Anda di halaman 1dari 7

A.

Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik dalam Psikologi

komunikasi terapeutik akan dilakukan oleh seorang psikolog atau terapis terhadap pasiennya
untuk mengatasi masalah kejiwaan sang pasien. Beberapa prinsip komunikasi dalam psikologi
dalam bidang terapeutik yang umum yaitu:

1. Realisasi Diri

Saat menghadapi pasiennya, seorang psikolog atau perawat harus melakukan realisasi diri.
Artinya bahwa seorang terapis harus melihat ke dalam dirinya sendiri dan mencari kelebihan
serta kekurangan dirinya sendiri.

Dengan demikian maka seorang terapis akan dapat melihat apa yang dimiliki pasien dan apa
yang menjadi kekurangan pasiennya, sehingga komunikasi antara terapis dan pasien dapat
berjalan dengan lancar. Macam – macam terapi dalam psikologi seperti terapi anak terlambat
bicara, terapi anak autis dan terapi aktivitas kelompok pada lansia akan dapat berhasil dengan
baik bila terapis dapat mengikuti prinsip ini.

2. Penerimaan

Kunci dari komunikasi terapeutik adalah saling menerima dan memahami antara terapis dan
pasien. Dengan begitu akan terbentuk rasa saling percaya dan komunikasi dapat berjalan
dengan baik. Jika terapis dapat memahami keunikan yang dimiliki oleh pasien secara fisik
ataupun mental, maka ia akan dapat berkomunikasi dengan menggunakan logika dan
kenyataan yang ada.

3. Penghormatan
Kehormatan yang dimiliki dan dirasakan terhadap individu adalah suatu hal yang sangat penting
sehingga akan dipertahankan dengan berbagai cara. Begitu juga dengan kehormatan seorang
pasien yang harus dijaga oleh terapis, agar tidak memandang rendah seseorang yang sedang
memiliki masalah kejiwaan walaupun mereka hanya seorang pasien sakit jiwa.

Perlunya menjaga kehormatan seorang pasien walaupun sedang menjalani terapi depresi
dalam psikologi, cara mengatasi anxiety disorder, dan gangguan self injury serta masalah
kejiwaan lainnya yang beragam.

4. Perubahan

Tujuan komunikasi terapeutik tentunya adalah apabila pasien menghasilkan perubahan baik
yang berarti setelah melakukan terapi dengan proses komunikasi yang tepat. Prinsip
komunikasi dalam psikologi adalah untuk menghasilkan perubahan yang memecahkan masalah
sang pasien tersebut. Diharapkan bahwa seorang pasien yang telah menjalani sesi dengan
terapis dapat menunjukkan perubahan yang menuju ke arah lebih baik agar dapat menjadi
pribadi yang lebih baik lagi.

5. Hubungan antar Manusia

Dalam komunikasi terapeutik, hubungan antar individu merupakan suatu hal yang penting.
Maka di dalam prinsip komunikasi dalam psikologi diperlukan adanya suatu hubungan antar
manusia yang terjalin baik. Jika hubungan antar manusia bisa terjalin dengan baik maka proses
komunikasi dalam psikologi juga akan terjalin baik.

Hal ini tentu sangat penting dalam hubungan antara terapis dan pasiennya, agar dapat menjadi
cara mengatasi stres berat, cara menyembuhkan gangguan jiwa dan cara menghilangkan
trauma pada anak serta berbagai masalah kejiwaan lainnya dengan memandang pasiennya
sebagai manusia yang perlu dihargai.
6. Keterbukaan

Komunikasi terapeutik ini menuntut adanya keterbukaan antara pasien dan terapisnya dan
perlu didasarkan pada penerimaan yang tulus dan kejujuran antara kedua pihak. Tanpa
komunikasi yang terbuka maka terapis tidak akan dapat menganalisa masalah pasien dan
pasien juga tidak akan mendapatkan manfaat yang berarti dari terapi yang dilakukannya.

7. Kebutuhan Perorangan

Dalam menjalin komunikasi terapeutik ini diperlukan perhatian terhadap apa yang diinginkan
dan dibutuhkan oleh seorang pasien. Jika seseorang ingin memecahkan masalah kejiwaannya,
maka seorang terapis harus dapat mencari cara untuk membantu.

Terapis dapat membicarakan dengan pasien mengenai cara apa yang dapat diterima untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Terapis tidak dapat memaksakan kehendak yang
bertentangan dengan apa yang dibutuhkan oleh pasien.

8. Kemampuan Individu

Seorang terapis haruslah dapat menentukan dan mengenali sejauh mana kemampuan
pasiennya dan juga kemampuan dirinya sendiri untuk mengatasi masalah dari pasien tersebut.
Hal ini tidak boleh sampai dilupakan oleh para terapis. Pemahaman akan kemampuan individu
akan lebih memudahkan untuk menjalin komunikasi dengan pasien.

9. Tujuan yang Realistis

Setiap orang tentunya memiliki tujuan hidupnya masing – masing yang berbeda – beda dan
bervariasi, tidak sama untuk setiap orang. Para terapis harus memperhatikan tujuan hidup
pasiennya apakah tujuan tersebut realistis atau tidak. Jika pasien memiliki tujuan hidup yang
tidak realistis, maka para terapis harus dapat mengalihkan pasien agar dapat memiliki tujuan
yang lebih masuk akal dan dapat dicapai.

10. Lingkungan Sekitar

Seorang terapis juga perlu memperhatikan lingkungan yang ada di sekitar pasien untuk
mendukung proses terapinya. Sebab lingkungan bisa saja menjadi faktor yang turut
menyebabkan terjadinya gangguan kepada pasien, misalnya berasal dari keluarga, kerabat atau
teman pasien tersebut.

11. Keramahan

Pentingnya seorang terapis untuk menunjukkan sikap ramah sangat berhubungan dengan
kelancaran terapi. Keramahan seorang terapis yang tulus akan membuat pasiennya merasa
nyaman untuk menumpahkan segala hal yang perlu diketahui untuk menyelesaikan masalah
kejiwaannya. Selalu bersikap tenang, tersenyum dan berkata sopan merupakan salah satu hal
yang perlu dilakukan oleh terapis.

12. Kekeluargaan

Sikap terapis yang kaku tidak akan membantu untuk memupuk rasa percaya pasien kepadanya.
Tentunya tidak ada pasien yang ingin berkonsultasi dengan dokter yang bersikap dingin.
Bersikap kekeluargaan sangat penting bagi seorang terapis dalam menghadapi pasiennya agar
para pasien dapat merasa nyaman dengan terapisnya sendiri. Pasien yang tidak nyaman
terhadap terapisnya akan sulit mencapai kemajuan dan solusi bagi masalahnya.
13. Cinta

Cinta yang dimaksud disini adalah adanya welas asih yang dimiliki terapis terhadap pasiennya
sehingga ia mampu memberi penghargaan yang sepatutnya terhadap pasien sebagai seorang
manusia, sehingga pasien juga menjadi nyaman untuk menaruh kepercayaan pada terapis
untuk membantu menyelesaikan masalah kejiwaannya.

Dalam hubungannya dengan psikologi, maka komunikasi dapat mempengaruhi perubahan


perilaku, membentuk opini publik dan menyampaikan berbagai informasi yang dapat
menyebabkan pergeseran nilai. Semua prinsip komunikasi dalam psikologi yang berkaitan
dengan bidang terapeutik ini perlu diterapkan baik oleh pasien dan terapis.

Walaupun prinsip – prinsip ini utamanya perlu diterapkan oleh seorang terapis, namun adanya
penerapan prinsip yang timbal balik akan sangat membantu kelancaran terapi tersebut.

B. Komunikasi Terapeutik

Northouse (Suryani, 2005 : 15) komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan
perawat (dalam konteks penelitian ini konselor) untuk membantu klien beradaptasi terhadap
stres, mengatasi gangguan psikologis, serta belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Stuart dan Laraia (Suryani, 2005 : 15) menyatakan bahwa hubungan terapeutik perawat
(konselor) dengan klien merupakan hubungan interpersonal yang saling menguntungkan
sehingga perawat (konselor) dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama serta
memperbaiki pengalaman emosional klien. Kemudian disebutkan pula menurut Hibdon
(Suryani, 2005 : 15) menyimpulkan bahwa pendekatan konseling yang memungkinkan klien
menemukan siapa dirinya merupakan fokus dari komunikasi terapeutik. Jadi komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang dirancang untuk tujuan terapi.
Tujuan Komunikasi Terapeutik

Menurut Suryani (2015 : 16), komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi
klien ke arah yang lebih positif atau adaptif.

Tujuan lain dari komunikasi terapeutik yaitu :

1) Realisasi Diri, Penerimaan Diri, dan Peningkatan PenghormatanKomuikasi terapeutik


diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku klien. Klien yang merasa rendah diri, setelah
berkomunikasi terapeutik dengan perawat (konselor) akan mampu menerima dirinya.

2) Kemampuan Membina Hubungan Interpersonal yang Tidak

Superfisial dan Saling Bergantung dengan Orang Lain Melalui komunikasi terapeutik, klien
belajar cara menerima dan diterima orang lain. Menurut Hibdon (Suryani, 2005: 16) dengan
komunikasi terbuka, jujur, serta menerima klien apa adanya, perawat (konselor) akan dapat
meningkatkan kemampuan klien dalam membina hubungan saling percaya. Hubungan
terapeutik dalam proses interaksi antara konselor dan klien merupakan area untuk
mengekspresikan kebutuhan, memecahkan masalah, dan meningkatkan kemampuan koping
klien.

3) Peningkatan Fungsi dan Kemampuan untuk Memuaskan

Kebutuhan serta Mencapai Tujuan yang Realistik Klien terkadang menetapkan standar diri
terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya sehingga ketika tujuannya tidak tercapai, klien
akan merasa rendah diri dan kondisinya memburuk.

4) Peningkatan Identitas dan Integritas Diri

Keadaan sakit terlalu lama cenderung menyebabkan klien mengalami gangguan identitas dan
intergritas dirinya sehingga tidak memiliki rasa percaya diri dan merasa rendah diri.
Daftar pustaka

Drever, James. 1988. Kamus Psikologi (ed.terjemahan). Jakarta. Bina Aksara.

DEPDIKBUD. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Drever, James. 1988. Kamus Psikologi (ed.terjemahan). Jakarta. Bina Aksara.

Anda mungkin juga menyukai