MATA KULIAH
DASAR DAN TEORI PENDIDIKAN HUKUM
DISUSUN OLEH :
ABDUL ARIEF
NIRM. 145710096
A. PENDAHULUAN
Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo (1997:34) Belajar adalah proses
perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar
adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap,
bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian
kegiatan komunikasi antara manusia yakni orang yang belajar (siswa) dan orang yang
mengajar (guru). Komunikasi antara siswa dan guru dipengaruhi oleh objek lainnya.
komponen belajar menagajar adalah merencanakan, mengorganisasikan,
mengkoordinasikan, dan mengawasi.
Kognisi didefinisikan sebagai suatu proses mendapatkan, menyusun, dan
menggunakan pengetahuan intelektual. Teori belajar kognitif memfokuskan pada peranan
pengertian. Dengan demikian seseorang akan melakukan pekerjaan mental dan
menyimpan potongan-potongan informasi di dalam daya ingat untuk didapatkan kembali
disuatu waktu kemudian.
Makalah ini akan membahas tentang otak beserta susunan sel di dalamnya, serta
fungsi dari masing-masing belahan otak (hemisphere) kiri dan kanan. Terlepas dari
kekurangan dari tulisan ini, penulis telah berusaha menyajikan pemahamannya dari teori
Neuron psychcologi yang dikembangkan oleh Donald Olding Hebb
B. PEMBAHASAN
Donal olding Hebb lahir pada tanggal 22 juli 1904 di Chester, Nova scotia. Kedua
orang tuanya adalah dokter. Ibunya meraih gelar medis dari Dalhousie university di
Halifax, nova scotia pada tahun 1896 menjadi satu-satunya perempuan ketiga yang
menjadi dokter di provinsi tersebut pada saat itu.
Pada sekitar 1925 Hebb meraih gelar B.A. dari Dalhousie university dengan nilai
minimal karena Hebb adalah salah satu periset dan teoritisi paling kreatif dalam dunia
sikologi maka, nilai sarjananya dengan dalam kasus ini tidak mempresentasikan
kecerdasannya setelah lulus Hebb mengajar disekolah dimana ia dibesarkan.
Pada usia 23 tahun dia membaca karya Freud di McGill Unversity disamping itu, dia
terus mengajar disekolah dasar dan ingin mereformasi praktik pendidikan, selain ingin
menjadi pembaharu pendidikan dan juga Hebb ingin menulis novel untuk mendapatkan
naskah akan tetapi seperti temannya yang lain dia usahanya selalu gagal. Hebb
mendapatkan gelar M.A pada tahun 1932 di McGill University yang kemudian
pendidikannya dilanjutkan ke university of cikagu.
Beberapa hasil dari penelitian efek lingkungan terbatas menunjukkan bahwa bisa
melemahkan perkembangan belajar awal dan perkembangan system syaraf. Von senden
(1932), ia meneliti seorang dewasa ya g dilahirkan dengan menderita katarak bawaan
kemudian tiba-tiba si pasien mampu melihat setelah katarak itu dioprasi dan ditemukan
bahwa si pasien ini dapat segera mendeteksi kehadiran suatu objek akan tetapi tidak bisa
mengidentifikasinya dengan menggunakan petunjuk visual.
Temuan ini menunjukkan bahwa beberapa persepsi tentang bentuk adalah sifat
bawaan (innate), akan tetapi pengalaman dengan visual berbagai macam objek adalah
perlu sebelum objek itu dapat dibedakan satu sama lain.
Kumpulan sel adalah paket neurologis yang saling terkait yang dapat diaktifkan
oleh stimulasi eksternal atau internal atau kombinasi keduanya. Ketika suatu kumpulan sel
aktif kita mengaktifkan pemikiran tentang kejadian yang dipresentasikan oleh kumpulan
tersebut yang menurut Hebb kumpulan sel adalah basis neurologis dari ide atau pemikiran.
Kita pernah berada dalam situasi yang terlalu berisik atau ramai hingga kita tidak
bisa berfikir dengan jernih dan disisi yang lain terkadang kita juga harus berusaha
memaksakan diri untuk tetap terjaga dan waspada untuk mempertahankan suatu tindakan.
Reaksi ini menunjukkan bahwa ketika suatu level stimulasi sudah terlalu tinggi atau terlalu
rendah, ia tidak akan kondusif untuk pelaksanaan fungsi kognitif secara optimal menurut
Hebb hubungan antara level stimulasi dengan pelaksanaan fungsi kognitif ini dalam
konteks arosal teori (teori kewaspadaan) disebut juga dengan reticular activating system
atau system pengaktifan reticular.
Meskipun ada sedikit perbedaan anatomi antara belahan otak kiri dan otak kanan,
perbedaan fisik ini tidak sebesar perbedaan keduanya control atas gerakan dan sensasi
tubuh terbagi rata antara dua buah belahan otak akan tetapi dengan cara yang bersilangan
mungkin orang akan cenderung menyimpulkan bahwa karena kedua belahan itu secara
global sama maka keduanya juga mempersepsikan belajar dan memproses informasi
dengan cara yang sama pula.
Rasa ingin tahu tentang bagaimana dua belahan otak itu berfungsi juga dipicu oleh
ditemukannya pasien yang mengalami gangguan parah pada jalur-jalur kortikal yang
menghubungkan dua belahan otak. Memutus corpus callusom dari pasien yang mengalami
epilepsy menyebabkan terhambatnya aliran hanya kesalah satu otak dan karenanya
mereduksi frekuensi kejang-kejang.
Otak kiri dan otak kanan berfungsi untuk mengolah data yang masuk melalui
telinga kanan dan telinga kiri, dalam beajar fungsi kedua belahan otak tersebut memprose
dan mengolah data atau informasi secara independen, penlitian ini dibuktikan dengan
penggunaan metode dicotic listening. Dalam teori dan hasil riseart ini menunjukkan
bahwa otak kiri bertanggung jawab atas pengolahan informasi verbal.
Menurut Hebb ada dua jenis belajar yang pertama berkaitan dengan pembentukan
sel dan sekuensi fase secara gradual selama masih bayi dan anak-anak proses belajar awal
ini representase neorologis atas objek dan lingkungan. Dalam artian bahwa salinan dari
objek lingkungan ini ada dalam system saraf anak. Selama proses belajar awal ini anak
harus berada dalam lingkungan yang kaya yang berisikan berbagai macam pemandangan,
suara, tekstur, bentuk, objek dan sebagainya. Semakin komplek suatu lingkungan akan
semakin banyak yang akan direpresentasikan dalam level neorologis dan semakin banyak
yang dipresentasikan dilevel neuron maka akan semakin besar pula kemampua anak dalam
berfikir.
Jadi, guru Hebbian akan menciptakan lingkungan yang berpariasi yang mana
menurut Hebb selama proses belajar awal mungkin terdapat proses asosiasi tertentu. Hal-
hal yang tanpaknya penting untuk perkembangan kumpulan sel dan sekuensi fase adalah
prinsip kontinoitas dan frekuensi misalnya jika sederetan kejadian lingkungan sering
terjadi ia akan dipresentasikan secara neorologis sebagai sekuensi fase.
Jenis belajar kedua menurut Hebb lebih dapat dijelaskan dengan prinsip Gestalt
ketimbang jenis prinsip asosiasionistik. Setelah kumpulan sel dan sekuensi fase
berkembang pada masa kecil maka proses belajar selanjutnya biasanya berupa penataan
ulang yang dengan kata lain setelah blok banguan terbentuk blok itu dapat diatur kembali
menjadi berbagai macam bentuk sehingga tugas guru hanyalah membantu mereka untuk
memahami apa yang sudah mereka pelajari dengan cara yang kreatif. Disamping itu
karakteristik fisik lingkungan belajar juga sangat pentig menurut Hebb.
C. PENUTUP
Donald Olding Hebb mengambil kajian Neuropsychology yaitu disiplin ilmu yang
menelaah studi tentang struktur dan fungsi otak yang berkaitan dengan proses psikologis
khusus dan perilaku individu. Donald Olding Hebb berusaha untuk memahamkan
bagaimana fungsi neuron. Neurons yang responsif dalam sistem sel saraf dan proses yang
pengiriman informasi oleh electrochemical Musik.
Bagian ini adalah komponen inti dari otak, saraf tulang belakang yang bertulang
belakang, yang kabel sarafnya dengan kontribusi untuk proses psikologis seperti belajar.
Belajar adalah memperoleh pengetahuan baru, perilaku, keterampilan, Nilai,
preferensi atau pengertian, dan mungkin melibatkan synthesizing berbagai jenis informasi.
Donald Olding Hebb telah digambarkan sebagai ayah dari neuropsychology dengan saraf
dan jaringan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu dan Joko Tri Prasetyo. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
1997
BR. Hergenhahn & Matthew H. Olson, Theories Of Learnning edisi ke tujuh, Jakarta:
Kencana, 2010.
Mohammad asrori, Psikologi Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2008.
Waini Rasydin, Pedagogig- ilmu dan aplikasi pendidikan, ilmu pendidikan teoritis: Bagian
I Jakarta: Imtima,2007.
Wina sanjaya, Pedagogig- ilmu dan aplikasi pendidikan, ilmu pendidikan teoritis: Bagian
II, Jakarta: Imtima,2007.