Anda di halaman 1dari 14

Alat Tes Kepribadian : Inventori

Mata Kuliah :

Psikodiagnostik 1 :PengantarTes Psikologi

Dosen Mata Kuliah :

Rolla Apnoza

Kelas : 2PA08

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Dimas Alwin Haryono 11517704


Fitriana Januarita 12517423
Hauri Sasmito Ekaningtyas 12517706
Kudratinisa Nurul Hidayah 13517249
R. Deshinta Anggraini 14517802
Tiara Ayu Nandita 15517952

Fakultas Psikologi

Universitas Gunadarma

2018/2019
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................................... i

Daftar isi ............................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii

Bab I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

a. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


b. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
c. Tujuan ....................................................................................................................... 1
Bab II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2

a. Definisi Alat tes Invetori Kepribadian ...................................................................... 2


b. Pengukuran Alat Tes : Tipe-Tipe Pendekatan Alat Tes Inventori Kepribadian ....... 2
c. Administrasi Tes Inventori Kepribadian Secara Umum ........................................... 5
d. Pembahasan Contoh Alat tes dan Pengadministrasiannya ........................................ 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 10

a. Kesimpulan ............................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 11


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunianya, kami dapat
meyelesaikan makalah yang berjudul “ Pengertian Etika & Jenis-Jenis Etika dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Psikodiagnostik 1: Pengantar Tes Psikologi yang dibimbing
oleh Ibu Rolla Apnoza yang memberi kesempatan pada kami untuk mencari tahu tentang
inventori tes kepribadian. Semoga makalah yang kami susun ini bisa memperkaya pembaca
tentang informasi inventori tes kepribadian.

Kami juga memohon maaf pada pembaca apabila makalah kami masih banyak kekurangan
pada makalah yang kami susun ini. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami butuhkan
untuk perbaikan makalah kami berikutnya.

Sekian dari kami. Semoga makalah ini dapat memberi banyak pemahaman dan bermanfaat
pada bagi yang membacanya.

Depok, 13 Oktober 2018

Penyusun

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dimulai pada tahun 1880-an oleh Sir Francis Galton, merupakan orang yang pertama
kali membuat laboratorium untuk mengukur perbedaan individual ( Friedman &
Schustack, 2008 ), salah satu hasil terbesar dari riset yang dilakukannya adalah
munculnya teknik kuesioner sebagai prosedur standar dalam penelitian kepribadian. G.
Stanley Hall memperluas metode tersebut dengan menggunakan data dari sampel
sejumlah orang dewasa, untuk menggambarkan tren perkembangan kepribadian pada
remaja Sedangkan inventori pertama yang dikembangkan untuk melakukan penilaian
terhadap kepribadian individu adalah the Woodworth Personal data Sheet ( 1917 ).
Instrumen ini digunakan pertama kali untuk kepentingan Perang Dunia I.

B. Rumusan Masalah

a. Apa itu tes inventori kepribadian?


b. Apa saja tipe-tipe pendekatan alat tes inventori kepribadian?
c. Bagaimana administrasi tes inventori kepribadian secara umum?
d. Apa saja contoh alat tes dan bagaimana pengadministrasiannya?

C. Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami mengenai alat tes inventori kepribadian dan
bagaimana administrasi dalam alat tes tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Alat tes Invetori Kepribadian

Menurut Suprapti (2005), Inventori kepribadian ialah alat untuk mengukur ciri-ciri
emosional,motivisional,sikap,dan hubungan antar manusia. Pada umumnya tes atau
inventori kepribadian terdiri dari sejumlah pernyataan atau pertanyaan yang harus
dijawab oleh subjek. Karena itu seringkali tidak digunakan istilah “inventori” yang
merupakan hasil pelaporan diri sendiri subjek, atau tes lapor diri (Tes inteligensi
mengukur kemampuan dan bakat).

B. Pengukuran Alat Tes : Tipe-Tipe Pendekatan Alat Tes Inventori


Kepribadian

Dalam perkembangan inventori kepribadian, berbagai pendekatan telah diikuti


dalam merumuskan, menyusun, menyeleksi dan mengelompokkan butir-butir soal.
Pendekatan-pendekatan ini kemudian diklasifikasi berdasarkan pada relevansi isi,
pemasukan kriteria empiris, analisis faktor, dan teori kepribadian.

1. Pendekatan Berdasarkan Relevansi Isi (Content Approach)

Pendekatan berdasarkan relevansi isi juga biasa disebut strategi konten


logis. Pendekatan ini menggunakan akal dan logika deduktif dalam
pengembangan ukuran kepribadian. Dalam penggunaan umum dari strategi
ini, perancang tes mencoba secara logis menyimpulkan jenis konten yang
harus mengukur karakteristik yang akan dinilai.

Karakteristik utama yang membedakan dari pendekatan ini adalah,


pendekatan ini mengasumsikan bahwa item tes menggambarkan kepribadian
dan perilaku subjek. Jika seseorang menandai "Benar" untuk pernyataan
"Saya orang yang ramah", penguji menganggap bahwa dia orang yang
ramah. Upaya awal untuk mengukur kepribadian menggunakan konten logis
sebagai strategi utama. Contoh inventori tes pendekatan relevansi isi adalah :
 Lembar Data Pribadi Woodworth (Woodworth Personal Data
Sheet)
 Bell Adjustment Inventory
 Mooney Problem Checklist

2. Pendekatan Teori Kepribadian (Theoritical Approach)

Pendekatan berdasarkan teori kepribadian dimulai dengan sebuah teori


tentang sifat karakteristik tertentu yang akan diukur. Seperti dalam
pendekatan relevansi isi, pendekatan ini mengusahakan untuk
menyimpulkan item.

Perlu diingat dalam pendekatan teori kepribadian item harus konsisten


dengan teori. Jika teori menghipotesiskan bahwa kepribadian dapat dipecah
menjadi enam bidang utama, maka pengembang berusaha untuk membuat
item yang menyentuh masing-masing dari enam bidang ini.

Selain itu, strategi teori kepribadian menuntut bahwa setiap item dalam
skala terkait dengan karakteristik yang diukur. Dengan demikian,
pendekatan teoritis mencoba untuk menciptakan skala yang homogen dan
untuk mencapai tujuan ini dapat menggunakan prosedur statistik seperti
analisis item. Contoh dari inventori pendekatan ini adalah
 Millon Clinical Multiaxial Inventory (MMCI-III)
 Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)

3. Pendekatan Pemasukan Kriteria

Pendekatan pemasukan kriteria dimulai dengan kelompok berkriteria atau


kumpulan individu yang memiliki karakteristik seperti karakteristik
kepemimpinan atau karakteristik skizofrenia. Konstruktor tes memilih dan
mengelola sekelompok item untuk semua orang dalam kelompok berkriteria
ini serta kelompok terkontrol yang mewakili populasi umum. Konstruktor
kemudian mencoba untuk menemukan item yang membedakan kelompok
berkriteria dan kelompok terkontrol.
Setelah item pembeda telah memastikan subjek sampel mewakili
kelompok berkriteria, langkah selanjutnya adalah untuk memvalidasi silang
(cross-validation) skala dengan memeriksa seberapa baik membedakan
sampel kriteria independen dari kelompok kontrol. Jika skala secara
signifikan membedakan kedua kelompok, maka dikatakan telah divalidasi
silang.
Setelah skala telah dibangun dan divalidasi silang, langkah ketiga dalam
pendekatan kriteria adalah melakukan penelitian tambahan untuk
memastikan secara empiris apa artinya ketika subyek mendukung sejumlah
besar item pada skala tertentu.
Kelompok independen orang yang mencetak dua standar deviasi di atas
rata-rata skala agresi, misalnya, dapat dipelajari secara intens untuk
menentukan bagaimana mereka menggambarkan diri mereka sendiri,
bagaimana orang lain menggambarkan mereka, karakteristik mereka latar
belakang keluarga, dan sebagainya. Contoh dari inventori pendekatan ini
adalah :
 Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI, MMPI-2,
MMPI-A)
 California Psychological Inventory (CPI)
 Personality Inventory for Children (PCI)

4. Pendekatan Analisis Faktor

Strategi analitik faktor menggunakan analisis faktor untuk memperoleh


secara empiris dimensi dasar kepribadian atau mengurangi data ke sejumlah
kecil unit atau dimensi deskriptif.
Sebuah tes misalnya mungkin memiliki dua skala yang sangat berkaitan,
seperti permusuhan dan agresi. Korelasi ini berarti bahwa keduanya
tumpang tindih dalam apa yang mereka ukur; yaitu, mereka berbagi varians
umum. Keduanya, misalnya, mungkin terkait dengan kepribadian paranoid,
masalah yang dicirikan sebagian oleh agresi dan permusuhan. Tes yang
sama mungkin juga memiliki dua skala lain, kecurigaan dan pembelaan diri,
variabel juga terkait dengan kepribadian paranoid.
Kedua skala ini mungkin berkorelasi tidak hanya dengan satu sama lain
tetapi juga dengan skala permusuhan dan agresi. Dengan demikian, keempat
skala dapat berbagi varians umum. Jika seseorang dapat menunjukkan
bahwa sebagian besar variabilitas dalam keempat skala terkait dengan
beberapa faktor umum, maka seorang analis faktor dapat membantah bahwa
tes tersebut sebenarnya hanya memiliki satu skala yang terkait dengan
kepribadian paranoid. Contoh dari inventori pendekatan ini adalah:
 Model Lima-Faktor ( Five Model-Factor)
 16PF (Kuesioner Enam Belas Kelas)

C. Administrasi Tes Inventori Kepribadian Secara Umum

Ukuran kepribadian yang terstruktur, juga dikenal sebagai ukuran "obyektif",


dicirikan oleh struktur dan kurangnya ambiguitas. Yang jelas dan pasti
stimulus disediakan, dan persyaratan subjek jelas dan spesifik. Biasanya berupa
kuesioner lapor-diri yang memberikan daftar pernyataan dan subjek diperlukan untuk
menanggapi dengan cara tertentu, seperti menandai "Benar" atau "Salah" untuk
menunjukkan apakah pernyataan tersebut berlaku untuk mereka.

D. Pembahasan Contoh Alat tes dan Pengadministrasiannya

1. MMPI-A (Minnesota Multiphasic Personality Inventory-Adolescent)

MMPI-A adalah bentuk baru MMPI yang dikembangkan secara spesifik untuk
digunakan pada remaja. MMPI-A memuat hampir semua segi dari MMPI dan MMPI-
2, mencakup 13 skala dasar, tetapi menampung para peserta lebih muda melalui
pengurangan. Panjang keseluruhan inventori menjadi hanya 478 butir soal,
dimasukkannya butir-butir soal dan skala-skala baru yang mencakup bidang yang
secara spesifik relevan bagi persyaratan norma kecocokan usia. MMPI-A
menggunakan sampel normatif yang terdiri dari 1620 remaja dewasa yang berusia
antara 14 dan 18 tahun; sampel klinis terdiri dari 713 remaja dengan rentang usia
sama telah dikumpulkan untuk perbandingan dan studi validitas.

MMPI-A disusun pada tanggal 1 Juli 1989 oleh Komite Proyek Remaja MMPI yang
terdiri dari James N.Butcher, Auke Tellegen, dan Robert P. Archer. Ditunjuk oleh
Beverly Kaemmer dari Universitas Minnesota Press untuk mempertimbangkan
kelayakan pembuatan versi remaja dari MMPI dan penambahan versi jika diperlukan.

Prosedur Administrasi MMPI-A

Beberapa faktor perlu untuk dipertimbangkan dalam mengadmistrasi dan skoring


pada MMPI-A. Hal ini termasuk jenis kelamin,usia, dan tingkat kemampuan
membaca pada anak muda; prosedur administrasi tes dan versi tes dan prosedur
skoring (Archer, 2005;Butcher & Williams, 2000;Butcher, Williams, et al., 1992; )

a. Jenis kelamin
Respon antara remaja perempuan dan laki-laki, seperti halnya antara
wanita dan pria, agak berbeda pada seluruh kumpulan item pada test.
Dikarenakan perbedaan tersebut, penyusun MMPI yang asli
mengembangkan norma yang berbeda untuk kedua jenis kelamin.
Karenanya, pada MMPI-A respons individual terhadap tes
dibandingkan dengan individual berjenis kelamin sama dari populasi
umum.
b. Usia
Normatif dan sampel yang digunakan untuk mengembangkan MMPI-
A adalah terbatas pada remaja di antara usia 14 sampai dengan 18
tahun. Seseorang yang lebih dari 19 tahun atau lebih tua harus di
administrasi kan dengan MMPI-2 karena normanya adalah
pembanding sesuai karena tidak ada individual berusia 19 atau keatas
ada sampel normatif MMPI-A.
c. Kemampuan Membaca
Praktisi perlu menentukan apakah kemampuan bahasa klien adalah
cukup untuk memahami item sebelum diberikan MMPI-A. Dalam
Bahasa Inggris, diperlukan kemampuan membaca minimal
kemampuan membaca level kelas lima sampai dengan kelas tujuh
(Butcher, Williams,et al., 1992; Dalam Butcher,Williams, 2011)
Ada beberapa versi tes yang tersedia untuk mengadministrasi MMPI-A tergantung
pada kebutuhan sang klien. Itu termasuk pengulangan kembali tes dan CD audio
untuk orang-orang yang memiliki kemampuan membaca terbatas,

Kebanyakan remaja di Amerika Serikat dapat menyelesaikan buklet versi Bahasa


Inggris, dan banyak yang memilih untuk mengambil tes ini lewat computer.
Administrasi menggunakan computer tipikalnya memakan waktu lebih sedikit dan
mempunyai keuntungan tambahan yakni skoring dengan langsung dan akurat dan
interpretasi jika laporan interpretasi yang dikomputerisasi termasuk dalam pembelian
(Butcher & Williams, 2011)

Dalam kasus dimana remaja yang mengikuti tes tidak berbicara Bahasa Inggris
sebagai Bahasa ibu, tes versi terjemahan sesuai dengan Bahasa si remaja mungkin
tersedia. (lihat Butcher, 1996; Butcher, Cabiya, Lucio & Garrido, 2007; Butcher,
Cheung, & Lim, 2003; Butcher, Derksen, Sloore, & Sriggati, 2003).

MMPI-A harus diadministrasikan dalam pengaturan pribadi, keadaan terkontrol, dan


nyaman untuk memastikan bahwa remaja mengerjakan perintah dengan serius dan
tidak terganggu oleh keadaan eksternal. Tes ini tidak boleh diberikan kepada remaja
untuk diselesaikan di rumah atau di ruangan fasilitas rawat inap. Juga orang tua,
saudara, anggota keluarga lainnya, atau kenalannya untuk tidak hadir di sesi tes. Jika
MMPI-A diadministrasikan terhadap beberapa remaja pada waktu yang sama maka
pengawas tes diperlukan untuk hadir pada saat tes berjalan.

Instruksi tes di cetak pada halaman pertama buklet MMPI-A (Butcher, Graham,
Williams, & Kaemmer, 1992) harus dibacakan secara keras untuk menjamin bahwa
tes diambil pada cara yang standar. Jika remaja meninggalkan ruangan untuk
menyelesaikan MMPI-A, maka administrator harus memantau secara regular setiap
10-15 menit untuk melihat progress pengerjaan tes dan apakah ada pertanyaan
mengenai pengerjaan tes. Perlu dipehatikan pula, kemampuan membaca subjek tes.
Psikolog harus menghindari kejadian gagalnya subjek dalam mengerjakan MMPI-A
karena tidak punya keterampilan membaca yang diperlukan untuk menyelesaikan tes.
Tersedia audio CD untuk orang yang memiliki kemampuan membaca terbatas.
Namun, hal itu dapat membosankan terhadap remaja karenanya istirahat berkala dan
bantuan adalah penting dalam prosedur administrasi.
Kebanyakan remaja dapat menyelasaikan 478 item MMPI-A dalam satu sesi sekitar
45 menit s.d 1 jam. Orang lain dapat diuntungkan dengan sesi lebih pendek sekitar 20-
30 menit. Istirahat berkala dan penyemangatan positif dari administrator tes kepada
perhatian dan kerja keras subjek sangatlah berharga. Dalam pengaturan lingkungan
rawat inap, penguatan nyata dapat terbukti bermanfaat terhadap remaja yang mudah
terdistraksi atau mempunyai kesulitan dengan perintah pena dan kertas.

2. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)

Penyusunan Edwards Personal Prefrence Schedule (EPPS) awalnya bermula pada


teori yang diusulkan oleh Henry Murray (1938) yang mengkategorikan seperangkat
kebutuhan sebagai dimensi utama perilaku. Misalnya kebutuhan pencapaian,
kebutuhan afiliasi, dan kebutuhan heteroseksualitas. Kumpulan kebutuhan ini
kemudian telah diukur dalam sejumlah instrumen seperti EPPS, Adjective Check List
(Gough & Heilbrun, 1965) dan Thematic Apperception. (H. A. Murray, 1943).

Fokus teoritis kedua adalah masalah tentang keinginan sosial. A. L. Edwards (1957)
berpendapat bahwa respons seseorang terhadap item inventori kepribadian tipikalnya
lebih mencerminkan seberapa diinginkannya respons itu daripada perilakunya yang
sebenarnya. Jadi jawaban seperti "Saya setia kepada teman-teman saya" mungkin
diberikan bukan karena orang itu benar-benar setia, tetapi karena orang itu merasa
bahwa itu adalah hal yang “benar” atau yang “baik” di masyarakat.

A. L. Edwards mengembangkan kumpulan item yang dirancang untuk menilai 15


kebutuhan yang diambil dari sistem H.A.Murray. Tiap-tiap item dinilai oleh
sekelompok penilai tentang bagaimana secara social item itu diinginkan. Edwards
kemudian menempatkan Bersama sepasang item untuk dinilai sesuai keinginan sosial,
dan tugas untuk subjek itu adalah memilih salah satu item dari setiap pasang jawaban.
Masing-masing skala pada EPPS disusun dari 28 item pilihan wajib, dipasangkan
dengan item yang mewakili masing-masing dari 14 jawaban lainnya, dan ini
dilakukan dua kali per-perbandingan. Subjek hanya memilih salah satu pernyataan
yang diajukan yang lebih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan dasar mereka.
Prosedur Administrasi EPPS

EPPS di desain untuk mudah diaplikasikan dan di administrasikan dalam waktu 50-
60 menit. Ada dua lembar jawaban yang tersedia, satu untuk penilaian manual dan
satu untuk penilaian mesin.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Inventori kepribadian ialah alat untuk mengukur ciri-ciri emosional, motivisional,
sikap, dan hubungan antar manusia. Pada umumnya tes atau inventori kepribadian
terdiri dari sejumlah pernyataan atau pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek
untuk menanggapi dengan cara tertentu, seperti menandai "Benar" atau "Salah" untuk
menunjukkan apakah pernyataan tersebut berlaku untuk mereka. Adapun alat tes yang
digunakan antara lain, MMPI-A (Minnesota Multiphasic Personality Inventory-
Adolescent) dan EPPS (Edwards Personal Preference Schedule).
DAFTAR PUSTAKA

Archer, R. P. (2005). MMPI-A: Assessing adolescent psychopathology. Mahwah, NJ: L.


Erlbaum Associates.

Domino, G., & Domino, M. L. (2006). Psychological testing: An introduction. New York:
Cambridge University Press

Kaplan, R. M., & Saccuzzo, D. P. (2013). Psychological testing: Principles, applications, &
issues. Belmont, CA: Wadsworth, Cengage Learning.

Markam, Suprapti S. (2005). Pengantar Psikodiagnostik Jakarta: Lembaga Pengembangan


Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.

Urbina, S., & Anastasi, A. (1997). Study guide Psychological testing, 7th ed., by Anne
Anastasi, Susana Urbina. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education/Prentice Hall.

Williams, C. L., & Butcher, J. N. (2011). A beginners guide to the MMPI-A. Washington,
D.C.: American Psychological Association.

Anda mungkin juga menyukai