Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

Perkembangan Sosiologi Di Indonesia


Nama : Kadek Kurnia Paramitadewi
NIM : 2002531039

Sosiologi Sebagai Ilmu Di Indonesia

Sosiologi merupakan ilmu yang membahas fenomena sosial yang terjadi saat inu,
khususnya pola-pola hubungan dalam masyrakat serta berusaha mencari pengertian
umum, rasional, empiris, serta bersifat umum. Sebagai suatu ilmu, sosiologi tentunya
memiliki ciri-ciri utama, yaitu :
1. Bersifat empiris karena didasarkan pada pengamatan terhadap kenyataan sosial
dan hasilnya tidak spekulatif.
2. Bersifat teoritis artinya selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil
observasi untuk menghasilkan keilmuan.
3. Bersifat kumulatif artinya teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori yang
sudah ada, diperbaiki, diperluas, serta diperdalam bersifat non-etis artinya tidak
mempersoalkan baik buruknya fakta, yang terpenting adalah menjelaskan fakta
tersebut secara analisis dana pa adanya.
Ilmu sosiologi sudah dimulai sejak zaman Yunani Kuno, para pemikir besar
beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Pada abad pertengahan, para pemikir
berpendapat bahwa sebagai mahluk hidup, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi
menentukkan apa yang akan terjadi dengan masyrakatnya. Sepanjang abad ke-18 terjadi
perkembangan yang ditandai dengan revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi
Prancis. Para pemikir tergugah dan akhirnya menyadari pentingnya menganalisis
perubahan dalam masyrakat.
Keberadaan ilmu sosiologi di Indonesia tentunya juga mengalami perkembangan.
Pada awalnya ilmu sosiologi belum terlalu dikenal, bahkan belum ada ilmuwan khusus
yang mengkaji ilmu sosiologi di Indonesia. Namun, tanpa disadari unsur ilmu sosiologi
sudah diterapkan sejak zaman kerajaan. Terdapat beberapa tokoh yang berperan penting
dalam perkembangan ilmu sosiologi di Indonesia, diantaranya:
1. Sri Paduka Mangku Negoro IV, beliau memasukkan berbagi unsur tata
hubungan manusia dari berbagai golongan pada ajaran Wulang Reah. Wulang
Reh mengajarkan mengenai pola-pola hubungan yang terjadi di antara
anggota masyarakat Jawa meskipun dari berbagai kalangan serta kelas yang
berbeda.
2. Ki Hajar Dewantara, mengajarkan tentang dasar-dasar dari kepemimpinan
serta keluarga yang sudah terangkum ke dalam konsep Ing ngarsa sung
tuladha Ing Madya mangun karsa Tut Wuri Handayani, yang mana berarti di
depan bisa memberikan contoh yang baik Di tengah memberikan semangat
dan Di belakang memberikan kekuatan atau dorongan. Hal ini lah yang secara
tidak langsung menjadi dasar dari konsep sosiologi yang ada di Indonesia.
Ilmu sosiologi tentunya mengalami perkembangan dari masa-kemasa, yaitu:
A. Perkembangan Awal Ilmu Sosiologi Sebagai Bidang Ilmu
Perkembangan ilmu sosiologi di Indonesia di dominasi oleh ahli
hukum. Hal ini disebabkan karena pada awal sebelum kemerdekaa,
Indonesia yang masih dijajah oleh bangsa penjajah ditampakkan dalam
kawasan ethnologis dibandingkan seperti kawasan berkembang seperti
sekarang. Oleh karena itu, perhatian Belanda diarahkan untuk
menguasai pengetahuan yang berhubungan dengan ethnografi. Sejak
tahun 1920 timbul minat pada sarjana Belanda untuk memahami
masyrakat secara luas. Gejala yang diperhatikan tidak hanya pada gejala
yang berkaitan dengan lingkungan suku atau kelompok etnik, tetapi
memahami masyarakat dengan lebih mendalam. B. Schrieke (1890-1945)
menulis sejarah yang dipadukan dengan ethnografis, sehingga
tulisannya bercorak sosiologi. Schrieke juga mengulas pergeseran
kekuasaan politik dan ekonomi di nusantara antara abad ke- 16 sampai
abad ke-17. Tokoh Belanda lainnya adalah J.C. Van Leur, salah satu
tulisannya yang dikenal adalah Indonesian Trade and Society. Prof.
W.F. Wertheim juga menulis tentang Indonesia kontemporer.
Sebelum pecahnya perang dunia II, Rechts Shoge School
merupakan satu-satunya sekolah tinggi hukum yang berada di Jakarta dan
memberikan mata kuliah mengenai ilmu sosiologi. Tetapi, ilmu sosiologi
pada saat itu masih berupa filsafat dan teori-teori sosial, bahkan belum
ada tenaga pengajar khusus yang mendalami ilmu sosiologi pada masa
itu.

B. Perkembangan Sosiologi Pada Masa Setelah Kemerdekaan


Setelah kemerdekaan, ilmu sosiologi di Indonesia mengalami
kemajuan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan pada tahun 1948
diberikan mata kuliah sosiologi pertama kali dalam bahasa Indonesia
tepatnya di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (yang saat ini menjadi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM). Perkembangan ilmu sosiologi
juga ditandai dengan adanya buku sosiologi pertama yang ditulis oleh
Djody Gondokusumo pada tahun 1950 yang berjudul Sosiologi Indonesia.
Buku yang ditulis Djody Gondokusumo ini menjelaskan pengertian dasar
ilmu sosiologi dalam teoritis yang bersifat filsafat. Bardosono juga
menerbitkan sebuah buku yaitu sebuah diktat mengenai mata kuliah
sosiologi pada tahun yang sama. Seiring berjalannya waktu, banyak buku-
buku sosiologi yang mulai muncul baik yang ditulis oleh orang Indonesia
maupun penerjemah asing. Selo Seomardjan menulis buku Social
Changes In Yogyakarta pada tahun 1962, yang kemudian Hassan Sadily
juga menulis sebuah buku yang berjudul Sosiologi Untuk Masyarakat
Indonesia yang menjelaskan tentang kajian dari ilmu sosiologi modern.
Hal tersebut juga diikuti dengan berdirinya Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik di berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang mempelajari lebih
dalam lagi mengenai ilmu sosiologi. Seiring berjalannya waktu, ilmu
sosiologi semakin berkembang di Indonesia. Hal itu ditandai dengan
semakin lumrahnya ilmu sosiologi di Indonesia, salah satunya adalah
dengan dikenalkannya imu sosiologi di bangku sekolah menengah dan
tidak hanya pada perguruan tinggi tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bustami, Rahman. 2009. Perkembangan Sosiologi Di Indonesia.
https://www.neliti.com/id/publications/130652/perkembangan-sosiologi-di-
indonesia. Diakses tanggal 29 September 2020
2. Reza. 2017. Sejarah Perkembangan Sosilogi Di Indonesia.
https://materiips.com/sejarah-perkembangan-sosiologi. Diakses tanggal 29
September 2020

Anda mungkin juga menyukai