(Dibuat untuk memenuhi tugas MID Mata Kuliah Psikologi Abnormal)
Dosen : Titin Florentina P, M.Psi., Psikolog
Disusun Oleh :
Astriyani D Fapala 4519091030
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2021 BAB 1
1. Jelaskan definisi dari perilaku Abnormal !
Psikologi Abnormal (abnormal psychology) adalah salah satu cabang ilmu psikologi yg mempelajari perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang yang memiliki gangguang psikologis. (Hal 4) 2. Sebutkan Kriteria yang digunakan oleh ahli kesehatan mental untuk menentukan apakah suatu perilaku dikategorikan sebagai abnormal ! Ahli kesehatan mental menggunakan berbagai kriteria dalam menilai apakah suatu perilaku abnormal atau tidak. Kriteria yang umumnya dipakai meliputi : a. Perilaku yang tidak biasa (unusualness). b. Deviasi sosial (sosial deviance). c. Pesepsi atau interpretasi yang keliru terhadap realitas (faulty percepations or interpretations of reality). d. Mengalami disters personal yang signifikan (significant personal distress). e. Perlaku maladaptife atau self-defating (maladaptive or self-defeating behavior). f. Perilaku berbahaya (dangerousness). (Hal 6,7,dan 8). 3. Temukan contoh kasus (bisa dari kasus sehari -hari atau dari jurnal atau dari kasus di media sosial), dari aplikasi kriteria perilaku dianggap abnormal. Pembunuhan homo, jadi gay karena diimingi motor Sindonews.com - Nama Mujianto alias Menthok alias Genthong, memperpanjang daftar nama pelaku kriminal berkedok kelainan seksual. Mengaku sebagai gay yang sedang cemburu, dia mengaku membius 15 orang dengan racun tikus, empat di antaranya tewas. Perjalanan hidup Mujianto dimulai dari Dusun Pule, Desa Jati, Kecamatan Tarokan. Desa Jati dikenal sebagai salah satu kantong kemiskinan di Kabupaten Kediri. Sebagian warganya hidup kekurangan, termasuk keluarga Mujianto. Dia merupakan anak angkat Parni (50), dan Pinatun (45). Mujianto, memiliki dua kakak perempuan yaitu Erna Dia Ekawati (35), dan Warti (29). Mujito (33), Kepala Dusun Pule yang juga saudara Mujianto, bertutur, Parni hanya buruh tani serabutan. Karena tak punya biaya, semua anak Parni hanya bisa sekolah sampai SMP. "Semua anaknya hanya tamat SMP semua," ujarnya. Mujianto yang oleh keluarganya dipanggil Genthong sebenarnya tumbuh normal, baik secara fisik atau sosial. Seperti anak lain seusianya, Mujianto mengaji, membantu bapaknya di sawah,dan bersekolah. "Hubungan dengan keluarga juga baik, dia ramah, tidak nakal saat SD dan SMP itu," papar Mujito. Mujianto lulus SDN Jati pada 1997 dan SMP 1 Tarokan pada 2000. Suyono, guru Fisika SMP 1 Tarokan mengungkapkan, prestasi Mujianto yang menyukai sepak bola itu tergolong biasa saja. Suyono mengingat Mujianto karena bertubuh paling kecil di kelas dan selalu gemetar saat mengikuti pelajaran Fisika. "Dia diam jika tidak bisa, dan terlihat takut. Itu yang membuat saya teringat dengan dia," papar lakilaki Suyono. Mujianto lalu merantau ke Jakarta pada usia 19 tahun selama kurang lebih 3 tahun. Dia memilih pulang karena merasa pendapatannya kecil sehingga tak bisa membantu orang tuanya. "Ya akhirnya dia bantu saya di sawah, bersih-bersih dan sebagainya," kata Parni. Dua tahun lalu, Mujianto mengaku mendapat tawaran dari seorang teman untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Nganjuk. Bertekad memperoleh penghidupan yang lebih baik, Mujianto menyanggupi ajakan ini. "Katanya kerja di tempatnya Pak Joko. Saya sebenarnya keberatan, tapi kalau anaknya ingin berangkat, saya ya ikut saja," ucap Parni. Mariam (56), pemilik warung di samping rumah Joko, Desa Sonopatik, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk, menuturkan, Mujianto telah dua tahun menjadi pembantu di rumah Joko. Pegawai Negeri Sipil (PNS) salah satu SMPN di Nganjuk ini memang sudah duda selama 5 tahun, setelah sempat menikah tiga kali. "Dia di rumah bersama keponakannya Ane. Sekarang jadi guru TK,Mujiono itu tukang bersihbersih," paparnya. Kehidupan Mujianto di rumah Joko tidak banyak diendus para tetangga. Namun ternyata, dari rumah inilah, kehidupan Mujianto sebagai pasangan Joko dimulai. Kendati berkeinginan datang sebagai pembantu, Mujianto mengaku statusnya akhirnya menjadi pasangan hidup Joko. Dia mau menjadi pasangan gay karena tergiur iming-iming Joko. "Gaji sebagai pembantu hanya Rp200.000 per bulan. Tapi kalau mau dijadikan kekasih, saya akan diberi sepeda motor," kata Mujianto. Sejak itu, Mujianto mengaku mau menjadi pasangan Joko. Saat berhubungan badan, Joko sering meminta berperan sebagai perempuan. "Sejak saya di rumah itu, ya seperti kehidupan suami istri layaknya orang normal," paparnya. Sejak saat itu, Mujianto mengaku menjadi homoseksual. Padahal sebelumnya,saat SD, Mujianto masih suka dengan perempuan asal dusun Blimbing yang masih satu desa dengannya. "Saya suka perempuan, saya gay masih dua tahun karena terbujuk rayuan Joko," ujar dia. Dalam perjalanan waktu, Joko rupanya sudah berpaling. Dia malah merayu laki- laki lain. Mengetahui hal ini, Mujianto kalut. Dia khawatir tidak dianggap lagi sebagai kekasih Joko. Kalau sudah begitu, pupus sudah harapan memperoleh motor yang sampai sekarang juga belum pernah diterimanya. Hingga dua tahun menjadi pasangan, Mujianto tidak kunjung memilikinya. "Dia selalu ingkar janji, ada saja alasannya saat saya tagih," katanya. Bukannya membahagiakan Mujianto, Joko malah merayu laki-laki lain. Hal inilah yang membuat Mujianto semakin kalut dan takut jika dia tidak lagi dianggap lagi sebagai kekasih oleh Joko. "Itu membuat saya cemburu, saya kok malah disuruh menjebak laki-laki lain," terangnya. Lantaran kecewa terhadap pasangnya inilah, Mujianto akhirnya mencoba membius 15 laki-laki yang dikenalnya melalui ponsel. Empat di antaranya akhirnya meninggal dunia. "Tapi saya kan juga disuruh Joko untuk menjebak mereka. Dia tinggal melakukan hubungan saja dengan para korban. Saya yang memberi minum," terangnya. Sumber: Sindo news http://m.sindonews.com/read/2012/02/16/447/576651/pembunuhan-homo-jadi-gay- karena-diimingi-motor
4. Carilah contoh kasus perilaku abnormal di budaya saudara!
Latah Fenomena latah tidaklah asing di Indonesia, namun bagi masyarakat di negara Barat, bukanlah hal yang dipandang normal karena tidak pernah ditemukan sehari- hari (Sarwono, 2015). Menurut Mayer latah adalah suatu reaksi sensitivitas yang berlebihan pada stimulus yang dirasakan datang secara tiba-tiba, biasanya disertai dengan pengikutan gerakan orang lain secara tidak sadar (dalam Fitriani, 2012). Menurut Ellis (dalam Winzeler, 1995) latah terbagi menjadi empat yaitu: ekolalia yaitu perilaku latah ini menirukan kata-kata dan kalimat yang diberikan orang lain, koprolalia yaitu perilaku latah ini biasanya mengucapkan kata-kata berupa alat kelamin baik laki-laki maupun perempuan, dan auto ekolalia, yaitu perilaku latah ini biasanya mengulangi kata-kata yang diucapkannya sendiri, automatic obedience yaitu perilaku latah ini biasanya melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut dan ada lagi sekarang. Latah merupakan salah satu bentuk cultural bound syndrome, yaitu gangguan yang hanya ada atau terjadi pada budaya tertentu saja. Secara etik latah hanya muncul pada budaya melayu (Malaysia dan Indonesia). Fenomena latah awalnya muncul pada masyarakat islam di Malaysia kemudian menyebar hingga ke Jawa. Latah sering ditemukan pada suku Jawa, Sunda, dan Betawi. Secara emik, latah banyak muncul di masyarakat Jawa. Menurut Geertz (dalam Fitriani, 2012) budaya berpengaruh pada timbulnya gejala latah. Latah dianggap sebagai salah satu alternatif solusi agar perilakunya diterima karena adanya pembatasan dalam pengekspresian emosi, seksual, dan pendapat. Pada budaya jawa terdapat batasan- batasan dalam pengekspresian emosi dan seksual. Masyarakat jawa menganggap tidak sopan jika mengekspresikan kekecewaan, kaget dan marah di depan umum serta menganggap tabu membicarakan hal-hal terkait seksualitas. Individu menjadi lebih ekspresif saat latah dan kata-kata yang dikeluarkan dalam latah sering merujuk pada anggota tubuh yang sensitif, seperti menyebut alat kelamin. Pada umumnya perkataan atau perilaku yang dilakukan oleh individu yang latah lebih bisa dimaklumi oleh lingkungan, sehingga individu yang latah tidak cemas saat perkataan atau perilakunya bertentangan dengan nilai- nilai budaya. 5. Jelaskan Perspektif Kontemporer tentang perilaku abnormal Persperktif kontemporer terbagi atas 4 perspektif, diantaranya : a) Perspektif Biologis Model Perspektif Biologis menggambarkan bentuk perilaku abnormal, seperti penyakit fisik, dengan istilah sekumpulan simtom, yang disebut dengan simdrom. b) Perspektif Psikologis Model perspektif psikologis berfokus pada akar psikologi dari suatu perilaku abnormal dan berasal dari perspektif psikoanalisis, perilaku humanistic, serta kognitif. c) Perspektif Sosiokultular Model perspektif sosiokultural menekankan perspektif yang luas, yang turut mempertimbangkan konteks sosial di mana perilaku abnormal terjadi. d) Perspektif Biopsikososial Model perspektif biopsikososial menyatakan bahwa perkembangan pada pola perilaku abnormal disebabkan oleh interksi dari beberapa sebab,seperti faktor biologis, psikologis, dan sosiokultural. (Hal 19,20,23,dan 24). 6. Jelaskan metode ilmiah penelitian yang digunakan dalam psikologi abnormal. penelitian yang dilakukan dalam bidang ini didasari oleh aplikasi metode ilmiah (scientific method). a. Memformulasikan pertanyaan penelitian: Peneliti memformulasikan pertanyaan- pertanyaan penelitian dari hasil observasi dan teori-teori terkini. Contohnya, berdasarkan pengamatan secara klinis dan pemahaman teori mengenai mekanisme yang mendasari depresi, psikolog mulai memformulasikan pertanyaan mengenai apakah obat-obatan yang masih dalam tahap pengujian atau jenis psikoterapi tertentu dapat membantu seseorang mengatasi depresi. b. Menyusun pertanyaan penelitian dalam bentuk hipotesis: Hipotesis adalah prediksi yang diuji coba dalam sebuah penelitian. Sebagai contoh, peneliti mungkin memiliki hipotesis bahwa seseorang yang secara klinis didiagnosis menderita depresi akan menunjukkan peningkatan yang lebih besar pada pengukuran depresi ketika diberikan obat baru yang masih diuji coba dibandingkan dengan ketika mereka diberikan plasebo (pil gula). c. Menguji hipotesis: Peneliti menguji hipotesis melalui serangkaian penelitian dimana setiap variabelnya terkendali dan setiap perbedaan diamati. Contohnya, mereka dapat menguji sebuah hipotesis mengenai obat-obatan eksperimental dengan cara memberikan obat-obatan tersebut kepada sekelompok orang dengan deprsei dan memberikan plasebo kepada kelompok yang lain. d. Menarik kesimpulan mengenai hipotesis: Pada langkah terakhir, peneliti berusaha untuk menarik kesimpulan berdasarkan temuan mereka mengenai keakuratan hipotesis yang mereka buat. Psikolog menggunakan metode-metode statistik untuk menentukan apakah perbedaan yang muncul diantara kedua kelompok ini signifikan dan bukan sekadar fluktuasi yang kebetulan terjadi. (Hal 26). BAB II 1. Gambarkan Fungsi Neurotransmiter dan hubungannya dengan pola perilaku Abnormal dalam bentuk tabel!
Fungsi Neurotransmiter dan Hubungannya dengan Pola Perilaku Abnormal
Neurotransmite Hubungannya dengan perilaku Fungsi r Abnormal Mengendalikan kontraksi jaringan Rendahnya kadar asetilkolin ditemukan Asetilkolin otot dan membentuk ingatan. pada pasien dengan penyakit Alzheimer. Mengatur kontraksi jaringan otot Kadar penggunaan dopamin yang terlalu Dopamin dan proses mental yang meliputi tinggi di dalam otak dianggap dapat memicu pembelajaran, ingatan, dan emosi. skizofrenia. Gangguan ketersediaan norepinefrin dapat Proses mental yang terlibat di Norepinefrin menyebabkan munculnya gangguan mood dalam pembelajaran dan ingatan. seperti depresi. Gangguan ketersediaan serotonin dapat Mengatur suasana hati (mood), Serotonin menyebabkan munculnya depresi dan kejenuhan, dan pola tidur. gangguan makan.
2. Gambarkanlah sistem syaraf!
SISTEM SARAF
SISTEM SARAF TEPI SISTEM SARAF PUSAT
Penghubung antara tubuh
Unit Unit pusat pusat kontrol kontrol tubuh tubuh dengan dunia luar
Sistem Saraf Somatis Sistem Saraf Otonom Otak Sumsum Tulang Belakang
Membawa informasi sensoris
dari organ indra pada sistem Mengatur proses tidak sadar Terbagi menjadi tiga Susunan saraf tubuh, seperti detak jantung, saraf pusat, menyampaikan bagian besar yaitu, otak penghubung antara otak perintah motorik ke jaringan pernapasan, pencernaan, dan kontraksi pupil. Beroperasi belakang, otak tengah, dan sistem saraf tepi. otot, mengontrol gerakan sadar. secara otomatis tanpa sadar. dan otak depan.
Sistem Saraf Parasimpatis Sistem Saraf Simpatis
Menggerakkan sumber daya tubuh
Mengembalikan sumber daya sebagai respons dari ancaman tubuh dengan meningkatkan dengan cara mempercepat detak pencernaan dan proses dalam jantung dan pernapasan serta tubuh sehingga energi kembali menarik sumber cadangan terbentuk makanan sebagai energi yang dibutuhkan 3. Jelaskan Perspektif Psikologis dari Periliku Abnormal, silahkan pilih salah satu model (Nama Ahlinya, bagaimana pandangannya) Cognitive Behavior Therapy (CBT) /Terapi Prilaku Kognitif Terapi perilaku kognitif/Cognitive Behavior Therapy (CBT), atau disebut juga dengan istilah Cognitive Behavior Modification merupakan salah satu terapi modifikasi perilaku yang menggunakan kognisi sebagai “kunci” dari perubahan perilaku. Terapis membantu klien dengan cara membuang pikiran dan keyakinan buruk klien, untuk kemudian diganti dengan konstruksi pola pikir yang lebih baik.Teori kognitif menjelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh persepsi atau interpretasi di lingkungannya selama proses belajar berlangsung. Munculnya perilaku yang abnormal dilatarbelakangi oleh adanya misinterpretation dan misperception. Albert Ellis psikolog Albert Ellis (Ellis, 1977, 1993; Ellis, 20111), seorang teoritis kognitif terkemuka, percaya bahwa peristiwa menggangu dalam diri seseorang tidak menyebabkan kecemasan, depresi, atau terggangunya perilaku. (Hal 70). 4. Tuliskan dalam bentuk bagan jenis Psikoterapi JENIS PSIKOTERAPI Tokoh Lama Pendekatan Jenis Terapi Tujuan Teknik Utama Terkemuka Penanganan Terapis Psikoanalisis Mendapatkan Klasik pemahaman dan Asosiasi bebas, Panjang, biasanya Sigmund Freud menyelesaikan konflik Pasif, interpretatif analisis mimpi, beberapa tahun psikologis alam bawah interpretasi sadar Pendekatan Fokus pada Psikodinamika megembangkan Menguji mekanisme Modern pemahaman, tetapi Analisis langsung pertahanan klien lebih menekankan Lebih singkat dari pada mekanisme secara langsung, Banyak fungsi ego, hubungan psikoanalisis pertahanan dan diskusi yang lebih interpersonal saat ini, tradisional hubungan mengalir dengan dan perilaku adaptif transferensi klien klien daripada psikoanalisis tradisional. Terapi Perilaku Desensitisasi Secara langsung sistematis, Relatif singkat, Pemecahan masalah mengubah masalah pemaparan Banyak biasanya 10-20 yang diarahkan dan perilaku menggunakan bertahap, sesi aktif teknik pembelajaran pemodelan, teknik penguatan Terapi Carl Rogers Penerimaan diri dan Beragam, tetapi Tidak diarahkan, Penggunaan Humanistik, memungkinkan refleksi, terpusat pada klien untuk pembentukan lebih singkat dari klien mengawali, terapis hubungan perkembangan personal psikoanalisis bertindak sebagai terapeutik yang tradisional pendengar yang hangat dan berempati menerima Terapi perilaku Mengganti keyakinan Mengidentifikasi rasional-emotif irasional dengan Langsung, terkadang dan mengoreksi Relatif singkat, Ellis alternatif keyakinan mengonfrontasi keyakinan Albert Ellis biasanya 10-20 rasional, mengubah pemikiran irasional irasional, tugas sesi perilaku menjadi klien pekerjaan rumah adaptif behavioral Terapi Kognitif Mengidentifikasi Beck Berkolaborasi dan mengoreksi Mengidentifikasi dan dengan klien pada pemikiran yang Relatif singkat, megoreksi pemikiran proses pertimbangan terdistorsi, tugas Aaron Beck biasanya 10-20 dan keyakinan yang logis pemikiran dan pekerjaan rumah sesi terdistorsi keyakinan serta behavioral, mengujinya termasuk uji realitas Terapi Kognitif Menggunakan teknik Behavioral kognitif dan behavioral Relatif singkat, Pemecahan masalah Kombinasi teknik Banyak untuk mengubah biasanya 10-20 yang diarahkan dan kognitif dan kognisi dan perilaku sesi aktif behavioral maladaptif 5. Jawablah persoalan dihalaman 106 nomor 1 Contoh mekanisme pertahanan yang saya rasakan adalah Sublimasi. Dimana saya lebih memilih melampiaskan emosi atau perasaannya pada objek atau aktivitas yang lebih aman. Contohnya, ketika ada seorang yang marah terhadap perilaku yang saya buat atau ada kata-kata orang yang menyakiti perasaan saya, saya akan memilih melampiaskan emosinya dengan melakukan jalan-jalan, tidur atau me time, selain itu, saya juga bisanya memilih sublimasi ke aktivitas lain yang berhubungan dengan music. BAB III
1. Bagaimana Pola perilaku Abnormal diklasifikasikan berdasrkan DSM ?
Berdasarkan DSM, pola perilaku abnormal diklasifikaiskan sebagai gangguan mental. Gangguan mental meliputi disters emosional (biasanya berbentuk depresi atau kecemasan), gangguan berat untuk mejalankan peran kesehariannya (kesulitan memenuhi kewajiban di tempat kerja, keluarga, dll), atau perilaku yang berisiko membuat seseorang mendarita, sakit, cata, atau bahkan menyebabkan kematian (misalnya percobaan bunih diri, penggunaan obat-obatan secara berulang). (Hal 111) Saat ini sudah DSM berapa? Hingga saat ini telah digunakan DSM yang ke 5 (Hal 117) Digunakan dimana ? DSM digunakan secara umum di Amerika Serikar; namun, panduan diagnosis yang secara umum digunakan di seluruh dunia adalah International Statistical Classification of Diseases and Related Healty Problems (ICD). (Hal 110) Kepanjangan dari DSM ? DSM ( Diagnostic an statistical manual for mental disosder) (hal 110). Tuliskan Beberapa Kategori Gangguan Mental DSM 5 ! a. Gangguan perkembangan saraf b. Gangguan depresi c. Gangguan kecemasan d. Gangguan terkait trauma dan stress e. Gangguan disosiatif f. Gangguan makan g. Disfungsi seksual (hal 113). 2. Sebutkan Kelebihan dan Kekurangan Sistem DSM 5 ! Kelebihan utama yang dimiliki oleh DSM 5 adalah kriteria diagnostic yang digunkan lebih spesifik untuk setiap gangguan. Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh DSM meliputi pertanyaan tentang reabilitas dan validitas kategori diagnosis tertentu, dan menurut kritikus DSM terlalu berfokus kepada model medis. (Hal 119-120). 3. Jelaskan Secara singkat Metode-metode assessment dan contohnya !
a. Wawancara Klinis: merupakan jenis wawancara secara langsung antara klinisi
dan klien. Klinisi memulai sesi dengan meminta klien menjelaskan keluhan yang dialami dengan kata-kata mereka sendiri. Contohnya, pewawancara dala kasus yang mengawali bab ini meminta Jerry untuk membahas masalah yang mendorong dirinya untuk mencari bantuan. (hal 124). b. Wawancara Menggunakan Komputer: dalam wawancara ini klien merespons pertanyaan mengenai simtom psikologis dan masalah terkait yang ditampilkan pada layar computer. Wawancara menggunakan computer ini dapat membantu mengidentifikasi masalah yang mungkin segan atau enggan diceritakan klien secara langsung pada pewawancara. (hal 126). c. Tes Psikologi: Tes ini merupakan metode terstruktur yang digunakan untuk mengevaluasi trait yang cukup stabil, seperti inteligensi dan kepribadian. d. Assessment Neuropsychological: Tes ini menggunakan instrument tes untuk membantu menentukan apakah masalah psikologis mencerminkan kerusakan neurologis atau otak yang mendasarinya. (hal 134). e. Assessment Kognitif: Tes ini melibatkan pengukuran kognisi-pikiran, keyakinan, dan sikap. Terapis kognitif membantu klien menggantikan pola pikir yang terganggu dengan pola pikir yang rasional dan self-enhancing. (hal 141-142). f. Assessment Fisiologis: Merupakan studi mengenai respons fisiologis seseorang. Kecemasan, contohnya, dikaitkan dengan bangkitnya saraf simpatis dari system saraf otonom. Oleh karena itu, orang yang cemas menunjukkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah, yang bisa diukur secara langsung melalui alat ukut detak jantung dan tekanan darah. 3. Jawablah persoalan dihalaman 149 nomor 1 Teknik-teknik assessment yang mungkin reliable dan valid pada satu budaya mungkin tidak reliable dan valid pada budaya lain, meskipun telah diterjemahkan secara akurat. (hal 146). Kalau menurut saya pribadi faktor budaya bisa memberikan pengaruh terhadap timbulnya dan kekambuhan gangguan jiwa. Karena kesehatan jiwa tidak hanya terkait masalah medis atau psikologis semata, tetapi juga mempunyai dimensi sosial budaya sampai dimensi spiritual dan religius. BAB IV
1. Lakukan analisa berupa evaluasi dampak stress terhadap kesehatan !
Stress tidak hanya mengurangi kapasitas kita untuk menyesuaikan diri tetapi juga bisa sangat mempengaruhi kesehatan kita. Stress dihubungkan dengan meningkatnya resiko berbagai penyakit fisik mulai dari gangguan pencernaan sampai penyakit jantung. Banyak yang menyatakan mereka mengalami simrom- simtom psikologis, seperti mudah tersinggung atau kemarahan dan simtom-simrom fisik seperti kelelahan. (hal 152). 2. Jelaskan tentang strees Akulturasi. Stress akulturatif adalah respond fisik yang psikologis serta perilaku yang dirasakan individu terhadap peristiwa yang dianggap sebagai tekanan yang berasal dari akulturasi dan mengakibatkan penurunan kasus kesehatan mental, perasaan marjinalisasi dan aliensi, simtom psikosomatis yang meningkat dan kebingungan jati diri. Akulturasi dan penyesuaian psikologis membentuk suatu hubungan yang kompleks. (hal 161). 3. Jawablah persoalan dihalaman 180 nomor 2 - Saya percaya pola perilaku saya sehari-hari yang saya lakukan dapat meningkatkan kemampuan saya untuk menangani stress. Biasanya saya selalu mecoba untuk menyeimbangi pola hidup saya dengan melakukan hal-hal yang positif sehingga saya dapat mengalihkan pikiran saya dari hal-hal dapat membuat saya stres. Hal yang paling sering saya lakukan adalah dengan melakukan kegitan yang saya sukai, saya juga biasanya selalu memyempatkan waktu saya untuk me time walaupun tidak lama, bahkan sekedar duduk sendiri atau naik motor sendiri tanpa tujuan. Hal yang saya lakukan tersebut cukup efektif bagi saya untuk mengangani stress yang saya alami. Cara saya untuk mmerubah pola hidup sehat saya yaitu dengan merubah jam tidur yang awalanya jam 2an mejadi jam 11, sering mengkomsumsi makanan sehat, menggurangi makan cepat saji, meminum air putih, makan yang sehat dan teratur, berolahraga, dan biasanya saya melakukan meditasi setiap pagi walaupun hanya sekitar 10 menitan. 4. Sebutkan Cara mengatasi Stress ? Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres, seperti menamkan harapan akan self-efficacy, menumbuhkan ketahana psikologis, optimisme, dukungan sosial, dan identitas etnis dapat mengurangi atau menahan efek dari stres. (hal 164). 5. Deskripsikan karakteristik utama dari gangguan stres akut dan gangguan stress pascatrauma. Dalam gangguan stres akut, seseorang menunjukan pola perilaku maladaptif untuk jangka waktu tiga hari sampai satu bulan setelah mengalami peristiwa traumatis. Gangguan stress akut bisa menjul sebagai respon terhadap trauma karena peperangan atau paparan terhadap bencana alam atau karena kelalaian manusia. Stres pascatrauma adalah reaksi maladaptif berkepanjangan yang berlangsung lebih dari satu bulan setelah peristiwa traumatis. PTSD menunjukan profil sindrom yang serupa dengan gangguan stres akut, tetapi PTSD dapat bertahan selama beberapa bulan, tahun atau beberapa dekade dan mungkin tidak akan berkembang hingga beberapa bulan hingga tahun setelah peristiwa traumatis terjadi. (hal 171-172).