Anda di halaman 1dari 2

Teori psikoanalisa depresi

Dalam tulisanya yang terkenal mauring and melancholia freud (1917/1980) bertori
bahwa potensi depresi diciptakan pada awal masa kanak-kanak. Dalam periode oral,
kebutuhan sesorang anak dapat kurang dipenuhi atau dipenuhi secara berlebihan. Sehingga
menyebabkan sesorang terfiksasi pada tahap ini dan tergantunng pada pemenuhan istingtual
yang menjadi ciri tahap ini. Dengan terbawanya kondisi tersebut orang yang bersangkutan
dapat memiliki kecenderungan untuk sangat tergantung pada orang lainn untuk
mempertahankan harga dirinya.
Freud mengemukakan hipotesis bahwa setelah kehilangan seseorang yang di cintai
apakah karena kematian atau yang paling umum terjadi pada anak-anak perisahan atau
berkurangnya kasih sayang orang bersangkutan kemudian meleburkann dirinya dengan orang
yang meninggalkanya. Mungkin sebagai upaya sia-sia untuk mengembalikan kehilangan
tersebut. Karrna freud berpendapat bahwa secara tidak sadar kita menyimpann perasaan
negatif terhadap oang-orang yang kita cintai orang yang bersangkutan kemudian menjadi
objek kebencian dan kemarahanya sendiri.
Terori ini merupakan dasar pandangan psiko dinamika yang diterimah secara luass
yang menganggap depresi sebagai kemarahan yang terpemdam yang berbalik menyerang diri.
Teori psiko dinamika klasik mengenai depresi dari freuud dan pengikutnya bahwa
depresi mengakili kemarahan yang di arahkan ke dalam diri sendiri dan bukan terhadap
orang-orang yang dikasihi. Rasa marah dapat diarahkan kepada diri sendiri setelah
mengalami kehilangan yang sebenarnya atau ancaman kehilangan dari oranng-ornag yang di
anggap penting ini freud mempercayai baha berduka atau rasa berkabung yang normal adalah
proses yang sehat karena dengan berduka seseorang akhirnya dapat melepaskan dirinya
sendiri secara psikologis dari seseorang yang hilang karena kemattian , perpisahan, peceraian
atau alasan lain. Namun rassa duka yang patologis tidak mendukung perpisahan yang sehat.
Malahan hal ini akan memupuk depresi yang tidak berkesudahan rasa duka yang patologis
cenderung terjadi pad orang yang memiliki perassaan ambilavelen yangg kuat suatu
kombinasi perasaan positif (cinta) dan negati (mmarah, permusuhan) terhadap orang yang
telah pergi atau ditakutkan kepergianya.
Pemahaman sosikodinamik depresi yang dijelasnkan sigmeun freud dan kembangkan
karl abraham di kenal dengan pandangan klasik depresi . teori ini meliputi poin penting :
1. Gangguan hubungnan ibu bayi pada fase oral ( 10-18 bulan pertama kehidupan)
pada kasus ini pasien kurang mendapatkan perhatian yang ccukup dan kesulitan
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari karena pasien dibesarkan dalam
kehidupan ekonomi kurang baik
2. Depresi dapat terkait dengan kehilangan objek yang nyata atau khayalan. Pada
kasus ini pasien mengalami kehilangan yang nyata dimana cucu pasien satusatunya meninggal dunia setalah di vonis lahir dengan keadaan jantung bawaaan
3. Introksi objek yang meninggal adalah mekanisme pertahanan yang dilakukan
untuk menghadapi penderitaan akibat kehilangan objek. Pada kasus ini pasien

menyalahkan dirinya akibat ketidak mampuannya dalam mencegah cucunya


meninggal dan mengurus istrinya yang sedang sakit.
4. Kehilangan objek dianggap sebagai campuran cinta dan benci sehingga rasa
marah diarahkan kediri sendiri. Pada kasus ini pasien mengalami hal tersebut
dengan meninggalnya cucunya.

Anda mungkin juga menyukai