Anda di halaman 1dari 9

RESUME TENTANG KATA HUBUNG KALIMAT ( IMPLIKASI,

BIIMPLIKASI), DAN DEFINISI TAUTOLOGI, EKUIVALEN DAN


KOUNTRADIKSI

DI BUAT :

NAMA : KUNTHY LEY LEANA

NIM : 105361100220

KELAS : MATEMATIKA 1

MATA KULIAH

PENGANTAR DASAR MATEMATIKA

SEMESTER 1

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020/2021


A. KATA HUBUNG KALIMAT

Dalam Bahasa Indonesia kata hubung yang sering kita gunakan adalah adalah kata
kata “tidak”,”dan”,”atau”,”jika” ,”maka”,”hanya jika” dan lainnya. Dalam pelajaran
logika (matematika),kata kata itu disebut kata hubung kalimat ,ada lima macam kata hubung
kalimat yaitu negasi, konjungsi, disjungsi, kondisional, dan bikondisional. Yang akan kita
bahan kali ini adalah kata hubung kalimat kondisional dan bikondisional

Kondisional Bikondisional
(Implikasi) (biimpikasi)

Kata hubung
kalimat

Konjungsi Disjungsi
Negasi

1. Kondisional ( Implikasi Atau Pernyataan Bersyarat)


Perhatiakan pernyataan berikut “jika matahari bersinar maka udara terasa
hangat”. Jadi kita ketahui bahwa matahari bersinar ,kita juga bahwa udara terasa
hangat. Karena itu akan sama artinya jika kalimat tesebut kita tulis :
“bila matahari bersinar,udara terasa hangat”
“sepanjang waktu matahari bersinar,udara terasa hangat”
“ matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”
“matahari bersinar hanya jika udara terasa hangat”
Sehingga dari pernyataan di atas ,untuk menunjukkan bahwa udara terasa hangat
cukup dengan menunjukan bahwa matahari bersinar merupakan syarat cukup untuk
terasa hangat.
Banyak pernyataan, terutama dalam matematika, yang berbentuk “ jika p maka
q”. Pernyataan demikian disebut implikasi atau pernyataan bersyarat ( kondisional)
dan ditulis sebagai p → q. Penyataan p → q juga disebut sebagai pernyataan
implikatif atau pernyataan kondisional. Pernyataan p → q dapat dibaca
a. Jika p maka q
b. P berimplikasi q
c. P hanya jika q
d. q jika p
e. q asal saja p

Dalam implikasi p → q , p disebut hipotesa (anteseden) dan q disebut konklusi


(konsekuen)

Bila kita menganggap pernyataan p dan q sebagai suatu peristiwa.maka kita


malihat bahwa “jika p maka q” dapat diartikan sebagai “ bilamana pterjadi maka q
juga terjadi “ atau dapat juga diartikan sebagai “tidak mungkin peristiwa p terjadi,
tetapi peristiwa q tidak terjadi”

Definisi : implikasi p → q bernilai benar jika anteseden salah atau konsekuen benar.

Implikasi yang akan kita bahsa disini bukanlah implikasi yang yang di jumpai
dalam percakapan sehari hari ( implikasi ordinary),tetapi implikasi yang akan kita
bahs kali ini adalah menentukan nilai kebenaran dari anteseden dan konsekuen yang
disebut sebagai implikasi material.

Contoh

1. jika p : Burung mempunyai sayap (B)


dan q : 2 + 3 = 5 (B)
maka p → q : Jika burung mempunyai sayap maka 2 + 3 = 5 (B)
2. jika p : x bilangan cacah (B)
dan q : x bilangan bulat positif (S)
maka p → q : jika x bilangan cacah maka x bilangan bulat positif (S)
berikut ini adalah tabel kebenaran dari implikasi

p q p→q
B B B
B S S
S B B
S S B
Implikasi terdiri dari beberapa macam yaitu konvers, invers, dan kontraposisi

Definisi : 1. Konvers dari implikasi p → q adalah q → p. Konvers adalah balikan


dari suatu pernyataan implikasi
2. Invers dari implikasi p → q adalah p → q. Invers adalah negasi

dari suatu pernyataan implikasi

3. Kontraposisi dari implikasi p → q adalah q → p Kontraposisi

adalah balikan dan negasi dari suatu implikasi.

Hubungan antara implikasi, konvers, invers, dan kontraposisi dapat ditunjukkan


dengan skema berikut ini :

p→q Konvers q→p

Invers kontraposisi Invers

p→ q q→ p
konvers

Berikut ini adalah tabel kebenaran dari konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi

Implikai Konvers Invers Kontraposisi


p→q q→p p→ q q→ p
p q
B B B B B B
B S S B B S
S B B S S B
S S B B B B
CONTOH

1. Jika suatu bendera adalah bendera RI maka ada warna merah pada bendera itu.

Bentuk umum suatu implikasi adalah: p → q

Sehingga :

p : Bendera RI

q : Bendera yang ada warna merahnya

Dari implikasi p → q di atas, dapat dibentuk tiga implikasi lain dengan


menggunakan p dan q sebagai dasar:
1. Konversnya, yaitu q → p

Jika suatu bendera ada warna merahnya maka bendera tersebut adalah bendera
RI (q → p) atau konvers dari implikasi p → q.

2. Inversnya, yaitu ~p → ~q

Jika suatu bendera bukan bendera RI maka pada bendera tersebut tidak ada
warna merahnya (~p→ ~q) atau invers dari implikasi p → q.

3. Kontraposisinya, yaitu ~q →~p

Jika suatu bendera tidak ada warna merahnya, maka bendera tersebut bukan
bendera RI (~q → ~p) atau kontraposisi dari implikasi p → q.

2. Jika Najwa Shihab rajin belajar membaca buku maka Najwa Shihab cerdas
Bentuk umum suatu implikasi adalah p → q
Sehingga :
p : Najwa shihab rajin membaca buku
q : Najwa Shihab cerdas

Dari implikasi p ⇒ q di atas, dapat dibentuk tiga implikasi lain dengan


menggunakan p dan q sebagai dasar:

1. Konversnya, yaitu q → p
Jika Najwa Shihab cerdas maka Najwa Shihab rajin membaca buku ,(q → p)
atau konvers dari implikasi p → q.
2. Inversnya, yaitu ~p → ~q
Jika Najwa Shihab tidak rajin membaca buku maka Najwa Shihab tidak
cerdas. (~p→ ~q) atau invers dari implikasi p → q.
3. Kontraposisinya, yaitu ~q →~p
Jika Najwa Shihab tidak cerdas maka Najwa Shihab tidak rajin membaca
buku.
2. Bikondisional ( biimplikasi atau pernyataan bersyarat ganda)
Definisi : pernyataan bikondisional bernilai benar hanya jika komponen komponennya
bernilai sama
Pernyataan p dan pernyataan q dapat dirangkai dengan menggunakan kata hubung
“jika dan hanya jika” sehingga diperoleh pernyataan baru yang berbentuk “p jika dan
hanya jika q”. Pernyataan yang dirangkai dengan cara seperti itu
disebut biimplikasi atau implikasi dwiarah. Biimplikasi “p jika dan hanya jika q”
dapat ditulis dengan lambang berikut.

p ⇔ q

(dibaca: p jika dan hanya jika q)

Dalam beberapa penerapan, p ⇔ q dapat juga dibaca sebagai berikut.

(i) Jika p maka q dan jika q maka p.

(ii) p syarat perlu dan cukup bagi q.

(iii) q syarat perlu dan cukup bagi p

Nilai kebenaran biimplikasi p ⇔ q dapat ditentukan dengan menggunakan definisi


sebagai berikut.

1. p ⇔ q dinyatakan benar, jika τ(p) = τ(q) (dibaca: p dan q mempunyai nilai kebenaran
yang sama).
2. p ⇔ q dinyatakan salah, jika τ(p) ≠ τ(q) (dibaca: p dan q mempunyai nilai kebenaran
yang tidak sama).
Berikut adalah tabel kebenaran dari biimplikasi

p q p ⇔ q
B B B
B S S
S B S
S S B
CONTOH

1. Jika p : 2 bilangan genap (B)


Dan q : 3 bilangan ganjil (B)
Maka p ⇔ q : 2 bilangan genap jika dan hanya jika 3 bilangan ganjil (B)
2. Jika r : 2 + 2 ≠ 5 (B)
Dan s : 4 + 4 < 8 (S)
Maka p ⇔ q : 2 + 2 ≠ 5 jika dan hanya jika 4 + 4 < 8 (S)
3. Jika a : Surabaya ada di Jawa Barat (S)
Dan b : 23 = 6 (S)
Maka q ⇔ b : Surabaya ada di Jawa barat jika dan hanya jika 23=6 (B)

B. TAUTOLOGI, EKUIVALEN ,DAN KOUTRADIKSI


1. TAUTOLOGI
Definis : Tautologi adalah suatu proporsi majemuk yang selalu bernilai benar
untuk semua kemungkinan kombinasi nilai kebenaran dari proporsi-
proporsi pembentuknya.
Sebuah Tautologi yang memuat pernyataan Implikasi disebut Implikasi Logis.
Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan Tautologi, maka ada dua cara
yang digunakan. Cara pertama dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu
jika semua pilihan bernilai B (benar) maka disebut Tautologi, dan cara kedua
yaitu dengan melakukan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan
sebagian dari 12 hukum-hukum Ekuivalensi Logika
Contoh
Jika p : Kunthy adalah anak yang rajin
Dan q : Kunthy adalah anak yang berbakti
Maka ( p Λ q ) ⇒ q : ( Kunthy adalah anak yang rajin dan anak yang berbakti )
maka kunthy adalah anak yang berbakti.
Dengan contoh di atas dapat di simpulkan bahwa contoh dari tautologi ialah
dapat dilihat dari tabel kebenaran berikut

p q (p˄q) (p˄q)  ⇒ q
B B B B
B S S B
S B S B
S S S B
suatu bentuk yang merupakan tautologi bilamana dan hanya bilamana pada
lajur dengan bentuk tersebut yang tampak hanya B seperti pada tabel di atas.

2. Kontradiksi
Definisi : suatu pernyataan yang bernilai salah untuk semua kemungkinan dari
premis premisnya
Kontradiksi merupakan kebalikan dari tautologi yaitu suatu bentuk pernyataan
yang hanya mempunyai contoh substansi yang salah, atau sebuah pernyataan
majemuk yang salah dalam segala hal tanpa memandang nilai kebenaran dari
komponen-komponennya. Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan
tersebut kontradiksi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara pertama dengan
menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai F  atau salah
maka disebut kontradiksi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan penjabaran
atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum Ekuivalensi
Logika
Berikut ini adalah tabel kebenaran dari kontradiksi :

p q p p ˄q p˄( p ˄q)
B B S S S
B S S S S
S B B B S
S S B S S

3. EKUIVALEN
Definisi : dua buah pernyataan dikatakan ekuivalen (berekuivalensi logis) jika
kedua penyataan itu mempunyai nilai kebenaran yang sama.
Pernyataan p ekivalen dengan pernyataan q dapat ditulis sebagai p ≡ q . Sifat
sifat pernyataan yang ekuivalen ( berekivalen logis ) adalah
a. p ≡ q
b. jika p ≡ q maka q≡ p
c. jika p ≡ q dan q ≡ r maka p ≡ r

contohnya ( p ˅q ) ≡ p ˄ q

berikut adalah tabel kebenaran dari ekuivalen

p q pvq p q p˄ q
(p v q)
B B B S S S S
B S B S S B S
S B B S B S S
S S S B B B B

Contoh
Jika p : matahari adalah pusat tata surya
Dan q : matahari adalah benda langit
maka(p v q) : matahari adalah pusat tata surya dan benda langit
(p v q) : tidak benar matahari adalah pusat tata surya dan benda
langit
p : tidak benar matahari adalah pusat tata surya
q : tidak benar matahari adalah banda langit
p˄ q : tidak benar matahari adalah pusat tata surya atau tidak benar
matahari adalah benda langit.
Berikut adalah hukum hukum dari ekuivalen
Hukum-hukum ekuivalen:
a. Hukum Komutatif g. Hukum Involusi / Negasi Ganda
    p ʌ q ≡  q ʌ p     ~(~p) ≡  p
    p v q ≡ q v p
b. Hukum Distributif h. Hukum Idempoten
    p ʌ (q v r) ≡ (p ʌ q) v (p ʌ r)     p ʌ p ≡ p
    p v (q ʌ r) ≡ (p v q) ʌ (p v r)     p v p ≡ p
c. Hukum Asosiatif i.  Hukum De Morgan
    (p ʌ q) ʌ r ≡ p ʌ (q ʌ r)     ~( p ʌ q ) ≡  ~p v ~q
    (p v q) v r ≡  p v (q v r)     ~( p v q ) ≡ ~p ʌ ~q
d. Hukum Identitas j.  Hukum Absorbsi / Penyerapan
    p ʌ T ≡  p     p v (p ʌ q) ≡  p
    p v F ≡  p     p ʌ (p v q) ≡ p
e. Hukum Dominasi / Ikatan k. Hukum True dan False
p v T ≡ T     ~T ≡  F
p v F ≡ F     ~F ≡ T

f.  Hukum Negasi


    p v ~p ≡  T 
    p ʌ ~p ≡ F

Anda mungkin juga menyukai