Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TES SPM

MATA KULIAH TES INTELEGENSI DAN BAKAT

Dibuat Oleh

USMAN 200205005

Prodi Psikologi Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM SUMATERA BARAT

(IAI SUMBAR ) PARIAMAN

TAHUN 2023
SEJARAH SINGKAT
Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) dikembangkan oleh David Wechsler
yang mempublikasikannya pada tahun 1939, dimana tes ini mengulur fungsi intelektual yang
lebih global. Untuk yang diadaptasi di Indonesia merupakan adaptasi sekala asli yang telah
direvisi (penulis menduga ini merupakan bentuk revisi ke III yang dilakukan pada tahun
1980an). Seperti namanya yang terdapat kata children, alat tes ini diperuntukkan bagi anak
berusia 5-15 tahun (Untuk usia diatasnya ada alat tes WAIS).

salah satu tes yang sering dan umum digunakan di dunia psikologi. Tes WISC adalah
tes intelegensi yang paling sering digunakan oleh Para Psikolog. Tes inteligensi WISC
digunakan untuk tes inteligensi pada anak usia 8- 15 tahun.

Tes WISC terdiri atas 2 kelompok tes, yaitu tes verbal dan tes performance. Tes
verbal terdiri atas materi perbendaharaan kata, pengertian, informasi, hitungan, persamaan,
dan rentangan angka. Sedangkan tes performance terdiri atas mengatur gambar, melengkapi
gambar, rancangan balok, merakit objek, mazes dan simbol. (Mudhar & Rafikayati, 2017).
Dalam penyekoran, dari ke 12 tes tersebut hanya digunakan 10 tes untuk menyingkat waktu
pelaksanaan tes. Kesemua tes dapat diberikan khususnya dalam situasi klinis yang
memerlukan data kualitatif dari kedua tes tersebut. Bila ke 12 tes tersebut dilaksanakan maka
perlu penyesuaian capaian skor sehingga dapat menggunkan standar skor yang sebenarnya
diperuntukkan untuk 10 tes. Penyetaraan ini disebut sebagai Prorasi.

ASPEK YANG DIUKUR


Melalui Tes WISC dapat mendeskripsikan berbagai aspek kecerdasan anak dan dapat
mengukur kemampuan kognitif seseorang dengan melihat pola-pola respon pada tiap-tiap
subtes. Andayani (2001) mengungkapkan bahwa kemampuan yang diukur oleh masing-
masing subtes antara lain:

1. Operasi ingatan jangka-panjang, kemampuan untuk memahami, kapasitas berpikir


asosiatif dan juga minat dan bacaan anak.
2. Kemampuan anak untuk menggunakan pemikiran praktis didalam kegiatan sosial
sehari-hari, seberapa jauh akulturasi sosial terjadi, dan perkembangan conscience atau
moralitasnya.
3. Kemampuan anak untuk menggunakan konsep abstrak dari angka dan operasi angka,
yang merupakan pengukuran perkembangan kognitif, fungsi non-kognitif yaitu
konsentrasi dan perhatian, kemampuan menghubungkan faktor kognitif dan
nonkognitif dalam bentuk berpikir dan bertindak.
4. Kemampuan untuk menerjemahkan masalah dalam bentuk kata-kata ke dalam operasi
aritmatika.
5. Penyerapan fakta dan gagasan dari lingkungan dan kemampuan melihat hubungan
penting yang mendasar dari hal-hal tersebut.
6. Kemampuan belajar anak, banyaknya informasi, kekayaan ide, jenis dan kualitas
bahasa, tingkat berpikir abstrak, dan ciri proses berpikirnya.
7. Identifikasi visual dari objek-objek yang dikenal, bentuk-bentuk, dan makhluk hidup,
dan lebih jauh lagi kemampuan untuk menemukan dan memisahkan ciri-ciri yang
esensial dari yang tidak esensial.

Skala Verbal : 

 Information (Informasi) 
 Comprehension (Pemahaman) 
 Arithmetic (Hitungan) 
 Similarities (Kesamaan) 
 Vocabulary (Kosakata) 
 Digit Span (Rentang Angka) 

Skala Performansi :

 Picture Completion (Kelengkapan Gambar) 


 Picture Arrangement (Susunan Gambar) 
 Block Design (Rancangan Balok) 
 Object Assembly (Perakitan Objek) 
 Coding (Sandi) 
 Mazes (Taman Sesat)

PENJELASAN DAN INSTRUKSI TES


Petunjuk Umum Pelaksanaan Tes
Dalam pelaksanaan tes, perlu memastikan kelengkapan alat yang akan menunjang kegiatan
tes, alat-alat yang harus dipersiapkan adalah:
1. WISC box
2. Lembar jawaban
3. Stopwatch
4. Alat tulis
Dalam tes WISC juga tester perlu melakukan rapport secara intens sebelum melakukan
pengetesan karena bagaimanapun menjaga mood dan motivasi anak lebih sulit dibandingkan
dengan remaja atau dewasa. Pelaksanaan tes juga tidak dibatasi oleh waktu, hanya ada
beberapa persoalan saja yang menggunakan batasan waktu.
Tahapan yang harus dilakukan
1. Menghitung Usia Norma WISC adalah berdasarkan usia testee sehingga tester harus
mengetahui usia testee saat di tes.
2. Melakukan pengetesan. Dalam buku manual WISC terdapat panduan secara detail apa
yang perlu diucapkan oleh tester ketika melaksanakan tes. Tester harus mengikuti
prosedur tersebut dengan baik. Selain itu di dalam manual tersebut juga terdapat
petunjuk terkait soal nomor berapa yang harus diberikan kepada testee, soal mana
yang tidak perlu diberikan serta kapan tester harus berhenti memberikan pertanyaan
dalam setiap sub test, karena memang dalam WISC, tidak semua soal perlu diberikan
kepada testee.
3. Melakukan scoring Buku manual WISC juga memberikan informasi kepada tester
nilai yang bisa diberikan dalam setiap jawaban testee (terdapat kunci jawaban).
Setelah semua jawaban diskoring dan ditotal persub tes maka nilai masing-masing sub
test ini menjadi nilai di raw score. Raw score ini perlu dijadikan Scale Score
berdasarkan norma sesuai dengan usia testee.
4. Menghitung IQ, IQ yang diperoleh di tes WISC ini ada tiga yaitu IQ Verbal, IQ
Performance dan IQ Lengkap. IQ Verbal didapatkan dari penyesuaian antara jumlah
angka skala verbal dengan norma verbal sesuai dengan usia testee. IQ Performance di
dapatkan dari penyeusian antara jumlah angka skala performance dengan norma
performance sesuai usia testee. Sedangkan IQ Lengkap didapatkan dari penyesuaian
antara jumlah angka skala verbal dan angka skala performance dengan norma skal
lengkap.
Membuat Catatan Pelaksanaan Tes
Beberapa Hal yang patut menjadi catatan dari Tes WISC adalah sebagai berikut:
 Pada skala WISC, penentuan skor tidak menggunakan perhitungan usia mental.
Namun skor merupakan hasil dari perhitungan norma yang telah standarisasi sehingga
kita bisa langsung mengkonfersi raw score menjadi standart score yang tercantum
dalam buku pedoman WISC.
 Skala WISC terbagi dalam tes verbal dan tes performance, untuk menjaga motivasi
klien anak-anak yang mungkin mudah bosan maka asesor dapat memberikan tes
secara fleksibel misalnya membuat tes verbal dan tes performance berselang seling
sehingga klien tidak bosan dengan penugasan yang sedang dijalaninya.
 Skala WISC mendapatkan 3 skor utama yaitu Skor Verbal, Skor Performance dan
Skor Skala lengkap. Masing masing skor tersebut memiliki nilai interpretatif sehingga
sebagai seorang psikolog (administrator) harus memahami nilai iterpretatif dari
kombinasi skor yang diperoleh oleh klien.
 Hal yang tidak kalah penting dan patut mendapatkan perhatian adalah catatan
kualitatif selama tes berlangsung misalnya sikap selama pelaksanaan tes, komunikasi,
kepercayaan diri klien yang dapat menjadi pelengkap untuk lebih memahami
dinamika psikologis dri klien yang sedang kita uji.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TES SPM


Kelebihan :

Alat tes intelegensi WISC dikhususkan untuk anak berusia 5-15 tahun. Alat tes WISC
membantu anak untuk belajar berpikir asosiatif dan praktis dalam kehidupan sosial sehari-
hari, membantu kemampuan kognitif pada anak, melatih anak dalam berpikir dan bertindak,
serta mengenali objek-objek di lingkungan sekitarnya. WISC juga dapat mengungkap gejala-
gejala gangguan klinis pada anak, diantaranya seperti main brain disfunction/brain damage,
emotional disturbance, learning disabilities, anxiety, delinquency. Wechsler Intelligence
Scale for Children (WISC) dikembangkan oleh David Wechsler yang mempublikasikannya
pada tahun 1939.

Kekurangan :

kurangnya pendasaran teoritis yang menyulitkan penemuan basis interpretasi yang


koheren. Selain itu juga komposisi skala-skala ini tampak menganggap bahwa domain
kemampuan yang dipilih oleh subtesnya dalam semua tingkat umur sama.

Anda mungkin juga menyukai