Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH TES INTELIJENSI, MINAT DAN

BAKAT

TES WECHSLER-1

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 10 KELAS B

Rachellenesya Lilina Surbakti (171301074)


Eva Rasita Br. Kaban (171301086)
Louisiana Elsha Torganda (171301090)
Andre Yohanes Sebayang (171301166)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS PSIKOLOGI
MEDAN
2019
1
DAFTAR ISI

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

A. Sejarah dan Perkembangan Tes Wechsler ........................................................................... 3


1. Teori Inteligensi Wechsler.............................................................................................. 4
2. Aset dan Batasan .............................................................................................................. 5
3. Subtes Wechsler ............................................................................................................... 7
B. Klasifikasi IQ ......................................................................................................................... 15
1. Makna Skor IQ ............................................................................................................... 15
2. Short Form ............................................................................................................ 18
C. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) ................................ 22
1. Standardisasi ......................................................................................................... 22
2. Deviasi IQ, Skor Skala dan Test-Age Equivalents.................................................... 23
3. Reliabilitas ...................................................................................................................... 23
4. Validitas .......................................................................................................................... 25
5. Interkorelasi antara Sub-tes dan Skala .................................................................. 30
6. IQ WPPSI dan Variabel Stratifikasi...................................................................... 31
7. Administrasi WPPSI...................................................................................................... 33
8. Subtes WPPSI ................................................................................................................ 36
9. Interpretasi WPPSI ........................................................................................................ 49
10. Aset WPPSI .............................................................................................................. 51
11. Kelebihan dan Kekurangan WPPSI ....................................................................... 51
12. WPPSI-R ................................................................................................................... 52
13. WPPSI-III dan WPPSI-IV ...................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 54

LAPORAN KONTRIBUSI TIAP ANGGOTA ....................................................................... 55

2
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Tes Wechsler


Selama tahun 1930-an, Wechsler mulai mempelajari sejumlah tes standar dan
menemukan 11 subtest berbeda untuk membentuk baterai awalnya. Beberapa subtesnya
berasal dari bagian-bagian dari revisi 1937 dari Stanford-Binet (Comprehension,
Arithmetic, Digit Span, Similarities, dan Vocabulary). Subtes yang tersisa berasal dari
Army Group Examination (Picture Arrangement), Desain Blok Koh (Desain Blok),
Army Alpha (Information, Comprehension), Army Beta (Digit Symbol-Coding), Healy
Picture Completion (Picture Completion), dan Uji Pinther-Paterson (Object Assembly).
Subtes ini digabungkan dan diterbitkan pada tahun 1939 sebagai Wechsler-Bellevue
Intelligence Scale. Wechsler-Bellevue memiliki sejumlah kekurangan teknis, terutama
terkait dengan keandalan subtes, ukuran serta keterwakilan dari sampel
normatif. Dengan demikian, dilakukan pengrevisian untuk membentuk Wechsler Adult
Intelligence Scale (WAIS) pada tahun 1955, dan edisi revisi lainnya (WAIS-R)
diterbitkan pada tahun 1981. Revisi pada tahun 1981 didasarkan pada 1.880 individu
yang umumnya mewakili sensus tahun 1970 dan dikategorikan ke dalam sembilan
kelompok umur yang berbeda.
Wechsler Adult Intelligence Scale-III (WAIS-III) tersedia pada bulan Agustus 1997
dan dikembangkan untuk merevisi WAIS-R sebelumnya (1981). Alasan utama untuk
revisi adalah untuk memperbarui norma, dan memperpanjang usia rentang, memodifikasi
item, mengembangkan "langit-langit" dan "lantai" IQ yang lebih tinggi, menurun dengan
kinerja yang diatur waktunya, mengembangkan skor indeks/faktor, menciptakan
hubungan dengan ukuran lain dari fungsi/pencapaian kognitif, dan pengujian reliabilitas
yang luas. validitasnya. Meskipun terdapat banyak perubahan, ada banyak fitur
tradisional WAIS-R dipertahankan, termasuk enam subtitle verbal dan lima subtes
Performance.
Fitur tambahan dari WAIS-III adalah dimasukkannya tiga subtes baru, yang
memungkinkannya mampu untuk menghitung empat skor indeks. Dengan demikian,
WAIS-III bukan semata-mata "Facelift," tetapi juga memungkinkan klinisi untuk berbuat
lebih banyak dengan skor tes yang berbeda, dengan dilibatkannya kemampuan untuk
menilai orang dengan rentang usia atau IQ yang lebih baik juga sebagai penghubung skor
dengan Skala Memori Wechsler atau menghitung IQ dan skor indeks/faktor.

3
Skala Wechsler-Bellevue asli dikembangkan untuk orang dewasa, tetapi pada tahun
1949, Wechsler mengembangkan Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC)
sehingga cakupan umurnya menjadi anak-anak dari umur 5 tahun 0 bulan bisa dinilai
dengan cara yang sama. WISC kemudian direvisi pada tahun 1974 dan distandarisasi
sampel baru yang lebih akurat mewakili anak-anak di Amerika Serikat, yaitu WISC-III
(Wechsler, 1991) yang dirilis pada tahun 1991 dengan perubahan besar, menjadi empat
skor faktor/indeks (Verbal Comprehension, Perceptual Organization, Freedom from
Distractability, dan Processing Speed). Kemudian pada tahun 1967, Wechsler Preschool
and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) pertama kali diterbitkan untuk penilaian
anak-anak antara usia 4 dan 6 tahun.
1. Teori Inteligensi Wechsler
Skala kecerdasan Wechsler menilai berbagai bidang kemampuan intelektual dan
menciptakan situasi dimana aspek kepribadian dapat diamati. Setiap versi skala
inteligensi Wechsler mempunyai 3 skor IQ yang berbeda: Full Scale IQ (FSIQ),
Verbal IQ (VIQ) dan Performance IQ (PIQ). Faktor atau skor indeks yang lebih
spesifik juga dapat dihitung dengan menggunakan berbagai kombinasi subtes. Tes
Wechsler pada skala inteligensi dianggap sebagai tes terbaik dari semua tes
psikologi, karena memiliki sifat psikometrik yang kuat dan menghasilkan informasi
yang relevan dengan praktik pengawas. Karenanya, tes Wechsler menjadi tes yang
paling sering digunakan dalam praktik klinis.
Skala-skala inteligensi yang dikembangkan oleh David Wechsler mencakup
berbagai edisi berturut-turut dari tiga skala, satu dikembangkan untuk orang dewasa,
satu untuk anak-anak usia sekolah, dan satu untuk anak-anak prasekolah. Di
samping penggunaannya sebagai pengukuran atas inteligensi umum, skala-skala
Wechsler telah diteliti sebagai alat yang mungkin digunakan dalam diagnosis
psikiatris. Mulai dengan observasi bahwa kerusakan otak, kemerosotan psikosis, dan
kesulitan emosional bisa memengaruhi sejumlah fungsi intelektual lebih daripada
yang lain. Wechsler dan para psikolog klinis lainnya berpendapat bahwa analisis atas
kinerja relatif individu dan berbagai subtes berbeda seharusnya mengungkapkan
gangguan-gangguan psikiatris yang spesifik (Anastasi & Urbina, 2007).
Wechsler (1941, dalam Gregory, 2015) kemudian menjelaskan bahwa instrumen
yang telah ada seperti Stanford-Binet, sayangnya tidak memadai untuk menilai
inteligensi orang dewasa. Wechsler-Bellevue pun dirancang untuk memperbaiki
beberapa kelemahan yang muncul pada tes yang telah ada:

4
 Aitem tes memiliki tidak menarik untuk orang dewasa
 Terlalu banyak pertanyaan yang hanya menekankan manipulasi kata-kata.
 Petunjuk lebih menekankan kecepatan dengan mengorbankan akurasi.
 Ketergantungan pada usia mental yang tidak relevan untuk pengujian intelijesi
orang dewasa.

Untuk memperbaiki kekurangan tersebut, Wechsler merancang tes yang


dibuatnya khusus untuk orang dewasa, dengan menambahkan performance item
untuk menyeimbangkan pertanyaan verbal, mengurangi pertanyaan yang
menekankan kecepatan menjawab, dan menciptakan metode baru untuk menentukan
IQ (Gregory, 2015). Mengganti formula:

𝑈𝑠𝑖𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙
𝐼𝑄 =
𝑈𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑟𝑜𝑛𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠

menjadi formula baru yang usia-relatif:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖


𝐼𝑄 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑖𝑛𝑖

Formula ini didasarkan pada praduga‒dinyatakan sebagai aksioma‒bahwa IQ


bersifat konstan seiring pertambahan usia, walaupun raw intelectual ability mungkin
saja berubah atau bahkan menurun.

2. Aset dan Batasan


Sejak publikasi awal, skala kecerdasan Wechsler telah digunakan dalam
berbagai penelitian dan telah banyak digunakan di seluruh dunia. Skala ini menjadi
akrab bagi para peneliti, praktisi dan juga memiliki sejarah evaluasi yang panjang
dan luas. Basis penelitian yang luar biasa ini memungkinkan para praktisi untuk
membuat prediksi yang relatif akurat mengenai klien. Ketidakkonsistenan antara
kinerja individu dan penelitian yang relevan juga dapat dicatat, mengingatkan
praktisi bahwa ia perlu mengembangkan dan mengejar hipotesis lebih lanjut. Lebih
jauh lagi, subtets relatif mudah dikelola, dan panduan pendamping memberikan
instruksi yang jelas, tabel ringkas, dan norma yang sangat baik.

5
Norma untuk WAIS-III dan WISC-III mewakili kekuatan yang lebih jelas.
Ukurannya memadai dan, sebagian besar, telah sesuai dengan demografi sensus
Amerika Serikat. Fitur penting selanjutnya adalah bahwa WAIS-III adalah co-
normed dengan Wechsler Memory Scale-III (WMS-III) dan Wechsler Individual
Achievement Tes (WIAT). Yang berarti, bahwa tingkat kepercayaan yang tinggi
dapat ditempatkan dalam membandingkan skor di antara tiga tes yang berbeda ini.
Aset terakhir, dari skala Wechsler adalah kemampuan untuk membantu dalam
menilai variabel kepribadian, yang dilakukan dengan secara langsung mengamati
individu ketika ia berinteraksi dengan penguji, mempelajari konten tanggapan item
tes, ataupun mengevaluasi informasi yang disimpulkan dari pola skor subtes
individu. Skala kecerdasan Wechsler dapat memberikan variabel kepribadian dan
informasi klinis.
Satu kritik signifikan yang dilontarkan pada skala Wechsler adalah kurangnya
data yang mendukung validitas ekologis mereka, yang mana kurangnya
perbandingan dengan perilaku di luar skala itu sendiri. Perpanjangan dari
kekhawatiran ini adalah bahwa sejumlah penulis yang mengkritik percaya bahwa
reliabilitas subtes individu terlalu rendah dan tidak cukup spesifik untuk menafsirkan
profil individu.
Ada beberapa batasan tambahan untuk skala Wechsler. Beberapa kritikus
percaya bahwa norma mungkin tidak berlaku untuk etnis minoritas atau orang dari
latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah. Selain itu, kompleksitas penilaian,
kemungkinan akan meningkatkan kemungkinan kesalahan ulama oleh penguji.
Kesulitan potensial lebih lanjut adalah bahwa ketika subtitusi pelengkap disubstitusi
dengan subtitusi reguler, tidak jelas bagaimana subtes pelengkap ini akan
memengaruhi ketiga IQ atau skor indeks. Akibatnya, subtes pelengkap ini harus
diberikan hanya dalam keadaan yang tidak biasa, seperti ketika salah satu subtes
reguler telah "dirusak".
Masalah selanjutnya adalah bahwa terdapat tingkat subjektivitas tertentu
ketika mencetak banyak item pada Comprehension, Similarities, dan Vocabulary,
dimana kriteria penilaian kurang jelas dibandingkan dengan subtes lainnya. Skala
Wechsler, seperti tes kecerdasan lainnya, juga terbatas dalam ruang lingkup apa
yang dapat mereka ukur. Skala ini tidak menilai faktor-faktor penting, seperti
kebutuhan akan prestasi, motivasi, kreativitas, atau keberhasilan dalam berurusan
dengan orang.

6
3. Subtes Wechsler
a. Skala Verbal
Skala Verbal Wechsler menilai kemampuan individu dalam bidang-bidang
berikut:
• Kemampuan untuk bekerja dengan simbol-simbol abstrak.
• Jumlah dan tingkat manfaat yang telah diterima seseorang dari latar
belakang pendidikannya.
• Kemampuan memori verbal.
• Kefasihan verbal.

Vocabulary (Kosakata). Subtes Kosakata adalah tes akumulasi pembelajaran


verbal yang mewakili kemampuan individu untuk mengekspresikan berbagai
ide dengan mudah dan fleksibel. Termasuk juga dengan melibatkan kekayaan
gagasan, ingatan jangka panjang, pembentukan konsep, dan pengembangan
bahasa orang tersebut. Vocabulary pun patut diperhatikan karena merupakan
subtes Verbal paling andal (WAIS-III test-retest reliability= 0,91; WISC-III
reliabilitas tes-retes = 0,89) dan, seperti Informasi, sangat tahan terhadap
defisit neurologis dan gangguan psikologis (Lezak, 1995; Reitan & Wolfson,
1993).

Subtes Kosakata mencakup kemampuan atau sifat berikut:

• Perkembangan bahasa.*
• Pengetahuan kata. *
• Kecerdasan verbal umum.
• Penggunaan bahasa dan akumulasi kemampuan belajar verbal.
• Ukuran kasar dari efisiensi intelektual optimal subjek.
• Latar belakang pendidikan.
• Berbagai ide, pengalaman, atau minat yang diperoleh subjek.

Similarities (Kesamaan). Subtes kesamaan membutuhkan pembentukan


konsep verbal dan kemampuan penalaran abstrak. Fungsi-fungsi ini memediasi
bagi individu suatu kesadaran akan kebersamaan yang dimiliki oleh benda-
benda dan peristiwa-peristiwa dunia sehari-hari. Aspek penting dari
penyesuaian ke lingkungan seseorang adalah penggunaan kemampuan ini

7
untuk mengklarifikasi, mengurangi, dan mengklasifikasikan gaya dan cara
respons dilakukan.

Subtes kesamaan mencakup kemampuan atau sifat berikut:

• Penalaran abstrak yang logis. *


• Pembentukan konsep verbal atau pemikiran konseptual.
• Membedakan hal yang esensial dari detail yang tidak penting.
• Kemampuan asosiatif dikombinasikan dengan fasilitas bahasa.

Arithmetic (Aritmatika). Subtes Aritmatika membutuhkan konsentrasi


terfokus serta keterampilan matematika dasar dan kemampuan untuk
menerapkan keterampilan ini. Keterampilan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tes ini biasanya diperoleh pada saat seseorang mencapai SMP;
oleh karena itu, skor yang rendah lebih mungkin merupakan hasil dari
konsentrasi yang buruk.

Subtes aritmatika mencakup kemampuan atau sifat berikut:

• Keterampilan komputasi. *
• Memori pendengaran.
• Kemampuan sequencing.
• Penalaran numerik dan kecepatan manipulasi angka.
• Konsentrasi dan perhatian / rendahnya perhatian.
• Kontak realita dan kewaspadaan mental; yaitu, hubungan aktif dengan
dunia luar.
• Pembelajaran sekolah (item sebelumnya) / pengetahuan yang diperoleh.
• Penalaran logis, abstraksi, dan analisis masalah numerik (item yang lebih
baru).

Digit Span. Digit Span dianggap sebagai tes memori jangka pendek dan
perhatian. Subjek harus mengingat dan mengulangi informasi auditori dalam
urutan yang tepat. Bannatyne (1974) lebih lanjut menggambarkan ini sebagai
"memori sequencing vokal auditori." Respon yang benar membutuhkan proses
dua langkah. Pertama, informasi harus diterima secara akurat, yang
membutuhkan perhatian dan penyandian. Orang yang mudah teralihkan
mengalami kesulitan dalam fase ini. Kedua, peserta ujian harus secara akurat

8
mengingat, mengurutkan, dan menyuarakan informasi. Orang yang mungkin
dapat menerima informasi dengan benar mungkin masih mengalami kesulitan
pada fase ini jika mereka memiliki kesulitan memori jangka pendek karena
mereka tidak dapat menahan jejak memori cukup lama. Terkadang, digit
sebelumnya dilupakan karena mereka berusaha untuk menyuarakan yang
sekarang. Sedangkan Digit Maju adalah tugas yang lebih sederhana, lebih
mudah yang membutuhkan memori hafalan, Digits Backward lebih kompleks.
Peserta ujian biasanya harus menahan ingatan lebih lama dan juga
mengubahnya sebelum membuat pernyataan kembali. Dengan demikian,
kinerja yang baik pada Digit Backward cenderung mencerminkan seseorang
yang fleksibel, dapat berkonsentrasi, dan toleran terhadap stres. Skor Tinggi
Digit Mundur mungkin juga melibatkan kemampuan untuk membentuk,
memelihara, dan memindai gambar mental visual yang terbentuk dari stimulus
pendengaran (Lezak, 1995; Wielkiewicz, 1990).

Subtes digit span mencakup kemampuan atau sifat berikut:

• Pengingatan hafalan segera. *


• Reversibilitas; kemampuan untuk mengubah pola pikir (dari angka ke
depan ke angka ke belakang). *
• Konsentrasi dan perhatian.
• Urutan pendengaran.
• Hafalan.

Information (Informasi). Subtes Informasi mengambil sampel jenis


pengetahuan yang dapat diperoleh orang rata-rata dengan peluang rata-rata.
Pengetahuan ini biasanya didasarkan pada kebiasaan, materi pembelajaran
berlebihan, terutama dalam kasus anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.
Informasi dan Kosakata sangat resisten terhadap defisit neurologis dan
gangguan psikologis (Lezak, 1995; Reitan & Wolfson, 1993) dan merupakan
dua dari subtest yang paling stabil.

9
Subtes informasi mencakup kemampuan atau sifat berikut:

• Rentang pengetahuan faktual umum. *


• Pembelajaran atau sekolah lama.
• Keingintahuan intelektual atau dorongan untuk mengumpulkan
pengetahuan.
• Kewaspadaan terhadap dunia sehari-hari.
• Ingatan jangka panjang.

Comprehension (Pemahaman). Pemahaman sering dianggap mencerminkan


sejauh mana peserta ujian mematuhi standar konvensional, telah mendapat
manfaat dari peluang budaya masa lalu, dan memiliki hati nurani yang
berkembang dengan baik. Namun, studi formal umumnya tidak mendukung
hubungan antara Pemahaman dan berbagai ukuran kecerdasan sosial (lihat
Beebe, Pfiffner, & McBurnett, 2000). Pemahaman juga, setidaknya sebagian,
merupakan tes informasi, yang didukung oleh korelasinya yang tinggi (rendah
hingga pertengahan 70-an, tergantung pada usia) dengan informasi dan subtitle
Kosa kata. Pemahaman melibatkan respons adaptif oleh individu terhadap
situasi yang mengharuskannya memilih cara paling efisien untuk menangani
masalah tertentu.

Subtes comprehension mencakup kemampuan atau sifat berikut:

• Demonstrasi pengetahuan praktis. *


• Kedewasaan sosial. *
• Pengetahuan tentang standar perilaku konvensional. *
• Kemampuan untuk mengevaluasi pengalaman masa lalu; yaitu,
pemilihan yang tepat, organisasi, dan penekanan fakta dan hubungan. *
• Pemikiran abstrak dan generalisasi (hanya item selanjutnya). *
• Penilaian sosial, akal sehat, atau penilaian dalam situasi sosial praktis.
• Pegang lingkungan sosial; misalnya, informasi dan pengetahuan tentang
kode moral, aturan sosial, dan peraturan.
• Kesadaran realitas, pemahaman, dan kewaspadaan terhadap dunia
sehari-hari.

10
Letter-Number Sequencing (WAIS-III only). Performansi yang baik pada
Letter-Number Sequencing menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki
urutan, perhatian, dan konsentrasi yang baik. Ini mengharuskan dia untuk
mengikuti serangkaian huruf dan angka yang telah dibacakan kepadanya,
menyimpannya dalam ingatan, memanipulasi mereka ke dalam tatanan baru,
dan mengulangi urutan baru.

Subtes Letter-Number Sequencing mencakup kemampuan atau sifat berikut:

• Memori jangka pendek auditori.


• Kemampuan sequencing.
• Konsentrasi dan perhatian.

b. Skala Performansi
Skala Kinerja mencerminkan:
• Tingkat dan kualitas individu kontak nonverbal dengan lingkungan.
• Kemampuan untuk mengintegrasikan rangsangan perseptual dengan
respons motorik yang relevan.
• Kapasitas untuk bekerja dalam situasi konkret.
• Kemampuan untuk bekerja dengan cepat.
• Kemampuan untuk mengevaluasi informasi visuo-spasial.

Picture Completion (Penyelesaian Gambar)

• Visual alertness.*
• Visual recognition and identification (long-term visual memory).*
• Awareness of environmental detail; reality contact.
• Perception of the whole in relation to its parts; visual conceptual ability.
• Ability to differentiate essential details from nonessential details.
• Visual concentration combined with an ability to visually organize
material.

Subtes Penyelesaian Gambar adalah ukuran konsentrasi visual dan


merupakan tes nonverbal dari informasi umum. Ini melibatkan menemukan
konsistensi dan ketidakkonsistenan dengan memperhatikan lingkungan dan
mengakses memori jarak jauh. Itu tergantung pada, dan juga mengacu pada,

11
pengalaman individu dengan budayanya. Dengan demikian, seseorang yang
tidak terbiasa dengan ciri-ciri umum masyarakat Amerika / Barat dapat
membuat kesalahan karena kurangnya pengalaman daripada kurangnya
kecerdasan. Seseorang juga akan membuat kesalahan jika dia tidak dapat
melepaskan dirinya sendiri secara emosional dari materi, sehingga membuat
diskriminasi akurat menjadi sulit.

Digit Symbol-Coding/Coding

• Kecepatan psikomotor. *
• Kemampuan untuk mengikuti petunjuk. *
• Kecepatan dan akurasi ulama. *
• Memori jangka pendek visual. *
• Kemampuan untuk mengikuti petunjuk. *
• Keterampilan kertas-pensil. *
• Kemampuan untuk mempelajari tugas yang tidak dikenal; kapasitas
untuk belajar dan merespons materi visual baru.
• Tingkat fleksibilitas tertentu; kemampuan untuk mengubah mental.
• Kapasitas untuk upaya berkelanjutan, perhatian, konsentrasi, dan
efisiensi mental.
• Pembelajaran asosiatif dan kemampuan untuk meniru materi visual yang
baru dipelajari.
• Kemampuan sequencing.

Integrasi visual-motor tersirat oleh kinerja yang baik pada Digit Symbol-
Coding. Namun, fungsi terpenting yang diperlukan untuk skor tinggi adalah
kecepatan psikomotorik yang dikombinasikan dengan daya ingat yang baik
untuk pasangan simbol-digit. Tes ini melibatkan penggabungan memori yang
baru dipelajari dari digit dengan simbol, serta orientasi spasial-motorik yang
memadai, diikuti dengan mengeksekusi aktivitas setengah terhunus dari
menggambar simbol. Subtes juga membutuhkan kemampuan untuk
mempelajari tugas yang tidak dikenal, keakuratan koordinasi mata-tangan,
keterampilan atensi, ingatan jangka pendek, dan kemampuan untuk bekerja di
bawah tekanan. Ini adalah interaksi yang rumit dan rumit, yang dapat
terganggu karena kesulitan dengan keterampilan sebelumnya.

12
Block Design (Rancangan/Desain Balok)

• Analisis keseluruhan menjadi bagian-bagian komponen. *


• Visualisasi spasial. *
• Pembentukan konsep nonverbal.
• Koordinasi motorik visual dan organisasi persepsi.
• Kapasitas untuk upaya berkelanjutan; konsentrasi.
• Koordinasi spasial-motor-visual; kecepatan manipulatif dan persepsi.

Subtes Desain Blok melibatkan keterampilan penyelesaian masalah


nonverbal karena menekankan menganalisis masalah menjadi bagian-bagian
komponennya dan kemudian mengintegrasikan kembali bagian-bagian ini
menjadi keseluruhan yang kohesif. Peserta ujian harus menerapkan logika dan
penalaran dengan cara yang akan menyelesaikan masalah hubungan spasial.
Sebagai tes pembentukan konsep nonverbal, Desain Blok menuntut
keterampilan dalam organisasi persepsi, visualisasi spasial, dan konseptualisasi
abstrak.

Matrix Reasoning (WAIS-III Only)

• Penalaran visual-spasial.
• Penalaran abstrak.
• Organisasi visual.
• Pemrosesan simultan informasi spasial.
• Analisis keutuhan menjadi bagian-bagian komponen.

Skor tinggi pada Matrix Reasoning menunjukkan pemrosesan informasi


visual yang baik dan keterampilan penalaran abstrak nonverbal. Ini
dikombinasikan dengan Penyelesaian Gambar dan Desain Blok untuk
membentuk Indeks Organisasi Perseptual. Matrix Reasoning tidak dibatasi
waktu dan, oleh karena itu, berguna untuk orang-orang dari kelompok usia
yang lebih tua yang mungkin melakukan buruk pada beberapa tes waktunya.
Itu juga tidak menghukum mereka yang memiliki gaya pemecahan masalah
yang reflektif dan berhati-hati. Matrix Reasoning relatif bebas dari kultur dan
hanya membutuhkan sedikit koordinasi motorik visual karena subjek hanya
menunjukkan respons yang benar.

13
Picture Arrangement

• Kemampuan perencanaan (memahami dan mengukur situasi total). *


• Antisipasi konsekuensi. *
• Konsep urutan waktu dan waktu. *
• Memahami situasi antarpribadi nonverbal dengan akurat.
• Kemampuan untuk memahami situasi total dan mengevaluasi
implikasinya.
• Organisasi visual dan persepsi isyarat visual yang penting.
• Kecepatan mengasosiasikan dan merencanakan informasi.

Subtes Picture Arrangement terutama merupakan tes kemampuan


merencanakan, menafsirkan, dan secara akurat mengantisipasi peristiwa sosial
dalam konteks budaya tertentu. Dengan demikian, latar belakang budaya
seseorang dapat memengaruhi kinerjanya dalam ujian; subyek normal dengan
latar belakang budaya yang buruk atau berbeda sering melakukannya dengan
buruk. Ini berarti bahwa skor yang diperoleh dari orang tersebut harus
diperlakukan dengan hati-hati.

Symbol Search. Symbol Search dirancang sedemikian murni pengujian


kecepatan pemrosesan informasi.

• Kecepatan pencarian visual. *


• Kecepatan memproses informasi.
• Perencanaan.
• Mengkodekan informasi dalam persiapan untuk diproses lebih lanjut.
• Koordinasi visual-motor.
• Kemampuan belajar

Object Assembly

• Kemampuan untuk mendapatkan manfaat dari umpan balik sensorik-


motorik. *
• Antisipasi hubungan antar bagian. *
• Organisasi visual-motorik.
• Pemrosesan simultan (holistik).

14
• Perpaduan; menyusun berbagai hal dalam konfigurasi yang sudah
dikenal.
• Kemampuan untuk membedakan konfigurasi yang biasa.
• Kecepatan manipulatif dan persepsi dalam memahami cara di mana
objek yang tidak diketahui berhubungan satu sama lain.

Object Assembly adalah tes koordinasi dan kontrol motor, seperti Digit
Symbol-Coding dan Block Design. Ini mengukur kemampuan untuk
membedakan konfigurasi yang sudah dikenal, dan juga melibatkan beberapa
antisipasi dan perencanaan.

Mazes (WISC-III Only)

• Kemampuan perencanaan atau pandangan jauh ke depan.


• Organisasi perseptual.
• Koordinasi dan kecepatan visual-motor.
• Penalaran nonverbal.

B. Klasifikasi IQ
1. Makna skor IQ
IQ sering salah diyakini sebagai diperbaiki, tidak dapat diubah, dan bawaan.
Meskipun cenderung ada stabilitas nilai IQ yang cukup selama masa dewasa (r =
0,85), tidak menutup kemungkinan terjadinya perubahan IQ, terutama di kalangan
anak-anak. Demikian pula, Sameroff, Seifer, Baldwin, dan Baldwin (1993)
menemukan bahwa beberapa faktor risiko lingkungan dapat memprediksi sepertiga
hingga setengah dari perbedaan IQ antara usia 4 dan 13 tahun. Selain itu, pendidikan
dapat meningkatkan aspek IQ, terutama terkait dengan kecerdasan kristalisasi,
bahkan di antara orang dewasa. Dengan demikian, IQ dapat dikaitkan dengan
sejumlah pengaruh lingkungan. Kedua, skor IQ bukanlah pengukuran yang tepat,
melainkan skor IQ memperkirakan dimana ada kisaran fluktuasi
(gejolak/ketidaktetapan) yang diharapkan antara satu kinerja dan yang berikutnya.
Akhirnya, tes seperti skala Wechsler hanya mengukur rentang kemampuan yang
terbatas, dan sejumlah besar variabel yang biasanya dianggap "cerdas" berada di luar
cakupan sebagian besar tes kecerdasan. Tidak ada tes atau baterai tes yang bisa
memberikan gambaran lengkap; mereka hanya dapat menilai berbagai bidang fungsi.

15
Singkatnya, IQ adalah perkiraan tingkat fungsi seseorang saat ini yang diukur dengan
berbagai tugas yang diperlukan dalam suatu tes.
Skor IQ dipengaruhi oleh orientasi prestasi, rasa ingin tahu, budaya, dan minat
orang tersebut. Prasyarat yang lebih umum adalah bahwa klien harus memahami apa
yang telah diminta, termotivasi untuk melakukan dengan baik, mengikuti arahan,
memberikan tanggapan, dan memahami bahasa Inggris. Faktor-faktor seperti
ketekunan dan dorongan juga cenderung memengaruhi semua jenis tugas yang
diberikan kepada orang tersebut.
Perlu kita ketahui, bahwa memiliki IQ yang tinggi, bukanlah jaminan
kesuksesan, hanya berarti bahwa satu syarat penting telah dipenuhi. Sebaliknya,
orang dengan IQ yang relatif rendah memiliki batasan yang lebih parah. Namun, ada
kemungkinan bahwa orang dengan IQ WAIS-III / WISC-III rata-rata atau di bawah
rata-rata dapat memiliki "kecerdasan" interpersonal, praktis, atau emosional tingkat
tinggi, yang dapat membantu mereka mengimbangi tingkat kecerdasan formal yang
lebih rendah.

Terlepas dari rentang IQ orang tersebut, dokter harus jelas mengenai


kemungkinan band of error (standar kesalahan pengukuran). Seringkali berguna
untuk memasukkan kesalahan standar pengukuran dalam laporan. Kesalahan juga

16
bisa merupakan hasil dari peristiwa yang tidak terduga di luar konteks tes IQ.
Beberapa bidang non-intelektual ini mungkin cukup sulit untuk dinilai, dan yang lain
bahkan mungkin tidak mungkin untuk dijelaskan. Sebagai contoh, seorang siswa
mungkin secara tak terduga mengembangkan hubungan yang sangat baik dengan
seorang guru, yang secara signifikan mengubah sikapnya terhadap sekolah, sehingga
merangsang minatnya untuk dengan penuh semangat mengejar bidang tertentu.
Dengan demikian, setiap makna yang melekat pada skor IQ harus mengakui efek
yang mungkin dari ketidakpastian, baik dalam pengukuran itu sendiri maupun dari
konteks yang lebih luas dari kehidupan orang tersebut.
Aspek penting lain dari IQ adalah makna statistik dari skor yang berbeda. Binet
awalnya mengonseptualisasikan kecerdasan sebagai perbedaan antara usia mental
seseorang dan usia kronologisnya. Hal ini ditemukan tidak memadai dan telah
digantikan oleh penggunaan deviasi IQ. Asumsi di balik deviasi IQ adalah bahwa
kecerdasan berada di sekitar distribusi normal. Interpretasi skor IQ, oleh karena itu,
mudah karena memberikan posisi relatif seseorang dibandingkan dengan teman
sebayanya yang berkaitan dengan usianya. Dengan demikian IQ dapat diekspresikan
dalam satuan deviasi yang jauh dari norma. Masing-masing dari 3 IQ Wechsler dan 4
indeks memiliki rata-rata 100 dan standar deviasi 15. Skor juga dapat dengan mudah
diterjemahkan ke dalam persentase persentil.
Klasifikasi Istilah Value-Netral Rentang IQ
Very Superior Higher Extreme Above Average 130 +
Superior Well Above Average 120 ‒ 129
High Average High Average 110 ‒ 119
Average Average 90 ‒ 109
Low Average Low Average 80 ‒ 89
Borderline Well Below Average 70 ‒ 79
Extremely Low Lower Extreme ≤ 69

Pertimbangan terakhir adalah klasifikasi kecerdasan yang berbeda. Tabel diatas


mencantumkan label diagnostik yang umum digunakan dan membandingkannya
dengan rentang dan persentase IQ. Istilah-istilah ini diambil dari manual WAIS-III
1997. Dengan demikian, IQ dapat dinyatakan secara konseptual sebagai perkiraan
tingkat kemampuan seseorang saat ini, secara statistik sebagai skor deviasi yang

17
dapat diubah menjadi setara dengan persentil, dan secara diagnostik menggunakan
istilah umum untuk klasifikasi.

2. Short Forms
a. Wechsler Abbreviated Measure of Intelligence (WASI)
The Psychological Corporation mengembangkan Skala Intelijen Wechsler
Abbreviated (WASI; Psychological Corporation, 1997) sebagai sarana untuk
memberikan kepada dokter dan peneliti ukuran kecerdasan yang pendek dan
andal yang terkait dengan WAIS-III (dan WISC-III). WASI mencakup empat
subtests (Kosa kata, Persamaan, Desain Blok, dan Matrix Reasoning), yang
memiliki format dan konten yang mirip dengan subtitle WAIS-III dengan nama
yang sama. Pemilihan subyek ini sebagian didasarkan pada beban tinggi pada g,
bersama dengan bukti yang menunjukkan aktivasi hemisfer bilateral pada
sebagian besar tugas kognitif yang kompleks (Springer & Deutsch, 1998).
WASI menghasilkan IQ Verbal dan Kinerja, serta IQ Skala Penuh. WASI
distandarisasi secara nasional menggunakan populasi yang berkisar antara usia 6
dan 8-9 tahun. Karena subyek terkait dengan skala kecerdasan Wechsler yang
lebih lama, WASI memberikan perkiraan yang andal untuk IQ WAIS III dan
WISC-III penuh. Waktu administrasi dapat dikurangi lebih jauh dengan
menggunakan bentuk dua-subtest (Vocabulary dan Matrix Reasoning), yang
membutuhkan waktu sekitar 15 menit tetapi hanya menghasilkan estimasi IQ
Skala Penuh.
b. Best Two- and Three-Subtest Short Forms
Salah satu bentuk pendek WAIS-III / WISC-III dua-subtest yang paling sering
digunakan menggunakan Vocabulary dan Block Design. Waktu administrasi
sekitar 20 menit dan korelasi dengan administrasi skala penuh IQ umumnya
dalam kisaran 0,90 (Sattler, 2001). Dalam dua pertiga dari kasus, IQ berada
dalam 7 poin dari IQ aktual seseorang, dan sepertiga dari skor memiliki
kesalahan delapan poin atau lebih besar. Secara konseptual, Kosakata dan
Desain Blok adalah tes yang baik untuk digunakan karena keduanya merupakan
ukuran yang baik dari faktor g, cukup stabil, dan mewakili sampel subtest dari
skala Kinerja dan Verbal. Namun, penelitian dengan WAIS-R menunjukkan
kemungkinan berpotensi meremehkan IQ orang Afrika-Amerika karena kedua
subyek ini biasanya memiliki skor terendah (A. Kaufman et al., 1988). Selain itu,

18
orang dengan IQ tinggi cenderung memiliki margin kesalahan yang lebih besar
ketika bentuk pendek digunakan untuk memperkirakan IQ mereka karena
tingkat penyebaran subtest yang lebih besar di antara subkelompok ini
(Matarazzo, Daniel, Prifitera, & Herman, 1988). Jika penguji ingin
menambahkan subtest ketiga, dimasukkannya Kesamaan, Informasi,
Pemahaman, Pengaturan Gambar, dan Penyelesaian Gambar masing-masing
telah ditemukan untuk meningkatkan korelasi ke dalam 0,90 rendah (Sattler,
2001). Bentuk "luar biasa singkat" terdiri dari subtes waktu administrasi yang
sangat singkat Penyelesaian Informasi dan Gambar (konversi WISC-III ke skor
standar = 2,9 (I + PC) + 42; A. Kaufman, Kaufman, Ramaswamy, & McLean,
1996 ) telah ditemukan memiliki korelasi di pertengahan 0,80 ke rendah 0,90
(Sattler, 2001).
c. Best Four-Subtest Short Forms
Kemungkinan empat kombinasi subtest termasuk Kosakata, Aritmatika,
Desain Blok, dan Pengaturan Gambar. Korelasi dengan rentang IQ Skala Penuh
dari 0,93 hingga 0,95 untuk WAIS-III dan WISC-III (Sattler, 2001). Penelitian
dengan WAIS-R menunjukkan bahwa keempat subyek ini biasanya sangat baik
dalam mendeteksi fungsi kognitif yang abnormal (J. Ryan, Georgemiller, &
McKinney, 1984). Dimasukkannya Aritmatika dengan Kosakata dan Desain
Blok memberikan penilaian perhatian pendengaran, bersama dengan indikator
penting tentang seberapa efektif fungsi orang di dunia nyata. Picture
Arrangement memberikan informasi tentang pengetahuan seseorang tentang
urutan dan persepsi relatifnya tentang situasi sosial yang umum. Peringatan
penting adalah bahwa setiap kombinasi bentuk pendek dari Kosa kata, Desain
Blok, Aritmatika, atau Pengaturan Gambar cenderung melebih-lebihkan IQ
pasien yang dirujuk untuk evaluasi neuropsikologis (Roth, Hughes, Mankowski,
& Crosson, 1984). Formulir pendek tambahan menggunakan empat kombinasi
Kosakata, Desain Blok, Aritmatika, Penalaran Matriks, Pengaturan Gambar,
Informasi, Pemahaman, Kesamaan, atau Penyelesaian Gambar juga cenderung
menghasilkan korelasi dengan IQ Skala Penuh pada level rendah hingga
pertengahan 0,90an ( Sattler, 2001).

19
Kaufman et al. (1996) mengevaluasi WISC-III bentuk pendek empat-subtest
berdasarkan pertimbangan klinis, praktis, dan psikometrik dan
merekomendasikan bahwa tetrad terbaik secara keseluruhan terdiri dari Desain
Kesamaan-Aritmatika-Gambar Penyelesaian-Blok. Total waktu administrasi
adalah sekitar 27 menit, waktu penilaian relatif singkat, dan ditemukan sebagai
suara psikometrik seperti kombinasi lainnya. Rumus konversi untuk
memperkirakan IQ Skala Penuh menggunakan jumlah dari empat skor skala (S
+ A + 1 + PC + 1 + BD; disingkat hanya Xc) tetapi bervariasi sesuai dengan
kelompok usia berikut: usia 6, 8 hingga 14, 16 , dan total sampel (1,6 + Xc + 1
+ 36); usia 7 (1,7 + Xc + 1 + 32); dan usia 15 (1,5Xc + 1 + 40).
d. Seven-Subtest Short Forms
Salah satu strateginya adalah menghapus subtes yang paling memakan waktu
dan memberikan sebanyak mungkin subtes yang lebih pendek. J. Ryan dan
Ward (1999) mengembangkan bentuk pendek sevensubtest WAIS-III (Informasi,
Span Angka, Aritmatika, Persamaan, Penyelesaian Gambar, Desain Blok, Digit
Simbol-Coding), yang membutuhkan 35 menit untuk dikelola. Variasi kecil dari
formulir singkat ini adalah untuk menggantikan Matrix Reasoning untuk Block
Design. Ini memiliki keuntungan memberikan perkiraan yang sedikit lebih
akurat dari IQ Kinerja (Axelrod, Ryan, & Ward, 2001). Skor subtest dapat
diprioritaskan dan skor yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengembangkan
estimasi IQ Skala Penuh, Verbal, dan Kinerja. Atau, tabel yang disediakan
dalam Sattler (2001, hal. 835) dan J. Ryan (1999) dapat digunakan untuk
mengembangkan estimasi skor IQ. Kinerja dan Skor IQ Skala Penuh telah
terbukti hampir dapat diandalkan seperti untuk IQ administrasi penuh dengan
rata-rata kesalahan standar Skala Penuh pengukuran menjadi 2,80 (dan 2,72
untuk versi dengan Matrix Reasoning) dibandingkan 2,58 untuk WAIS-III Full
Skala IQ (J. Ryan & Ward, 1999). Korelasi antara J. Ryan dan Ward (1999)
bentuk pendek tujuh-subtest dan administrasi penuh adalah 0,98 untuk IQ Skala
Penuh, 0,97 untuk IQ Verbal, dan 0,95 untuk IQ Kinerja (0,96 menggunakan
Matrix Reasoning) . Dengan demikian, sifat-sifat psikometrik dari bentuk
pendek tujuh subtes sangat bagus, dan waktu administrasi hanya sedikit lebih
lama daripada untuk bentuk pendek empat-subtest Vocabulary-Arithmetic-Block
Design-Picture Arrangement.

20
e. The Satz-Mogel /Yudin Short Forms
Alternatif untuk mengelola berbagai kombinasi subtest adalah dengan
menggunakan setiap subtest tetapi membatasi jumlah item dari masing-masing
subtest. Variasi yang paling sering digunakan adalah pendekatan Satz dan
Mogel (1962), yang awalnya dikembangkan untuk WAIS tetapi juga dapat
digunakan untuk WAIS-III dan WISC-III. Prosedurnya adalah mengatur setiap
item ketiga untuk Informasi dan Kosakata dan mengalikan skor dengan tiga
untuk mendapatkan skor mentah. Hanya item ganjil yang dikelola untuk
Kesamaan, Aritmatika, Pemahaman, Desain Blok, Perakitan Objek, dan
Penyelesaian Gambar, dan setiap skor dikalikan dua untuk mendapatkan skor
skala masing-masing. Administrasi penuh diberikan untuk Digit Span, Digit
Symbol-Coding, Sequencing Number Sequencing, Matrix Reasoning, dan
Symbol Search. Seluruh prosedur memakan waktu sekitar 40 menit dan IQ yang
diperoleh memiliki korelasi yang mirip dengan variasi empat subtest terbaik.
Keuntungan berbeda dari variasi empat subtitle adalah bahwa pendekatan Satz-
Mogel mengambil sampel area yang lebih luas. Hal ini kemungkinan akan
meningkatkan stabilitas skor pada variasi populasi yang lebih luas dan
memungkinkan dokter untuk mengembangkan kesimpulan atas sejumlah besar
perilaku. Penelitian dengan WAIS-III telah menunjukkan bahwa IQ yang
berasal dari Satz-Mogel biasanya tidak berbeda lebih dari 6 poin jika
dibandingkan dengan administrasi penuh (J. Ryan, Lopez, & Werth, 1999).
Selain itu, 86% klien memiliki klasifikasi IQ yang sama. Perhatian adalah
bahwa, meskipun skor diberikan untuk setiap subtes, itu tidak pantas untuk
mencoba analisis profil karena subtitle individu tidak cukup dapat diandalkan (J.
Ryan, Lopez, & Werth, 1999).
Setara WISC-R / WISC dari pendekatan Satz-Mogel dikembangkan oleh
Yudin (1966) dan memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama dan mengikuti
prosedur yang hampir sama. Jika diadaptasi untuk WISC-III, Digit Span, Mazes,
dan Symbol Search tidak akan dikelola karena mereka adalah subtitle opsional;
tetapi Coding, seperti Digit Symbol-Coding pada WAIS-III, akan diberikan
secara keseluruhan. Namun, jika pemeriksa memang memutuskan untuk
menggunakan subtest Pencarian Simbol karena sifat psikometrik yang baik atau
relevansi klinisnya, itu perlu diberikan secara keseluruhan.

21
f. Format yang dimodifikasi
Pendekatan terakhir adalah penghapusan item awal dan mudah pada setiap
subtes. Ini paling sesuai untuk subjek yang relatif cerdas tetapi harus digunakan
dengan hati-hati dengan orang-orang dengan kecerdasan di bawah rata-rata.
Cella (1984) telah memberikan pedoman WAIS-R untuk jumlah item yang akan
dihilangkan berdasarkan kinerja subjek pada subtest Informasi. Penelitian
tentang WAIS-III menggunakan format ini belum dilakukan. Namun, prosedur
seperti itu dengan WAIS-R telah ditemukan memiliki korelasi yang hampir
tepat (0,99) dengan administrasi penuh dan belum dapat mengurangi waktu
administrasi total sebesar 25%. Meskipun korelasi ini tinggi, beberapa kehati-
hatian harus dilakukan terhadap Format Modifikasi Cella dan pendekatan Satz-
Mogel. Pertama, menurunkan konsistensi internal cenderung mengurangi
reliabilitas subtest secukupnya sehingga membuat analisis profil dipertanyakan.
Kedua, peserta ujian dirugikan karena mereka tidak dapat memiliki item subtest
sebelumnya untuk dipraktekkan (karena item dilewati) sebelum diberikan item
yang lebih sulit. Hasilnya mungkin norma-norma untuk administrasi penuh
mungkin tidak berlaku untuk versi singkat.

C. Wecshler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI)


Pada tahun 1967, WPPSI dipublikasikan untuk digunakan pada anak-anak dengan
usia antara 4 sampai 6 setengah tahun. WPPSI mengandung 11 subtes, yang 8
diantaranya (Information, Vocabulary, Arithmetic, Similarities, Comprehension, Picture
Completion, Mazes dan Block Design) juga muncul di WISC-R dan 3 diantaranya
(Sentences, Animal House dan Geometric Design) adalah keunikan didalam WPPSI.
WPPSI tidak mengandung 4 subtes WISC-R yaitu: Digit Span, Picture Arrangement,
Object Assembly dan Coding. Metode penghitungan IQ dan penilaian skor yang
digunakan WPPSI pun serupa dengan yang digunakan pada WISC-R. Dengan demikian,
WPPSI dapat dianggap sebagai turunan dari WISC-R.
1. Standardisasi
WPPSI distandarisasi pada 1200 anak-anak, 100 laki-laki dan 100 perempuan
di masing-masing dari 6 kelompok umur, mulai dari usia 4 tahun sampai 6 setengah
tahun. Data sensus AS 1960 digunakan untuk memilih anak-anak yang representatif
untuk sampel normatif. Kulit putih dan non-putih dimasukkan dalam sampel,

22
berdasarkan rasio yang ditemukan dalam sensus untuk empat wilayah geografis di
AS.

2. Deviasi IQ, Skor Skala dan Test-Age Equivalents


WPPSI, seperti WISC-R dan WAIS-R, menggunakan Deviasi IQ (M = 100,
SD = 15) untuk Verbal, Performance dan Full Scale IQ dan skor skala (M = 10, SD
= 3) untuk subtes. IQ diperoleh dengan membandingkan skor peserta ujian dengan
skor yang diperoleh dari sampel representatif, dari kelompok usianya sendiri. Skor
mentah pertama kali diperoleh pada setiap subtes, kemudian dikonversi ke skor skala
dalam kelompok usia orang yang mengikuti tes melalui penggunaan tabel manual
WPPSI. Kelompok usia dibagi menjadi interval tiga bulan, dari 3-10-16 (tahun,
bulan, hari) hingga 6-7-15. Tabel IQ manual WPPSI didasarkan pada 10 dari 11
subtes. Subtes pelengkap, yaitu Sentences, akan dikeluarkan dari penghitungan IQ,
kecuali jika subtes skala Verbal lainnya juga dilewati, dan juga yang dikecualikan
dalam tabel IQ adalah Animal House Retest.
a. Prosedur Prorating
Ketika subtes yang diberikan kurang dari 10 subtes, maka prorating diperlukan.
WPPSI manual menyediakan tabel untuk skor prorasi saat 4 subtes diberikan
dalam setiap skala. Ketika subtes yang diberikan kurang dari 4 dalam setiap
skala, IQ harus dihitung dengan menggunakan prosedur special short-form.
Prosedur ini dapat digunakan pada saat setiap subtes yang diberikan kurang dari
10.
b. Test-Age Equivalents
WPPSI manual menyediakan tabel test-age equivalent untuk memfasilitasi
interpretasi kinerja anak.

3. Reliabilitas
WPPSI memiliki reliabilitas yang sangat baik. Reliabilitas konsistensi internal
untuk masing-masing dari tiga IQ berkisar dari 0,91 hingga 0,96 pada rentang yang
dicakup oleh skala. Koefisien reliabilitas konsistensi internal rata-rata, di seluruh
enam kelompok umur yaitu: 0,96 untuk IQ Full Scale, 0,94 untuk IQ Verbal Scale
dan 0,93 untuk IQ Performance Scale.

23
a. Reliabilitas Subtes
Sayangnya, reliabilitas pada subtesnya tidak begitu memuaskan. Reliabilitas
subtes rata-rata berkisar dari yang paling rendah 0,77 (Animal House) hingga
yang paling tinggi 0,87 (Mazes). Sedangkan reliabilitas pada subtes Verbal dan
Performance Scale adalah sama. Koefisien reliabilitas serupa pada enam
kelompok umur, mulai dari yang terendah 0,62 (Animal House) pada usia 4
tahun hingga tinggi 0,91 (Mazes) pada usia 5 setengah tahun.
b. Standard Errors of Measurement (SEM)
Berdasarkan rata-rata dari 6 kelompok umur, SEM dalam poin IQ adalah 2,88
untuk Full Scale, 3,57 untuk Verbal Scale, dan 3,85 untuk Performance Scale.
Oleh karena itu, IQ berdasarkan Full Scale lebih dapat dipercaya dibandingkan
IQ berdasarkan Verbal/Performance Scale (karena errornya lebih kecil).
SEM untuk subtes dalam skor poin berskala, yang berdasarkan rata-rata dari
enam kelompok umur, berkisar dari 1,18-1,34 untuk subtes Verbal Scale dan
dari 1,08-1,46 untuk subtes Performance Scale. Dalam Verbal Scale, Sentences
dan Vocabulary memiliki SEM terkecil (masing-masing 1,18 dan 1,21). Dalam
Performance Scale, Mazes dan Picture Completion memiliki SEM terkecil
(masing-masing 1,08 dan 1,20).
c. Reliabilitas pada Populasi Khusus
Reliabilitas split-half Full Scale (Skala Penuh separuh) yang memuaskan telah
dilaporkan untuk berbagai populasi, termasuk anak Meksiko-Amerika (r = 0,95),
anak berbakat (r = 0,93), anak dengan keterbelakangan mental (r = 0,88), dan
anak Inggris (r= .97). Sebuah studi tes-retest selama periode satu tahun
mengungkapkan, bahwa reliabilitas WPPSI Full Scale IQ untuk kelompok 25
anak-anak berkulit hitam dengan kelas sosial ekonomi rendah adalah sebesar r=
0,89.
d. Reliabilitas Tes-Retest
Ketika tes diberikan kepada 50 anak dalam kelompok standardisasi setelah
periode, sekitar 11 minggu, peningkatan rata-rata poin IQ sebesar 3,0, 6,6 dan
3,6 ditemukan masing-masing dalam skor Verbal, Performance dan Full Scale.
Masing-masing korelasi tes-retest adalah 0,86; 0,89 dan 0,91 untuk Verbal,
Performance, dan Full Scale. Perubahan dalam skor skala subtes, yang mungkin
sebagian besar disebabkan efek dari praktek (latihan), berkisar dari -0,2
(Sentences) hingga +1,3 (Mazes); perubahan yang signifikan terjadi pada

24
Information (+0,7), Similarities (+0,7), Animal House (+0,4), Picture
Completion (+0,7), Mazes (+1,3), dan subtes Block Design (+1,0), tetapi tidak
pada yang lain. Secara umum, subtes Performance Scale menunjukkan efek
praktek (latihan) yang lebih besar dibandingkan subtes Verbal Scale.
e. Precision Range
Precision Range (atau interval kepercayaan) pada WPPSI serupa di seluruh
tingkat usia yang dicakup oleh skala. Interval kepercayaan disediakan untuk
tingkat usia individu, dan rata-rata tingkat usia. Kelompok usia spesifik anak—
bukan rata-rata dari enam kelompok umur—harus digunakan untuk
mendapatkan interval kepercayaan paling akurat.

4. Validitas
a. WPPSI dan Stanford-Binet: Form L-M
Sebagian besar studi yang menghubungkan WPPSI dan Stanford-Binet: Form
L-M dilakukan sebelum norma-norma pada tahun 1972 tersedia, sehingga
digunakanlah norma tahun 1960 Stanford-Binet. Studi yang menggunakan
norma Stanford Binet: Form L-M pada tahun 1960 menunjukkan bahwa WPPSI
memiliki validitas concurrent yang memuaskan (Mdn r= 0,82). Verbal Scale
WPPSI berkorelasi lebih tinggi dengan Stanford-Binet: Form L-M (Mdn r= 0,81)
dibandingkan Performance Scale (Mdn r= 0,67).
Sebelum dinamai kembali pada tahun 1972, Stanford-Binet: Form L-M dalam
banyak kasus menghasilkan IQ yang jauh lebih tinggi daripada WPPSI. Oleh
karena itu, IQ yang disediakan oleh Stanford-Binet: Form L-M pada tahun 1960
tidak dapat dipertukarkan dengan norma-norma WPPSI. Dengan norma pada
tahun 1972, untuk anak-anak rentang usia 4-6 tahun, Stanford-Binet: Form L-M
menghasilkan IQ rata-rata sekitar 7-10 poin IQ lebih rendah daripada mereka
yang menggunakan norma 1960. Ada beberapa studi penelitian yang
membandingkan norma Stanford-Binet: Form L-M tahun 1972 dengan WPPSI.
Dalam sebuah penelitian dengan 35 anak kulit hitam, WPPSI menghasilkan IQ
Full Scale yang agak lebih tinggi (M= 96; r= 0,71) daripada Stanford-Binet:
Form L-M (M= 91; r= 0,71).

25
b. WPPSI dan Stanford-Binet Intelligence Scale: Edisi Keempat
Dalam perbandingan WPPSI dan Intelligence Scale Stanford-Binet: Edisi
Keempat, sampel dari 75 anak (usia M = 5 tahun, 6 bulan) diberikan dua tes
dalam urutan yang diimbangi (52% menerima satu urutan, 48% menerima lain).
Pada WPPSI, tiga IQ rata-rata adalah 108,2 (Verbal Scale), 110,3 (Performance
Scale), dan 110,3 (Full Scale). Pada Edisi Keempat, skornya adalah 109,8
(Verbal Reasoning), 100,4 (Abstract/Visual Reasoning), 102,2 (Quantitative
Reasoning), 104,5 (Short-Term Memory), dan 105,3 (Composite). Korelasi
antara skor gabungan Edisi Keempat dan IQ Verbal, Performance, dan Full
Scale masing-masing adalah 0,78, 0,71 dan 0,80. Edisi Keempat dengan
demikian menghasilkan skor gabungan rata-rata 5 poin lebih rendah dari WPPSI
Full Scale IQ. Sehingga kedua tes ini tidak menghasilkan skor yang dapat
dipertukarkan.
c. WPPSI dan WISC-R: Umur Kronologis yang Sama
Rentang usia akhir WPPSI dan WISC-R adalah tumpang tindih untuk periode
6 bulan, yaitu dari 6 hingga 6 setengah tahun. Makna perbedaan antara IQ
WPPSI dan IQ WISC-R tidak begitu jelas. IQ WPPSI dan IQ WISC-R mungkin
atau tidak dapat secara langsung dipertukarkan, tergantung pada populasi.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi perbandingan kedua tes
ini.
d. WPPSI dan WISC-R: Studi Validitas Prediktif
Sebuah studi longitudinal yang dilakukan oleh Yule, Gold & Busch pada tahun
1982 menguji hubungan skor WPPSI dengan WISC-R dan skor tes prestasi
yang diperoleh 11 tahun kemudian. Delapan puluh lima anak-anak Inggris yang
normal, yang diyakini mewakili komunitas mereka, diberikan WPPSI pada usia
5 setengah tahun, dan kemudian WISC-R dan tes prestasi pada usia 16 setengah
tahun. Korelasi antara dua tes kecerdasan sangat tinggi, mulai dari 0,73 hingga
0,86 untuk Verbal, Performance, dan Full Scale; selain itu, IQ pada tiga skala
berselisih kurang dari 4 poin. Korelasi antara WPPSI dan tiga tes prestasi juga
sangat tinggi. Sebagai contoh, korelasi antara IQ Full Scale dan Matematika
adalah r= 0,72, akuntansi untuk 50 persen dari varians.

26
Investigasi longitudinal 11 tahun lainnya yang dilakukan oleh Tew &
Laurence pada tahun 1983, mempelajari sampel 51 anak Welsh dengan spina
bifida. Anak-anak diberi WPPSI pada usia 5 tahun dan WISC-R pada usia 16
tahun. Korelasi yang didapatkan sangat tinggi: 0,88 untuk IQ Verbal Scale, 0,90
untuk IQ Performance Scale, dan 0,92 untuk IQ Full Scale. Perbedaan IQ rata-
rata kurang dari 6 poin (misalnya, WPPSI M Full Scale IQ = 81,3; WISC-R M
Full Scale IQ= 75,6). Hasilnya lagi membuktikan stabilitas luar biasa dari IQ
yang diperoleh anak-anak selama bertahun-tahun.
Studi longitudinal lainnya yang dilakukan oleh Bishop & Butterworth tahun
1979 dari WPPSI, 139 anak Inggris diberikan WPPSI pada usia 4 setengah
tahun dan WISC-R pada usia 8 setengah tahun. Korelasi antara kedua tes sekali
lagi sangat tinggi (r= 0,66 untuk Verbal Scale, r= 0,70 untuk Performance
Scale). Korelasi perbedaan Performance-Verbal lebih lemah (r= 0,42) daripada
korelasi antara IQ. IQ pada tiga skala berbeda, dengan 4 atau lebih sedikit poin
dan sangat stabil, selama periode empat tahun yang dicakup dalam penyelidikan.
e. WPPSI dan Skala McCarthy
Dalam sebuah studi tentang WPPSI dan McCarthy Scales of Children’s
Abilities, WPPSI menghasilkan IQ Full Scale rata-rata 7 poin lebih tinggi (M=
107,52; r= 0,86) dari skor Indeks Kognitif Umum Skala McCarthy (M= 100,7;
r= 0,86). Sampel terdiri dari 21 anak kelas menengah yang didominasi kulit
putih, berusia antara 3-10 tahun dan 5-7 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa
kedua skala tidak menghasilkan skor standar yang dapat dipertukarkan.
f. WPPSI dan Achievement Tests
Anak Kulit Putih Kelas Menengah. Koefisien validitas prediksi WPPSI
memuaskan untuk populasi kelas menengah kulit putih. Whitez dan Jacobs
(1979) melaporkan koefisien 0,58 antara Full Scale WPPSI dan Gray Oral
Reading Test, diberikan 1 hingga 3 tahun setelah WPPSI, untuk sekelompok 28
anak kelas menengah, kulit putih. Kaufman (1973b) menemukan korelasi 0,30
dan 0,37 antara WPPSI dan bagian Matematika dan Membaca dari Metropolitan
Achievement Tests. Achievement Tests (Tes prestasi) diberikan sekitar 4 bulan
setelah WPPSI diberikan kepada sekelompok 31 orang kulit putih kelas
menengah berusia 6 tahun. Pasewark, Scherr dan Sawyer (1974) melaporkan
korelasi signifikan antara WPPSI dan skor total Metropolitan Achievement
Tests (r= 0,58) untuk sampel 30 anak normal berusia 6 tahun. Reynolds, Wright

27
dan Dappen (1981) melaporkan korelasi yang signifikan antara Full Scale
WPPSI dan Wide Range Achievement Test Reading (r= 0,36), Spelling (r= 0,36)
dan Arithmetic (r= 0,60) dalam sampel dari 60 anak berusia 6 tahun (sebagian
besar berkulit putih dan menengah) yang telah dirujuk untuk evaluasi psikologis.
Krebs (1969) menyelidiki keefektifan WPPSI dalam memprediksi skor
membaca. WPPSI diberikan kepada 70 anak usia taman kanak-kanak (34 laki-
laki dan 36 perempuan), yang dibagi rata antara kelompok status sosial ekonomi
yang lebih rendah dan atas. Satu tahun kemudian, ketika anak-anak di kelas satu,
bagian bacaan dari Stanford Achievement Test dan Gilmore Oral Reading Para-
Achievement Test diberikan. Ketika data dianalisis kembali berdasarkan kelas
sosial-ekonomi, skor WPPSI ditemukan memiliki korelasi yang lebih tinggi
dengan skor membaca dari kelompok status sosial ekonomi yang lebih rendah
dibandingkan dengan orang-orang dari kelompok status sosial ekonomi atas.
Misalnya, dalam kelompok status sosial ekonomi rendah, korelasi antara skor
total membaca pada Tes Prestasi Stanford dan Verbal, Performance, dan Full
Scale adalah masing-masing 0,59; 0,61; dan 0,66, sedangkan dalam kelompok
status sosial ekonomi atas, korelasinya masing-masing 0,32; 0,35; dan 0,40.
Dalam total sampel, Desain Aritmatika dan Geometris adalah 2 subtes yang
paling baik dalam memprediksi prestasi membaca pada Stanford Achievement
Test (R= 0,63).
WPPSI, bagaimanapun, tidak ditemukan untuk membedakan antara pembaca
yang baik dan buruk dalam sampel anak, yang awalnya diuji dengan WPPSI
pada usia 5 tahun dan diberikan tes membaca 3 tahun kemudian. Anak-anak
yang diuji adalah berasal dari kelas menengah ke bawah di daerah yang
didominasi kulit putih dan berisiko mengalami ketidakmampuan belajar ketika
awalnya diuji.
Anak dengan etnis yang minoritas dan SES yang rendah. Dengan anak
etnis minoritas dan anak dari status sosial ekonomi rendah, validitas prediktif
WPPSI lebih bervariasi daripada dengan anak kelas menengah kulit putih.
Dalam satu penelitian oleh Crockett, Rardin & Pasewark (1976), sampel anak-
anak pertama kali diberikan Metropolitan Achievement Test 3 sampai 4 tahun
setelah pemberian WPPSI. Satu-satunya korelasi yang signifikan adalah antara
Matematika dan Performance Scale IQ (r= 0,52). Para peneliti mengindikasikan
bahwa skor Verbal Scale WPPSI harus dilihat dengan hati-hati dalam evaluasi

28
anak-anak pertama kali, karena banyak dari anak-anak ini yang berstatus sosial
ekonomi rendah, bilingual dan bukti pengembangan keterampilan bahasa yang
tidak lazim selama tahun sekolah dasar. Dalam penelitian lain yang dilakukan
oleh Dlugokinski, Weiss & Johnston (1976) dengan sekelompok 50 anak kulit
hitam, 32 putih, 4 Hispanik, dan 1 Oriental, yang semuanya berstatus sosial
ekonomi rendah dan telah dirujuk ke latar khusus karena kesulitan pribadi dan
sosial, WPPSI Full Scale IQ berkorelasi signifikan dengan perkembangan
berbicara (r= 0,61), perkembangan motorik (r= 0,41), dan peningkatan yang
dirasakan dalam program khusus (r= 0,73).
Berdasarkan pekerjaan Henderson dan Rankin (1973) dengan anak Meksiko-
Amerika usia 5 setengah tahun dari daerah-daerah yang tertekan secara ekonomi,
ia menganjurkan bahwa sangat tidak disarankan untuk menggunakan WPPSI
secara rutin dalam membuat keputusan apakah akan menempatkan anak-anak
ini di kelas khusus. Mereka menemukan bahwa ada perbedaan 18 poin antara IQ
Verbal dan Performance Scale anak-anak (74 vs 92), dan bahwa validitas
prediktif WPPSI, menggunakan skor Metropolitan Reading Tests kelas tiga,
adalah buruk (r= 0,27). WPPSI, oleh karena itu, tampaknya memiliki utilitas
yang meragukan sebagai prediktor kinerja sekolah untuk kelompok anak-anak.
Sayangnya, tidak ada cara untuk mengetahui skala mana yang merupakan
prediktor yang lebih valid untuk kinerja akademik masa depan, karena korelasi
terpisah untuk skala Verbal dan Performance tidak dilaporkan.
g. WPPSI dan Tes Lainnya
Dalam 11 penelitian, korelasi antara WPPSI dan tes selain yang sebelumnya
dibahas (English Picture Vocabulary Test, Frostig Developmental Test of Visual
Perception, Good enough-Harris Drawing Test, Hiskey Nebraska Test of
Learning Aptitude, Illinois Test of Psycholinguistic Abilities, Metropolitan
Readiness Tests, Peabody Picture Vocabulary Test, Pictorial Test of
Intelligence, Primary Mental Abilities Test, Progressive Matrices, Stanford
Achievement Test, Torrance Tests of Creative Thinking, Vane Kindergarten Test)
telah berkisar dari yang terendah 0,28 (Metropolitan Readiness Tests) hingga
tingkat tertinggi 0,82 (Uji Kemampuan Mental Utama) (Mdn= 0,64). Dalam
sembilan investigasi ini, anak-anak kelas bawah, kelompok etnis minoritas, atau
Head Start dipelajari; oleh karena itu, sulit untuk mengetahui apakah temuan ini
dapat digeneralisasikan untuk sekelompok anak-anak lain. Skor WPPSI juga

29
telah ditemukan terkait secara signifikan baik dengan perkembangan persepsi
maupun kreativitas.
h. Mengomentari Validitas Konkuren dan Prediktif dari WPPSI
Studi-studi yang diulas dalam bagian ini membuktikan validitas konkuren dan
prediktif WPPSI dengan sebagian besar populasi. Pekerjaan lebih lanjut
diperlukan untuk menentukan validitasnya dengan Meksiko Amerika dan anak-
anak etnis minoritas lainnya. Validitas prediktif WPPSI mungkin terkait dengan
skala spesifik (Verbal, Performance, atau Full Scale) dan lamanya waktu antara
administrasi WPPSI dan pengukuran ukuran kriteria. Secara keseluruhan,
penelitian terbaru menunjukkan bahwa WPPSI yang diberikan pada usia TK
dapat berfungsi sebagai prediktor jangka panjang yang sangat baik untuk
kecerdasan dan kinerja sekolah yang diukur selama masa remaja akhir.

5. Interkorelasi Antara Sub-tes dan Skala


Interkorelasi antara subtes dan skala memungkinkan kita untuk mengamati
tingkat hubungan antara berbagai bagian WPPSI. Interkorelasi rata-rata antara 11
subtes berkisar dari rendah 0,28 hingga tinggi 0,60 (Mdn = 0,42). Enam interkorelasi
rata-rata subtes tertinggi adalah antara lain Informasi dan Kosakata (0,60), Informasi
dan Pemahaman (0,60), Informasi dan Aritmatika (0,58), Kosakata dan Pemahaman
(0,57), Persamaan dan Pemahaman (0,55), dan Kalimat dan Pemahaman (0,53).
Enam interkorelasi rata-rata subtest terendah adalah antara lain Similarities and
Mazes (0,28), Persamaan dan Desain Geometris (0,30), Sentences and Mazes (0,30),
Similarities and Animal House (0,31), Comprehension and Mazes (0,33), dan
Animal House and Comprehension and Sentences and Geometric Design (0,34).
Korelasi rata-rata antara subtest Skala Verbal dan Skala Verbal berkisar 0,62
hingga 0,73 (Mdn = 0,65), sedangkan yang antara subtes Skala Performance dan
Skala Performance berkisar dari 0,50 hingga 0,60 (Mdn = 0,57). Interkorelasi antara
subtest individu dan Full Scale menunjukkan tren yang sama. Kosakata memiliki
korelasi tertinggi dari semua subtes dengan Full Scale (0,70), diikuti oleh Aritmatika
(0,68), dan Pemahaman (0,65), Animal House (0,53) dan Mazes (0,54) memiliki
korelasi terendah dengan Full Scale. Dalam skala masing-masing, Vocabulary (0,73)
dan Geometric Design (0,60) memiliki korelasi tertinggi dengan Verbal dan IQ
Performance.

30
6. IQ WPPSI dan Variabel Stratifikasi
a. Perbedaan Geografis dan Sosial Ekonomi
Sebuah studi tentang hubungan IQ WPPSI dengan status sosial ekonomi (SES)
(sebagaimana ditentukan oleh pekerjaan ayah), tempat tinggal perkotaan vs.
pedesaan, dan wilayah geografis anak-anak dalam kelompok standardisasi
mengungkapkan beberapa tren penting. Sehubungan dengan SES, perbedaan
terbesar, sekitar 18 poin, ditemukan antara anak-anak dari pekerja tidak terampil
dan orang-orang profesional. Perbedaan antara tingkat SES 2, 3, dan 4 tidak
signifikan (lihat Tabel 9-6). Tempat tinggal perkotaan-pedesaan bukanlah faktor
yang signifikan, tetapi wilayah geografisnya juga termasuk. Anak-anak dari
Barat memiliki IQ yang jauh lebih tinggi daripada anak-anak di tiga wilayah
lainnya; IQ anak-anak di tiga wilayah lainnya tidak berbeda secara signifikan.
Tidak ada penjelasan yang mampu menjelaskan perbedaan regional. Perbedaan
SES yang ditemukan pada WPPSI mempertegas yang ditemukan pada WISC-R,
WISC, dan Skala Kecerdasan Stanford-Binet: Forms L dan M, Skala
Kecerdasan Stanford-Binet: Edisi Keempat, dan WAIS-R.

b. Perbedaan Gender
Perbedaan gender telah ditemukan pada beberapa subtes WPPSI. Dalam
sampel standardisasi, anak laki-laki memperoleh skor yang jauh lebih tinggi
daripada anak perempuan di subtes Mazes, tetapi anak perempuan memperoleh
skor lebih tinggi daripada anak laki-laki pada Animal House, Geometric Design,
Block Design, dan Sentences subtests (Herman, 1968). Dengan demikian, IQ
Performance dapat dicapai dengan cara yang berbeda oleh anak laki-laki dan

31
perempuan. Dalam sampel 5 ½ tahun anak-anak Inggris, anak laki-laki
memperoleh IQ WPPSI lebih tinggi daripada anak perempuan (IQ M 104 dan
98) (Brittain, 1969). Perbedaan jenis kelamin yang signifikan dalam IQ tidak
ditemukan oleh Ruschival dan Way (1971) dalam sampel Amerika. Secara
umum, untuk keperluan penilaian individu, perbedaan jenis kelamin pada
WPPSI tampaknya tidak memainkan peran penting.
c. Perbedaan Etnis
Kaufman (1973a) membandingkan skor 132 pasang anak berkulit hitam dan
putih yang cocok dalam kelompok standardisasi WPPSI. Anak-anak dicocokkan
pada usia, jenis kelamin, wilayah geografis, pekerjaan ayah, dan tempat tinggal
perkotaan-pedesaan merekka. Anak-anak kulit putih memperoleh IQ Verbal
yang lebih tinggi secara signifikan (99 vs 88), IQ Performance (97 vs 88), dan
IQ Skala Penuh (98 vs 87) di semua tingkat usia yang diteliti; perbedaan rata-
rata sekitar 11 poin IQ.
Pada Skala Verbal, perbedaan signifikan antara kedua kelompok etnis
ditemukan pada setiap tingkat usia. Namun, pada Skala Performance, perbedaan
antara kedua kelompok etnis itu signifikan pada tingkat usia 4 tahun, tetapi tidak
pada tingkat usia 5 dan 6 tahun. Perbedaan menurun dengan usia, hampir secara
linier: 16 poin pada 4 tahun, 11 poin pada 4½ tahun, 8 poin pada 5 tahun, 7 poin
pada 5½ tahun dan 6 tahun, dan 5 poin pada 6½ tahun. Tren ini menunjukkan
bahwa defisit itu tidak kumulatif. Tidak mudah untuk menjelaskan mengapa
anak-anak kulit hitam yang lebih tua berprestasi pada tingkat yang jauh lebih
tinggi daripada anak-anak sebayanya.

32
7. Administrasi WPPSI
Saran administrasi umum yang diuraikan untuk WISC-R juga sesuai untuk
WPPSI. Kedua skala memiliki masalah umum dalam administrasi dan penilaian.
Beberapa nama subtest adalah sama di kedua skala, jadi berhati-hatilah untuk tidak
mengganti arah WISC-R untuk arah WPPSI atau sebaliknya. Saran-saran yang
diperlihatkan dalam Tampilan 9-2, yang melengkapi saran yang diberikan akan
membantu Anda belajar mengadministrasikan WPPSI. Gambar 9-2 menunjukkan
sampul buku catatan WPPSI.

33
a. Kemampuan Fisik Diperlukan untuk WPPSI
Kemampuan fisik yang dibutuhkan anak-anak untuk menggunakan WPPSI,
sebagian besar, sama dengan yang diperlukan untuk WISC-R. Keterampilan
motorik visual yang memadai, khususnya, diperlukan untuk menangani bahan
Skala Performansi. Cara-cara alternatif untuk mengelola aitem-aitem WPPSI
dibatasi oleh fakta bahwa anak-anak kecil memiliki keterampilan menulis dan
membaca yang terbatas. Anak-anak yang tidak dapat berbicara biasanya tidak
dapat menulis jawaban mereka, dan mereka yang tidak dapat mendengar
biasanya tidak akan dapat membaca pertanyaan. Adapun saran khusus untuk

34
mengadministrasikan WISC-R untuk anak-anak yang memiliki keterbatasan
juga berguna untuk WPPSI.
b. IQ yang diekstrapolasi
IQ ekstrapolasi disediakan pada Tabel C-17 di Lampiran C untuk skor skala
yang berada di bawah atau di atas yang ditunjukkan dalam manual WPPSI.
Namun, IQ yang diekstrapolasi harus digunakan dengan hati-hati.
c. Formulir Singkat WPPSI
Bentuk pendek WPPSI memiliki kelemahan yang sama dengan WISC-R dan
tidak boleh digunakan untuk tujuan klasifikasi atau seleksi. Namun, formulir
singkat mungkin berguna untuk penyaringan (screening) atau studi penelitian.
Informasi dalam Tabel C-21 dalam Lampiran C dapat membantu Anda dalam
pemilihan formulir pendek. Tabel ini, berdasarkan pada data standardisasi,
menunjukkan formulir pendek WPPSI terbaik untuk kombinasi dua, tiga, empat,
dan lima subtes. Karena formulir pendek dari panjang tertentu, untuk semua
tujuan praktis, saling dipertukarkan, Anda dapat menggunakan pertimbangan
klinis atau lainnya untuk memilih formulir pendek.
Memperoleh Deviasi Quotient dari formulir pendek. Setelah formulir
singkat telah dipilih, ikuti prosedur untuk mengubah skor komposit WISC-R
menjadi Quotients Deviasi. Tabel C-36 dalam Lampiran C dapat digunakan
untuk mendapatkan konstanta a dan b yang sesuai. Satu-satunya perbedaan
antara prosedur untuk WISC-R dan yang untuk WPPSI adalah bahwa untuk
WPPSI tabel korelasi kelompok yang paling dekat dengan usia peserta ujian
harus digunakan untuk mendapatkan ∑rjk (yaitu, salah satu dari tabel pada
halaman 26 sampai 31 dari manual WPPSI).
Beragam formulir pendek WPPSI. Dokecki et al. (1969) menemukan bahwa
keempat subtest merupakan formulir pendek terbaik untuk anak-anak kelas
menengah adalah Informasi, Pemahaman, Aritmatika, dan Desain Geometrik
(r= 0,94 dengan Skala Penuh). Bentuk pendek dua subtest terbaik untuk
memprediksi prestasi membaca dalam kelompok anak-anak kelas bawah terdiri
dari Informasi dan Desain Geometris.
Formulir pendek Kaufman. Kaufman (1972a) mengusulkan bentuk pendek
empat subtest yang terdiri dari subtest Aritmatika, Pemahaman, Penyelesaian
Gambar, dan Blok Desain. Bentuk singkat ini sangat terkait (r = 0,96) dengan
Skala Penuh dalam sampel dari 116 anak rawat jalan, dengan IQ rata-rata

35
menunjukkan perbedaan kurang dari 3 poin (Skala Penuh IQ = 112, 11, formulir
pendek empat subtest IQ = 109,76). Namun, hanya ada 61 persen kesepakatan
dalam klasifikasi IQ antara bentuk pendek dan Skala Penuh.
Formulir singkat WPPSI Yudin. Metode short-form Yudin (1966) untuk
WISC-R, di mana jumlah item dalam subtes berkurang, telah diterapkan ke
WPPSI oleh Silverstein (1968a). Tabel C-22 dalam Lampiran C menunjukkan
prosedur spesifik. Silverstein menyarankan agar Sentences dikecualikan dari
formulir singkat karena subtest dihilangkan dalam membangun tabel IQ.
Reliabilitas berikut dilaporkan untuk formulir singkat Yudin: 0,91 untuk Skala
Verbal, 0,91 untuk Skala Kinerja, dan. 94 untuk Skala Penuh.
WPPSI Vocabulary plus Block Design short form. Kombinasi Vocabulary
ditambah Block Design berguna sebagai bentuk pendek penyaringan dua-subtest.
Ketika kombinasi ini digunakan, Tabel C-37 pada Lampiran C dapat digunakan
untuk mengonversi jumlah skor yang diskalakan pada dua subtest secara
langsung ke perkiraan IQ Skala Penuh. Korelasi 0,82 dan 0,89 telah dilaporkan
antara bentuk pendek Vocabulary plus Block Design dan IQ Skala Penuh
(Silverstein, 1970b, dan Haynes & Atkinson, 1983, masing-masing). Studi
(Haynes & Atkinson, 1983; King & Smith, 1972) juga melaporkan bahwa
formulir pendek Vocabulary plus Block Design setuju dengan klasifikasi IQ
yang diperoleh dari Skala Penuh hanya sekitar 33 hingga 35 persen dari kasus.
Hasil ini memperkuat rekomendasi bahwa formulir pendek tidak pernah
digunakan untuk tujuan klasifikasi atau seleksi.

8. Subtes WPPSI
Bagian ini menjelaskan tentang 11 subtitusi WPPSI. Temuan analitik faktor
adalah dari Carlson dan Reynolds (1981) dan dari Wallbrown et al. (1973).
a. Informasi (Information)
Subtes informasi berisi 23 pertanyaan, 12 di antaranya, dengan sedikit
perubahan pada kata-kata, berasal dari WISC. Sebagian besar pertanyaan
mengharuskan anak untuk memberikan fakta atau fakta-fakta yang dinyatakan
secara sederhana. Semua aitem diberi skor 1 atau 0 (lulus-gagal), dan subtest
dihentikan setelah lima kegagalan berturut-turut.

36
Alasan (Rationale). Alasan yang disajikan untuk subtest Informasi WISC-R
tampaknya berlaku untuk subtest Informasi WPPSI. Namun, pertanyaan WPPSI
tampaknya menilai bagian pengetahuan anak tentang lingkungan yang diperoleh
dari pengalaman daripada dari pendidikan, terutama pendidikan formal.
Temuan Analitik Faktor (Factor analytic findings). Subtes informasi adalah
ukuran terbaik dari g dalam skala (52 persen variansnya dapat dikaitkan dengan
g). Subtes berkontribusi secara substansial pada faktor Verbal (Mdn loading =.
72).
Reliabilitas dan Pokok Korelasional (Reliability and correlational
highlights). Informasi adalah subtest yang andal (rxx =. 81); itu berkorelasi
lebih tinggi dengan Kosakata dan Pemahaman (r's = .60) daripada dengan
subtitle lainnya. Ini berkorelasi cukup dengan Skala Penuh (r = .70) dan Skala
Verbal (r = .73) dan pada tingkat yang lebih rendah dengan Skala Kinerja (r
= .56).
Pertimbangan Administratif (Administrative Considerations).
Pertimbangan administratif yang disajikan untuk sub tes Informasi WISC-R
juga relevan untuk subtes Informasi WPPSI. Selain itu, beberapa item WPPSI
memerlukan pertimbangan penilaian khusus. Misalnya, jawaban atas pertanyaan
4 ("Apa yang ada dalam botol?") Bukan menyebutkan hal-hal yang ada dalam
botol plastik. Namun, karena istilah “dll" muncul dalam lampiran kriteria
penilaian manual, tampaknya logis untuk menganggap bahwa kredit harus
diberikan untuk referensi zat yang datang dalam botol plastik, seperti sampo
dan sabun cair. Demikian juga, kriteria penilaian merujuk pada pertanyaan 9
("Apa yang bersinar di langit di malam hari?") tidak termasuk "planet," namun
sebuah planet bersinar di langit di malam hari. Direkomendasikan agar kredit
diberikan untuk "planet," "komet," dan istilah astronomi lainnya.
b. Kosakata (Vocabulary)
Subtes Kosakata berisi 22 kata, 14 di antaranya berasal dari WISe. Anak
diminta untuk menjelaskan secara lisan arti dari setiap kata. Setiap kata diberi
skor 2, 1, atau 0, dan subtest dihentikan setelah lima kegagalan berturut-turut.
Alasan (Rationale). Pendidikan formal, bagaimanapun, cenderung menjadi
pengaruh dalam pengembangan kosa kata untuk anak-anak prasekolah daripada
untuk anak-anak yang lebih tua. Pengalaman cenderung menjadi faktor utama
dalam perkembangan kosa kata anak-anak prasekolah.

37
Temuan Analitik Faktor (Factor analytic findings). Subtes Kosakata adalah
ukuran yang cukup baik dari g (41 persen variansnya dapat dikaitkan dengan g).
Subtes berkontribusi besar pada faktor Verbal (Mdn loading =, 65).
Reliabilitas dan Pokok Korelasional (Reliability and correlational
highlights). Kosakata adalah subtest yang andal (rxx = .84). Ini berkorelasi
lebih tinggi dengan Informasi (r = 0,60) daripada dengan subtest lainnya. Ini
berkorelasi cukup dengan Skala Penuh (r = .65) dan Skala Verbal (r = .66) dan
pada tingkat yang lebih rendah dengan Skala Kinerja (r = .51).
Pertimbangan Administratif (Administrative Considerations). Semua
peserta ujian memulai subtest dengan kata pertama. Prosedur ini berbeda dari
yang digunakan untuk WISC-R, di mana kata awal tergantung pada usia anak.
Pedoman administrasi umum yang disajikan untuk subtest Kosakata WISC-R
harus diikuti untuk subtest Kosakata WPPSI. Penilaian membutuhkan penilaian
yang besar, dan manual WPPSI memberikan terlalu sedikit respons sampel.
Karena banyak kata-kata Kosakata memiliki homonim dekat (kata I, 13, 14, 15,
16, 17, dan 22), Anda harus dengan hati-hati mengartikulasikan setiap kata.
c. Aritmatika (Arithmetic)
Subtes Aritmatika terdiri dari 20 masalah, enam di antaranya dari WISe. Untuk
4 item pertama, anak menunjuk ke jawaban yang benar pada kartu; untuk 4 item
berikutnya, blok digunakan; dan untuk 12 item terakhir, jawaban lisan
diperlukan. Subtes dimulai pada titik yang berbeda, tergantung pada usia anak
dan kemungkinan tingkat fungsi intelektual. Anak-anak di bawah usia 6 tahun
(dan anak-anak yang lebih besar yang mungkin mengalami keterbelakangan
mental) mulai dengan item 1, anak-anak usia 6 tahun ke atas mulai dengan item
7. 8 masalah pertama tidak memiliki batas waktu, tetapi masalah l2 terakhir
memiliki batas waktu 30 detik. Setiap item diberi skor I atau 0, dan subtest
dihentikan setelah empat kegagalan berturut-turut.
Masalah pada subtes Aritmatika mencerminkan berbagai keterampilan.
Masalah I sampai 4 memerlukan penilaian persepsi yang melibatkan konsep
terbesar, terpanjang, paling, dan sama. Masalah 5 sampai 8 membutuhkan
penghitungan langsung jumlah yang nyata. Masalah 9 hingga 20 melibatkan
penambahan atau pengurangan sederhana, meskipun pembagian atau perkalian
sederhana juga dapat digunakan.

38
Alasan (Rationale). Alasan yang dijelaskan untuk subtes Aritmatika WISC-R
tampaknya berlaku secara umum untuk subtes Aritmatika WPPSI. Keterampilan
yang diperlukan untuk subtes Aritmatika WPPSI, bagaimanapun, cenderung
kurang tergantung pada pendidikan formal daripada yang diperlukan untuk
subtes Aritmatika WISC-R. Empat pertanyaan WPPSI pertama, yang
mengharuskan anak untuk membuat perbandingan dan diskriminasi persepsi,
tampaknya mengukur kemampuan penalaran nonverbal; keempat masalah ini
mengukur konsep kuantitatif tanpa melibatkan penggunaan angka secara
eksplisit.
Temuan Analitik Faktor (Factor analytic findings). Subtes Aritmatika
adalah ukuran yang cukup baik dari g (46 persen variansnya dapat dikaitkan
dengan g). Subtes memiliki pemuatan tinggi pada faktor Verbal (Mdn memuat
= .54) dan memuat moderat pada faktor Kinerja (Mdn memuat = .48). Ini
memuat pada faktor Kinerja dapat diperhitungkan oleh fakta bahwa beberapa
item menggunakan gambar set objek yang harus dianalisis secara visual
sebelum perbandingan verbal dibuat.
Reliabilitas dan Pokok Korelasional (Reliability and correlational
highlights). Aritmatika adalah subtest yang andal (rxx =. 82). Berkorelasi lebih
tinggi dengan Informasi (r = 58) dibandingkan dengan subtest lainnya. Ini
berkorelasi cukup dengan Skala Penuh (r = .68), Skala Verbal (r = .62),
dan Skala Kinerja (r = .60).
Pertimbangan Administratif (Administrative Considerations). Pertimbangan
administratif yang dibahas untuk sub tes Aritmatika WISC-R umumnya berlaku
untuk subtes Aritmatika WPPSI. Penilaian, seperti dalam WISC-R, sebagian
besar mudah - l atau 0 poin. Waktu yang diambil oleh anak untuk
menyelesaikan setiap masalah harus dicatat. Pada masalah 9 hingga 20, jawaban
yang benar diberikan setelah batas waktu berakhir juga harus diperhatikan.
d. Kesamaan (Similarities)
Sub tes Kesamaan WPPSI terdiri dari 16 pertanyaan, 7 di antaranya ditemukan
di WISC. 10 pertanyaan pertama membutuhkan analogi sederhana; pertanyaan-
pertanyaan yang tersisa adalah serupa dengan yang ditemukan dalam subtitle
Kesamaan WISC-R. Item 1 sampai 10 diberi skor 1 atau 0 (lulus-gagal), dan
item 11 hingga 16 diberi skor 2, 1, atau 0, tergantung pada level konseptual dari
respons. Subtes dihentikan setelah empat kegagalan berturut-turut.

39
Alasan (Rationale). Dasar pemikiran yang dideskripsikan untuk subtes
Kemiripan WISC-R umumnya berlaku untuk sub uji Kemiripan WPPSI. Karena
lebih dari setengah pertanyaan WPPSI (1 hingga 10) memerlukan analogi,
namun subtest mungkin lebih mengukur pemikiran logis daripada pembentukan
konsep verbal, terutama di tingkat sebelumnya (mis., Di bawah usia 5 tahun).
Temuan Analitik Faktor (Factor analytic findings). Subtes kesamaan adalah
ukuran yang cukup baik dari g (40 persen variansnya dapat dikaitkan dengan g).
Subtes berkontribusi secara substansial pada faktor Verbal (Mdn loading = 0,67).
Reliabilitas dan Pokok Korelasional (Reliability and correlational
highlights). Kesamaan adalah subtes yang andal (rex =. 83). Ini berkorelasi
lebih tinggi dengan Pemahaman (r = 0,55) daripada dengan tes orang lain.
Korelasi relatif rendah dengan Skala Penuh (r = .58), sedang dengan Skala
Verbal (r = .62), dan rendah dengan Skala Kinerja (r = .44).
Pertimbangan Administratif (Administrative Considerations).
Pertimbangan administratif yang dibahas untuk sub uji WISC-R Similarities
umumnya berlaku untuk sub tes WPPSI Similarities. Namun, prosedur penilaian
berbeda. Karena tanggapan terhadap 10 pertanyaan pertama diberi skor 1 atau 0,
beberapa masalah yang memberi skor harus dilihat dengan pertanyaan-
pertanyaan ini. Namun, seperti dalam WISC-R, pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan kesamaan (item 11 hingga 16) sulit untuk dinilai. Garis
pedoman penilaian harus dipelajari dengan cermat.
e. Pemahaman (Comprehension)

Subtes Pemahaman berisi 15 pertanyaan, 6 di antaranya, dengan sedikit


perubahan pada kata-kata, berasal dari WISe. Beberapa bidang konten termasuk,
termasuk kesehatan dan kebersihan, pengetahuan lingkungan, dan pengetahuan
tentang aktivitas di masyarakat. Item diberi skor 2, 1, atau O. Subtes dihentikan
setelah empat kegagalan berturut-turut.

Alasan (Rationale). Alasan yang disajikan untuk subtest Pemahaman WISC-


R tampaknya berlaku secara umum untuk subtest Pemahaman WPPSI. Akan
tetapi, keterampilan linear dan penalaran logis mungkin memainkan peran yang
lebih penting pada WPPSI Comprehension daripada pada subtest WISC-R
Comprehension.

40
Temuan Analitik Faktor (Factor analytic findings). Subtes Pemahaman
adalah ukuran yang cukup baik dari g (46 persen variansnya dapat dikaitkan
dengan g). Subtes berkontribusi secara substansial pada faktor Verbal (Mdn
loading =. 72).

Reliabilitas dan Pokok Korelasional (Reliability and correlational


highlights). Pemahaman adalah subtest yang andal (ra = .81). Ini berkorelasi
lebih tinggi dengan Kalimat (r = .53) dibandingkan dengan sub tes lainnya. Ini
berkorelasi cukup dengan Skala Penuh (r = .65) dan Skala Verbal (r = .69) dan
pada tingkat yang lebih rendah dengan Skala Kinerja (r = .44).

Pertimbangan Administratif (Administrative Considerations).


Pertimbangan administratif yang dibahas untuk subtes Pemahaman WISC-R
umumnya berlaku untuk sub tes Pemahaman WPPSI. Karena respons
Pemahaman terkadang sulit untuk dinilai, penilaian diperlukan untuk sampai
pada skor yang tepat. Seperti dalam semua keputusan tentang penilaian
tanggapan WPPSI dan WISC-R, isi dari tanggapan tersebut. bukan kualitas dari
verbalisasi, harus dipertimbangkan.

f. Kalimat (Sentences)

Subtes Kalimat, yang merupakan subtest pelengkap, berisi 13 kalimat yang


semakin panjang, mulai dari 2 hingga 18 kata. Anak diminta untuk mengulangi
setiap kalimat kata demi kata, setelah mendengarkan penguji mengatakannya.
Subtes dihentikan setelah tiga kegagalan berturut-turut. Ketika itu diberikan
sebagai subtest Skala Verbal keenam, subtest tidak digunakan dalam
menghitung IQ. Item diberi skor 1,2,3, atau 4 poin, tergantung pada panjang
kalimat dan jumlah kesalahan yang dibuat. Kesalahan dalam mereproduksi
kalimat termasuk kelalaian, transposisi, penambahan, dan penggantian kata.

Alasan (Rationale). Subtes Kalimat adalah tes memori, mengukur daya ingat
dan perhatian segera. Karena keberhasilan mungkin tergantung pada fasilitas
verbal, kegagalan mungkin tidak perlu mencerminkan kemampuan memori yang
buruk. Untuk anak-anak usia 5 tahun dan lebih tua, skor mungkin terkait
terutama dengan kemampuan memori, tetapi untuk anak-anak di bawah 5 tahun,

41
skor mungkin mencerminkan pengetahuan dan pemahaman verbal, daripada
kemampuan mengingat langsung.

Temuan Analitik Faktor (Factor analytic findings). Kalimat adalah ukuran


yang cukup baik dari g (41 persen variansnya dapat dikaitkan dengan g). Subtes
berkontribusi secara substansial pada faktor Verbal (Mdn loading = 0,63).

Reliabilitas dan Pokok Korelasional (Reliability and correlational


highlights). Kalimat adalah subtest yang dapat diandalkan (rt :( =. 85). Kalimat
ini berkorelasi lebih tinggi dengan Pemahaman (r = .53) dibandingkan dengan
subtest lainnya. Ini berkorelasi cukup dengan Skala Penuh (r = .61) dan Skala
Verbal ( r = .64) dan pada tingkat yang lebih rendah dengan Skala Kinerja (r
= .47).

Pertimbangan Administratif (Administrative Considerations). Melihat


respons anak pada kalimat Kalimat itu rumit karena beragam kesalahan yang
dapat terjadi. Respons harus dianalisis dengan cermat untuk menentukan jenis
kesalahan yang telah dibuat. Selain mencatat jumlah kesalahan, evaluasi kualitas
respons anak. Misalnya, apakah ada kata-kata aneh yang ditambahkan? Apakah
kesalahan terjadi pada awal, tengah, atau akhir kalimat? Apakah kalimatnya
benar-benar terlewatkan atau hanya beberapa kesalahan yang dilakukan dalam
setiap kalimat? Anak yang kehilangan beberapa kata mungkin mengungkapkan
ketidakefisienan sementara yang kecil, sedangkan yang tidak dapat mengingat
kata apa pun dalam kalimat mungkin memiliki masalah ingatan yang lebih
serius.

g. Animal House and Animal House Retest


Animal House subtest, pengganti subtitle WISC Coding, mengharuskan anak
untuk menempatkan warna yang sesuai di lubang pada papan. Nama subtes
berasal dari fakta bahwa empat hewan digambarkan dalam berbagai silinder
berwarna, atau "rumah." Misalnya, anjing memiliki rumah hitam dan ayam
memiliki rumah putih. Animal House adalah subtes yang diatur secara bebas
(waktu maksimum 5 menit) di mana premi ditempatkan pada kecepatan. Kinerja
sempurna dalam 9 detik atau kurang dikreditkan dengan 70 poin skor mentah,

42
sedangkan yang diperoleh dalam 5 menit dikreditkan dengan 12 poin skor
mentah.
Animal House Retest sama persis dengan tes Animal House. Kata "tes ulang"
hanya menunjukkan bahwa skor skala normatif terpisah tersedia untuk kinerja
pengujian ulang. Meskipun setiap subtest dapat diberikan untuk kedua kalinya,
Animal House adalah satu-satunya dalam skala yang diberikan nilai tes ulang
terpisah. Ini adalah satu-satunya subtest dalam baterai yang dirancang khusus
untuk mengevaluasi kemampuan belajar.
Alasan (Rationale). Animal House mengharuskan anak untuk
mengasosiasikan tanda dengan simbol. Memori, rentang perhatian, kesadaran
tujuan, konsentrasi, dan ketangkasan jari dan manual semua mungkin terlibat
dalam kinerja anak (Herman, 1968; Wechsler, 1967). Subtes mungkin juga
merupakan ukuran kemampuan belajar (Wechsler, 1967).
Animal House telah ditemukan berkorelasi secara signifikan dengan ukuran
pembelajaran (r = .71) dan ukuran keterampilan motorik (r = - .69) dalam
sampel 36 anak berusia 5 hingga 6 tahun (Sherman, Chinsky, & Maffeo , 1974).
(Korelasi negatif hasil dari skor keterampilan motorik yang lebih rendah
mencerminkan waktu reaksi yang lebih cepat.) Kombinasi pembelajaran dan
skor motorik mengarah pada prediksi skor Animal House yang lebih baik
daripada skor pembelajaran sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan motorik, selain kemampuan belajar, dapat terlibat dalam kinerja
pada subtes Animal House.
Yule dkk (1969) memperingatkan agar tidak menerima pernyataan Wechsler
bahwa kinerja pada Animal House Retest dapat membedakan antara pelajar yang
lambat dan cepat. Pernyataan Wechsler berpotensi menyesatkan karena sulit
untuk menilai dan memprediksi tingkat pembelajaran dan karena ada beberapa
studi validasi untuk mendukung posisi Wechsler. Penilaian kemampuan belajar
menggunakan Animal House Retest harus memperhitungkan usia dan skor awal
anak. Misalnya, anak-anak yang berusia 4 1/2 tahun dan yang mencapai skor
mentah3 pada pengujian awal mempertahankan status awal mereka pada tes
ulang dengan meningkatkan kinerja mereka dengan 2 poin skor mentah,
sedangkan anak-anak pada usia yang sama yang mencapai skor mentah 18 pada
subtest awal membutuhkan peningkatan sekitar 10 poin skor mentah untuk
mempertahankan posisi mereka. Selain usia anak dan skor awal, faktor motivasi,

43
besarnya perubahan tes ulang, dan keseluruhan tingkat kemampuan harus
dipertimbangkan sebagai faktor yang dapat memengaruhi kemampuan belajar.
Yule dan timnya menyimpulkan bahwa pekerjaan empiris diperlukan sebelum
skor pada Animal House Restest dapat diartikan secara bermakna.
Temuan Analitik Faktor (Factor analytic findings). Animal House subtes
adalah ukuran yang cukup baik dari g (30 persen variansnya dapat dikaitkan
dengan g). Subtes memiliki pemuatan moderat pada faktor Kinerja (Mdn
memuat =, 49).
Reliabilitas dan Pokok Korelasional (Reliability and correlational
highlights). Animal House adalah subtest yang relatif andal (rxx = .77). Ini
berkorelasi lebih tinggi dengan Desain Geometris (r = 0,43) daripada dengan
subtest lainnya. Ini memiliki korelasi rendah dengan Skala Penuh (r = .53),
Skala Kinerja (r = .50), dan Skala Verbal (r = .46).
Pertimbangan Administratif (Administrative Considerations).
Pertimbangan administratif. Catat apakah anak itu pengguna tangan kanan atau
kiri sebelum memberikan subtest ini. Anak-anak harus didorong untuk
menggunakan tangan yang mereka sukai. Seperti pada semua subtes waktunya,
jangan berhenti menghitung waktu setelah subtes dimulai. Jika subtitle rusak,
jangan masukkan dalam perhitungan akhir. (Ini benar, tentu saja, untuk semua
subtes dalam skala.)
Manual WPPSI tidak memberikan panduan yang memadai tentang apa yang
harus dilakukan ketika seorang anak dengan keras kepala memasukkan kembali
pasak ke lubang yang salah atau menolak untuk mengambil petunjuk pemeriksa
selama item demonstrasi. Jika seorang anak menempatkan patok kuning di
bawah anjing yang sama untuk kedua kalinya, sederhana saja "Tidak, itu harus
yang hitam," masukkan patok sendiri, dan lanjutkan ke item sampel berikutnya.
Animal House Retest tidak digunakan dalam perhitungan IQ. Membandingkan
dua pertunjukan anak, bagaimana pun, dapat memberikan beberapa indikasi
kemampuan belajar anak atau kemampuan untuk mendapat manfaat dari latihan.
Dalam manual WPPSI, Tabel 20 digunakan untuk memperoleh skor mentah
untuk Animal House dan Animal House Retest, tetapi bagian terpisah (kolom
terakhir) dari Tabel 21, "Skor Skala yang Setara dengan Skor Baku," digunakan
untuk mendapatkan Animal House Retest skor skala.

44
Pemeriksaan skor skala untuk Animal House dan Animal House Retest
menunjukkan bahwa anak tersebut membutuhkan skor mentah yang lebih tinggi
pada Animal House Retest untuk mendapatkan skor skala yang setara dengan
yang diperoleh pada administrasi Animal House awal. Misalnya, skor mentah 16
pada Animal House setara dengan skor skala 10, tetapi skor mentah yang sama
pada Animal House Retest setara dengan skor skala 9, yang mengakibatkan
hilangnya 1 poin skor skala.
h. Kelengkapan Gambar (Picture Completion)
Subtes Penyelesaian Gambar terdiri dari 23 gambar benda umum (misalnya,
boneka, mawar, dan pintu), yang masing-masing tidak memiliki elemen penting
tunggal. Dua belas gambar muncul di WISe. Tugas anak adalah untuk
membongkar dan memberi nama atau menunjuk pada bagian esensial yang
hilang dari gambar yang tidak lengkap. Meskipun tidak ada batas waktu yang
tepat untuk setiap gambar, gambar berikutnya ditampilkan setelah 15 detik jika
tidak ada respons.
Alasan (Rationale). Alasan yang dijelaskan untuk subtest Penyelesaian
Gambar WISC-R tampaknya berlaku untuk subtest Penyelesaian Gambar
WPPSI.
Temuan Analitik Faktor (Factor analytic findings). Sub Tes Penyelesaian
Gambar adalah ukuran yang cukup baik untuk g (36 persen variansnya dapat
dikaitkan dengan g). Subtes memiliki pemuatan sedang pada faktor Kinerja
(Mdn loading =. 50) dan pada faktor Verbal (Mdn memuat = .40).
Reliabilitas dan Pokok Korelasional (Reliability and correlational
highlights). Penyelesaian gambar adalah subtest yang andal (rxx =. 8 3). Ini
berkorelasi lebih tinggi dengan Informasi (r = 0,47) daripada dengan subtest
lainnya. Ini berkorelasi cukup dengan Skala Penuh (r = .60) dan ke tingkat yang
lebih rendah dengan Skala Verbal (r = .54) dan Skala Kinerja (r = .55).
Pertimbangan Administratif (Administrative Considerations). Administrasi
pertimbangan yang dibahas untuk WISC-R Penyelesaian gambar Subtes
umumnya berlaku untuk WPPSI penyelesaian gambar Subtes subtitle, dengan
pengecualian batas waktu. tidak seperti Subtes Penyelesaian Gambar WISC-R,
yang memungkinkan maksimal dengan jumlah 20 detik per kartu, WPPSI
penyelesaian gambar Subtes tidak memiliki waktu absolut. Meskipun demikian
Subtes Penyelesaian Gambar WPPSI tidak ditentukan waktunya, mungkin

45
terbukti berharga untuk analisis kualitatif untuk merekam jumlah waktu yang
diambil oleh anak-anak untuk membuat setiap respons.Dalam
mempresentasikan kartu kedua, disarankan untuk mengulang petunjuk yang
diberikan untuk kartu pertama: "Lihat gambar ini. Beberapa bagian penting
hilang. Katakan apa yang hilang. "Anak-anak diberikan penghargaan jika
mereka dengan benar menunjuk ke bagian yang hilang. Namun, jika respons
menunjuk disertai dengan respons verbal, respons verbal diberikan diutamakan
atas respon menunjuk. Karena itu. tanggapan verbal yang salah (misalnya,
mengatakan "rambut" untuk nomor I) disertai dengan jawaban menunjuk yang
benar (menunjuk ke gigi yang hilang) menerima skor 0.
i. Mazes
Subtes Mazes terdiri dari 10 labirin, 7 di antaranya dari WISe. Tiga labirin
horizontal baru dimaksudkan untuk anak yang lebih kecil muncul di awal
subtes. Di WPPSI, Mazes adalah subtest standar, sedangkan di WISC-R itu
adalah suplemen. Subtes adalah dihentikan setelah dua kegagalan berturut-turut.
Alasan (Rationale). Dasar pemikiran yang dijelaskan untuk WISC-R Subtes
Mazes tampaknya berlaku untuk sub-WPPSI tes mazes.
Temuan Analitik Faktor (Factor analytic findings). Subtes labirin adalah
ukuran yang cukup baik dari g (32 persen variansnya mungkin dikaitkan dengan
g). Subtes berkontribusi secara substansial pada faktor Kinerja (Mdn loading =
0,63).
Reliabilitas dan Pokok Korelasional (Reliability and correlational
highlights). Mazes adalah subtest andal (r xx =. 87). Ini berkorelasi lebih tinggi
dengan Desain Geometris (r =. 48) dibandingkan dengan subtest lainnya. Ini
memiliki korelasi rendah dengan Skala Penuh (r =. 54), Skala Kinerja (r =. 57),
dan Skala Verbal (r = .44).
Pertimbangan Administratif (Administrative Considerations). Meskipun
administrasi pertimbangan dijelaskan untuk Mazes WISC-R subtest berlaku
untuk subtest WPPSI Mazes, administrasi prosedur berbeda. Pengaturan waktu,
penilaian, dan desain lainnya ekornya berbeda. Misalnya, Labirin lA, lB, 2, 4, 5,
dan 6 adalah Contoh 1 masing-masing diizinkan maksimum 45 detik; labirin 3
dan 8, 60 detik; dan labirin 10, 135 detik. Karena itu Anda harus pastikan
untuk menggunakan prosedur yang sesuai untuk skala yang
sedangdikelola. Biarkan anak untuk menyelesaikan setiap labirin, ulang tanpa

46
kesalahan yang dibuat, karena gangguan mungkin menimbulkan kecemasan dan
kebingungan dan meninggalkan anak dengan rasa gagal.
Scoring the Mazes subtest membutuhkan penilaian yang cukup besar. Anda
harus terbiasa dengan istilah-istilah khusus, seperti itusebagai "jalan buntu,"
"jalan keluar salah," "dinding gang," dan "awal salah,"yang menunjuk fitur
spesifik dari labirin atau kinerja anak. Demikian juga, Anda harus berhati-
hatitunjukkan fitur-fitur tes ini kepada anak dalam sampel barang. Pelajari
kegagalan anak dengan cermat. Perhatikan apakahada pola kegagalan anak,
atau apakah adatanda-tanda tremor atau kesulitan visual-motorik
lainnya. Setelah seluruh pemeriksaan telah dilakukan, Anda mungkin ingin
untuk kembali ke subtes Mazes untuk menanyakan ke anakkinerja pada setiap
labirin yang menarik (misalnya, “Mengapa Anda pergi ke sana? “).
Evaluasi yang cermat atas kegagalan yang terjadi pada Subtes Maze mungkin
terbukti bermanfaat. Dua contohnya adalah ditunjukkan Dalam contoh 1, gadis
itu gagal menyelesaikan labirin, tetapi tidak membuat kesalahan .Dalam contoh
2, seorang gadis lain masuk jalan buntu, dengan demikian membuat
kesalahan. Dalam kasus pertama pertanyaan muncul mengapa gadis itu berhenti
sebelum mencapai tujuan. Mungkin ketekunannya terbatas, mungkin dia
menerima begitu saja dan berharap bahwa orang lain akan memahami dia, atau
mungkin dia terganggu. Sebaliknya, Penampilan kedua mungkin adalah
seorang gadis impulsif yang bekerja dengan baik sampai dia akan
menyelesaikan tugas dan kemudian tidak dapat melakukannya dengan
benar. Analisis ini, tentu saja,hanya sementara, dapat dimodifikasi setelah
mempelajari kinerja anak pada seluruh subtest dan subtest lainnya pada skala,
serta sumber data lainnya.
j. Geometric Design
Subtes geometric design mengandung 10 desain –termasuk lingkaran, segi
empat, dan wajik—di mana anak-anak disuruh untuk menyalinnya. Tidak ada
batasan waktu. Skor untuk aitem 1-5 memiliki rentang dari 0-2; skor untuk
aitem 6 dan 7 memiliki rentang dari 0-3; dan skor untuk aitem 8-10 memiliki
rentang dari 0-4. Subtes geometric desain digunakan untuk mengukur
kemampuan perceptual dan organisasi visual-motorik. Subtes geometric desain
mengukur g factor dengan baik dan berkontribusi pada faktor performansi.
Geometric design adalah subtest yang reliabel (rxx = 0,82).

47
Subtes geometric design sulit diskor. Sedikitnya delapan kriteria umum harus
digunakan untuk menskor desainnya; setiap desain juga memiliki kriteria
scoring khusus. Jarang ada kesepakatan bulat di antara penguji tentang nilai
yang diberikan pada gambar anak-anak normal. Sattler (1976) melaporkan
bahwa kesepakatan dengan suara bulat terjadi di antara sampel dari 18 psikolog
sekolah hanya pada 7 dari 50 gambar. Menurunkan kriteria perjanjian menjadi
78 persen dari kelompok (14 dari 18) masih menghasilkan persetujuan hanya 23
dari 50 gambar. Hasil serupa ditemukan untuk sekelompok 14 mahasiswa
pascasarjana yang tidak berpengalaman. Morsbach, McGoldrick, dan Younger
(1978) juga menemukan bahwa reliabilitas interscorer tidak memadai pada
subtes Desain Geometris, terutama pada desain 3, 4, 6, 8, 9, dan 10. Anda harus
mempelajari kriteria penilaian dengan cermat untuk menjadi mahir dalam
mencetak Desain Geometris. Blank paper yang copyrighted yang diperoleh dari
penerbit tes untuk administrasi subtes Desain Geometrik tidak diperlukan (Yule
et aI., 1969). Anda hanya perlu melipat selembar kertas menjadi dua, menulis
pada setiap gambar jumlah desain dan "atas" dan "bawah" relatif terhadap
kerangka referensi anak. Hanya separuh dari kertas yang harus ditunjukkan
kepada anak pada satu waktu untuk menghindari gangguan dari desain yang
digambar pada separuh kertas lainnya.
k. Block Design
Subtes Blok Desain berisi 10 item. Anak ditunjukkan model yang dibangun
oleh penguji untuk tujuh item pertama dan desain untuk tiga item terakhir. Blok
datar digunakan untuk mereproduksi desain. Anak-anak di bawah usia 6 tahun
(dan anak-anak yang lebih besar yang mungkin mengalami keterbelakangan
mental) mulai dengan item I; anak-anak berusia 6 tahun ke atas mulai dengan
item 3. Semua item diatur waktunya. Empat item pertama diberikan maksimal
30 detik; dua berikutnya, 45 detik; dua berikutnya, 60 detik; dan dua yang
terakhir, 75 detik. Tidak ada kredit waktu bonus karena ada pada WISC-R. Skor
2 diberikan untuk kinerja yang sukses pada percobaan pertama, skor 1 untuk
kinerja yang sukses pada percobaan kedua, dan skor 0 ketika kedua percobaan
gagal.
Alasan yang dijelaskan untuk subtest Desain Blok WISC-R tampaknya
berlaku untuk subtest Desain Blok WPPSI. Subtes Blok Desain adalah ukuran
yang cukup baik dari g (38 persen variansnya dapat dikaitkan dengan g). Subtes

48
berkontribusi secara substansial pada faktor Kinerja (Mdn loading = 0,58).
Block Design adalah subtest yang reliabel (rxx = 0,82). Pengadministrasian
subtest Desain Blok WISC-R berlaku untuk subtest Desain Blok WPPSI.

9. Interpretasi WPPSI
a. Analisis Profil
Lima pendekatan untuk analisis profil pada WPPSI yang dijelaskan di sini
sama dengan yang dijelaskan untuk WISC-R. Satu-satunya perbedaan adalah
bahwa tabel yang berbeda dalam Lampiran C harus digunakan. Lihat Bab 8
untuk penjelasan masing-masing pendekatan. (Skor faktor tidak dimasukkan
dalam analisis profil pada WPPSI karena skala Verbal dan Kinerja cukup
menggambarkan organisasi skala.)
 Membandingkan IQ Skala Verbal dan Kinerja. Tabel C-15 dalam Lampiran
C memberikan nilai-nilai kritis untuk membandingkan Verbal dan IQ
Kinerja: II pada level 0,05 dan 14 pada level 0,01. (Peluang yang terkait
dengan berbagai perbedaan Skala Kinerja Verbal ditunjukkan pada Tabel
C-I9 di Lampiran C.)
 Membandingkan setiap skor skala subterbal dengan skor skala verbal rata-
rata. Tabel C-I6 dalam Lampiran C memberikan nilai kritis: berkisar dari 2.
83 hingga 3. 05 di tingkat 0,05 dan dari 3. 39 hingga 3. 66 pada tingkat 0,01
untuk lima subtes Verbal standar.
 Membandingkan setiap skor skala subtest Kinerja dengan skor skalabilitas
Kinerja rata-rata. Tabel C-16 pada Lampiran C memberikan nilai kritis:
berkisar dari 2. 61 hingga 3. 26 di. Tingkat 05 dan dari 3. 13 hingga 3. 91 di
level 0,01 untuk lima subtest Kinerja.
 Membandingkan setiap skor skala subtest dengan skor skala subtest rata-
rata. Tabel C-16 pada Lampiran C memberikan nilai kritis: berkisar dari 2.
94 hingga 3. 84 di tingkat 0,05 dan dari 3. 78 hingga 4. 50 pada tingkat 0,01
untuk subtitle standar I0.
 Membandingkan set skor subtest individual. Tabel C-15 pada Lampiran C
memberikan nilai kritis: berkisar antara 3 hingga 4 pada tingkat 0,05 dan
dari 4 hingga 5 pada tingkat 0,01. Nilai-nilai pada Tabel C-15 terlalu liberal
(yaitu, mengarah pada terlalu banyak perbedaan signifikan) ketika lebih

49
dari satu perbandingan dibuat. Mereka paling akurat ketika perbandingan
yang direncanakan sebelumnya dibuat, seperti Pemahaman versus
Informasi atau Desain Blok versus Rumah Hewan. (Lihat Bab 7 untuk
informasi tambahan yang dapat memandu interpretasi subtest.)

b. Penggunaan Klinis dan Pendidikan WPPSI


Ketidakmampuan belajar dan WPPSI. Kontribusi yang menarik oleh Hagin,
Silver, dan Corwin (1971) menggambarkan bagaimana WPPSI dapat digunakan
dalam penilaian fungsi kognitif anak-anak dengan ketidakmampuan belajar.
Para peneliti ini melaporkan pada profil WPPSI untuk tiga subkelompok yang
berbeda dari anak-anak dengan ketidakmampuan belajar: mereka yang memiliki
kecacatan bahasa tertentu, kerusakan otak, dan ketidakdewasaan perkembangan.
Anak-anak dalam subkelompok specific language disability memiliki masalah
dalam mengembangkan konsep citra tubuh, dalam membangun dominasi otak
untuk bahasa, dan dalam mengorientasikan tokoh-tokoh dalam ruang dan suara
dalam waktu. Anak-anak yang mengalami brain damage menunjukkan banyak
perilaku dari kelompok kecacatan bahasa tertentu, tetapi juga menunjukkan
kelainan pada pemeriksaan neurologis standar. Beberapa anak hiperaktif,
sedangkan yang lain hipoaktif. Secara umum temuan ini tidak menunjukkan
kerusakan otak fokal, dan faktor etiologis spesifik jarang ditemukan dalam
riwayat anak. Anak-anak dalam subkelompok ini mengalami masalah
pendidikan khusus karena kontrol impuls yang buruk, rentang perhatian terbatas,
inasi motorik yang tidak memadai, dan kecemasan. Anak-anak yang belum
berkembang menunjukkan perlambatan dalam mencapai landmark
perkembangan, tetapi tidak ada bukti klinis atau historis kerusakan sistem saraf
pusat. Dalam penampilan fisik, perkembangan motorik kasar dan halus, bahasa,
dan kesadaran sosial, anak-anak ini tampaknya lebih muda dari usia kronologis
mereka. Berat badan lahir rendah sering muncul dalam sejarahnya.
c. Ketidakmampuan Membaca dan WPPSI
Upaya telah dilakukan untuk menentukan apakah ada perbedaan dalam pola
kemampuan intelektual, sebagaimana diukur oleh WPPSI, di antara anak-anak
usia prasekolah dan usia sekolah yang berbeda dalam keterampilan membaca
mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa profil WPPSI untuk pembaca rata-rata
dan miskin pada dasarnya serupa (Barron, 1971; Kavajec z, 1969). Pernyataan

50
ini berlaku untuk anak-anak Anglo-Amerika dan Meksiko-Amerika. Namun,
sulit untuk menggeneralisasi dari temuan penelitian tersebut, karena hanya
sedikit anak-anak dalam kisaran usia WPPSI yang dapat membaca.

10. Aset WPPSI


WPPSI memiliki banyak aset.
 Tes ini memiliki sifat psikometrik yang sangat baik. WPPSI memiliki keandalan
dan validitas yang sangat baik dan telah distandarisasi dengan cermat. Fitur-fitur
yang umum untuk tes Wechsler lainnya— seperti Verbal dan Performance
Scales yang terpisah, IQ Deviasi, dan manual yang nyaman— juga merupakan
bagian dari WPPSI.
 Tes ini menyediakan informasi diagnostik yang berguna. WPPSI memberikan
informasi diagnostik yang berguna untuk penilaian kemampuan kognitif anak-
anak prasekolah, baik yang normal maupun yang terbelakang mental. Ini juga
memberikan data yang membantu dalam perencanaan program sekolah khusus,
mungkin memanfaatkan faktor perkembangan atau kematangan penting yang
diperlukan untuk keberhasilan sekolah di kelas bawah.
 Tes ini memiliki tingkat minat yang tinggi. Anak-anak senang mengikuti tes;
campuran item verbal dan kinerja mempertahankan minat mereka.

11. Kelebihan dan Kekurangan WPPSI


WPPSI memiliki sejumlah aset:
 Alat psikometri yang baik, karena memiliki reliabilitas dan valibitas yang baik,
dan distandarisasi dengan hati-hati
 Menyediakan informasi diagnosa yang berguna untuk pengukuran kemampuan
kognitif anak pra-sekolah, normal maupun keterbelakangan mental
 Memiliki tingkat ketertarikan yang tinggi, karena anak-anak menikmati tes
dengan campuran item verbal, dan penampilannya mempertahankan
ketertarikan anak-anak.

WPPSI memiliki sejumlah mitigasi.


 Butuh waktu lama untuk mengelola. Waktu administrasi mungkin terlalu lama
untuk beberapa anak, meskipun kelelahan tidak sering menjadi masalah. Dalam

51
sampel standardisasi, sekitar 10 persen dari anak-anak membutuhkan 90 menit
atau lebih untuk menyelesaikan tes. Skala sering membutuhkan lebih dari 60
menit untuk dikelola.
 Memiliki batas terendah dan batas tertinggi yang terbatas. WPPSI, seperti
WISC-R, dibatasi oleh tidak adanya lantai dan langit-langit yang memadai
(artinya, tidak jelas membedakan kemampuan di ujung bawah dan atas skala).
Setara IQ dari skor skala berkisar antara 45 hingga 155. Kisaran ini,
bagaimanapun, tidak berlaku sampai level 5 tahun.
 Penskoran terhadap respon/tanggapan itu sulit. Seperti WISC-R, WPPSI tidak
selalu mudah untuk dinilai. Penilaian terutama sulit pada subtes Desain
Geometris, di mana skor dapat bergantung pada keputusan subyektif penguji,
dan pada sub-tes Kosakata, Persamaan, dan Pemahaman. Konsultasi dengan
kolega direkomendasikan ketika respons sulit untuk dinilai.
 Mungkin menimbulkan kesulitan khusus untuk anak-anak yang kurang
beruntung. Kerugian dari WPPSI, setidaknya dengan anak-anak kelas bawah,
termasuk ambiguitas dan kemungkinan pemuatan emotilonal dari beberapa
pertanyaan subtest Pemahaman dan kebutuhan untuk meminta alasan tambahan
pada beberapa pertanyaan, yang mungkin membuat beberapa anak tidak nyaman
(Fagan et aI., 1969).
 Tidak ada informasi yang diberikan tentang kriteria cutoff. Manual WPPSI
gagal memberikan informasi tentang apakah kriteria cutoff ditentukan secara
empiris atau intuitif.

12. WPPSI-R
Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence Revised (WPPSI-R) adalah
revisi menyeluruh dari WPPSI 1967, dengan rentang usia yang diperluas (3-7 tahun),
bahan warna-warni baru, jenis aitem baru untuk anak-anak yang sangat muda, subtes
icebreaking baru (Object Assembly), dan manual yang komprehensif. Kekuatan tes
ini adalah gambarnya yang menarik, bukti kuat validitas konstruk, reliabilitas yang
sangat baik, dan sampel standardisasi yang luar biasa. Kelemahan rangkaian yang
direvisi adalah ketergantungan yang besar pada poin bonus untuk Desain Blok dan
Perakitan Objek, sistem penilaian yang rumit untuk Desain Geometris,

52
ketidakstabilan relatif dari waktu ke waktu beberapa subtes (terutama nonverbal),
dan tidak user-friendly. Kesulitan administrasi datang dari arah ke penguji yang
terlalu rinci dan membingungkan, dan arah ke anak yang memasukkan konsep yang
sulit.

13. WPPSI-III dan WPPSI-IV


Keuntungan primer dari Wechsler Preschool and Primary Scale Of
Intelligence (WPPSI-III) ialah mencakup kelengkapan penilaian, yang mencakup
ukuran memori kerja dan kecepatan pemrosesan selain langkah-langkah verbal dan
non-verbal. Dengan demikian, kinerja normatif pada subtes domain spesifik WPPSI-
III dapat dikarakterisasi satu sama lain berdasarkan skor perbedaan formal yang
diperoleh dari sampel normatif WPPSI-III. Selain itu, tes dan skalanya sendiri
merupakan perpanjangan dari WISC, yang merupakan CDE untuk anak-anak yang
lebih besar. Tidak ada bentuk formal singkat dari WPPSI-III. Para peneliti yang
ingin menggunakan formulir singkat dapat menghasilkan estimasi FSIQ yang
berasal dari kombinasi 2-subtes (Vocabulary, Matrix Reasoning) atau 4-subtes
(Vocabulary, Similarities, Block Design, Matrix Reasoning). Pilihan tes ini sesuai
dengan kombinasi 2 dan 4-subtes untuk WASI. Tidak ada versi bahasa Spanyol dari
tes ini. Dengan kisaran usia 2 tahun, 6 bulan sampai 7 tahun, 7 bulan.
WPPSI-IV pun kemudian diterbitkan pada tahun 2012 (WPPSI-III diterbitkan
pada 2002), yang menggunakan ukuran ketergantungan primer: Full Scale IQ
(FSIQ), skor Indeks Primer dan Ancillary, skor Skala Subtes. Dengan total subtes
berjumlah 14 buah.

53
DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, A., & Urbina, S. (2007). Tes Psikologi. Jakarta: PT Indeks.

Gregory, R. J. (2015). Psychological Testing (7th ed.). Harlow: Pearson.

Groth-Marnat, G., & Wright, A. J. (2016). Handbook of Psychological Assessment. New


Jersey: John Wiley & Sons Inc.

Kaufman, A. S. (1990). The WPPSI-R: You Can't Judge a Test by Its Colors.
Journal of School Psychology, 28, 387-394. doi:10.1016/0022-
4405(90)90027-5.
Sattler, J. M. (1992). Assessment of Children. San Diego: Jerome M. Sattler, Publisher Inc.

54
LAPORAN KONTRIBUSI TIAP ANGGOTA

 Rachellenesya Lilina Surbakti (171301074)


-

 Eva Rasita Br. Kaban (171301086)


Menerjemahkan bagian WPPSI dari buku Marnat, menambahkan materi WPPSI-III dan
WPPSI-IV dari jurnal dan membuat makalah.

 Louisiana Elsha Torganda (171301090)


-

 Andre Yohanes Sebayang (171301166)


- Menerjemahkan dan meringkas bagian WPPSI dari buku Sattler dan Marnat,
menambahkan materi WPPSI-R dari Jurnal

55

Anda mungkin juga menyukai