Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktikum TIMB Kelas B

“Intelligence Struktur Test (IST)”


Oleh :
Kelompok 10 Kelas B
Rachellenesya Surbakti 17-074
Eva Rasita Kaban 17-086
Louisiana Elsha Torganda 17-090
Andre Yohanes Sebayang 17-166

 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu 16 Oktober 2019 pukul 12.00 WIB,
di ruangan C 3.2 Fakultas Psikologi USU. Praktikum dilakukan setelah presentasi
kelompok yang membahas materi mengenai “Tes Inteligensi IST dan TIKI”.

 Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktikum dilakukan dengan metode Role Play. Sub bahasan
yang dipraktikkan adalah IST. Peserta di dalam kuliah diinstruksikan untuk menjadi
tester. Tester ditugaskan untuk membacakan instruksi pada setiap subtes yang ada di
IST. Tester adalah sukarelawan dari peserta-peserta pada perkuliahan TIMB kelas B
pada saat itu. Peserta yang menjadi tester terhitung sebanyak 9 orang dengan
masing-masing tester membacakan 9 instruksi dari tiap subtes, peserta yang hadir
berjumlah kurang dari 50 orang. Tester membacakan instruksi kira-kira 1-3 menit.

 Alat yang digunakan


Alat yang digunakan untuk mendukung praktikum adalah buku soal IST.
 Pokok Bahasan Praktikum
1. Satzerganzung / Melengkapi kalimat (SE)

2. Wortauswahl / Persamaan kata (WA)

3. Analogien / Analogi verbal (AN)

4. Gemeinsamkeiten / Sifat yang sama (GE)

5. Rechhenaufgaben / Berhitung (RA)

6. Zahlenreihan / Deret angka (ZR)

7. Figurenauswahl / Memilih gambar ( FA)

8. Wurfelaufgaben / Kubus (WU)

9. Merkaufgaben / Ingatan (ME)

 Hasil Praktikum/Pembahasan
Dari praktikum IST yang telah dilakukan, 9 peserta yang berperan
menjadi tester mendapatkan pengalaman untuk mengadministrasikan tes IST.
Setelah tester memberikan instruksi kepada peserta, tester mendapatkan
komentar atau feedback dari peserta. Komentar atau feedback tersebut terkait
dengan cara pemenggalan kata, interaksi dengan peserta, pemilihan bahasa yang
mudah dipahami, pemberian contoh subtes, dan memastikan peserta tes mengerti
apa yang harus dilakukan. Begitupun, praktikum ini menjadi wadah untuk
mengembangkan potensi peserta agar mampu mengadministrasikan tes IST.
 Saran untuk Tester
1. Sebaiknya menggunakan kata-kata yang jelas dan mudah dipahami pada saat
memberikan instruksi
2. Sebaiknya tester tidak memberi tahu spesifikasi alokasi waktu tes kepada
peserta.
3. Sebaiknya tester tidak menginstruksikan peserta untuk balik ke halaman soal
pada saat memberi instruksi karena akan meningkatkan kemungkinan peserta
untuk “mencuri start.”
4. Sebaiknya tester dalam memberikan instruksi harus memperhatikan
pemenggalan kata yang tepat agar mudah dipahami oleh peserta tes dan tidak
menimbulkan ambiguitas.
5. Dalam pemberian contoh soal pada instruksi, sebaiknya tester melibatkan dan
memancing peserta dalam menjawab contoh soal dan mempertahankan interaksi
dengan peserta.
6. Sebaiknya tester setiap memberikan instruksi, selalu menanyakan apakah testee
sudah mengerti terhadap instruksi dan contoh soal yang diberikan. Apabila
testee belum mengerti, sebaiknya jelaskan kembali bagian yang testee tidak
mengerti, bukan jelaskan dari awal.
7. Dalam memberikan instruksi, perhatikanlah waktu supaya waktu berjalan
dengan efisien dan efektif, dan jangan bertele-tele. Vokal suara yang terdengar
kuat dan jelas, intonasi suara diperhatikan, serta arah pandang mata yang harus
selalu memperhatikan testee, jangan selalu terpaku kepada bacaan instruksinya.
8. Ketika memasuki subtes baru, sebaiknya tester memberitahukan jumlah soal
yang akan dikerjakan oleh testee. Postur tubuh harus dijaga, seperti jangan
bergoyang kesana kemari, melainkan berdiri tegap menghadap testee agar
menunjukkan terdapatnya wibawa dan mendominasi didalam tester, begitu juga
dengan kedua ataupun salah satu tangan jangan dimasukkan kedalam kantung
celana, jangan memberikan lelucon yang tiada arti, karena hanya akan
menganggu dan mendistract berjalannya tes.

Anda mungkin juga menyukai