Anda di halaman 1dari 2

2.

Teori-teori Inelegensi
a.Teori Uni Factor
Suatu teori tentang intelegensi yang diperkenalkan pada tahun 1911 oleh
seorang ahli yang bernama Wilhelm Stern sering disebut dengan “uni factor theory”.
Teori ini sering dikenal sebagai teori kapasitas umum karena teori ini teori
intelegensi yang merupakan kapasitas atau kemampuan umum. Makanya reaksi atau
tindakan seseorang saat menyesuaikan diri terhadap lingkungan serta memecahkan
masalah adalah nersifat umum. Kapasitas umum ini mengakibatkan pertumbuhan
fisiologis ataupun dalam belajar.
b. Teori “Two Factor”
Seorang ahli matematika bernama Charles Spearmen mengajukan sebuah teori
tentang intelegensi pada tahun 1940. Teori Spearmen ini terkenal dan sering disebut
dengan “two kinds of factos theory”. Spearmen mengembangkan teori intelegensi
debgan berdasarkan faktor mental umum yang diberi kode “g” mewakili kekuatan
mental umum yang berfungsi pada setiap tingkah laku mental pada individu.
Sedangkan faktor “s” menentukan tindakan mental yang mengatasi permasalahan.1
Seseorang yang memiliki intelegensi mempunyai faktor “g” luas karena ia dapat
mempelajari bermacam-macam pelajaran contohnya seperti matematika, sains,
bahasa, sejarah dan sebagainya dengan menggunakan berbagai symbol abstrak.
Sedangkan faktor “s” didasarkan pada gagasan dan bahkan fungsi otak tergantung
antara ada atau tidaknya struktur atau koneksi yang tepat pada situasi atau masalh
tertentu yang khusus dari pada otak dan hal ini bukan berarti karena struktur khusus
otak tetapi faktor “s” lebih bergantung pada organisasi yang berhubungan dengan
kemmpuan yang khusus.
c.Teori Multi Factors
Teori ini dikembangkan oleh E.L. Thorndike, dan teori ini tidak berhubungan
dengan konsep general ability. Menurut teori multi factors intelegensi terdiri dari
bentuk hubungan yang neural antara stimulus dan respons. Misalkan saat seseorang
dapat menyebutkan sebuah kata, menghafal sajak, dan menjumlahkan bilangan atau
melakukan sebuah pekerjan maka hal itu menandakan bahwa dia bisa melakukan itu

1
Solso, Maclin,dkk, “Pengantar Psikologi Kognitif”, (Jakarta:Erlangga,2007), hlm 16-17.
karena terbentuknya koneksi-koneksi dalam syaraf yang disebabkan dengan belajar
atau latihan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intelegensi menurut teori multi
factors adalah jumlah koneksi aktual serta adanya potensial yang berada didalam
sistem syaraf.
d. Teori Primary Mental Abilities
Dalam teori Primary Mental Abilities seorang tokoh yang bernama L.L.
Thurstone mengemukakan bahwa organisasi intelegensi merupakan sesuatu yang
abstrak yaitu dengn menggunakan tes-tes mental dan teknik-teknik khusus terbagi
menjadi tujuh kemampuan primer yang pertama kemampuan numerical/matematika,
kedua kemampuan verbal/ bahasa, ketiga kemampuan abstrak berupa visualisasi atau
berfikir . keempat kemampuan menghubungkan kata-kata, kelima kemampuan
membuat keputusan baik itu induktif atau deduktif, keenam kemampuan mengenal
atau mengamati dan terakhir yang ketujuh kemampuan dalam mengingat,
e.Teori Sampling
Seorang tokoh yang bernama Godfrey H. Thomnson pada tahun 1916 telah
mengajukan tentang sebuah teori yaitu disebut dengan teori sampling. Menurut teori
ini intelegensi merupakan berbagai bidang pengalaman dan berbagai kemampuan
sampel. Dalam bidang pengalaman banyak orang yang dikuasai oleh pikiran tetapi
tidak semua orang. Masing-masing bidang biasa dikuasai oleh sebagian saja dan hal
ini sangat mencerminkan adanya kemampuan mental. Intelegensi ini sama dengan hal
nya kemampuan yang over lapping. Intelegensi yang beroperasi sangat terbatas dari
pengalaman ataupun kemampuan pada dunia nyata.2

2
Dr. Hj. Khadijah, M.Ag, “Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini”, (Medan: Perdana Publishing, 2016), hlm 34-36.

Anda mungkin juga menyukai