Anda di halaman 1dari 7

Intervensi Non Klinis

Disusun Oleh
Kelompok 6 :

Riski Ikhlas (20011153)


Metrilani Yanra (20011232)
Miranda Pratiwi (20011234)
Natasha Zahra (20011242)

Dosen Pengampu :
Anindra Guspa, S.Psi.,M.A

Sesi F

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
A. Latar Belakang

Panti Asuhan merupakan salah satu tempat penampungan anak – anak yatim atau
mereka yang tidak sanggup ditanggung oleh keluarganya yang mempunyai tujuan membantu
meringankan beban orang tuanya agar dapat mengenyam pendidikan. Selain itu Panti Asuhan
juga memiliki tujuan agar kelak setelah keluar dari Panti Asuhan menjadi orang yang
bermakna bagi diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Seiring dengan majunya tekhnologi, informasi dan arus globalisasi tersebut para santri
dihadapkan pada berbagai benturan yang ada disekelilingnya, baik dilingkungan sosial,
ekonomi, budaya dan sebagainya. Sehingga timbul rasa kurang percaya diri, cemas, depresi,
dan kesepian.
Pada dasarnya setiap orang normal senantiasa menginginkan dirinya menjadi orang
yang bermanfaat baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan masyrakatnya.
Keinginan tersebut menggambarkan hasrat paling mendasar bagi santri untuk hidup
bermakna.
Perkembangan remaja sangat penting untuk diperhatikan dalam berbagai hal dan
aspek. Banyak orangtua saat ini tidak memperdulikan bagaimana sikap anaknya, apakah
sudah berkembanng dengan baik atau masih butuh bimbingan secara personal.
Pada Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai yang kami teliti, tidak terdapat
permasalahan yang serius, hanya seperti melanggar peraturan yang sudah ada dan
permasalahan di sekolah seperti berkelahi dengan teman sebaya. Dan untuk remaja
perempuan permasalahan seperti tidak mau melakukan tanggung jawab contohnya, memasak
dan kegiatan lainnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Bertujuan untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada anak-anak panti agar bisa lebih
memahami dan mematuhi aturan yang berlaku di panti asuhan
2. Tujuan Khusus
Bertujuan untuk membangun kepercayaan dan kelekatan diri bagi anak panti dan para
pengurus.
C. Sasaran
Sasaran dari rancangan interverensi ini adalah dapat membangun kepercayaan dan kelekatan
antara pengurus dan anak-anak panti asuhan untuk menekan permasalahan yang sering
dilakukan oleh anak-anak di panti asuhan.

D. Kajian Teori
1. Pengertian Remaja

Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa,
yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa
dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial. Masa
remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Remaja ialah masa
perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis,
perubahan psikologis, dan perubahan sosial (Sofia & Adiyanti, 2013).
Menurut King (2012) remaja merupakan perkembangan yang merupakan masa transisisi dari
anak-anak menuju dewasa. Masa ini dimulai sekitar pada usia 12 tahun dan berakhir pada
usia 18 sampai 21 tahun.
Menurut Monks (2008) remaja merupakan masa transisi dari anak-anak hingga dewasa, Fase
remaja tersebut mencerminkan cara berfikir remaja masih dalam koridor berpikir konkret,
kondisi ini disebabkan pada masa ini terjadi suatu proses pendewasaan pada diri remaja.
Masa tersebut berlangsung dari usia 12 sampai 21 tahun, dengan pembagian sebagai berikut:
a. Masa remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun.
b. Masa remaja pertengahan (middle adolescent)umur 15-18 tahun
c. Remaja terakhir umur (late adolescent 18-21 tahun.
2. Tahap - tahap Perkembangan dan Batasan Remaja
Berdasarkan proses penyesuaian menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja
yaitu: Soetjiningsih (2010)
a. Remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun
Seorang remaja untuk tahap ini akan terjadi perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya
sendiri dan yang akan menyertai perubahanperubahan itu, mereka pengembangkan pikiran-
pikiran baru sehingga, cepat tertarik pada lawan jenis, mudah terangsang secara erotis,
dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah akan berfantasi erotik.
b. Remaja madya (middle adolescent) berumur 15-18 tahun
Tahap ini remaja membutuhkan kawan-kawan, remaja senang jika banyak teman yang
mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai pada diri sendiri, dengan menyukai teman-
teman yang sama dengan dirinya, selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena
tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau
pesimistis, idealitas atau materialis, dan sebagainya.
c. Remaja akhir (late adolescent) berumur 18-21 tahun
Tahap ini merupakan dimana masa konsulidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan
pencapaian 5 hal yaitu:
1) Minat makin yang akan mantap terhadap fungsi intelek.
2) Egonya akan mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman-
penglaman baru
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu mencari perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan
dan kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (privateself)
6) masyarakat umum (Sarwono, 2010).

3. Perubahan Sosial pada Masa Remaja


Tugas perkembangan remaja yang tersulit ialah berhubungan dengan penyesuian sosial.
Remaja yang harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis hubungan yang sebelumnya belum
pernah ada sheingga menyesuaikan diri dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan
sekolah. Remaja lebih banyak se menghabiskan waktunya bersama dengan teman-teman,
maka pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan
perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga. Misalnya, sebagian besar remaja
mengetahui bahwa mereka telah memakai model pakaian yang sama dengan anggota
kelompok yang popular, maka kesempatan untuk diterima menjadi anggota kelompok lebih
besar (Nasution, 2007). Kelompok sosial yang sering terjadi pada remaja (Hurlock, 1999
dalam Nasution, 2007) :
a. Teman dekat
Remaja yang mempunyai beberapa teman dekat atau sahabat karib. Mereka yang terdiri dari
jenis kelamin yang sama sehingga mempunyai minat dan kemampuan yang sama. Sehingga
Teman dekat yang saling mempengaruhi satu sama lain.
b. Kelompok kecil
Kelompok ini yang terdiri dari kelompok teman-teman dekat. Jenis kelamin yang sama, tetapi
kemudian meliputi kedua jenis kelamin.
c. Kelompok besar
Kelompok ini terdiri atas beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat, berkembang
dengan meningkatnya minat pesta dan berkencan. Kelompok ini besar sehingga penyesuaian
minat berkurang anggotaanggotanya. Terdapat jarak antara sosial yang lebih besar di antara
mereka.
d. Kelompok yang terorganisasi
Kelompok ini adalah kelompok yang dibina oleh orang dewasa, dibentuk oleh sekolah dan
organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai
klik atau kelompok besar.
e. Kelompok geng
Remaja yang tidak termasuk kelompok atau kelompok besar dan merasa tidak puas dengan
kelompok yang terorganisasi akan mengikuti kelompok geng. Anggotanya biasanya terdiri
dari anak anak sejenis dan minat utama mereka adalah untuk menghadapi penolakan teman-
teman melalui perilaku anti sosial.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
observasi dan wawancara, dimana Teknik wawancara yang di gunakan adalah berupa
pertanyaan terbuka sehingga pernyataan tersebut dapat dikembangkan Kembali sebagai
pertanyaan selanjutnya.

F. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini berlangsung selama tiga hari.
 Hari pertama : Observasi dan Wawancara. Hari pertama team melakukan
observasi kepada ibu panti yang menjadi salah satu sasaran untuk melakukan
need assessment, observasi dilakukan di salah satu ruangan yang berada di
panti. Di hari pertama team menanyakan apakah bisa melakukan wawancara
untuk memenuhi tugas matakuliah Intervensi Psikologi Non Klinis kepada
beberapa anak-anak panti dan pengurus panti. Dan juga menanyakan apa
keseharian anak-anak panti.
 Hari ke 2 : Team melakukan pendekatan pada anak panti. Team bertanya
kepada pengurus panti dan meminta waktu serta mengatur jadwal untuk
melakukan wawancara kepada anak-anak panti.
 Hari ke 3 : Pada hari ke 3 team melakukan wawancara terhadap anak-anak
panti dan pengurus panti. Team datang ke panti pada pukul 13.30 WIB. Selesai
melakukan wawancara terhadap anak-anak panti dan pengurus. Team membuat
janji lagi kepada pengurus panti bahwasanya jika ada kendala team masih bisa
datang untuk melakukan wawancara dan observasi.

G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan berupa analisis deskriptif kualitatif. Analisis tersebut digunakan
untuk menjelaskan atau menggambarkan karakteristik dan penilaian subjek dalam suatu
komunitas sosial tentang konsep dirinya.
H. Hasil temuan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh kelompok dilapangan,
ditemukan permasalahan yang dialami oleh panti asuhan Mentawai Padang, yang mana dari
hasil wawancara ada beberapa anak dari panti asuhan mereka mengatakan bahwa ada anak
dari panti asuhan yang terlibat perkelahian sampai dikeluarkan dari panti karena tidak mau
mematuhi aturan yang berlaku dipanti tersebut. Banyak juga anak panti yang berbohong
untuk melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat berada dipanti, misalnya keluar
terlalu larut malam dan lain sebagainya. Permasalahan ini terjadi karena kurangnya
kepercayaan dan kelekatan oleh pengurus panti dan anak anak. Sehingga berdasarkan
permasalahan tersebut dibutuhkan suatu solusi bagi masalah kurangnya kepercayaan dan
kelekatan di panti asuhan ini. Mengingat panti asuhan merupakan komunitas yang demografis
bukan dipilih karena keinginan hati anggota komunitasnya melainkan karena keadaan sosial
dari anggotanya, jadi panti asuhan sebagai lingkungan sosialisasi pertama bagi anak-anak
haruslah kondusif dan nyaman. Selain itu juga agar panti asuhan dapat memberikan
pelayanannya sesuai dengan standar pelayan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu
berperan mendorong partisipasi anak, menghargai pendapat anak dan melibatkan anak dalam
penyusunan dan pelaksanaan aturan untuk penegakan disiplin, memberikan masukan bagi
pelayanan PSAA serta dalam perencanaan dan pengambilan keputusan pengasuhan.
I. Rekomendasi
Dilihat dari permasalahan di atas, maka kedepannya dapat dilakukan interverensi kepada
anak-anak serta pengurus panti asuhan dengan melakukan edukasi dan sosialisasi agar
memahami bagaimana cara membangun hubungan kelekatan antara pengurus panti dan anak-
anak yang ada dipanti hingga dapat menumbuhkan rasa percaya yang lebih untuk memulai
melakukan sesuatu. Mengedukasi anak-anak panti dengan menekankan pentingnya disiplin
bagi setiap orang demi terciptanya kesejahteraan kehidupan di panti, serta memberikan
pemahaman akan tidak bolehnya berperilaku buruk yang melenceng sebagai anak sekolah
yang berpendidikan, serta memberitahu mereka akan akibat buruk dari pergaulan yang salah
dilingkungannya, seperti lingkungan sekolah dan lingkungan tempat mereka mengaji.

Daftar Pustaka
Alamsyah, 2015. Cepi Yusran, Praktik Pekerja Sosial Generalis Suatu Tuntutan Intervensi,
Yogyakarta : Pustaka Belajar hlm. 173

Nasdian, F.T. (2014). Pengembangan masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
h.62

Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),


Hlm 82
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai