IRA PRASTIWI
21310410060
FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2023
1
A. IDENTITAS SUBJEK
Subjek kasus dalam penelitian ini adalah tiga orang dengan karakteristik
Subjek 1
Nama : SKY
Usia : 51 Tahun
Subjek 2
Nama : DW
Usia : 46 Tahun
Subjek 3
Nama : DV
Usia : 42 Tahun
Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai arti bahwa manusia tidak bisa
menurunnya
Perilaku prososial adalah suatu perilaku yang muncul dalam kontak social yang
membantu orang lain tanpa mempedulikan motif-motif yang dilakukan oleh orang
yang ditolong. Dengan kata lain tindakan atau perilaku prososial tindakan yang
tidak menuntut pamrih dari orang yang ditolong. Akan tetapi saat ini banyak juga
tertentu. Maksudnya adalah untuk menarik perhatian orang lain agar simpati
Perilaku prososial dapat dilatar belakangi motif kepedulian pada diri sendiri dan
mungkin pula karena altruisme. Perilaku prososial yang dimotivasi oleh altruisme,
yaitu keinginan untuk menolong orang lain walaupun orang yang menolong
Dari laporan yang didapat dari teman-teman kantor, dalam kehidupan sehari-
harinya ketiga subjek sering sekali untuk menolong dan berbagi kepada teman
kantor. Dari lingkungan diluar kantor juga didapatkan laporan dari satpam dan
3
OB bahwa subjek memberikan uang untuk anak OB dan satpam dan sering kali
menyapa mereka.
Perilaku Prososial ini adalah agar dapat mengetahui dan memahami Perilaku
C. TUJUAN OBSERVASI
D. DASAR TEORI
prososial secara lebih rinci sebagai perilaku yang memiliki intens untuk
baik menjadi lebih baik, dalam arti secara material maupun psikologis.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perilaku prososial bertujuan untuk
orang lain.
menenangkan.
sukarela
Manusia memiliki keunikan masing-masing, tidak ada dua orang yang benar-
demikian tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian yang sama. faktor
juga faktor lain seperti daya tarik, atribusi terhadap korban, suasana hati, sifat,
asuh serta tempat tinggal. Banyak sekali hal lain yang mempengaruhi tinggi
Sarwono & Meinarno (2009, dalam Matondang, 2016) yaitu factor dalam diri
dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas
E. METODE OBSERVASI
a. Participation Charts
keterlibatan partisipasi antar individu sebagai bagian penting dari tingkah laku
yang harus diobservasi. Contoh yang paling tepat untuk penggunaan teknik
pencatatan ini adalah partisipasi individu dalam kegiatan diskusi kelompok atau
diskusi berkaitan dengan sejauh mana keterlibatan anggota rapat yang mampu
Ada beberapa tahap yang bisa diikuti untuk membuat teknik pencatatan
mengenai tujuan observasi yang akan dilakukan karena pada dasarnya tujuan
observasi akan sangat menentukan model yang tepat untuk digunakan. Secara
umum format participation charts dilengkapi dengan daftar sejumlah nama orang
yang akan terlibat dalam aktivitas dan ruang kosong untuk men-tally partisipasi
Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan oleh subjek hingga pada
hal-hal yang mendetail, pekerjaan-pekerjaan yang rumit yang kadang sulit untuk
diterangkan.
Ada kecenderungan pada manusia dalam menilai sesuatu menjadi terlalu tinggi
atau terlalu rendah mendasarkan pada sifat yang menonjol. Seorang observer
pertimbangan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan aspek yang tidak
dinilai.
b. Narrative Description
digambarkan dalam bentuk narasi atau cerita. Metode ini juga disebut
itu, metode ini juga bisa disebut running record apabila menggambarkan
kuantitatif.
3) Membutuhkan skill dan usaha yang cukup kuat dari diri observer
untuk tetap mengamati dan mencatat data perilaku secara detail dan
terus menerus.
tidak ada pencatatan secara detail mengenai tingkah laku yang terjadi, hanya
dapat mengukur satu jenis tingkah laku, sehingga hasilnya menjadi sangat
metode ini sangat detail dan terperinci dalam menggambarkan setiap tingkah
laku.
F. SETTING OBSERVASI
Tempat : Kantor
Tempat : Kantor
G. HASIL OBSERVASI
a. Berbagi, yaitu kesediaan untuk berbagi perasaan dengan orang lain dalam
orang lain
9
c. Kerjasama, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain demi
ucapan selamat ulang tahun kepada salah satu customer kantor “ayo
yang pemalu dan sering menyendiri, katanya “ayok mbak dirimu kudu
holder” jawab SKY “rapopo mas, ngene iki wae, mesakke koe
para karyawan untuk mengambil posisi “ayo mas koe sebelah kene,
parkiran “tak jipuk wae yo holderku, ben ora tibo wae Hp ne”
kepada cucunya “bar iki ucapan go asel cucuku yo” sambil tertawa
digawe nggo asel” kemudian DW sambil tertawa “wah jan pak SKY ki
panjang umur sehat selalu apa yang dicita-citakan terwujud” dan para
tertawa.
H. KESIMPULAN
berlangsung dan berkata (“ki tak inggirke sik, ben rapi”). Kemudian SKY juga
Hp supaya tidak terlalu dekat dengan subjek (“rodok dimundurke wae, soale
terhadap orang lain (“rapopo mas, ngene iki wae, mesakke koe munggah
IP seorang yang pemalu dan sering menyendiri, katanya “ayok mbak dirimu
kudu melu ya, hehehe”. Hal ini sesuai dengan aspek perilaku prososial
sebagai bentuk perilaku empati. Empati menurut Stein & Book (2002 :
201 ),adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk mampu
terhadap individu yang lain dan memperlihatkan adanya minat dan perhatian
terhadapnya.
12
mempunyai perilaku prososial, sesuai dengan teori yang ada yaitu menurut
tanpa melihat siapa yang ditolong . Menurut Dovidio & Penner ( 2001 : 11),
langsung, bahkan
belakangi motif kepedulian pada diri sendiri dan mungkin pula karena
altruisme.
I. SARAN
kerjasama, bertindak jujur dan berderma. Kedua, kita perlu mengajarkan kepada
prososial ini. Sehingga, dapat menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam hal
ini observer juga perlu memperbanyak jam terbang untuk melatih kepekaan
J. DAFTAR PUSTAKA
Tarlita, M.F., & Aulia, L.A. (2021). Kecerdasan Interpersonal dan Perilaku
Prososial. Jurnal Psikologi : Jurnal Ilmiah Fakultas Psikologi Universitas
Yudharta Pasuruan, 8(1), 53-66.
14