Anda di halaman 1dari 10

Persepsi Kognitif Murni (pure cognitive perception) dan

Berbagai Aspek Lain dalam Hubungan Stimulus Respon.

pure cognitive adalah proses yang sebenarnya


berlawanan dengan proses apperseptive distortion.
Secara operasional dapat didefinisikan sebagai
kesepakatan di dalam mengartikan suatu stimulus
apabila diadakan komparasi dengan interpretasi-
interpretasi individu yang lain.
Persepsi kognitif murni (lanj)

Secara lebih luas, pure cognitive perseption dapat


dikatakan sebagai perilaku yang pada umumnya rasional,
obyektif, sesuai stimulus yang ada. Atau dapat juga disebut
tingkah laku yang adaptif (adaptive behavior).
Berkaitan dengan ini eksperimen Bellak adalah sebagai
berikut: sejumlah subyek diberi suatu gambar(pedang,
pistol, darah). Semua subyek mengatakan itu adalah
perbuatan agresif, karena memiliki kondisi-kondisi yang
sesuai (adaptive behavior).
Menurut A.L.L.P.O.R.T, Adaptive Behavior : Tingkah
laku-tingkah laku yang konsisten dengan aspek-aspek
obyektif dari stimulus yang dihadapi.
Prinsip adaptif
behavior

•Ada 3 prinsip dalam adaptive behavior:


1.Taraf variasi adaptive behavior berbanding terbalik dengan taraf
kejelasan stimulusnya. Makin jelas stimulusnya makin kecil
variasi adaptive behaviornya.
2.Taraf kejelasan adaptive behavior juga dipengaruhi oleh bentuk
tugas yang diberikan.
Contoh : " ini gambar apa ?" (A) lain dengan "ceritakan tentang
gambar ini" (B) Tugas A lebih mudah, obyektif, rasional.
Tugas B lebih sukar, akan banyak menyangkutkan hat-hal
subyektif, berdasarkan interpretasi orang itu.
3. kondisi dari mereka pada waktu menerima stimulus akan
mempengaruhi rasio adaptive behavior.
Ekspresif behavior

Allport mempersoalkan, mengapa dalam adaptive


behavior banyak dijumpai ketidaksamaan penampilan
antara individu yang satu dengan yang lain, karena
merupakan cermin dari individual defferences, personnel
characteristic (karakter pribadi). ketidaksamaan ini oleh
Allport disebut expressive behavior, yaitu bagaiman
subyek melakukan atau menyatakan sesuatu sebagai
reaksi terhadap stimulus yang dihadapinya. Ekspresiv
behavior berbeda dengan adaptif behavior. Adaptive
behavior adalah apa yang dilakukan subyek sebagai reaksi
terhadap stimulus. Expressive behavior adalah bagaimana
subyek menyatakan reaksinya itu .
Usaha Bellak untuk mengintegrasikan
Konsep Apperseptive Distortion
dengan Basic Concept dalam Psikoanalisa.

•Apperseptive Psychology dengan aplikasinya yaitu


sebagai alat tes, sebenarnya sudah merupakan
perpaduan / integrasi konsep-konsep psychoanalisa
dengan non- psychoanalisa (belajar, gestalt, dll)
•contoh : dalam teori psychoanalisa sebenarnya
juga merupakan teori belajar, karena dalam
psychoanalisa antara lain juga membahas sejarah
kehidupan seseorang, yang ternyata banyak
dipengaruhi oleh persepsi-persepsi masa lalu.
Integrasi (lanj)
Menurut Murray kepribadian merupakan
rentetan sejarah dari individu dan persepsi
masa lalu akan mempengaruhi masa
selanjutnya. Menurut Freud persepsi masa
lalu dan persepsi kemudian akan
mempengaruhi kepribadian individu.
Integrasi (lanj)
persepsi anak terhadap ibu akan mempengaruhi persepsi-
kemudian. Anak akan mengidentitikasikan dirinya kepada
ibu, akan menerima dan menyimpan persepsi tersebut
terhadap dirinya, dan dikaitkan dengan prinsip teorinya
Freud tentang menyenangkan tidak menyenangkan
(memori ini disimpan). Kemudian persepsi ini menjadi
pedoman (Personal Guidance) bagi anak. Pengalaman-
pengalaman yang menyenangkan akan menjadi self
esteemnya (bagian kepribadian) antara lain ego ideal.
Persepsi ibu yang lebih awal juga akan mempengaruhi
persepsi ibu selanjutnya dan akan membentuk suatu sistem
kepribadian yang sifatnya gestalt.
Beberapa problem khusus dalam kasus-kasus
seputar apperseptive distorsi.

1. Peristiwa hipnotis
2. Mass-psychological phenomena
3. Transferance
4. kasus-kasus psikosa
5. Permasalahan-permasalahan dalam
terapi.
1. hipnotis
Merupakan salah satu proses apperseptive distorsi,
karena dalam proses ini subyek diubah sesaat,
kemudian sebagai akibatnya terjadi distorsi-
distorsi dalam apersepsinya. Proses hipnotis
dimulai dengan penurunan kesadaran yang
bertahap, sehingga fungsi-fungsi apperseptive
dalam diri individu menurun.
Menurut Wundt : Proses penyempitan tersebut
mirip dengan proses menurunnya kesadaran pada
waktu akan tidur.
1. Hipnotis (Lanj)
Pendapat Bellak : Terjadinya apperseptive
distortion mengenai diri penghipnotis disebabkan
munculnya ingatan-ingatan subyek pada masa lalu
dan proses hipnotis akan berjalan lancar sehingga
penghipnotis mampu menghidupkan image
tentang orang tua subyek, sehingga dapat
berfungsi sebagai kontrol kuat yang dapat
mempengaruhi persepsi-persepsi subyek tentang
stimulus-stimulus yang lain. Seakan-akan tidak
dirasakan subyek adanya perbedaan antara apa
yang ada dipikirannya dengan kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai