DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
SRY HANDAYANI
WAHYUNI IRAWANTI. M
Dalam PUEBI itu sendiri banyak sekali hal yang akan dibahaskan mengenai
tata cara penulisan atau ejaan, tetapi dalam materi kelompok kami akan hanya
membahas mengenai Pemakaian Huruf (Huruf capital, huruf miring, dan huruf
tebal ), Penulisan Kata ( Kata dasar, Kata berimbuhan dan kata depan ) dan
Pemakaian Tanda Baca ( Tanda titik, tanda koma, tanda titik koma dan tanda titik
dua). Berikut penjelasannya :
A. Pemakaian Huruf
1. Huruf Kapital
Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota
abjad yang melambangkan bunyi bahasa (KBBI V, 2016). Huruf kapital
adalah huruf yang berukuran dan bentuknya khusus (lebih besar dari huruf
biasa) yang biasanya digunakan dalam situasi tertentu misalnya untuk
menulis huruf pertama nama diri. (KBBI V, 2016)
Misalnya:
Muhammad Irham Latif
Sry Handayani
Wahyuni Irawanti
Jendral Perang
Singa Allah
Rudolf Diesel
Catatan:
1) .huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang
yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata
yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van,atau
huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adrian van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
“ Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama,
kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam
Allah
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Doktor Mohammad Hatta
Misalnya:
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
Misalnya:
Profesor Supomo
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa dan bahasa yang dipakai sebagai
bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
Misalnya:
bulan Ramadhan
bulan Maret
hari Lebaran
sejarah.
Misalnya:
Perang Dunia II
Catatan:
Huruf pertam peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak
Misalnya:
Soekarn dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa
Indonesia.
Misalnya:
Jakarta
Pulau Mianggas
Jalan Sulawesi
Catatan:
1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis
Misalnya:
berlayar ke teluk
menyebrangi selat
mandi di sungai
2) Huruf pertama nama diri geografi dan merupakan nama jenis tidak
Misalnya:
dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir,
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang
berbeda.
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur
atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti, di, ke, dari, dan, yang, dan
untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Perserikatan Bangsa-Bangsa
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur
makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti
di, ke, dari, dan yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
Misalnya:
Dg. = Daeng
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
Misalnya:
pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Misalnya:
2. Huruf Miring
Huruf miring adalah huruf yang tercetak miring dalam terminologi
tipografi disebut italic. Huruf miring ini biasanya digunakan untuk
penekanan pada sebuah kata. Disamping itu, juga dipakai untuk
menunjukkan isilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Berikut tata
cara penggunaan huruf miring diantaranya yaitu :
a. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Misalnya:
c. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
Misalnya:
berkunjung ke Aceh.
Catatan:
bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
3. Huruf Tebal
Huruf tebal adalah huruf yang dicetak tebal atau berat yang dalam
Bahasa inggris berarti Bold . Dengan maksud untuk menunjukkan bagian-
bagian yang penting atau yang ingin ditonjolkan dari pada bagian yang
lainnya. Berikut beberapa pedoman dalam penulisan huruf tebal:
a. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan
Bahasa Indonesia.
Misalnya:
1.2 Masalah
diambil.
1.3 Tujuan
Indonesia.
B. Penulisan Kata
Penulisan kata terdiri dari dua kata yaitu “ Penulisan” dan “ Kata”.
Penulisan adalah proses, cara , perbuatan menulis atau menulis, sedangkan
kata adalah unsur Bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa.
Dari pengertian perkata diatas, dapat disimpulkan bahwa penulisan kata
adalah proses atau cara menulis yang mempertimbangkan unsur Bahasa yang
diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang
dapat digunakan dalam berbahasa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
Berikut pengelompokkan penulisan kata :
1. Kata Dasar
Kata dasar adalah satuan Bahasa terkecil yang mempunyai makna. Kata
dasar merupakan kata yang belum memiliki imbuhan sehingga belum
mengalami perubahan bentuk dan makna. Kata dasar dapat diartikan
sebagai kata awal untuk membentuk kata yang lebih besar.
Misalnya:
2. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang sudah mendapat imbuhan.
Bentuk, fungsi dan makna kata dasar akan berubah sesuai dengan imbuhan
yang akan diberikan, baik didepan, akhir, tengah atau campuran dari
ketiganya. Adapun jenis-jenis imbuhan diantaranya:
a. Awalan (prefiks)
Misalnya :
c. Sisipan (infiks)
Misalnya :
Contoh:
Ke- + keras (kata sifat) + -an = kekerasan (kata benda)
Tidak semua imbuhan dapat diberikan kepada kata dasar. Ada beberapa
imbuhan yang tepat untuk sebuah kata dasar tetapi tidak sesuai untuk
kata dasar yang lain.
3. Kata Depan
Nama lain dari kata depan adalah preposisi. Jenis kata ini biasanya
diletakkan didepan atau sebelum kata benda, kata kerja, dan kata
keterangan lain yang memiliki hubungan makna. Kata depan memiliki
beragam fungsi yang berhubungan dengan makna dari kata yang
mengikutinya. Berikut jenis-jenis kata depan , fungsi dan cotohnya :
Catatan :
1.1.1 Ilustrasi
Pengecualian :
Tanda titik tidak digunakan pada daftar yang sudah menggunan
tanda kurung.
Contoh :
1) Indonesia
(1) Sampel A
Tanda titik tidak digunakan pada akhir penomoran digita yang lebih
dari satu angka misalnya 3C.
Tanda titik tidak digunakann dibelakang angka atau angka terakhir
dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam
judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:
Misalnya:
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau. Penduduk kota itu
lebih dari 7.000.000 orang. Anggaran lembaga itu mencapai
Rp225.000.000.000,00.
Catatan:
Titik tidak dipakai untuk memisahkan bi- langan ribuan
atau kelipatannya yang tidak menun- jukkan jumlah.
Misalnya:
Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa In- donesia
Pusat Bahasa halaman 1305.
Nomor rekening panitia seminar adalah
0015645678.
2. Tanda Koma;
Tanda koma merupakan tanda baca yang digambarkan dengan symbol
(,). Berikut aturannya :
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahu-
lui anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
Kita harus banyak membaca buku agar memiliki
wawasan
yang luas.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah,
atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
“Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya.
“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.
g. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) ba-
gian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama
tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan
Kayu- manis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah
M.A.
(Siti Khadijah Mas Agung).
k. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
27,3 kg
Rp500,50
Rp750,00
Matius 2: 1—3
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Ba-
hasa.