Anda di halaman 1dari 6

PROCEEDING

Konvensi Nasional XXI


Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

Tes Kepribadian Remaja di Era Mellineal


(Asesmen untuk Bimbingan Konseling)
Ida Ayu Gde Yadnyawati
dayuyadnya@yahoo.com
Universitas Hindu Indonesia Denpasar

ABSTRACT
Revolusi Industri 4.0 mengubah cara perilaku, cara bekerja hingga tuntutan keterampilan.
Era Industri 4.0 serba digitalisasi dan otomasi. Semua orang dituntut untuk dapat bekerja
kompotitif dan produktif. Untuk meyiapkan generasi milineal menjadi angkatan kerja yang
kompetitif dan produktif, maka diperlukan pendidikan karakhter. Dalam pelaksanaan proses
pendidikan tentu banyak hambatan dan tantangan yang dialami. Untuk memperlancar pencapaian
tujuan pendidikan peran Guru sangat penting terutamanya Guru Bimbingan Konseling. Orang
yang berkarakter bisa disebut dengan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara
bermoral yang dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui perilaku yang berkarakter.
Seseorang memiliki kemampuan intrapersonal(berhubungan dengan dirinya sendiri) dan
interpersonal(berhubungan dengan orang lain),kemampuan menggunakan logika(akal pikiran)
dan dapat merasa.Tinjauan filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara menegaskan perilaku
berkarakter merupakan keterpaduan olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga.Tinjauan
teoritis perilaku berkarakter secara psikologis merupakan perwujudan dari potensi Intelligensi
Ouetient(IQ), Emotional Quetient(EQ), Spiritual Quetient(SQ) dan Adverse Quetient(AQ) yang
dimiliki oleh seseorang. Agar dapat memberikan bantuan kepada remaja untuk menjadi generasi
milinial yang berkarakter, maka Guru Bimbingan Konseling diharapkan dapat menggunakan cara
dan alat evaluasi yang tepat. Guru Bimbingan Konseling harus mampu menggunakan salah satu
tes kecerdasan dan tes kepribadian. Oleh karena keterbatasan wewenang konselor sekolah(Guru
BK) menggunakan tes psikologis, maka dalam peper ini akan didiskusikan salah satu tes
kepribadian dengan Sacks Sentence CompletionTest(SSCT). Kenapa tes kepribadian itu penting
dilaksanakan? Karena revolusi industri sudah mengubah prilaku remaja menjadi individualistis.

Kata kunci Tes Kepribadian, Remaja, Era mellineal.

Published by Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia, 27-29 April 2019

PENDAHULUAN
Naska Kita berada di mellineal 4.0 suatu guru, peran dosen, serta perubahan pola hubungan
era dengan tuntutan yang lebih rumit dan antarmereka. Banyak orang tua, guru, dosen tidak
menantang. Suatu era dengan spesifikasi tertentu siap menghadapi perubahan tersebut, ketika
yang ternyata sangat besar pengaruhnya terhadap sebagian berpacu dengan perubahan, sebagian
dunia pendidikan dan lapangan kerja. Perubahan - yang lain justru cenderung menjadi penonton saja,
perubahan yang terjadi selain perkembangan dengan resiko ditinggalkan oleh perubahan itu.
teknologi yang sangat pesat juga diakibatkan oleh Perubahan memang terjadi dengan sangat
perkembangan yang luar biasa dalam ilmu cepat dan gerakannya tidak linier, tetapi terjadi
pengetahuan, psikologi dan transformasi nilai- lompatan-lompatan yang sangat sulit diramalkan.
nilai budaya. Dampaknya antara lain perubahan Ketika para guru dan dosen telah terbiasa dengan
cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandangan masa lalu tentang pendidikan, kini
pandang terhadap pendidikan, perubahan peran berhembus badai reformasi yang mengguncang
214
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

pola pikir manusia Indonesia. Perubahan ini 4.0. Masyarakat memang sudah melakoni
sebenarnya disebabkan karena adanya tuntutan beberapa perubahan itu, tetapi kepedulian pada
perubahan arah dan pola tujuan pendidikan serta tantangan di era digitalisasi dan otomasi sekarang
strategi untuk mencapainya. Untuk itu pendidikan ini pun terbilang minim.
tidak lagi dilihat sebagai upaya menyiapkan anak Maka, negara harus mengambil inisiatif
untuk memasuki masa depan, tetapi sebagai suatu mendorong semua elemen masyarakat lebih
proses agar seseorang bisa “Hidup” kapan pun peduli era Industri 4.0. Dengan memberi
dimana pun dan dalam situasi apa pun. Oleh pemahaman yang lebih utuh dan mendalam,
karena itu, tujuan yang terpenting dari pendidikan masyarakat dengan sendirinya akan terdorong
adalah mengembangkan kemampuan mental yang untuk bersiap menghadapi sekaligus merespons
memungkinkan seseorang dapat belajar. perubahan-perubahan dimaksud. Pun menjadi
Sumber daya manusia yang bisa “Hidup” sangat penting adalah mendorong sektor
dalam arti mampu bersaing di era kesemrawutan pendidikan nasional --dari pendidikan dasar
global adalah manusia yang benar-benar unggul. hingga pendidikan tinggi-- menyesuaikan
Manusia unggul yang dimaksud adalah “ Manusia kurikulum pendidikan dengan tantangan dan
yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan; kebutuhan pada era sekarang ini. Kurikulum yang
seperti 1.Berpikir kreatif-produktif, membuka akses bagi generasi milenial
2.Pengambilan keputusan, 3. Pemecahan masalah, mendapatkan ilmu dan pelatihan untuk menjadi
4.Belajar bagaimana belajar.5. pekerja yang kompetitif dan produktif.
Kolaborasi.6.Pengelolaan pengendalian diri atau
kecerdasan emosional.(Hamzah B.Uno, 2016; 6) 2. Pentingnya Living Values Education
Oleh karena itu tujuan pendidikan/kurikulum (LVE)
pembelajaran dan strateginya harus mengarah ke Perubahan tata nilai kehidupan masyarakat
pembentukan kompetensinya,yaitu; menghasilkan menyebabkan penurunan kualitas karakter,
manusia yang bisa “Hidup” dengan memberi Lickona(1992) mengemukakan sepuluh tanda
peluang kepada setiap siswa atau mahasiswa penurunan kualitas karakter sebagai berikut: (1)
dapat mengalami growth in learning. Satu unsur meningkatnya kekerasan dikalangan remaja;
penting yang berkaitan dengan strategi (2)Penggunaan bahasa dan kata-kata yang
pendidikan/ pembelajaran ini adalah bagaimana memburuk;(3)pengaruh peer group yang kuat
menata lingkungan belajar benar-benar dalam tindak kekerasan; (4) meningkatnya
merupakan aktivitas yang menggairahkan bagi perilaku merusak diri, seperti penggunaan
siswa atau mahasiswa. narkoba, alkohol, dan seks bebas;(5) semakin
Namun masyarakat kita sekarang kaburnya pedoman moral baik dan buruk;(6)
menghadapi krisis moral seperti pembantaian menurunnya etos kerja;(7)semakin rendahnya rasa
pemerkosaan, tawuran antar pelajar, dan hormat kepada orang tua dan guru;(8) rendahnya
perampasan hak milik orang lain terjadi dimana- rasa tanggung jawab individu dan warga negara;
mana. Hal ini bukan mustahil akan masuk ke (9) membudayanya ketidak jujuran; (10) adanya
daerah jika antisipasi krisis ekonomi yang rasa saling curiga dan kebencian antara sesama.
berimbas ke masalah krisis moral tersebut tidak Jika sepuluh tanda tersebut sudah ada, maka
diberi perhatian oleh pemerintah.Pertanyaannya sebuah bangsa dikatakan sedang menuju
adalah apakah ini ciri peradaban global? Dari kehancuran. Megawangi (2004) mencermati
sudut pendidikan, tampaknya ada indikasi bahwa gejala munculnya tanda-tanda tersebut pada
krisis moral yang dikemukan tersebut generasi muda Indonesia pada pasca reformasi
menandakan belum berhasilnya lembaga saat ini. Oleh karena itu perlu merekontruksi
pendidikan( sekolah) membentuk pribadi bangsa pendidikan karakter generasi muda Indonesia
ini menjadi pribadi yang bermartabat. untuk kemajuan bangsa,melalui pendidikan
karakter di Sekolah.
B. Pembahasan Sekolah sebagai lingkungan pendidikan
1. Era Industri 4.0 menjadi tempat pembentukan karakter generasi
Era Industri 4.0 akan terus menghadirkan muda. Model pendidikan karakter seperti apa
banyak perubahan yang tak bisa dibendung. yang ditawarkan sekolah sehingga efektif untuk
Karena itu, ada urgensinya jika negara perlu pembentukan karakter siswa. Oleh karena itu
berupaya maksimal dan lebih gencar memberi perlu dikembangkan model pendidikan karakter
pemahaman kepada semua elemen masyarakat yang memenuhi karakteristik berikut; Pertama
tentang hakikat era Industri 4.0 dengan segala Pendidikan karakter berbasis nilai
konsekuensi logisnya. Langkah ini penting karena kehidupan(living values) sehingga lebih mudah
belum banyak yang berminat memahami Industri diinternalisasi dan diimplementasikan. Kedua,

215
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

pendidikan karakter berbasis budaya sekolah, 1) The Survival Need. Manusia sebagai
karena masing-masing sekolah memiliki keunikan mahkluk biologis memiliki kebutuhan untuk
dalam character building. Ketiga, pendidikan mempertahankan kelangsungan hidupnya, seperti
karakter yang melibatkan aspek “ knowing the kebutuhan makan, minum, dan seks, contoh
good,desiring the good/loving the good dan acting perilaku bertanggung jawab dalam memenuhi
the good”. Keempat, Pendidikan karakter yang survival need ini, seorang anak yang lupa
diintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan di membawa uang untuk makan siang, kemudian dia
sekolah, meliputi kegiatan pembelajaran, meminjam uang ke temannya, keesokan harinya
pembiasan/habituasi, dan kegiatan dia membayar utang tersebut. Sementara anak
ekstrakurikuler.(Saripudin dan Komalasari,2015) yang tidak bertanggung jawab, dalam memenuhi
Berdasarkan pemikiran tersebut maka perlu kebutuhan untuk makan siangnya, dia mencuri
dikembangkan model living values education uang temannya.
dalam budaya sekolah yang meliputi kegiatan 2) Love and belonging need manusia
pembelajaran, pembiasaan atau habituasi, dan sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk
kegiatan ekstrakurikuler secara terintergrasi. mencintai(juga dicintai) dan memiliki, seperti
Model ini diharapkan mampu secara efektif kesenangan untuk berkumpul, berteman, atau
membentuk karakter siswa. berhubungan sosial dengan orang lain secara baik.
Mengenai pentingnya posisi kebutuhan love and
3. Perkembangan Kepribadian dan Tingkah belonging. Glasser mengemukakan;”...that
Laku Remaja forming relationships with others and meeting the
Perkembangan kepribadian remaja need for love and belonging is the barometer of
dipengaruhi oleh faktor-faktor healthy and unhealthybehavior. To satisfy every
genetika(pembawaan), sosialisasi, dan other need, we must have relationship with other
lingkungan. Ada tiga cara sosialisasi dan people. This mean that satisfying the need for
lingkungan mempengaruhi kepribadian, yaitu; love and belonging is the key tosatisfying the
asosiasi, pengkondisian dan pemodelan,dan other four needs.”
reinforcement. 3) The need for fower. Setiap orang
Glasser(Corey,2009)meyakini bahwa memiliki kebutuhan untuk berprestasi, kompeten,
manusia dilahirkan disertai lima kebutuhan dan penghargaan dari orang lain. Contoh
bawaan(genetically needs), yaitu;survival, love pemenuhan kebutuhan ini secara bertanggung
and belonging, power or achievement, freedom or jawab, seperti seorang siswa ingin memperoleh
independence,and fun. Pada th 2005, Glasser nilai bagus dengan belajar keras. Sementara yang
menyatakan bahwa kebutuhan to love and to tidak bertanggung jawab memperolehnya dengan
belong merupakan kebutuhan dasar, sebab nyontek. Contoh pemenuhan kebutuhan ini secara
manusia perlu memenuhi kebutuhan orang lain. tidak bertanggung jawab bullying, mendominasi
Di samping itu, kebutuhan ini sangat sulit untuk orang lain dan berprilaku tidak etis dalam praktik
dipenuhi, karena harus bekerjasama atau bisnis.
berhubungan sosial dengan orang lain. 4) The need for fun Kebutuhan ini diartikan
Berdasarkan keyakinan itu, Gleser berpendapat sebagai pencarian kesenangan. Menurut Glasser:
bahwa kekuatan motivasional utama manusia “fun is the genetic reward for learning”. Melalui
adalah dorongan untuk memenuhi kelima kebutuhan ini seseorang tidak hanya belajar
kebutuhan tersebut.(Syamsu Yusuf ,2016,244) tentang dirinya dan orang lain, tetapi juga dapat
Setiap orang dilahirkan dengan potensi membangun hubungan yang lebih memuaskan
untuk memenuhi kebutuhannya tersebut dengan dengan orang lain. Seorang anak banyak
aktivitas secara total, baik secara bertanggung menghabiskan waktunya untuk memenuhi
jawab-tidak bertanggung jawab,atau efektif-tidak kebutuhan fun ini dengan bermain.
efektif. Dalam melakukan aktivitas atau tingkah 5) The need for freedom kebutuhan ini
laku yang bertanggung jawab, seseorang diwujudkan melalui perasaan senang untuk
memenuhi kebutuhannya tanpa mencegah orang bersikap mandiri(autonomy), seperti kemampuan
lain memenuhi kebutuhannya. Sementara yang untuk membuat pilihan, mengeksplorasi
tidak bertanggung jawab,dalam memenuhi lingkungan, memilih teman dan mencapai prestasi
kebutuhan-kebutuhannya.Sementara yang tidak kerja (karir).
bertanggung jawab,dalam memenuhi Upaya untuk memenuhi kelima
kebutuhannya itu mencegah atau mengganggu kebutuhan tersebut secara seimbang, Wubbolding
orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Kevin (Kevin A Fall, dkk, 2004) mengemukakan tiga
A.Fall dkk(2004) menjelaskan ke lima kebutuhan tahap model pencapaian, yaitu sebagai berikut :
dasar itu sebagai berikut :

216
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

1) I want to change and I want to Graw. 4. Tes Kepribadian Remaja Millinial


Tahap ini mempersyaratkan bahwa seseorang Salah satu kemampuan yang diperlukan
harus memiliki keinginan untuk berubah dalam oleh konselor sekolah adalah kemampuan
gaya hidupnya. Individu yang sehat tidak kebal menggunakan tes psikologis untuk keperluan
dari pilihan yang tidak bijaksana dan menyakiti bimbingan dan konseling. Dalam rangka
dirinya atau orang lain, namun dia memiliki pelayanan Bimbingan dan konseling di sekolah,
komitmen dan sikap terbuka untuk membuat konselor harus mampu menggunakan salah satu
pilihan atau menentukan keinginan yang lebih tes kecerdasan dan tes kepribadian. Oleh karena
efektif. keterbatasan wewenang konselor sekolah
2) Effective behaviors Setelah berpikir menggunakan tes psikologis, maka dalam peper
tentang komitmen untuk berubah, maka individu ini hanya akan disajikan salah satu tes
yang sehat akan melakukan kegiatan. Beberapa kepribadian yaitu Sacks Sentence Complection
indikasi suatu pilihan tindakan dalam gaya hidup Test(SSCT). Tes kepribadian ini cocok digunakan
yang sehat sebagai berikut : untuk remaja millinial.
a. Tingkah laku asertif dan altruis orang Tes Kepribadian dapat digolongkan
yang sehat adalah yang berorientasi kepada menjadi : 1) Personality inventory, 2) Tes
tujuan, dan bertanggung jawab untuk Proyektif.Personality Inventory adalah suatu
merumuskan dan mencapai tujuan tersebut. inventarisasi dari sifat-sifat atau aspek-aspek
Memilih kegiatan yang dapat membantu individu kepribadian, sehingga dengan inventory tersebut
dalam berhubungan dengan orang lain secara dapat diungkap masalah atau problem yang
positif merupakan karakteristik tingkah laku yang dihadapi klien. Sebagai salah satu contoh
asertif. Sementara contoh tingkah laku yang Personality inventory adalah Mooney Problem
altruis adalah kegiatan individu yang Check List(MPCL). (Zulfan Saam,2017;77).
berpartisipasi dalam kegiatan amal,yang Tes proyektif adalah suatu tes yang
memberikan kontribusi kepada keluarga, teman stimulusnya tidak jelas, tetapi testee (orang yang
atau orang lain. dites) dapat memberikan respons terhadap
b. Berpikir positif. Individu yang sehat stimulus atau perintah-perintah yang harus
adalah yang mampu berpikir positif. Berpikir dikerjakan. Untuk memahami teknik proyektif
positif merupakan aspek vital yang memvasilitasi perlu pengetahuan tentang “psikodinamika”.
individu meraih kehidupan yang efektif. Contoh Asumsi psikologi proyektif adalah semua tingkah
pernyataan individu sebagai wujud dari berpikir laku manusia,mulai dari yang dominan sampai
positif;” Yang dapat mengontrol diri adalah saya pada tingkah laku yang tidak dominan adalah
sendiri bukan orang lain.” saya bertanggung ekspresi dari kepribadiannya. Sejauh mana hal itu
jawab terhadap perbuatan saya sendiri”.” Saya dapat ditangkap tester tergantung kepada jenis
bebas untuk menentukan pilihan”. Dan “ Saya teknik proyektif yang digunakan dan kemampuan
dapat dan akan memilih (tindakan) secara positif” untuk menginterpretasikannya.
c. Tingkah laku fisiologis dan perasaan Teknik proyektif merupakan stimulus yang
yang efektif. Sama halnya berpikir positif, tingkah tidak jelas( ambigous stimulus), yang
laku fisiologis dan perasaan pun merupakan aspek memungkinkan orang untuk memproyeksikan.
penting dalam meraih kehidupan yang efektif. Bila stimulus jelas akan menghilangkan
Perasaan yang efektif adalah yang memfasilitasi interpretasi terhadap stimulus. Selain itu, teknik
individu untuk berkembang menjadi individu proyektif didasarkan pada anggapan adanya”
yang sehat. Contoh perasaan yang efektif adalah psyche determinism” bahwa respons yang
sabar dan optimis. Sementara tingkah laku diberikan oleh subyek adalah bukan semata-mata
fisiologis yang memfasilitasi individu meraih karena kebetulan, melainkan karena ekspresi
hidup yang sehat atau efektif adalah seperti kejiwaannya. Tes proyaktif bertujuan untuk
makan dan minum yang seimbang, olah raga dan melihat( kebutuhan terpendam).”latent need”
tidur yang teratur. yang sewaktu-waktu akan keluar apabila
3) Positive Addictions. Pada umumnya memungkinkan. Tes yang tergolong tes proyektif
sedikit sekali orang yang dapat mencapai tahap antara lain; Thematic Apperception Test(TAT) tes
ketiga ini. Untuk mengembangkan adiksi yang Roarshach, tes szondy dan Sack Sentence
positif ini, seorang harus secara konsisten Completion Test(SSCT) (Zulfan Saam,2017;78)
melakukan suatu aktivitas yang bermanfaat The Sacks Sentence Completion
sehingga menjadi kebiasaan. Contoh; “ positive Test(SSCT) disusun oleh Yoseph M. Saks dan
addictions” itu adalah jalan-jalan(jogging) pagi psikolog-psikolog lainnya yang tergabung dalam
hari dan meditasi. New York Veterans Administration Mental
Hygiene Service.( SSCT) dirancang untuk

217
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

mengungkap empat area( daerah) penyesuaian sikap yang akan dinilai, lengkap dengan keempat
diri yang meliputi: keluarga, seks, hubungan item yang mendukung masing-masing sikap dan
interpersonal dan self concept ( konsep diri). jawaban subjek sebaiknya dipindahkan pada
Item-item yang disajikan kepada subyek lembaran penilaian tersebut.
merupakan stimulus baginya untuk Sebagai kriteria penilaian, ada batasan-
mengungkapkan atau mengekspresikan sikap dan batasan tertentu yang didasarkan pada tngkat
perasaannya sehingga terapis sangat hati-hati gangguan pada masing-masing area dengan skala
mengambil kesimpulan mengenai kecenderungan sebagai berikut :
kepribadian yang dominan. Informasi yang Skor 2. Gangguan yang cukup berat.
diperoleh digunakan sebagai petunjuk untuk Memerlukan terapiutik untuk memecahkan
mengetahui dinamika sikap dan perasaan klien konflik-konflik emosional yang terjadi pada area
yang sangat diperlukan dalam kegiatan terapi tersebut.
yang akan dilaksanakan. Skor 1. Ada sedikit gangguan. Terdapat
Area keluarga meliputi tiga sikap, yaitu sedikit gangguan emosional pada area tersebut,
sikap terhadap ibu, sikap terhadap Ayah, dan tetapi subjek dapat mengatasinya tanpa bantuan
sikap terhadap unit keluarga. Masing-masing sub terapiutik.
area disajikan empat item yang merupakan Skor 0. Tidak terdapat gangguan pada area
kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Item-item tersebut.
tersebut merupakan stimulasi terhadap subjek Kode X. Tidak diketahui atau tidak ada
untuk mengungkapkan sikapnya terhadap masing- bukti-bukti yang jelas adanya gangguan pada area
masing area. Ibu saya dan saya........, Jika ayah tersebut. Kode X juga diberikan kepada item yang
saya hanya......., Keluarga saya memperlakukan tidak bisa diskor, apabila; a Respons yang
saya seperti......., adalah merupakan contoh- diberikan merupakan pernyataan deskriptip.b
contoh item untuk mengungkap sikap. Pernyataan yang belum selesai.c. Respons yang
diberikan tidak bermakna. Sistem penilaian tidak
5. Assesment Kepribadian pada masing-masing item, tetapi keempat item
Gambaran yang dapat diperoleh dari SSCT yang mendukung suatu sikap dinilai bersama-
meliputi : sama, kemudian dibuat”ringkasan interpretasi”(
1) Gambaran sikap individu terhadap hal- interpretative Summary).
hal yang penting yang berkaitan dengan Contoh : Sikap terhadap ayah.
penyesuaian (adjustment). Item 1. Saya merasa bahwa ayah saya
2) Gambaran keadaan psikis dalam jarang.........(dijawab bekerja)
kepribadiannya( kemampuan berpikir terhadap 2. Jika ayah saya mau.........(
realita, keadaan emosi, cara menyelesaikan mengerjakan hal-hal yang baik)
konflik, dan lain-lain). 3. Saya menginginkan ayah
3) Gambaran konflik atau masalah-masalah saya........(cepat meninggal dunia)
yang dialami menyangkut penyesuaian diri 4. Saya merasa bahwa ayah
(individual adjustment). saya.......(tidak baik)
4) Dalam kaca mata klinis dapat Ringkasan Interpretasi; Ada rasa
menampakkan suatu gangguan sehingga tes ini permusuhan yang ekstrem dan menginginkan
bermanfaat untuk terapi. ayahnya meninggal dunia.
SSCT dapat diadministrasikan secara Setelah adanya ringkasan interpretasi
individu maupun kelompok dan diperlukan waktu terhadap masing-masing sikap, maka selanjutnya
20 sampai 40 menit. Subjek disuruh membaca dibuat ringkasan umum( General Summary )yang
petunjuk dan memberikan jawaban sesuai dengan berisi:
diri masing-masing subjek. Petunjuk berbunyi. a. Daftar area yang menunjukkan adanya
Dibawah ini ada beberapa kalimat yang yang kegiatan gangguan yang paling kuat. Hal ini dapat
harus diselesaikan. Bacalah tiap-tiap kalimat dan menjadi petunjuk bagi tujuan terapi.
selesaikan kalimat tersebut dengan menuliskan b. Penggambaran hubungan antara masing-
apa yang pertama melintas dalam pikiran anda. masing area yang menunjukkan adanya gangguan.
Bila anda tak dapat menyelesaikan satu kalimat, Ini mencerminkan dinamika yang ada di antara
lingkarilah nomor tersebut dan isilah kembali masing-masing faktor yang mendukung masalah
setelah anda menyelesaikan nomor-nomor yang subjek yang sebenarnya.
lain. Struktur kepribadian yang dihasilkan SSCT
SSCT dilengkapi dengan sebuah lembaran dapat dilihat dengan teknik proyektif antara lain:
penilaian( rating sheet). Pada lembaran tersebut a. Apakah ia beraksi secara langsung
telah diadakan penggolongan masing-masing terhadap impuls-impuls yang berasal dari dalam

218
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

atau lebih beraksi terhadap stimulus yang berasal Pertama Pendidikan karakter berbasis nilai
dari lingkungan. kehidupan(living values) sehingga lebih mudah
b. Apakah reaksi emosional terkontrol diinternalisasi dan diimplementasikan. Kedua,
dengan baik atau tidak terkontrol(implusif)? pendidikan karakter berbasis budaya sekolah,
c. Apakah cara berpikirnya matang dan karena masing-masing sekolah memiliki keunikan
memerhatikan kepentingan orang lain atau lebih dalam character building. Ketiga, pendidikan
egosentris atau kurang matang? karakter yang melibatkan aspek “ knowing the
d. Apakah cara berpikirnya realistis atau good,desiring the good/loving the good dan acting
penuh fantastis? the good”. Keempat, Pendidikan karakter yang
SSCT merupakan salah satu tes proyektif diintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan di
yang stimulusnya jelas yang memungkinkan sekolah.
orang untuk memproyeksikannya. Asumsi tes ini 3. Perkembangan kepribadian remaja
adalah;1) bila seseorang disuruh untuk merespons dipengaruhi oleh faktor-faktor
dengan ide yang mula-mula muncul pada dirinya, genetika(pembawaan), sosialisasi, dan
orang tersebut biasanya memberikan jawaban lingkungan. Ada tiga cara sosialisasi dan
yang signifikan.2) bila seseorang dihadapkan lingkungan mempengaruhi kepribadian, yaitu;
pada stimulus yang tidak jelas strukturnya, maka asosiasi, pengkondisian dan pemodelan,dan
orang tersebut akan memberikan respons yang reinforcement.
paling sesuai dengan dirinya, dan 3). 4. Salah satu kemampuan yang diperlukan
Membicarakan orang lain berarti dapat oleh konselor sekolah adalah kemampuan
mengungkapkan dirinya sendiri. menggunakan tes psikologis untuk keperluan
bimbingan dan konseling. Dalam rangka
C. Kesimpulan pelayanan Bimbingan dan konseling di sekolah,
1. Era Industri 4.0 akan terus menghadirkan konselor harus mampu menggunakan salah satu
banyak perubahan yang tak bisa dibendung. Suatu tes kecerdasan dan tes kepribadian. Oleh karena
era dengan spesifikasi tertentu yang ternyata keterbatasan wewenang konselor sekolah
sangat besar pengaruhnya terhadap dunia menggunakan tes psikologis, maka salah satu tes
pendidikan dan lapangan kerja. Perubahan - kepribadian yang bisa digunakan yaitu Sacks
perubahan yang terjadi selain perkembangan Sentence Complection Test(SSCT). Tes
teknologi yang sangat pesat juga diakibatkan oleh kepribadian ini cocok digunakan untuk remaja
perkembangan yang luar biasa dalam ilmu millinial.
pengetahuan, psikologi dan transformasi nilai-
nilai budaya. Dampaknya antara lain perubahan
cara pandang manusia terhadap manusia, cara DAFTAR PUSTAKA
pandang terhadap pendidikan, perubahan peran
guru, peran dosen, serta perubahan pola hubungan Komalasari Kokom, Saripudin Didin,
antarmereka. Banyak orang tua, guru, dosen tidak 2017, Pendidikan Karakter, Bandung, PT Refika
siap menghadapi perubahan tersebut, ketika Aditama
sebagian berpacu dengan perubahan, sebagian Lubis Lumongga Namora, Hasnida, 2016,
yang lain justru cenderung menjadi penonton saja, Konseling Kelompok, Jakarta : Kharisma Putra
dengan resiko ditinggalkan oleh perubahan itu. Utama
Untuk menghadapi perubahan itu perlu Saam Zultan, 2017, Psikologi Konseling,
mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang Depok, Rajagrafindo Persada
Unggul. Uno B Hamzah, Nina Lamatenggo, 2016,
2. Para Remaja harus dibentuk karakternya Landasan Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
dengan memberikan pendidikan karakter yang Yusuf Syamsu, 2016, Konseling
efektif. Model pendidikan karakter yang Individual, Bandung : PT Refika Aditamah
diberikan harus memenuhi karakteristik berikut;

219

Anda mungkin juga menyukai