Anda di halaman 1dari 33

PRAKTIKUM KONSELING

MATA KULIAH TEORI DAN TEKNIK INTERVENSI INDIVIDU

Disusun Oleh:

Siti Adiati Putri (201510230311046)

Kelas A – 2015

Dosen Pengampu : Mariam Yahya, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Asisten Laboraturium : Rahmita Laily M.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

TAHUN 2017
I. HASIL ASESMEN
A. Inti Masalah
Masalah yang ada pada diri klien adalah perasaan sakit hati akan
sosok Ibu yang dikarenakan Ibu klien hanya bisa memarahi dirinya
saja. Perasaan sakit hatinya didasari pada sosok Ibu dan Ayah yang
seharusnya memberikan kasih sayang dan perhatian ketika klien waktu
kecil, digantikan oleh sang Nenek. Ayah dan Ibu klien sudah bercerai
sejak klien kecil, dan klien diurus oleh neneknya karena Ayah dan
Ibunya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ibu klien yang jarang
menghabiskan waktu dengan klien, dianggap hanya bisa memarahinya
saja tanpa bisa memberikan pengertian dan mendengarkan penjelasan
dari klien. Perasaan kesal dan sakit hati ini dirasakan klien hanya pada
sosok sang Ibu, tetapi ketika sang Nenek yang memarahi dirinya, klien
tidak merasa marah. Perasaan marah dan sakit hati yang terjadi pada
klien yang mengalami peristiwa tidak mengenakkan dimana klien kurang
mendapatkan sosok sang Ibu itu disebut unforgiveness. Rasa sakit hati
yang di alami Klien dapat menciptakan krisis pemberian maaf. Hal ini
terjadi tatkala rasa sakit hati tersebut selalu bersifat pribadi, tidak adil
dan mendalam (Smedes, 1984). Klien yang mengalami unforgiveness
kepada sang Ibu mengakibatkan hubungan interpersonal antar Ibu dan
anak kurang terjalin hangat. Untuk melepaskan unforgiveness, klien
diharapkan untuk melakukan forgiveness (memaafkan) dan berdamai
dengan sang Ibu. Menurut Scobie, E.D & Scobie G.E.W (1998),
memaafkan merupakan proses penyembuhan luka dari dalam sehingga
bisa memunculkan rasa damai dan bahagia. Memaafkan dianggap
sebagai fenomena prososial yang kuat, suatu strategi yang bisa
memelihara dan memulihkan hubungan antar manusia, serta tidak
kembali kemasalah yang penuh dengan konflik. Walaupun, Klien
sekarang sudah biasa mendengar “omelan” dari sang Ibu dan tidak
terlalu mendengarkan bila Ibunya sedang marah. Itu hanya cara Klien
untuk menghindar dari permasalahannya tanpa berusaha untuk
memperbaiki hubungannya dengan sang Ibu. Menurut Enright,
Freedman & Rique dalam Finchman & Kashdan forgiveness merupakan
sebuah ide tentang perubahan motivasi yang terjadi secara sadar untuk
mengurangi hasrat akan membalas dendam maupun menghindari
kontak dengan orang maupun situasi yang telah melakukan kesalahan
padanya.

B. Intensitas Masalah
Distress
Klien merasa sang Ibu hanya bisa memarahinya saja, sehingga klien
merasa kesal dan sakit hati. Tapi sekarang, klien tidak terlalu
mendengarkan bila Ibunya sedang marah sehingga klien tidak terlalu
merasakan sakit hati ketika mendengar perkataan Ibunya. Oleh karena
itu tingkat distress yang klien rasakan sedang.

Uncontrobility
Jika sang Ibu sedang marah kepadanya,klien tidak akan terlalu
mendengarkan perkataan sang Ibu. Hal itu dilakukan klien, agar dirinya
tidak merasakan sakit hati ketika mendengarkan amarah Ibunya. Oleh
karena itu tingkat Uncontrobility yang klien rasakan sedang.

Frequency
Klien merasakan kesal dan sakit hati terhadap Ibunya, ketika sang
Ibu memarahinya tanpa mendengarkan penjelasan dan tahu kejadian
sebenarnya. Untuk itu, sekarang klien lebih memilih tidak
mendengarkan agar dirinya tidak sakit hati dan kesal. Oleh karena itu
tingkat Frequency yang klien rasakan sedang.

Jika dilihat dari rumus Egan (Severity= Distress x Uncontrobility x


Frequency), intensitas masalah yang diutarakan oleh klien
dikategorikan sebagai sedang.
II. RANCANGAN KONSELING
A. Tujuan konseling
1. Tujuan Konseling
Klien mampu memaafkan sang Ibu.
2. Sasaran Konseling
Sasaran dari konseling ini ada pada dimensi afektif klien.
a) Klien sadar bahwa memendam perasaan kesal, tidak baik bagi
hubungan diri klien dengan sang Ibu.
b) Klien sadar akan pentingnya sosok Ibu dikehidupannya.
c) Klien mengikhlaskan peristiwa masa lalunya, yang kurang
diperhatikan orang tua.
3. Indikator Keberhasilan Pendekatan Konseling
a) Klien mampu meredakan rasa sakit hatinya pada sang Ibu.
b) Klien sadar bahwa hubungan dengan Ibunya, harus diperbaiki
lagi.

B. Pendekatan Konseling
Pendekatan yang digunakan konselor dalam kasus klien, yaitu
Rational Emotive Behavior (REB). Pendekatan ini memandang manusia
sistem berfikir dan sistem perasaan yang berkaitan dalam sistem psikis
individu. Pandangan pendekatan REB tentang kepribadian dapat dikaji
dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis, ada tiga pilar yang
membangun tingkah laku individu, yaitu:
1) Antecendent event (A), segenap peristiwa luar yang dialami individu.
Contoh: perceraian dalam keluarga dan kelulusan bagi siswa.
2) Belief (B), keyakinan atau pandangan individu terhadap peristiwa.
Ada 2 macam keyakina, yaitu keyakinan yang rasional (tepat, masuk
akal dan bijaksana) dan keyakinan yang tidak rasional (emosional,
tidak masuk akal, dan karena itu tidak produktif).
3) Emotional consequence (C), konsekuensi emosional sebagai akibat
atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan
emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Hal ini
bukan akibat langsung dari A, tapi disebabkan oleh beberapa
variable antara dalam bentuk keyakinan yang rasional maupun
irrasional.

Disputing (D), terdapat tiga bagian dalam tahap disputing:

1) Detecting irrational beliefs


Konselor menemukan keyakinan klien yang irasional melalui
persepsinya sendiri.
2) Discriminating irrational beliefs
Membantuklien untuk mengetahui mana keyakinan yang rasional dan
tidak rasional.
3) Debating irrational beliefs
Konselor memberikan penjelasan atau bercerita pada klien tentang
pandangannya yang irasional.

C. Tahapan Konseling
 Konselor menyambut klien yang memasuki ruangan konseling.
 Klien dipersilahkan duduk di kursi yang telah disediakan.
 Konselor memperkenalkan diri, dan mempersilahkan klien
memperkenalkan diri secara singkat.
 Konselor menanyakan kabar klien. Hal ini dilakukan untuk
menjalin rapport yang baik.
 Konselor mengkonfirmasi lagi, tentang cerita dari klien ketika
melakukan assesmen sebelumnya. Tahap ini konselor
menggunakan keterampilan summarizing.
 Konselor memfokuskan ke masalah yang didapat dari assesmen
yang telah dilakukan. Tahap ini disebut juga tahap Leverage
untuk membantu klien memilih permasalahan yang sebenarnya.
Dalam tahap ini, konselor menggunakan keterampilan listening,
untuk mendengarkan secara penuh sambil berusaha
menempatkan diri pada posisi klien dan keterampilan S.E.H untuk
mengungkapkan apa yang dimaksud oleh klien.
 Konselor membantu klien menerobos Blind Spot, untuk
menemukan perspektif baru dari permasalahannya. Pada tahap
ini konselor menggunakan Probing, untuk memperjelas sudut
pandang, keputusan, & rencana klien.
 Setelah menemukan Blind Spot dari permasalahan tersebut,
konselor mulai membicarakan untuk membuat peluang-peluang
bersama klien untuk masa depan lebih baik. Tahap ini disebut
Possibilities.
 Masuk ke tahap Change Agenda, konselor membantu
mengarahkan klien untuk memilih dan merumuskan tujuan yang
ingin dicapai. Disini konselor, menggunakan keterampilan
listening untuk mendengarkan tindakan apa yang ingin dilakukan
klien.
 Ketika klien telah merumuskan tujuan yang ingin dicapai,
konselor masuk ke tahap masuk ke Commitment . Membantu
klien menemukan apa yang membuatnya komitmen terhadap
perubahan yang telah diagendakan untuk mencapai tujuan.
 Lalu masuk ke tahap Possible strategies, membantu Klien
untuk menemukan banyak cara untuk mewujudkan tujuannya
dan memilih tindakan mana yang akan dilakukan /sesuai dengan
keadaan klien atau disebut tahap Best Fit.
 Setelah menemukan tindakan apa yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan konselor masuk ke tahap Plan membantu klien
mengantisipasi kendala hambatan dan membantu klien mencari
cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.
 Setiap tahapan konseling, konselor selalu memakai keterampilan
Attending dan Listening agar klien merasa dimengerti dan bisa
dengan nyaman menyuarakan isi hatinya.
III. HASIL KONSELING
A. Verbatim

No Konselo Pernyataan /
Pemaknaan Jenis Ketrampilan
r / Klien Tanggapan
1 Konselo Assalamualaikum attending
r Wr. Wb
Selamat datang di
ruang D10
laboratorium
psikologi lantai 5
Masjid Ar Fahrudin
Universitas
Muhammadiyah
Malang.
Perkenalkan nama
saya Siti Adiati
Putri, mahasiswi
semester 4 jurusan
Psikologi. Mbanya
bisa
memperkenalkan
diri.
2 Klien Perkenalkan nama
saya Anisa Mega
NurSafitri, dari
FKIP.
3 Konselo Jadi, sebelum attending
r memulai kegiatan
ini ada kesepakatan
yang harus kita
perhatikan.
Kegiatan
berlangsung anda
tidak
diperkenankan
keluar masuk
ruangan, serta alat
komunikasi
diharapkan untuk
dimatikan karena
ditakutkan
mengganggu
kegiatan kita.
4 Klien Iya, sudah Mematuhi
aturan
5 konselo Jadi, kegiatan ini attending
r bertujuan untuk
menyelesaikan
masalah dari
mbaknya. Gimana
mba, tadi kesininya
capek ?
6 klien Iya, lumayan ngos-
ngosan he he he
7 Konselo Eee kan Attending,
r sebelumnya, kita summarizing
ada ketemuan kan
di gazebo teknik.
Banyak cerita-cerita
gimana kehidupan
pertemanan sampai
cerita-cerita
tentang keluarga.
Nah, dari banyak
cerita mbak. Yang
saya tangkap,
mbaknya punya
permasalahan
sama Ibunya gitu
gara-gara sering
dimarahin.
Mungkin mbanya
bisa ceritain lagi
permasalahannya
gimana ?
8 klien Emmhh, gini sih. Klien merasa
Eee kalo dari sang Ibu tidak
mamaku sendiri itu, bisa
emang suka meluapkan
marah-marah pada amarahnya
dasarnya. Jadi, kalo dengan benar.
beliaunya capek
pasti semuanya
yang kena. Terus,
kadang itu kaya ga
bisa ngendaliinnya.
Jadi, kadang itu
orang ga salah kok
dimarahin.
9 Begitu. Terus, Attending, probing
mbaknya pernah
ceritakan gara-gara
dimarahin itu
mbaknya nginap ke
tempat temannya
mungkin saking
jengkelnya ? Itu,
kenapa sih
mbaknya sampai
sakit hati?
10 Ya, gara-gara aku Klien pasrah.
sih. Aku juga
capek, baru pulang
gitu. Terus, tiba-
tiba kok udah
marah-marah
terus banting-
banting juga. Kaya,
Ya Allah gitu. Aku
udah rada lupa sih,
soalnya
kejadiannya udah
lama juga.
Mungkin, pada saat
itu aku lagi
adaptasi soalnya
aku baru ikut sama
mamahku pas SMA
waktu itu. Selama
aku kecil sampe
lulus SMP itu sama
nenekku,
sebenarnya aku
berontak sih gak
mau. Yaa, gimana
jugakan,
yaudahlah.nanti
aku gak disekolahin
kan gimana ?
(tertawa)
11 Konselo Kalo sekarang Attending, probing
r masih marah-
marah gitu gak sih
mamanya ?
12 klien Sekarang itu, lebih Klien
ke adek-adekku sih menjelaskan
marahnya. Aku situasinya
sendiri kan sekarang.
sekarang itu,
kegiatannya juga
banyak jadi jarang
juga di rumah.
Ketemu mama pun
juga jarang,
bahkan liburan pun
jarang juga kaya
gak di rumah gitu.
Kadang juga aku ke
rumah abahku gitu
sih.
13 konselo Abah itu siapa ? Attending,probing
r
14 klien Jadi, semenjak Klien lebih
ayahku udah dekat dengan
meninggal. Itu tuh, orang lain.
yang ngasuh aku.
Kaya Om lah, tapi
udah nganggap aku
kaya anak sendiri.
Abah itu tuh,
sebenarnya bukan
saudara tapi kaya
teman dekat
mamaku gitu.
Bahkan aku lebih
dekat sama abah,
daripada
orangtuaku sendiri
15 Konselo Emmhh, iya. Terus, Attending, listening,
r saya denger- probing
denger juga
mbaknya lagi kerja
juga ya membantu
mamahnya. Nah,
itu keinginan
sendiri atau gimana
?
16 Klien Dari awal itu,, Klien
mamaku mungkin menyadari hal
tau keinginanku itu tersebut akan
apa. Nah, terus berguna
disini aku juga baginya.
kuliah di bidang
Pendidikan jadi apa
salahnya juga.
Terus ditawarin
oleh mamaku, kaya
“bantu-bantu ya”
gini gitu. Terus aku
juga kaya apa
salahnya juga,
sebenarnya
awalnya itu gak
mau sih. Akunya
kurang suka anak
kecil, kan itu
ngajarnya di PAUD.
Terus, aku mikirkan
mana mungkin juga
aku ngajar anak-
anak yang gede.
Yaudah, aku bantu-
bantu mamaku.
17 Konselo Jadwalnya mba Attending, probing
r ngajar kapan aja ?
18 Klien Sebenernya, senin
sampe kamis.
Dariawal aku udah
bilang mamaku,
kaya udah ada
perjanjian gitu loh.
Jadi, aku kan ada
kuliah. Trus,
mamah bilang kalo
kamu ga kuliah ya
kamu ngajar gitu.
Eeee, untuk
semester ini aku
kebanyakan masuk
pagi. Jadi, yang ga
pagi itu hari ini
(Rabu). Mungkin,
selasa juga bisa
tapi cuman
sebentar.
19 konselo Nah, itu kan mbak Attending, probing
r ngajar dari senin
sampe kamis tuh.
Itu lebih sering
interaksikan sama
Ibunya atau gak ?
20 klien Jarang sih, soalnya Klien merasa
Mamah itu ada biasa dengan
kegiatan diluar jarangnya
kaya gitu. bertemu
Mamahku juga dengan Ibu
kuliah, banyak
yang diurusin
(tertawa)
21 Konselo Jadi, Paud itu Attending, probing
r emmh Ibunya
mbak yang ngajar
disitu?
22 klien Gak, jadi Kepala attending
Sekolah. Tapi,
kadang ngajar juga
kalau gak ada
kegiatan.
23 konselo Jadi, jarang juga Attending, AEH
r ketemudi
sekolahan?
24 Klien Jarang juga,
soalnya
kebanyakan pas
aku lagi ngajar
mamahku gak ada
di sekolahan.
25 konselo Kalau di rumah Attending, probing
r gitu, jadi jarang
juga komunikasi ?
26 klien Jarang sih, soalnya Klien tahu
kenapa yah? keadaan atau
Soalnyakan sudah kebiasaan
sama-sama keluarganya
capeknya, jadi sudah seperti
kadang pas aku itu.
pulang itu
Mamahku udah
tidur. Jadi, orang
rumah tuh pas aku
pulang mereka
tidur gitu.
Berangkatnya
kadang, mamahku
berangkat duluan
jadi kaya selip-
selipan gitu.
27 Konselo Jadi, mbaknya kaya Attending, SEH,
r terbiasa gitu udah Probing
jarang ketemu
sama Ibunya? Kan
katanya SMK ya,
baru tinggal sama
Ibunya?
28 klien Yaa, kebiasaan
jadinya.
29 konselo Kan, Ibunya sudah Attending, probing
r menjalani beberapa
kali pernikahan
yah? Hubungan
mba sama suami
ibu yang baru ini
gimana ?
30 Klien Kalo aku sendiri Klien
sih, jarang juga memahami
komunikasi soalnya sifat dari Ayah
orangnya itu tirinya.
pendiem. Jadi,
ngomongnya itu
seperlunya aja.
Tapi, beda kalo
sama adekku. Kan
kita ber-4 saudara,
adekku yang
bungsu itu emang
anaknya Bapakku.
31 konselo Kembali lagi ya Attending, probing
r mba, tentang
kejadian mba yang
nginap ditempat
teman mba itu.
Mba ngelakuin hal
itu, emang karena
udah capek atau
lagi kacau aja
jadinya pengen
menjauh aja gitu?
32 klien Iya, udah capek. Klien merasa
Setiap hari udah dirinya dulu
gini, kan ga biasa masih
gitu kan mba. kekanakan.
Gimana sih orang
yang awal-awal
adaptasi terus gak
pernah digituin
malah gitu yakan.
Juga masih labil-
labilnya anak jadi
itu pun, kamar aku
kunci trus keluar
dari jendela
(tertawa).
33 konselo Sebelum itu kan Attending, probing
r diasuh sama nenek
kan ya, neneknya
itu ga pernah
marahin gitu atau
gimana?
34 klien Pernah, marahin-
marahin. Beda gitu
loh kasarnya itu.
35 Konselo Bedanya itu yang Attending, probing
r gimana sih, mba ?
36 klien Gini, kalo nenek Klien tidak
marahin aku tuh terima bila
karena emang dimarahi oleh
peduli apa gimana Ibunya.
gitu. Ya sama sih,
marah marah gitu.
Yahh, mungkin ya
mungkin dari kecil
ikut nenekku jadi
kaya biasa
aja,emang aku
yang salah. Kalo
mamahku marah
itu, kaya setsetset
gitu, kalo udah ya
udah tapi aku ga
bisa gitu loh. Sakit
rasanya.
37 Konselo Sakitnya itu gara- Attending, SEH
r gara omongannya
atau apa yah kan
dari kecil diasuh
sama nenek jadi
wajar nenek itu
marahi aku begitu,
kalua ibu nih
kayaita tuh baru
ketemu gitu ?
38 Klien Yaa, aku Klien merasa
ngerasanya sih Ibunya tidak
kaya apa sih yang berhak
selama ini telah melakukan hal
diberikan kaya gitu tersebut
loh. Kaya, kok
sampai gini ya. Aku
tuh loh Cuma gini
aja, mungkin watak
mamaku sendiri
juga kayagitu
mungkin aku belum
bisa nerima atau
gimana.
39 Konselo Iyaa, terus mba Attending, probing
r pergi dari rumah
berapa lama?
40 Klien Bentar kok, soalnya
aku dicariin
mamaku. Aku juga
sekolah kan
(tertawa)
41 konselo Di jemput atau Attending,probing
r pulang sendiri ?
42 klien Jadi, gini. Selama Klien
habis itu tu, kalo menghindar
mamaku belum dari Ibunya.
pulang aku ke
rumah kalo udah
pulang gitu tu aku
dikamar aja.jadi
kaya sembunyi-
sembunyi ngindar
gitu.
43 Konselo Emang kalo, mba Attending, probing
r pergi-pergi itu
dilarang ?
44 klien Kalo dulu iya, Klien sadar
sekarang engga. dirinya sudah
Mungkin udah gede dewasa.
kali ya
45 Konselo Mbanya pas pulang Attending, probing
r dari tempat
temannya ada
ditanyaain
mamahnya, kenapa
kok begini ?
46 Klien Ga ada ditanyaain, Klien masih
jadi kasih sopan, tidak
pengertian itu langsung
abahku. Jadi, memarahi
ujung-ujungnya Ibunya.
aku yang minta
maaf. Masa iya,
marah-marahin
orang tua.
47 konselo Mba minta maafnya Attending,probing
r gimana?
48 klien Yaa, sungkemlah Klien merasa
mba. Ya aku bersalah.
merasa salah juga,
sampe mamah
marah-marah
begini. Walaupun
aku sakit juga.
49 Konselo Jadi, mbaknya Attending, SEH
r mulai kaya
yaudahlah sebagai
anak harus ngalah
gitu sama orang
tua.
50 klien Iya, kan ga ada Klien sadar
orangtua yang mau Ibunya
ngancurin anaknya. bermaksud
baik
51 Konselo Jadi, mba mulai Attending, AEH
r berpikir kalau mba
dimarahin itu demi
kebaikan saya
sendiri
52 Klien Mungkin gitu sih, Klien mulai
tapi kadang ga terbiasa
nerima. Jadi,
sekarang belajar
cuek aja.
Yaudahlah biasa
gitu.
53 konselo Gitu, ya mba. Attending, listening
r
54 klien Iya, tapi sekarang
kalau mamah
marah ke aku, dia
sekarang diam.
55 konselo Sikap mba, Attending, probing
r menghadapi ibunya
gimana itu?
56 klien Ya, cuek aja. Klien terbiasa
Seiring waktu ya sudah dengan
nanti ngobrol- situasi tersebut
ngobrol sendiri.
57 Konselo Jadi, ga ada Attending, probing
r komunikasi kaya
apa yang salah di
kita gitu ?
58 klien Iya, makanya tu Klien bingung
aku juga bingung dengan kondisi
ini keluarga apa. keluarganya
Ga ada omong ga
ada apa gitu.
59 Konselo Dari mbanya Attending,suggestion
r sendiri, pengen gak
sih ada omongan
atau komunikasi
gitu ?
60 Klien Pengen banget dari Klien merasa
dulu, tapi gimana kurang pantas
yah. Masa iya aku melakukan hal
yang duluan, kan tersebut pada
gak anukan, orang tua
sebenarnya itu apa
yang aku rasain itu
semoga ga dirasain
sama adek-adekku.
61 konselo Mungkin, mbanya Attending, suggestion
r pengen gitu bilang and recomendation
kaya seharusnyal
sifat Ibu tuh ga
kaya gitu. ?
62 klien Sudah, tapi Klien sudah
mamahku tuh berusaha
keras gitu loh. Pas mencoba.
dibilangin mungkin
pas itu aja, terus
kaya balik lagi.
Mungkin, gara-gara
sibuk juga yah
wanita karir gitu.
63 Konselo Kan ibu jarang Attending, probing
r dirumah, adek-
adeknya gimana?
64 klien Adek-adek kadang
sama nenek.
65 Konselo Adek-adeknya Attending, probing
r pernah protes ga
ke Ibunya ?
66 Klien Kalau adekku yang
cewek itu,
orangnya cuekkan.
Cuma, akhir-akhir
ini kadang dikamar
nangis.
67 Konselo Adeknya pernah Attending, probing
r curhat?
68 klien Biasanya aku Klien berusaha
pancing dianya menjadi teman
supaya cerita, kan curhat sang
kasihan juga jarang adik
dikasih perhatian
orang tua terus
Bapak kandungnya
juga jauh. Jadinya,
share ke aku.
69 Konselo Jadi, mbanya Attending, SEH
r sekarang kaya
legowo aja gitu ke
sifat Ibunya. Udah
ga bisa diubah-
ubah lagi, soalnya
kaya aku udah
bilang ke mamahku
gitu soal sifatnya.
70 Klien Iya
71 konselo Harapan mbanya Attending, probing
r sekarang, buat
keluarga sama
kehidupan mba
gimana ?
72 Klien Yaa, cepat lulus Klien masih
pastinya. peduli dengan
Soalnyakan aku perasaan sang
anak pertama ya, Ibu.
walaupun dianya
(Ibu) kaya gitu ya
tetap pengen bikin
dia bangga trus
pengen juga
bantuin adekku
nanti supaya bisa
kuliah. Bantuin, yaa
berkarir sendirilah.
73 Konselo Jadi, biarpun sifat Attending, SEH
r Ibunya kayagitu,
tetep aja pengen
untuk membuat
bangga ya?
74 Klien Ya, jelaslah. Klien sadar
Gimana-gimanakan akan
dia Ibuku. pentingnya ibu.
75 konselo Kan sekarang lagi Attending, probing
r sibuk kerja juga
kan? Sekarang
interaksi atau
komunikasi sama
Ibunya, mungkin
lebih kearah
pekerjaan atau
keluarga?
76 klien Jarang ngobrol aja
sih,mba. Ya, nanya
laporannya ini udah
bener , yang ini
kurang apa? Ya
gitu-gitu lah.
77 Konselo Masalah pekerjaan Attending,paraphrasin
r aja jadinya? g
78 Klien Iya, soalnya apa
juga yang pengen
dibicarain.
79 konselo Terus, saya ambil Attending, AEH
r kesimpulan ya mba
dari permasalahan
mba ini. Intinya
dari sifat Ibunya itu
sendiri yang cuek
tapi dari sisi
kecuekkannya itu
ada sisi peduli nya..
80 klien Iya, pasti.
81 Konselo Mungkin sakit hati, Attending, AEH,
r mba tentang
marah-marahnya
Ibu itu masalah
adaptasi juga,
soalnya dari kecil
udah diasuh sama
nenek bukan sama
Ibu. Terus,
sekarang sama Ibu
interaksinya
mungkin ke
masalah pekerjaan
aja.
82 klien Iya, kaya partner Klien merasa
kerja. Malah kaya lucu dengan
kakak adik, hubungannya
hehehe. dengan sang
Ibu.
83 Konselo Kakak adek yang Attending, probing
r gimana,mba?
84 klien Yaa, kalo berantem
ya berantem terus
akur lagi ( sambil
tertawa)
85 Konselo Tapi, udah biasa Attending, probing
r kan ya.justru itu
yang membuat
mba sama Ibunya
tuh makin
dekat,atau gimana?
86 Klien Deket ya deket,
tapi biasa aja sih
mba. Ga bisa
diungkapin sih.
87 Konselo Oiyahh, jadi mba Attending,
r sudah ngungkapin summarizing
perasaannya juga
kan masalah jarang
ketemu jarang
komunikasi, terus
pernah juga lihat
adeknya nangis
ternyata sama juga
mengenai
perasaanya sama
Ibunya.
88 klien Iya, karenakan Klien
kurang perhatian menganggap
jugakan. Gimana sosok Ibu itu
sih, seorang harus ada
anakkan juga butuh untuk anak.
background Ibu
disampingnya
untuk nyemangatin
entah itu buat
sekolah , entah
buat hal apapun
itu. Itukan pasti
butuhkan. Mungkin,
gara-gara
mamahku wanita
karir masih
kuranglah menurut
kami.
89 Konselo Mungkin, dari saya Attending, probing,
r lihat sih. Ibunya paraphrasing
mba tuh beda
memberikan apa
yah, rasa
keibuannya itu ke
mba dengan
menjadi wanita
karir melalui materi
saja. Yang mba
inginkan itu kasih
sayangnya itu yah?
90 Klien Iya, kita tuh butuh Klien sadar
juga kasih sayang akan
seorang Ibu kaya pentingnya
gitunah. kasih saying
sang Ibu
91 konselo Jadi, mbaknya tuh Attending,
r pengen Ibunya jadi paraphrasing
lebih peka pada
adek-adeknya dan
mbanya sendiri ?
92 Klien Aku sendiri sih, Klien ingin
sudah kaya ya adik-adiknya
sudahlah gapapa diberikan
biarin. Tapi, kalo perhatian oleh
adekku “tolong sang Ibu.
dong” gitu nah.
Aku juga udah
gede kan, jadi
biarlah. Udah
waktunya aku yang
peduli sama orang
tuaku, tapi adekku
masih butuh.
93 Konselo Cara mba, biar Attending, probing
r adeknya ga
ngerasain kaya apa
yang mba rasain itu
gimana?
94 Klien Kalo dulu sih, Klien mencoba
sebelum sibuk. menggantikan
Sering aku ajak sosok sang Ibu
main, jalan biar
mereka ga
kesepian gitu sih.
Tapi, sekarangkan
aku jarang dirumah
jadinya gak bisa
mantau juga
kasihan juga.
Mungkin, kalo
dirumah
sempetinlah quality
time gitu.
95 konselo Pengennya tuh Attending,
r bikin waktu buat paraphrasing, probing
keluarga, gitu ya?
Mbanya sering
jalan-jalan juga
sama Ibu sama
keluarga?
96 Klien Jarang sih, kalau
gak liburan. Kalo
lagi liburan sekolah
nah itu baru bisa
kita.
97 Konselo Mungkin masalah Attending,sugestions
r jadwal orangtua and recomendation
juga yang padat.
Kan sebentar lagi
liburankan,mbanya
ada rencana buat
ngajak jalan-jalan?
98 Klien Iya, punya sih. Ada
kok planningnya
buat jalan-jalan.
99 konselo Nah, biasanya kalo Attending, probing
r habis jalan-jalan
kayagitu ada yang
berubah atau
biasa-biasa aja ?
10 Klien Berasa jadi Klien merasa
0 keluarga tuh, pas hal itu tidak
jalan-jalannya aja. ada gunanya.
Pas sampai rumah
udah tidur masing-
masing, balik lagi.
(tertawa)
10 Konselo Mungkin, ada yang Attending,
1 r mba sampein lagi ?
10 Klien Ga ada sih, itu aja.
2 Terus gimana mau
ngubah juga, itu
tergantung
keluarganya sendiri
kan
10 konselo Mbanya juga kan Attending,
3 r udah berusaha juga paraphrasing
kan?
10 Klien iya
4
10 Konselo Jadi, Attending,
5 r kesimpulannya itu summarizing, AEH
mba sekarang
seperti biarlah. Mba
sekarang fokus ke
yang lain aja. Trus,
buat ngubah itu ya
dari keluarga itu
sendiri ga dari satu
pihak doang.
10 Klien Iya.
6
10 konselo Jadi sekian, dari attending
7 r kegiatan kita hari
ini. Bila mbanya,
pengen cerita
datang ke saya lagi
di lain waktu.

B. Analisa Hasil Konseling


Dari hasil konseling yang telah dilakukan, konselor menganalisis
bahwa klien menyadari bila apa yang telah dilakukan Ibunya, seperti
marah-marah dan jarang berada di rumah adalah demi kehidupan
keluarga. Disini, klien mulai menerima keadaan sang Ibu yang jarang
berinteraksi dengan dirinya, berbeda ketika konselor melakukan
asesmen kepada klien dimana saat itu klien bercerita dirinya sakit hati
dengan sang Ibu. Ternyata, sakit hatinya itu hanya masalah waktu,
dimana klien masih beradaptasi dengan suasana baru yaitu tinggal atau
menetap dengan Ibunya. Sekarang klien lebih fokus memperhatikan
adik-adiknya saja karena tidak ingin perasaan sakit hati dan kurangnya
perhatian orang tua yang dirasakannya dulu tidak dialami oleh adik-
adiknya. Klien sadar sosok seorang Ibu, sangat penting untuk dirinya
dan adik-adiknya daripada hanya sebuah pemberian materi. Untuk itu,
klien ingin adanya komunikasi atau obrolan dengan Ibunya mengenai
perilaku Ibunya yang jarang dirumah serta kurang memberikan
perhatian dan justru sering marah-marah ke dia dan adik-adiknya.
Keinginan klien tersebut agar harapannya tentang keluarga yang jarang
mengobrol atau berkumpul bisa lebih dekat lagi seperti keluarga yang
lain dan sang Ibu bisa lebih peka. Selain, mengatakan langsung ke
Ibunya mengenai sikap sang Ibu. Klien pernah berlibur bersama
keluarga dan klien merasa pada saat itu saja dia merasakan suasana
yang penuh kekeluargaan tetapi selepas itu suasana kembali seperti
semula lagi. Dari hasil konseling, klien seperti sudah menyerah untuk
membuat keluarganya bisa seperti keluarga yang lain karena klien
beranggapan perubahan didalam keluarga itu hanya dapat berubah dari
anggota dalam keluarga itu sendiri tidak hanya dari satu pihak saja.

C. Kesimpulan Hasil Konseling


Dari hasil konseling yang telah di lakukan, dapat disimpulkan bahwa
klien sudah memaafkan sang Ibu yang artinya tujuan dari konseling ini
berhasil. Klien sadar bahwa memendam perasaan kesal tidak baik bagi
hubungannya dengan sang Ibu dapat dilihat dari pernyataan klien yang
ingin berkomunikasi dengan Ibunya mengenai sikap Ibunya selama ini
yang kurang memberikan perhatian karena klien sadar akan pentingnya
sosok Ibu dikehidupannya. Harapannya klien, dirinya bisa membuat
bangga Ibunya walaupun ibunya memiliki sifat yang kurang dia sukai.
Klien ingin Ibunya bisa memberikan perhatian dan kasih sayang
terutama kepada adik-adiknya, karena klien tidak ingin adik-adiknya
merasakan perasaan yang sama seperti yang dia rasakan dulu.

Kondisi Sebelum Kondisi Setelah Kesimpulan


Intervensi Intervensi
 Memendam  Lebih berpikir Target tercapai.
perasaan dewasa, bahwa apa
kesal/sakit hati yang dilakukan atau
terhadap sang Ibu. perilaku sang Ibu
yang sering marah-
marah merupakan
bawaan dari sifat
Ibunya sendiri yang
sulit untuk di ubah.
Sehingga, klien lebih
 Kurang menyadari memilih diam. Target tercapai.
pentingnya sosok  Menyadari
Ibu. pentingnya sosok
Ibu, untuk
memberikan
semangat dalam hal
apapun.

IV. REFLEKSI KONSELOR


Selama konseling berlangsung, konselor menyadari banyak
kekurangan dalam berbagai hal. Seperti konselor, yang masih bingung
ketika ingin melakukan probing dan memfokuskan ke masalah yang
sedang di hadapi klien. Sehingga pertanyaan yang diucapkan kadang
terkesan diulang-ulang. Tahapan-tahapan serta keterampilan yang sudah
konselor persiapkan untuk konseling, tidak terpakai atau buyar ketika sudah
berhadapan dengan klien. Jadinya, konselor menanyakan sesuai apa yang
ada dipikiran konselor tanpa memikirkan keterampilan apa yang telah
dipakai. Konselor rasa, untuk melakukan konseling ini harus lebih sering
latihan lagi. Tetapi, konselor merasa keterampilan attending dan listening
sudah diaplikasikan dengan baik karena keterampilan tersebut dibutuhkan
untuk membuat klien merasa nyaman bercerita atau mencurahkan
perasaannya ke konselor. Semoga dengan banyaknya latihan dan ilmu
tentang konseling yang didapat, konselor bisa melakukan konseling
dengan baik.

V. REFERENSI

Latipun. (2011). Psikologi konseling: edisi ketiga. Malang:UMM Press.

Wardhati Latifah Tri, Faturochman.(-) . Psikologi Pemaafan (The


Psychology of Forgiveness). Alamat Url: fatur.staff.ugm.ac.id (Diakses
pada tanggal 1 April 2017)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai