang tidak mau kalah saing dengan dalam bidang ini. Produksi jepang yang khas di
Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami
perubahan dari model-model sebelumnya.”

Gagasan utama alinea di atas adalah Bentuk traktor mengalami perkembangan dari
jaman ke jaman yang terdapat pada awal alinea. Kemudian diperinci dalam empat
gagasan bawahan, yaitu; traktor yang dijalankan dengan uap, traktor yang pakai roda
rantai, traktor buatan ford, dan traktor buatan jepang atau padi traktor. gagasan
bawahan pertama didukung oleh dua kalimat, gagasan bawah kedua didukung oleh tiga
kalimat; sebaliknya gagasan bawahan ketiga hanya didukung oleh satu kalimat. Sebab
itu terasa bahwa gagasan ini juga kurang jelas. Gagasan bawahan keempat ditunjang
oleh dua kalimat.

2. Anti-klimaks

Anti-klimaks, yaitu menulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling
tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang
lebih rendah.

Contoh Pola Pengambangan Paragraf Anti-Klimaks:

Studi mengenai pembangunan di pedesaan Indonesia dari dimensi administrasi


pembangunan pada hakekatnya memerlukan studi mengenai tiga perspektif. Pertama,
kita memusatkan perhatian pada keadaan sumber-sumber yang utama di sekeliling
mana penduduk pedesaan harus mengorganisasi eksistensinya, khususnya ciri - ciri yang
terkait dengan masalah-masalah yang berskala nasional. Kedua, sebaiknya kita
mengenal faktor-faktor sosial dan ekonomi yang menstrukturkan sifat interaksi diantara
penduduk pedesaan, baik selaku pribadi maupun selaku anggota dari kesatuan sosial
yang berbeda. Ketiga, kita memberi perhatian kepada pemerintah ( birokrasi ) baik
sebagai pencerminan dari perspektif yang pertama maupun selaku pelopor perubahan.

F. Pola Pengembangan Klausalitas

Dalam pola ini sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai
rincian pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut biasanya juga terbalik.
Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian
pengembangannya.

a. Sebab–Akibat

Contoh :

Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan bapak-bapak saja,
bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini. Tak heran harga
batu akik untuk jenis tertentu sangat mahal dan pedagang batu akik mendapatkan
untung yang tinggi.

b. Akibat-Sebab

Contoh :

Banyak pedagang batu akik yang meraup keuntungan yang luar biasa. Hal ini
dikarenakan kepopuleran batu akik setahun terakhir ini. Batu akik saat ini sedang
menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan orang tua saja, bahkan ibu-ibu dan anak-
anak pun juga menyukai batu permata ini.

G. Perbandingan dan Pertentangan

Perbandingan adalah upaya mengamati persamaan yang dimiliki oleh dua benda atau
lebih, sedangkan pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua
benda atau lebih.

Contoh :

Pemerintah telah menyediakan gas elpigi 3kg dan 12 kg. Sama halnya dengan minyak
tanah, gas elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan rumah tangga dengan harga
yang murah. Pemerintah memandang perlu untuk mengonversikan keterbutuhan
minyak tanah ke gas elpigi karena produksi minyak tanah saat ini sangat mahal.
Disamping itu, penggunaan gas elpigi dianggap lebih praktis dan ekonomis.

H. Klasifikasi

Klasifikasi adalah usaha mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki


kesamaan ke dalam satu kategori. Dengan demikian hubungan di antara berbagai hal itu
menjadi satu kesatuan yang utuh.

Contoh :

Fi’il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi’il madhi (lampau), fi’il
mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan fi’il amar (kata kerja perintah). Masing-
masing kata kerja dari ketiganya memiliki bentuk dasar yang sama dan akan berubah
mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa arab.

I. Definisi Luas

Paragraf ini menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang menimbulkan
kontroversi yang membutuhkan penjelasan.

Contoh:

Sejatinya sebuah pergerakan mahasiswa terlahir dengan adanya sebuah cita-cita yang
luhur, visi- misi yang jelas, serta kemauan kuat membangun bangsa ini dari
keterpurukan. Namun, yang terjadi saat ini sangat jauh berbeda dari tujuan berdirinya
sebuah pergerakan tersebut. Pola pengkaderan yang salah atau melencengnya ideologi
pergerakan membuat arah dan tujuan berubah, langkah menjadi tidak pasti, tidak tegas
dan cenderung mementingkan kepentingan kelompok. Kampus dijadikan sebuah ladang
garapan banyak pihak yang mengaku peduli akan cita-cita revolusioner, peduli akan
nasib bangsa, pendidikan, dan lain-lain. Namun pada kenyataanya, pergerakan
mahasiswa saat ini lebih cenderung memikirkan bagaimana visi kelompok terwujud
lebih cepat. Bahkan beberapa pergerakan saat ini dijadikan sebuah sarana pengkaderan
dan perpanjangan partai politik yang mengatasnamakan gerakan peduli rakyat,
demokrasi, anti korupsi dan lain sebagainya.
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa pola pengembangan paragraf adalah
suatu penalaran atau pemikiran yang berdasarkan data untuk menarik suatu
kesimpulan.

Jenis jenis pola pengmbangan paragraf terbagi atas:

1. Pola pengembangan generalisasi

a. Pola pengembangan deduktif

b. Pola pengembangan induktif

c. Pola pengembangan deduktif dan induktif

2. Pola Pengembangan Sudut Pandang (Point of View)

a. Sudut pandang orang pertama

b. Sudut pandang orang ketiga

3. Pola pengembangan analogi

a. Analogi Induktif

b. Analogi Deklaratif

4. Pola pengembangan contoh

5. Pola pengembangan klimaks dan anti-klimaks


6. Pola Pengembangan Klausalitas

a. Sebab–Akibat

b. Akibat-Sebab

7. Perbandingan dan Pertentangan

8. Klasifikasi

9. Definisi Luas

1.2 Saran

Sehubungan dengan pola pengembangan paragraf yang diuraikan dalam makalah


ini, maka penulis menyarankan Perlunya setiap pelajar maupun mahasiswa mengetahui
apa itu pola pengembangan paragraf dan jenis-jenis pola pengembangan paragraf agar
bisa terciptanya bahasa yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/MATERI%20TUGAS/JenisJenis%20Pola%20Pengembangan%20Paragraf
%20%28Penjelasan%20Lengkap%29%20-%20Kakak%20Pintar.htm

file:///D:/MATERI%20TUGAS/Materi%20Bahasa%20Indonesia%20%20Pola
%20Pengembangan%20Paragraf.htm

file:///G:/%C2%A0/Jenis=Jenis%20Pola%20Pengembangan%20Paragraf
%20%28Penjelasan%20Lengkap%29%20-%20Kakak%20Pintar.htm

Anda mungkin juga menyukai