Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jenis jenis tes intelegensi


1. Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (WBIS)
Tes Stanford-Binet sebenarnya dikembangkan untuk anak-anak, dengan
penambahan beberapa item-item yang sulit untuk orang dewasa. David Wechsler,
bekerja di Rumah Sakit Bellevue di New York berasumsi bahwa ada hal-hal yang
dibutuhkan dalam tes inteligensi yang dirasa lebih cocok bagi orang dewasa dan
dikembangkan dalam Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (WBIS) pada tahun
1939 (Hood & Johnson, 1993). Selain itu, dengan asumsi bahwa tes StanfordBinet terlalu banyak menekankan pada kemampuan berbahasa dan kemampuan
verbal, Wechsler mengembangkan skala kinerja yang sama sekali berbeda dalam
mengukur kemampuan non-verbal.

2. Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)


Skala pada tahun 1939, yaitu Wechsler-Bellevue Intelligence (WBIS) telah
direvisi pada 1955 untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang ditemukan
dalam bentuk tes sebelumnya dan berubah menjadi Wechsler Adult Intelligence
Scale (WAIS) (Wechsler dalam Hood & Johnson, 1993). Tes ini telah distandardisasi pada suatu sampel yang dipilih untuk mencocokkan proporsi
populasi di Amerika Serikat berdasarkan ras, tingkat pekerjaan, pendidikan, dan
tempat tinggal pada sensus tahun 1970 dan dibagikan pada tingkat umur 16
sampai 74 tahun.

3. Wechsler-Intelligence Scale for Children (WISC-R)


WISC-R sebenarnya dikembangkan sebagai turunan perluasan dari WBIS
yang digunakan pada anak-anak umur 6 tahun sampai 16 tahun. Wechsler (Hood
& Johnson, 1993) menyatakan WISC-R direvisi pada 1974 untuk memuat lebih
banyak item berorientasi anak, untuk menyertakan lebih banyak orang kulit hitam
dan tokoh-tokoh wanita, dan untuk menyediakan sebuah sampel normatif yang
mewakili populasi anak-anak di Amerika Serikat.

4. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI)


Pada 1967, sebuah turunan perluasan dari WISC-R telah dikembangkan
untuk digunakan pada anak umur 4 sampai 61/2 tahun yang disebut dengan
Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) dan direvisi
menjadi WPPSI-R pada 1989 (Wechsler dalam Hood & Johnson, 1993). WPPSI-R
ini memasukkan 11 subtes yang mana 10 dari 11 digunakan untuk memperoleh
skor IQ.

5. Kelebihan Tes Inteligensi Individual


Setiap tes dari keempat tes ini ini merupakan tes individual yang
diselenggarakan dan membutuhkan penguji yang sangat terlatih. Karena tes
inteligensi individual ini menyediakan beberapa tipe yang berbeda dari skor IQ,
konselor memiliki kesempatan untuk memperhatikan peluang tertentu bagi klien,
diantaranya perbedaan skor yang substansial.
Selain itu telah ada sejumlah hipotesis lanjutan mengenai masalah
emosional, neurologis, dan patologis yang menghasilkan skor subtes yang

berbeda. Penelitian menunjukkan cukup banyak perbedaan hasil diagnosis dari


pola seperti profil yang patut dipertanyakan. Namun demikian, pengguna
tercanggih dari Stanford-Binet dan tes Wechsler menganggap pola diferensial
menunjukkan tipe-tipe yang mengalami gangguan fungsi.
Konselor banyak yang tidak mendapatkan kursus dan praktek untuk
mengelola instrumen dalam pelatihan pascasarjana mereka. Sebaliknya mereka
merujuk klien kepada penguji yang kompeten dan menerima hasil dari mereka.
Konselor harus mendorong pemeriksa tersebut untuk melaporkan pengamatan
mereka dan informasi lainnya yang dapat membantu konselor dalam menafsirkan
hasil, khususnya dalam hal informasi yang dapat membantu menjelaskan setiap
perbedaan.

B. Wechsler Adult Intelligence Scale


Skala-skala inteligensi yang dikembangkan oleh David Wechsler
mencakup berbagai edisi berturut-turut dari tiga skala, satu dikembangkan untuk
orang dewasa, satu untuk anak-anak usia sekolah dan satunya untuk anak-anak
prasekolah. Disamping penggunaannya sebagai pengukuran atas inteligensi
umum, skala-skala Wechsler telah diteliti sebagai alat yang mungkin digunakan
dalam diagnosis psikistris. Mulai dengan observasi bahwa kerusakan otak,
kemerosotan psikosis, dan kesulitan emosional bisa memengaruhi sejumlah fungsi
intelektual lebih daripada yang lain, Wechsler dan para psikolog klinis lainnya
berpendapat bahwa analisis atas kinerja relative individu pada berbagai subtes
berbeda seharusnya mengungkapkan gangguan-gangguan psikiatris yang spesifik.

Disamping tinjauan tes yang biasa dalam Mental Measurements


Yearbooks, riset yang berhubungan dengan skala-skala Wechsler telah disurvei
secara periodic dalam jurnal-jurnal, misalnya Guertin, Frank & Rabin, 1956.

1.

Pendahulu dan Evolusi Skala-skala Inteligensi Wechsler


Bentuk pertama skala Wechsler adalah Wechsler-Bellevue Intelligence

Scale yang diterbitkan pada 1939 dengan sasaran utama adalah orang dewasa.
Wechsler memberi perhatian pada tidak dapat diterapkannya norma umur mental
pada orang-orang dewasa dan menunjukkan bahwa beberapa orang dewasa
sebelumnya telah dimasukkan dalam sampel standardisasi untuk tes-tes inteligensi
individu.

Dalam

menghadapi

keberatan

inilah,

Wechsler-Bellevue

asli

dikembangkan.
Seashore, Wesman & Doppelt (Anastasi & Urbina, 2007) menyatakan
bahwa pada tahun 1949, WISC (Wechsler-Intelligence Scale for Children)
dipersiapkan sebagai perluasan ke bawah dari Wechsler-Bellevue. Banyak soal
diambil secara langsung dari tes orang dewasa dan soal-soal dibuat lebih mudah
dari jenis-jenis yang ditambahkan pada masing-masing subtes. Pada Hood &
Johnson (1993) tidak menjelaskan awal munculnya WISC namun langsung
membahas WISC yang telah direvisi (WISC-R).
Kemudian WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) ditambahkan oleh
Wechsler-Bellevue pada 1955 dengan memperbaiki sejumlah kekurangan teknis
skala terdahulu yang berkaitan dengan ukuran dan representativitas sampel
normatif dan reliabilitas sub-subtes.

Selanjutnya Wechsler menerbitkan seri skala tes terhadap bayi pada 1967
yang disebut dengan WPPSI (Wechsler Preschool and Primary Scale of
Intelligence) yang aslinya dirancang untuk umur 4 sampai 61/2 tahun sebagai
perluasan ke bawah dari WISC yang dirancang untuk umur 5-15 tahun.
Pada 1974, Wechsler merasa perkembangan dari WISC agak paradoksikal
karena edisi pertama WISC dikritik karena isinya tidak benar-benar berorientasi
pada anak-anak sehingga muncul WISC-R yang artinya direvisi. Dirancang untuk
anak usia 6-16 tahun. Upaya-upaya khusus dibuat untuk menggantikan soal-soal
yang berorientasi pada orang-orang dewasa untuk membawa isinya lebih dekat
pada pengalaman anak-anak pada umumnya.

2.

Deskripsi Setiap Skala


Masing-masing skala Wechsler saat ini telah mengalami revisi satu kali

atau lebih. Sehingga nama tes yang dipublikasi saat ini adalah WAIS-R pada tahun
1981 dengan rentang umur 16-74 tahun; WISC-III pada tahun 1991 dengan
rentang umur 6-16 tahun 11 bulan; WPPSI-R pada 1989 dengan rentang umur
yang mencakup 3-7 tahun 3 bulan.
WAIS-R, WISC-R dan WPPSI-R memiliki banyak kesamaan, termasuk
organisasi dasar tes-tes itu ke dalam Skala Verbal dan Kinerja yang masingmasing terdiri dari minimum lima subtes serta menghasilkan IQ simpangan yang
terpisah.
Pertanyaan-pertanyaan pada Subtes Informasi dalam versi WAIS-R dan
WISC-III mencakup fakta-fakta yang kemungkinan besar pernah dipelajari oleh
kebanyakan orang di Amerika Serikat. WPPSI-R memiliki pertanyaan serupa,

meskipun dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah. Subtes Informasi adalah
subtes verbal pertama yang harus diselenggarakan dalam ketiga skala ini dan
berfungsi sebagai pembangun rapport yang baik.
Subtes Kinerja dari skala-skala Wechsler pada umumnya meminta peserta
melakukan manipulasi berbagai objek, misalnya puzzles dan balok-balok kecil
atau pemindai visual atas barang-barang cetakan.
Tes WAIS ada 2 kelompok susunan tes, yaitu : kelompok verbal (lisan) dan
kelompokperformance (perbuatan).
Skala Verbal terdiri dari:
1.

Informasi
Berisi 29 pertanyaan mengenai pengetahuan umum yang dianggap dapat

diperoleh oleh setiap orang dari lingkungan sosial dan budaya sehari-hari dimana
ia berada.
ASPEK INTELEKTUAL
ASPEK KEPRIBADIAN
Luas pengalaman
Minat terhadap lingkungan sekitar
Luas wawasan / pengetahuan
Daya simpan (retention)
Daya ingat (long term memory)

2.

remote memory
Latar belakang budaya
G faktor

Rentang Angka
Berupa rangkaian angka antara 3 sampai 9 angka yang disebutkan secara

lisan dan subjek diminta untuk mengulangnya dengan urutan yang benar.

ASPEK INTELEKTUAL
Atensi
Konsentrasi
Short term memory

(immediate

auditory memory)
Tidak mengukur G faktor

3.

ASPEK KEPRIBADIAN
anxiety

Kosa Kata
Berisi 40 kata-kata yang disajikan dari yang paling mudah didefinisikan

sampai kepada yang paling sulit.


ASPEK INTELEKTUAL
Pengetahuan perbendaharaan kata
Latar belakang pendidikan
Rentang gagasan
Konsep formasi
Kemampuan deskripsi kata
G faktor yang paling baik

4.

ASPEK KEPRIBADIAN
Pengalaman masa anak di rumah dan
sekolah

Hitungan
Berupa problem hitungan yang setaraf dengan soal hitungan di sekolah

dasar.
ASPEK INTELEKTUAL
Kemampuan konsentrasi
Daya nalar hitung
School learning
G moderat

5.

ASPEK KEPRIBADIAN
Minat hitungan
motivasi
keyakinan memecahkan masalah
keterampilan menghitung
pengetahuan berhitung

Pemahaman
7

Isi subtes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman umum.


ASPEK INTELEKTUAL
ASPEK KEPRIBADIAN
Akal sehat
Stabilitas
emosi
Judgement praktis terhadap situasi
menjawab
sosial
G moderat

6.

melalui

cara

Kesamaan
Berupa 13 soal yang menghendaki subjek untuk menyatakan pada hal

apakah dua
benda memiliki kesamaan.
ASPEK INTELEKTUAL
ASPEK KEPRIBADIAN
Berpikir abstrak (konkrit, fungsional,
Cara menelaah masalah
(praktis, kegunaan, simbolik/ abstrak)
abstrak/logik)
Formasi konsep verbal
G moderat

Untuk skala performance adalah sebagai berikut:


1.

Kelengkapan Gambar
Subjek diminta menyebutkan bagian yang hilang dari gambar dalam kartu

yang jumlahnya 21 kartu.


ASPEK INTELEKTUAL
Kemampuan
membedakan

ASPEK KEPRIBADIAN
hal
Persepsi
Kognisi
Judgement

esensial

2.

Daya konsentrasi visual


Visual alertness
Visual organization
Visual memory
Tidak ada g faktor
Susunan Gambar

Penundaan impuls
Pengalaman kontak lingkungan

Berupa delapan seri gambar yang masing-masing terdiri dari beberapa


kartu yang disajikan dalam urutan yang tidak teratur.
ASPEK INTELEKTUAL
ASPEK KEPRIBADIAN
Kemampuan mengamati keseluruhan
Kepekaan sosial dan interpersonal
Kecermatan menangkap isi persoalan,
content
kemampuan merencanakan/planning

ability
Mengerti

hubungan sosial (non verbal)


Reasoning
G faktor yang paling baik untuk

hubungan

sebab

akibat

kelompok performance

3.

Rancangan Balok
Terdiri atas suatu seri pola yang masing-masing tersusun atas pola merah-

putih. Setiap macam pola diberikan di atas kartu sebagai soal.


ASPEK INTELEKTUAL
ASPEK KEPRIBADIAN
Kemampuan mengamati tanda dengan
Keinginan
berprestasi

cermat
Analisa spatial relationship
Nonverbal concept formation
Abstract reasoning
Integrasi fungsi visual motorik
Konsentrasi
Faktor g moderat

kemampuan membedakan

dan

4.

Perakitan Objek
Terdiri dari potongan-potongan langkap bentuk benda yang dikenal sehari-

hariyang disajikan dalam susunan tertentu.


ASPEK INTELEKTUAL
ASPEK KEPRIBADIAN
Kemampuan menangkap part whole
Keinginan untuk produktif

5.

relationship
Perceptual organization
Analisa visual
Kemampuan konstruktif
Tidak ada G

Simbol Angka
Berupa Sembilan angka yang masing-masing mempunyai simbolnya

sendiri-sendiri. Subjek diminta menulis symbol untuk masing-masing angka di


bawah deretan angka yang tersedia sebanyak yang dapat dia lakukan selama 90
detik
ASPEK INTELEKTUAL
ASPEK KEPRIBADIAN
Kemampuan mempelajari persoalan
Pengalaman tugas komperhensif
Keterampilan tangan dalam bekerja
umum
Motivasi belajar
Visual motor speed (dexerity)
Ketelitian
Kecepatan
Tidak ada G faktor

3.

Norma-norma, Skoring, Reliabilitas dan Validitas Skala Inteligensi


Wechsler

10

Sampel-sampel normatif mencakup kurang lebih 2000 kasus untuk tiap


skala dengan jumlah pria dan wanita sama yang didistribusikan pada kelompokkelompok umur yang sesuai untuk masing-masing. Para peserta diseleksi agar
sesuai dengaj proporsi dalam laporan yang paling baru, yang tersedia dari sensus
pada waktu standardisasi, berhadapan dengan variabel-veriabel seperti wilayah
geografis, ras atau etnik, tingkat pekerjaan dan prestasi pendidikan.
Kemudian skor-skor mentah pada masing-masing subtes Wechsler
ditransformasikan ke dalam skor-skor standar dengan rata-rata 10 dan SD 3.
Semua skor subtes yang diskalakan diekspresikan dalam unit-unit yang sebanding.
Skor-skor subtes Skala Verbal, Skala Kinerja dan Skala Penuh yang tepat
ditambahkan dan dirubah ke skor-skor standar dengan rata-rata 100 dan SD 15
yang disebut dengan IQ penyimpang.
Anastasi & Urbina (2007) menyatakan Wechsler memberikan koefisien
reliabilitas pada skala-skalanya belah dua untuk tiap kelompok umur pada tiap
skor subtes (kecuali bila reliabilitas belah dua memang tidak bisa digunakan).
Untuk semua skala Wechsler, reliabilitas belah dua IQ Skala Penuh merentag dari
0,90 - 0,98; untuk IQ Skala Verbal rentangnya antara 0,86 0,97 dan untuk IQ
Skala Kinerja, dari 0,85 0,94. Skor-skor indeks berbasis faktor WISC-III
memiliki reliabilitas belah dua yang merentang dari 0,80 0,95. Untuk ketiga sala
Wechsler, reliabilitas subtes berkisar antara 0,52- 0,96 dengan mayoritas di atas
0,70.
Perbaikan dalam pegangan Wechsler hanya dilakukan pada bidang
validitas (Anastasi & Urbina, 2007). Penanganan Wechsler atas validitas pada
dasarnya mencerminkan orientasi deskripsi-isi, meskipun penanganan itu

11

memiliki nada tambahan dari pendekatan identifikasi-isi, dengan sedikit data


pendukung.

4. Perlengkapan bahan-bahan tes


Selain buku pegangan dan bentuk penilaian, perlengkapan bahan-bahan
yang digunakan dalam menyajikan WAIS adalah sebagai berikut:
1. Booklet berikat spiral berisi soal-soal tes melengkapi gambar.
2. Booklet berikat spiral berisi rancangan-rancangan untuk tes dan rancangan
balok. Isi dari booklet ini diatur sedemikian rupa sehingga soal-soal dapat
disajikan dengan mudah.
3. Kantong berisi kartu-kartu untuk tes mengatur gambar, masing-masing
soal dalam kantong yang terpisah.
4. Sembilan kubus merah-putih untuk tes rancangan balok, hal ini juga
digunakan untuk soal pertama dalam tes hitungan.
5. Empat kantong berisi bagian-bagian untuk soal-soal tes merakit obyek.
6. Kartu perisai melukiskan beberan untuk bagian-bagian soal merakit obyek.
Kartu ini melayani dua tujuan, menyembunyikan potongan-potongan tes
dari subyek hingga selesai diatur untuk penyajian dan menyediakan contoh
untuk pengaturan bagi tester.
7. Stopwatch untuk mencatat waktu.

12

5. Bentuk penilain (Record Form)


Menggunakan bentuk penilaian (Record Form) dalam testing, dimaksudkan
untuk mempermudah pencatatan jawaban-jawaban dan informasi lainnya yang
diMkehendaki tentang subyek dan tingkah lakunya selama tes. Untuk beberapa
tes, misalnya informasi dan melengkapi gambar, soal-soalnya dapat dinilai
sewaktu subyek memberikan jawaban. Dalam tes pengertian, persamaan,
perbendaharaan kata dan tes mengatur gambar, haruslah tester mencatat jawabanjawaban setepat-tepatnya seperti jawaban subyek.
Dalam penyajian tes, tester harus selalu membaca petunjuk dan pertanyaan
sesuai dalam buku pegangan. Kalau tidak, tester mungkin mengubah kata-katanya
sehingga menyimpang dari prosedur standar. Petunjuk dan pertanyaan harus
dibaca dengan terang, jelas, dan pilah-pilah. Kegagalan subyek untuk mengerti
jangan sampai disebabkan oleh ucapan tester yang tidak jelas.

6. Tugas-tugas administratif dalam testing


Selama penyajian tes dan penilaian WAIS, tester harus melakukan langkahlangkah yang bersifat administratif, yaitu sebagai berikut:

Nilai, catat angka-angka untuk setiap soal dengan teliti dan jelas
sebagaimana menilai suatu jawaban soal.

Bila ada hadiah, catat waktu yang digunakan oleh subyek dan nilai
hadiahnya dengan teliti.

13

Bilamana soal-soal permulaan dari suatu tes tidak diberikan, seperti halnya
dalam tes informasi, pengertian, hitungan dan perbendaharaan kata, jangan
lupa memberi nilai pada soal-soal tersebut.

Periksa penjumlahan nilai-nilai soal dalam menghitung angka kasar dari


tes.

Pastikan bahwa angka kasar untuk setiap tes sudah dipindahkan ke


ruangan yang selayaknya dalam bagian ringkasan pada sampul formulir
penilaian.

Cocokkan umur subyek dengan mengurangi umur yang dinyatakan dengan


tanggal testing atau periksa catatan yang dapat dipercaya.

Hindari kesalahan-kesalahan dalam menyalin angka kasar ke angka skala


dan angka skala ke angka kecerdasan (IQ). Ulangi langkah-langkah dalam
menggunakan tabel-tabel untuk mengoreksi kesalahan membaca.

Periksa semua pemindahan bahan, perhitungan, dan penyalinan angkaangka secara teliti.

7. Menyalin angka kasar ke angka skala


Bilamana tester sudah menilai / menskor setiap sub tes, dan angka
(hasilnya) sudah dijumlahkan, maka hasil yang diperoleh adalah angka kasar
untuk setiap sub tes tersebut. Angka kasar ini kemudian dipindahkan ke bagian

14

ringkasan di muka formulir penilaian. Tepat di sebelah kiri bagian ringkasan itu
ada suatu tabel dari skala angka perbandingan. Tabel ini terdapat pada buku
pegangan (manual), digunakan untuk menyalin angka-angka skala untuk semua
subyek tanpa memandang umur dan jenis kelamin. Angka kasar yang diperoleh
subyek untuk suatu sub tes ditempatkan dalam kolom tabel itu untuk sub tes yang
bersangkutan. Tester kemudian membaca secara mendatar dari sesuatu angka
kasar ke kolom yang terkiri atau kanan pada tabel, tester akan menemukan skala
angka perbandingan.
Angka skala ini kemudian dimasukkan ke dalam ruangan yang
bersangkutan pada bagian ringkasan, tepat di sebelah kanan angka kasar yang
tercatat. Bilamana hal ini sudah dikerjakan untuk semua sub tes, bagian ringkasan
menunjukkan suatu kolom untuk angka-angka kasar dan kolom yang berdekatan
untuk angka-angka skala. Sesudah itu, tidak perlu memperhatikan lagi angkaangka kasar tersebut, karena perbandingannya angka-angka skala lebih berarti.
Angka Verbal adalah jumlah angka-angka skala dari enam tes Verbal.
Demikian juga, angka Performance diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka
skala dari lima sub tes Performance. Angka skala lengkap adalah jumlah angka
Verbal dan angka Performance yang didasarkan atas sebelas sub tes.

8. Menentukan Angka Kecerdasan (AK)

15

Untuk menyalin angka-angka Verbal, Performance dan Skala Lengkap ke


dalam angka kecerdasan (IQ), digunakan tabel norma WAIS yang terdapat pada
buku pegangan (manual).
Tabel norma WAIS terdiri atas 10 rangkaian tabel, masing-masing untuk
setiap kelompok umur subyek. AK Skala Verbal, AK Skala Performance, dan AK
Skala Lengkap dapat diperoleh dengan melihat halaman-halaman tabel norma
WAIS, sehingga tester dapat menentukan ketiga AK untuk seorang subyek dengan
memeriksa serangkaian tabel-tabel untuk kelompok umur subyek. Umur subyek
adalah umur kelahiran yang dihitung dari tanggal lahir dan tahun sampai dengan
tanggal tes dilaksanakan yang disebut chronological age.

C. Keuntungan dan Kerugian


Penggunaan skala Wechsler telah menghasilkan sejumlah besar informasi
diantaranya : analisi pola, makna dari perbedaan antara skor skala subteks atau
antara IQ verbal dan kinerja. Contohnya kita dapat mengharapkan IQ seseorang
dan kinerja IQ Verbal menjadi cukup mirip. Pola kinerja mungkin berhubungan
dengan beberapa kondisi diagnostik. Sebagai contoh, kinerja menghitung jauh
lebih tinggi dari kemampuan kosakata mungkin hal ini menunjukkan belahan
otak kiri mengalami penurunan kinerja otak kiri. (Haynes&Bensch,1981).
Wechler (1941) berpendapat bahwa perbedaan besar dari dua titik skala rata-rata
subset orang yang signifikan mencerminkan beberapa kelainan. Bagian sulit dari
analisi pila adalah perbedaan antara subyek yang diperoleh oleh salah satu

16

individu mungkin mencerminkan kondisi diagnostik yang rendah seperti objek


majelis dan picture arrangement.
Apakah tes Wechsler mengukur g, dua atau tiga faktor, adalah sebuah isu
yang sampai sekarang belum dapat dipecahkan. Studi dari analisis faktor
sepertinya menyatakan bahwa ada satu faktor umum dalam WAIS, yang
dinamakan general reasoning. Namun, banyak juga yang menemukan dua
sampai tiga faktor penting lainnya, yang disebut verbal comprehension,
performance, dan memory. WAIS-R juga telah difaktor-analisiskan dan
hasilnya juga kurang jelas. Naglieri dan A.S Kaufman (1983) menampilkan enam
faktor yang dianalisis menggunakan metode yang berbeda. Metode yang
bervariasi menghasilkan dari satu sampai empat faktor, tergantung dari kelompok
umur. Penulis menyimpulkan bahwa interpretasi yang paling bisa dipertahankan
adalah dua faktor, Verbal dan Performance, dan diikuti dengan tiga faktor lain,
yaitu: Verbal, Performance, dan Freedom from distractibility.
Penggunaan tes lebih ringkas yang menjadi aspek yang bernilai dari tes WAIS,
dinamakan experimental clinical situation, dimana perilaku subjek dapat
diobservasi dibawah kondisi yang standar. Hal itu secara umum disetujui bahwa
tes yang lebih ringkas tersebut seharusnya hanya digunakan sebagai tes seleksi
dibandingkan sebagai prosedur diagnostik atau asesmen atau penelitian dimana
perkiraan intelegensi yang lebih dalam.
Meskipun tes Wechsler adalah tes yang diujikan per individu, beberapa
investigator berusaha untuk mengembangkan tes ini ke dalam bentuk kelompok,
dengan memilih bagian yes yang khusus dan mengubah prosedur pengontrolan
sehingga sekelompok orang dapat diuji secara serentak. Hasil dari pengontrolan

17

ini secara umum berkorelasi dari rentang 0,80 sampai 0,90 dengan standar
pengontrolan., meskipun lagi menyatakan bahwa data observasi yang kaya dapat
dikumpulkan dari pengontrolan per individual.
Slate dan Hunnicut (1988) mengajukan beberapa alasan yang dapat
menjelaskan adanya kesalahan penguji dalam skala Wechsler, yaitu:
1. kurangnya training dan dan kurangnya prosedur instruksional
2. ambiguitas dalam tes manual, kurang jelasnya penjelasan tentang pemberian
skor, dan kurangnya

instruksi

yang

lebih

spesifik

yang

akhirnya

mengambigukan respon
3. kecerobohan penguji dalam penghitungan maupun pengontrolan
4. kesalahan yang disebabkan karena perbedaan antara penguji dan yang diuji
5. masalah pekerjaan dari penguji

Meskipun tes Wechsler sering digunakan, ada banyak kritik dalam


kepustakaannya. G. Frank (1983) contohnya, menyatakan tes Wechsler seperti
dinosaurus yang terlalu besar dan tidak dalam jalur konseptualisasi tertentu dari
psikometrik dan inteligensi; ia juga berpendapat tes ini sebaiknya dihapus. Namun
begitu, WAIS-R telah digunakan secara luas, baik dalam praktek klinis maupun
penelitian, dan banyak keuntungan yang telah terbukti dari tes ini. Contohnya,
berlawanan dengan pendapat umum, satu penemuan umum dari tes Wechsler
adalah tes ini tidak memiliki bias sistematis yang berlawanan dengan kelompok
minoritas.

Keuntungan:

Mencakup rentang umur 16-74 tahun

18

Penyelesaian manual WAIS-R dapat mencangkup standar pengukuran

kesalahan
Skalanya memiliki konten dan struktur validitas
Dapat digunakan untuk berbagai instansi
Reliabilitas tinggi
Dapat menghasilkan sejumlah besar informasi diantaranya : analisi pola,
makna dari perbedaan antara skor skala subteks atau antara IQ verbal dan

kinerja
Tes ini tidak memiliki bias sistematis yang berlawanan dengan kelompok
minoritas

Kelemahan:
Tes ini terlalu besar dan tidak dalam jalur konseptualisasi tertentu dari
psikometrik dan inteligensi serta adanya examiner error.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

19

Tes inteligensi individual Wechsler dibagi menjadi 4 macam tes, yaitu sebagai
berikut:
1. Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (WBIS)
2. Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)
3. Wechsler-Intelligence Scale for Children (WISC-R)
4. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI)
Adapun kelebihan dari Wechsler Adult Intelligence Scale yaitu Mencakup
rentang umur 16-74 tahun, Penyelesaian manual WAIS-R dapat mencangkup
standar pengukuran kesalahan, Skalanya memiliki konten dan struktur validitas,
Dapat digunakan untuk berbagai instansi, Reliabilitas tinggi, Dapat menghasilkan
sejumlah besar informasi diantaranya : analisi pola, makna dari perbedaan antara
skor skala subteks atau antara IQ verbal dan kinerja, Tes ini tidak memiliki bias
sistematis

yang

berlawanan

dengan

kelompok

minoritas.

Sedangkan

kelemahannya adalah tes ini terlalu besar dan tidak dalam jalur konseptualisasi
tertentu dari psikometrik dan inteligensi serta adanya examiner error.

DAFTAR PUSTAKA

Hood, Albert B., & Johnson, Richard W. (1993). Assessment in Counseling (A

20

Guide to The Use of Psychological Assessment Procedures). Alexandria, VA:


American Counseling Association.
Anastasi, Anne & Urbina, Susana. (2007). Tes Psikologi (Edisi Ketujuh). Jakarta:
PT. Indeks.

Sukardi, Dewa Ketut & Nilakusmawati, Desak P.E. (2009). Analisis Tes
Psikologis Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

21

Anda mungkin juga menyukai