0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
151 tayangan3 halaman
Johannes Peter Muller adalah seorang ahli fisiologi Jerman yang lahir pada tahun 1801 dan meninggal pada 1858. Ia memperluas hukum Bell-Magendie dengan merancang doktrin energi saraf spesifik dan menyatakan bahwa setiap saraf sensoris diatur oleh energi spesifik tertentu. Muller juga berpendapat bahwa indra-indra kita memiliki rangsangan spesifik yang paling sensitif dan pengalaman kita terhadap lingkungan terbatas oleh
Johannes Peter Muller adalah seorang ahli fisiologi Jerman yang lahir pada tahun 1801 dan meninggal pada 1858. Ia memperluas hukum Bell-Magendie dengan merancang doktrin energi saraf spesifik dan menyatakan bahwa setiap saraf sensoris diatur oleh energi spesifik tertentu. Muller juga berpendapat bahwa indra-indra kita memiliki rangsangan spesifik yang paling sensitif dan pengalaman kita terhadap lingkungan terbatas oleh
Johannes Peter Muller adalah seorang ahli fisiologi Jerman yang lahir pada tahun 1801 dan meninggal pada 1858. Ia memperluas hukum Bell-Magendie dengan merancang doktrin energi saraf spesifik dan menyatakan bahwa setiap saraf sensoris diatur oleh energi spesifik tertentu. Muller juga berpendapat bahwa indra-indra kita memiliki rangsangan spesifik yang paling sensitif dan pengalaman kita terhadap lingkungan terbatas oleh
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Aliran Psikologi
Disusun oleh : Kelompok 7 (tujuh)
Nama Anggota : - Angelo Basario M (2002531023)
- I Gusti Agung Ayu Mirah P (2002531027) - Kadek Kurnia Paramitadewi (2002531039) - Putu Rama Agraprana (2002531041)
Kelas/Prodi : A / Psikologi (PSSP)
Dosen Pengampu : Dra. Adijanti Marheni, M.Si.
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2020 Johannes Peter Muller Johannes Peter Muller lahir pada tahun 14 Juli 1801 di Koblenz, Jerman. Ia meninggalkan bumi pada 1858. Tahun 1822 Muller menerima gelar doktornya di Universitas Bonn, dan tetap bekerja disana menjadi professor sampai tahun 1833. Setelah menjadi professor di Universitas Bonn, ia bekerja di Humboldt University of Berlin. Johannes Müller (1801–1858) memperluas hukum Bell – Magendie dengan merancang doktrin energi saraf spesifik yang menjadi salah satu temuan terpentingnya. Doktrin ini menyatakan bahwa setiap saraf sensoris diatur oleh energi spesifik dan ketika timbul sensasi, sensasi itu secara spesifik terlepas dari jenis rangsangannya. Misalnya, mata yang dirangsang dengan sinar, maupun tekanan di kelopak mata, atau permukaan di kepala, akan menimbulkan sensasi yang sama, yaitu visual. Muller juga menyatakan bahwa, walau pancaindera di dalam tubuh manusia dapat dirangsang menggunakan berbagai jenis rangsangan, akan tetapi tiap-tiap indra memiliki rangsangan spesifik yang mana organ itu paling sensitif (gelombang sinar untuk mata, dan lain-lain). Diferensiasi sensitivitas dan jenis rangsangan yang sesuai, disebabkan karena manusia dapat menggagas realitas di sekitarnya secara berbeda. Meskipun demikian, semua itu tergantung dari kelengkapan pancaindranya. Awalnya, Müller mengklaim bahwa berbagai saraf mengandung sendiri energi spesifiknya, dia tidak mengira bahwa semua organ indera adalah sama sensitifnya terhadap jenis rangsangan yang sama. Sebaliknya, masing-masing dari lima jenis organ indera secara maksimal peka terhadap jenis rangsangan tertentu. Muller juga berpendapat bahwa korespondensi antara sensasi dan objek kita di dunia fisik ditentukan oleh indra kita. Namun, ia tidak dapat memastikan apakah saraf tersebut bertanggung jawab sendiri atas impuls atau otak juga memiliki tanggung jawab atas impulsnya. Awalnya, Muller berkata bahwa saraflah yang bertanggung jawab atas impulsya, namun setelah dilakukan penelitian lain dia mengubah pendapatnya dan berpendapat bahwa otak juga memiliki peran pada impils tersebut. Akibat langsung dari temuan Muller menyatakan bahwa kesadaran manusia akan lingkungannya sangat tergantung dari kelengkapan sistem saraf kita, bukan oleh rangsangan dari lingkungan. Pemahaman dan pengalaman kita tentang lingkungan sangat dibatasi oleh pengalaman indrawi kita. Sistem saraf manusia adalah titian antara kesadaran manusia dengan dunia nyata di sekitarnya. Muller juga berpendapat setiap saraf sensori akan menhasilkan tipe energi tertentu yang akan menghasilkan tipe-tipe sensori. Muller adalah salah satu eksperimental terbesar ahli fisiologi pada masanya. Handbuch-nya meringkas apa yang diketahui tentang fisiologi manusia pada saat itu. Muller juga mendirikan Institut Fisiologi Eksperimental yang pertama di dunia di Universitas Berlin. Selain itu, Müller mengantisipasi apa yang akan menjadi hubungan dekat antara fisiologi dan psikologi. Dia berkata, “Tidak ada yang bisa jadilah seorang psikolog, kecuali dia pertama kali menjadi seorang fisiolog ”(Fitzek, 1997, hal 46)