Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENTUP
REFERENSI.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Musik memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena musik dapat
menghibur manusia dalam berbagai aktivitasnya, apalagi di masa seperti sekarang ini yang
sarat dengan permasalahan hidup yang semakin kompleks. Di Indonesia sendiri terdapat
berbagai jenis musik yang dapat diterima dengan baik oleh semua kalangan. Perkembangan
musik di Indonesia saat ini juga sangat pesat. Selain itu, banyak band dengan berbagai format
fleksibel untuk genre musik yang berbeda seperti pop, rock, jazz, dangdut dan lainnya
bermunculan di Indonesia.
Komunitas musik merupakan kelompok individu yang memiliki minat dan passion yang
sama terhadap musik. Mereka seringkali terlibat dalam berbagai kegiatan seperti latihan,
pertunjukan, dan produksi musik. Namun, salah satu masalah yang sering dihadapi oleh
komunitas musik adalah manajemen waktu yang tidak efektif. Manajemen waktu yang buruk
dapat menghambat kemajuan dan produktivitas komunitas musik, serta mempengaruhi
kualitas karya musik yang dihasilkan.
Komunitas musik keroncong adalah sebuah kelompok yang memiliki minat dan dedikasi
terhadap musik keroncong, genre musik tradisional Indonesia yang khas. Anggota komunitas
musik keroncong seringkali terlibat dalam latihan, pertunjukan, dan kegiatan lainnya untuk
menjaga dan mempromosikan kebudayaan keroncong. Namun, salah satu masalah yang
dihadapi oleh komunitas musik keroncong adalah manajemen waktu yang tidak efektif.
Masalah ini dapat menghambat perkembangan dan produktivitas komunitas, serta
mengganggu kualitas musik keroncong yang dihasilkan.
Dalam komunitas musik keroncong, anggota seringkali dihadapkan pada jadwal latihan
yang padat, pertunjukan yang diharuskan dihadiri, serta tugas-tugas organisasi yang perlu
diselesaikan. Tugas dan tanggung jawab ini seringkali bersinggungan satu sama lain,
menyebabkan kesulitan dalam mengatur waktu secara efektif. Selain itu, kurangnya
pemahaman tentang prioritas dalam konteks musik keroncong juga dapat menyebabkan
penundaan dalam penyelesaian proyek-proyek musik yang penting.
Dampak dari masalah manajemen waktu yang tidak efektif ini dapat terasa dalam
berbagai aspek komunitas musik keroncong. Pertama, kurangnya waktu yang efisien untuk
latihan dan persiapan pertunjukan dapat berdampak pada peningkatan kesalahan dalam
tampilan musik keroncong, yang pada gilirannya dapat menurunkan kualitas keseluruhan.
Kedua, ketidakmampuan dalam mengatur jadwal yang tepat dapat menyebabkan tabrakan
antara latihan dan pertunjukan, mengganggu koordinasi dan efisiensi komunitas. Ketiga,
kurangnya pemahaman tentang prioritas musik keroncong dapat mengarah pada fokus yang
terpecah pada proyek-proyek yang kurang relevan, menghambat perkembangan komunitas
secara keseluruhan.
Dalam konteks ini, diperlukan intervensi yang bertujuan meningkatkan manajemen waktu
dalam komunitas musik keroncong. Intervensi yang tepat dan efektif dapat membantu
anggota komunitas mengoptimalkan pengelolaan waktu mereka, meningkatkan efisiensi, dan
memperkuat kualitas musik keroncong yang dihasilkan. Dalam laporan ini, kami akan
menganalisis masalah manajemen waktu dalam komunitas musik keroncong dan merancang
intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Peningkatan efisiensi dalam menjalankan tugas musik.
PEMBAHASAN
2.1 Analisa Situasi
Naraswara merupakan komunitas yang sudah berdiri dari tahun 2020. Komunitas
Naraswara ini memiliki genre music yang dominan yaitu keroncong dangdut. Komunitas ini
awalnya merupakan sebuah grup yang dibuat secara mendadak karena terdapat acara yang
bernama “Inagurasi”, dimana acara tersebut perupakan acara dari Fakultas Sastra yang ada di
Universitas Malang (UM). Grup tersubut diminta untuk mengisi pada bagian music dangdut.
Pada saat acara berlangsung, belum terdapat nama yang dipakai untuk grup tersebut. Sampai
salah satu anggota yang bernama Kalip mencetuskan nama “Naraswara” yang nama tersebut
dipakai hingga saat ini.
Pada saat nama “Naraswara” dicetuskan, belum terdapat arti spesifik yang gunakan.
Mereka hanya mendapat inspirasi dari anime Naruto lebih tepatnya yaitu Shikamaru sebagai
seorang anak dengan klan Nara. Namun setelah melakukan riset, terdapat banyak arti dari
kata “Naraswara”, mulai dari kata Bahasa Yunani, Kuno, Sansakerta, dan Arab dimana kata
tersebut memiliki banyak arti yang mengarah ke hal yang positif. Namun jika diambil secara
umum, nama “Naraswara” memiliki arti berkembang dan berapi-api. Jika dari sudut pandang
music, “Naraswara” memiliki arti music yang enak didengar ditelinga.
Anggota dari Naraswara ini seluruhnya adalah mahasiswa, dan mereka berada di kampus
yang sama, dengan prodi dan angkatan yang sama juga. Pada wawancara juga dikatakan
bahwa Naraswara berkemungkinan untuk menambah anggota, dikarenakan masih ada posisi
yang kosong sperti pada again gitar. Namun pada waktu sekarang, belum ada system
perekrutan namun masih menggunakan additional dari luar. System additional ini tidak
memiliki kriteria khusus, namun cukup dengan memiliki skill pada bidang yang memang
dibutuhkan.
a. Struktur Organisasi:
c. Struktur Kegiatan:
Komunitas ini pernah memiliki jadwal latihan mingguan yang rutin, namun seringkali
tidak diikuti dengan konsistensi.
Selain itu, pertunjukan dan kegiatan sosial juga sering terjadi, tetapi seringkali terjadi
tabrakan jadwal berupa tidak adanya waktu untuk berlatih sebelumnya, dan adanya
kegiatan pribadi dari anggota.
d. Sumber Daya:
Mereka belum memiliki basecamp dan berlatih di studio music salah satu anggota.
Studio yang digunakan untuk latihan terbatas dan hanya terdapat peralatan musik
dasar.
Waktu yang tersedia untuk latihan terbatas, terutama karena anggota memiliki
tanggung jawab pribadi dan pekerjaan lain di luar komunitas musik.
Hasil wawancara dengan anggota Naraswara juga memperoleh hasil bahwa komunitas ini
sangat berperan dalam industry music, terutama di daerah Malang, dan lebih spesifik lagi
pada mahasiswa UM. Grup dangdut dan keroncong ini sangat minim di kota Malang. Hal
tersebut didukung dengan minat masyarakat yang tinggi akan music dangdut dan adanya
objek wisata seperti yang terdapat di Kayutangan, dimana music yang cocok untuk
ditampilkan adalah music keroncong.
Waktu : 10.00-11.30
Komunitas musik keroncong Naraswara tidak memiliki jadwal latihan yang terstruktur
dengan baik. Anggota Naraswara seringkali menghadapi kesulitan dalam menentukan waktu
latihan yang konsisten dan efektif. Tanpa adanya struktur waktu yang jelas, anggota
cenderung bersikap kurang disiplin dalam melaksanakan latihan secara teratur. Hal ini dapat
menyebabkan ketidakseimbangan dalam pembagian waktu antara latihan, persiapan
pertunjukan, kegiatan pribadi, dan kegiatan lainnya.
Overlapping jadwal:
Anggota Naraswara seringkali tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang prioritas
tugas dan tanggung jawab mereka. Mereka menghadapi tugas-tugas yang beragam, seperti
latihan, persiapan pertunjukan, partisipasi dalam event musik, kegiatan sosial, maupun
kegiatan pribadi. Namun, tanpa pemahaman yang jelas tentang prioritas, anggota dapat
mengalami kesulitan dalam mengatur waktu mereka secara efektif. Mereka mungkin tidak
mampu mengidentifikasi tugas yang paling penting dan meluangkan waktu yang cukup untuk
menyelesaikannya, sehingga menyebabkan penundaan dan ketidakseimbangan dalam
pengelolaan waktu.
Beberapa anggota Naraswara mengalami kesulitan dalam menjaga disiplin pribadi dalam
mengatur waktu. Mereka cenderung menunda pekerjaan, terjebak dalam kegiatan yang tidak
produktif, atau mengalami kesulitan dalam mengelola waktu mereka pribadi dengan efisien.
Kurangnya disiplin pribadi dapat menyebabkan waktu yang berharga terbuang sia-sia dan
menghambat kemajuan dalam tugas-tugas yang perlu diselesaikan.
Komunikasi dan koordinasi antara anggota Naraswara terkadang tidak efektif. Informasi
terkait jadwal latihan, pertunjukan, dan kegiatan lainnya seringkali tidak tersebar dengan baik
di antara anggota komunitas. Hal ini dapat menyebabkan kesulitas dalam menyesuaikan
jadwal atau kegiatan yang dapat menghambat efisiensi dan kesinambungan dalam tim.
Ketidakseimbangan informasi dan kurangnya koordinasi dapat mempengaruhi kerjasama tim
dan menghambat pencapaian tujuan komunitas secara keseluruhan.
Manajemen waktu adalah tindakan dan proses perencanaan dan pengendalian waktu yang
dihabiskan untuk aktivitas tertentu secara sadar, terutama untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas, dan produktivitas. Manajemen waktu membutuhkan seperangkat keterampilan,
alat, dan teknik yang digunakan dalam manajemen waktu untuk menyelesaikan tugas atau
proyek dalam waktu tertentu. Manajemen waktu adalah salah satu hal terpenting dalam
kehidupan bisnis modern dan waktu dianggap sebagai salah satu sumber daya terpenting
untuk sukses. Bagaimana seseorang menggunakan waktu kerjanya secara produktif, sehingga
dia memiliki waktu untuk semua tugas dan masih memiliki kekuatan untuk tugas selanjutnya,
merupakan tantangan besar baik bagi manajer proyek maupun individu. Waktu adalah
sumber daya yang terbatas, tetapi dapat habis dengan cepat tanpa dapat mengembalikannya
pada kesempatan berikutnya.
Manajemen waktu merupakan salah satu keterampilan manajemen yang sangat penting,
bahkan salah satu kunci sukses sebuah perusahaan. Kepemimpinan suatu organisasi, terutama
dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentang masa depan perusahaan, sangat
bergantung pada tingkat manajemen senior. Memastikan kebenaran keputusan yang dibuat
sangat bergantung pada komitmen waktu. Dengan kata lain, saat membuat keputusan penting
tentang masa depan perusahaan, manajemen waktu sangatlah penting. Keputusan manajemen
seperti investasi, tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil maksimal dari sumber daya,
menambahkan nilai padanya, dan mendapatkan pengembalian terbaik.
Manajemen waktu adalah tindakan atau proses perencanaan dan implementasi waktu
yang dihabiskan untuk kegiatan tertentu secara sadar, khususnya untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan produktivitas (Singh & Jain, 2013). Atau seperti yang dikatakan
Humes (dalam Adebisi, 2013): Manajemen waktu dapat diartikan secara singkat sebagai seni
mengatur, mengatur, merencanakan dan menganggarkan waktu untuk menghasilkan
pekerjaan secara lebih efisien dan produktif. Waktu adalah sumber daya yang berharga, tak
tergantikan dan tak dapat diubah. Itulah mengapa sangat penting untuk menggunakan waktu
saya dengan bijak. Manajemen waktu melibatkan pengorganisasian, perencanaan,
pengorganisasian, dan mengalokasikan waktu yang dibutuhkan setiap orang untuk
menyelesaikan tugas sehari-hari.
Menurut Kusashi (dalam Adebisi, 2013), keterlambatan dalam mengambil keputusan atau
menanggapi suatu masalah dapat mengakibatkan tingginya biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan manajemen tidak melakukan
kesalahan dalam menunda penggunaan waktu yang sangat berharga bagi perusahaan.
Manajemen waktu yang baik sangat membantu perusahaan untuk menjadi lebih produktif dan
kreatif, menghemat banyak uang, menghindari bekerja pada saat-saat kritis dan secara
signifikan dapat meningkatkan peluang sukses dalam bisnis.
Dampak: Kurangnya struktur waktu dapat memiliki dampak negatif yang signifikan
terhadap komunitas Naraswara, antara lain:
Kebingungan anggota:
Anggota Naraswara merasa bingung karena tidak memiliki jadwal latihan yang
terstruktur. Mereka mungkin tidak tahu kapan dan di mana latihan akan dilakukan, sehingga
sulit untuk mengatur waktu mereka dengan efektif.
Tanpa struktur waktu yang baik, anggota Naraswara mungkin tidak memanfaatkan waktu
yang tersedia secara efisien. Mereka mungkin meluangkan waktu untuk kegiatan lain yang
tidak relevan, menghabiskan waktu dengan tidak produktif, atau mengalami kesulitan dalam
mengatur jadwal yang sesuai dengan kebutuhan komunitas.
Kurangnya struktur waktu dapat mengurangi motivasi anggota Naraswara untuk berlatih
dan meningkatkan kemampuan mereka. Tanpa jadwal latihan yang terstruktur, anggota
Naraswara mungkin merasa kurang termotivasi dan sulit untuk mencapai tujuan musik
pribadi mereka.
Solusi: Untuk mengatasi masalah kurangnya struktur waktu, komunitas Naraswara dapat
mengambil langkah-langkah berikut:
Naraswara perlu merancang jadwal latihan yang jelas, mencakup waktu, tempat, dan
durasi latihan. Jadwal ini harus diberikan kepada seluruh anggota komunitas agar mereka
mengetahui kapan dan di mana latihan akan dilakukan.
Komunikasi yang efektif:
Naraswara harus melakukan evaluasi berkala terhadap efektivitas jadwal latihan yang
telah diterapkan. Jika ditemukan kelemahan atau masalah dalam jadwal yang ada, komunitas
harus siap untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan.
Partisipasi anggota:
Naraswara harus melibatkan anggota dalam proses perencanaan jadwal latihan. Anggota
Naraswara perlu diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan saran terkait jadwal
yang lebih baik, sehingga mereka merasa memiliki keterlibatan dalam proses pengambilan
keputusan.
a. Rencana Kegiatan
b. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengulik bersama permasalahan apa
yang terjadi dalam komunitas tersebut sehingga menghambat kemajuan komunitas.
Kemudian setelah ditemukan adanya permasalahan, akan diberikan tindak lanjut
berupa sesi campaign and training yang mana hal ini bertujuan agar komunitas terkait
dapat lebih memahami sebab dari timbulnya permasalahan serta menambah wawasan
para anggotanya, sehingga permasalahan yang ada dalam komunitas tersebut akan
segera terselesaikan.
c. Kerangka Berpikir
Sasaran intervensi ini yakni akan ditujukan kepada 5 anggota Naraswara yang
merupakan mahasiswa tingkat akhir pada Universitas Negeri Malang. Sasaran yang
ingin dicapai yakni agar seluruh anggota Naraswara dapat mengembangkan skill time-
management yang lebih baik. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
para anggota Naraswara mengenai pentingnya memiliki kemampuan time-
management yang baik. Mengingat Naraswara yang telah dikenal oleh banyak
masyarakat di kota Malang, khususnya pada lingkungan mahasiswa Universitas
Negeri Malang yang tentunya ke depan memiliki target dan tujuan yang akan dicapai
dan untuk mewujudkan target-target tersebut salah satunya harus diawali dengan
pengaturan waktu yang baik.
Guna mencapai keberhasilan serta kelancaran dalam proses intervensi komunitas kali
ini, diperlukan pihak-pihak yang akan terlibat yakni kami, mahasiswa psikologi UIN
Malang sebagai perancang susunan intervensi serta 5 anggota komunitas Naraswara
sebagai peserta pelaksanaan intervensi komunitas.
Sesi 1 Setelah acara pembukaan, berlanjut pada sesi interview atau Sabtu, 10 Juni
tanya-jawab seputar komunitas Naraswara termasuk mengulik 2023 pukul 10.05
permasalahan apa saja yang sedang dihadap oleh Naraswara WIB
pada saat ini.
Sesi 2 Pada sesi ini, para peserta akan mendengarkan sosialisasi dari Sabtu, 10 Juni
kami mengenai permasalahan komunitas tersebut yang mana 2023 pukul 10.35
sudah tercantum dalam poster yang telah kami berikan. WIB
Sesi 3 Masih berkaitan dengan sesi sebelumnya, dalam sesi ini Sabtu, 10 Juni
peserta diharapkan dapat mendapatkan wawasan yang baru 2023 pukul 11.30
mengenai beberapa cara untuk menerapkan time-management WIB
skill dengan baik. Selain itu, para peserta intervensi juga
beberapa kali memberi insight baru diluar pertanyaan yang
telah kami berikan.
Penutup Proses intervensi selesai pada pukul 11.30 dan diakhiri dengan Sabtu, 10 Juni
pembagian konsumsi untuk para peserta intervensi. 2023 pukul 11.30
WIB
b. Data Partisipan
Berikut
REFERENSI
Zamroni, S. &. (2017). Pemanfaatan Tekonologi Informasi (TI) Dalam Layanan Bimbingan Dan
Adebisi, J. F. (2013). Time management practices and its effect on business performance.
Canadian Social Science, 9(1). Canadian Research & Development Center of
Sciences and Cultures, Montreal, Canada
Singh, D. & Jain, S. C. (2013). Working process of time management in SAP HR module.
International Journal of Management Research and Reviews,3. Society of
Scientific Research and Education (SSRE), Meerut, India.
König, et al. (2007). Time management problems and discounted utility. The Journal of
Psychology, 141(3), 321–334.