4. Negative outcome
Negative outcome atau dampak negatif adalah konsekuensi dari perilaku penyalahgunaan
Internet (PIU).
Prokrastinasi
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinare, dari kata pro yang artinya maju,
ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang berarti besok atau menjadi hari esok. Jadi, dari asal
katanya prokrastinasi adalah menunda hingga hari esok atau lebih suka melakukan pekerjaannya
besok.
Pertama kali istilah prokrastinasi digunakan oleh Brown Holtzman untuk menggambarkan
sesuatu kecenderungan menunda-nunda suatu tugas atau pekerjaan (Hayyinah 2004). Secara
umum proskratinasi didefinisikan sebagai kecenderungan perilaku untuk memulai sesuatu dengan
lambat dan membawa konsekuesi yang bagi seorang yang melakukannya (Dewitte dan
Schouwenberg dalam Delying, 2008). Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang
dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan akademik atau kinerja akademik
(Aitken dalam Ferrari dkk., 1995). Jeremy Hsieh (dalam Hayyinah, 2004) menganggap
prokrastinasi akademik sebagai suatu kecenderungan sifat yang dimiliki oleh pelajar yang sering
menghadapi tugas-tugas yang mempunyai batas waktu.
Ferrari, dkk dan Stell mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi
akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati, ciri-ciri
tersebut berupa:
1) Perceived time, seseorang yang cenderung prokrastinasi adalah orang-orang yang gagal
menepati deadline. Mereka berorientasi pada masa sekarang dan tidak mempertimbangkan
masa mendatang. Prokrastinator tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan,
tetapi ia menunda-nunda untuk mengerjakannya atau menunda menyelesaikannya jika ia sudah
memulai pekerjaannya tersebut.
2) Intention-action, celah antara keinginan dan tindakan. Perbedaan antara keinginan dengan
tindakan senyatanya ini terwujud pada kegagalan siswa dalam mengerjakan tugas akademik
walaupun siswa tersebut punya keinginan untuk mengerjakannya. Ini terkait pula dengan
kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
3) Emotional distress, adanya perasaan cemas saat melakukan prokrastinasi. Perilaku menunda-
nunda akan membawa perasaan tidak nyaman pada pelakunya, konsekuensi negatif yang
ditimbulkan memicu kecemasan dalam diri pelaku prokrastinasi.
3
Fenomena
Kemunculan internet lewat sebuah wadah yg sering disebut gadget menjadi sebuah pisau
bermata dua bagi penggunanya terutama di kalangan mahasiswa, banyak yg mendapatkan
keuntungan positif dari kehadiran internet tersebut, tapi tak sedikit pula penggunanya tanpa sadar
menggunakan internet tanpa kontrol diri yang baik, yang akhirnya dapat menyebabkan perilaku
prokrastinasi akademik atau perilaku penunda - nundaan suatu tugas atau pekerjaan, dari dasar ini
lah terbangun sebuah penelitian untuk mencari tahu apakah