Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TES INTELEGENSI
Wechsler Intelligence Scale for Children

Anggota Kelompok :
1. Audrey Adristy (2224090063)
2. Devi Intan Permata Sari (2224090203)
3. Indah Puspita Anggraeni (2224090077)
4. Muhammad Ricky Eka Yudha (2224070008)
5. Shekina Tesalonika Rumangkang (2224090194)
6. Saberina syfana (2224090094)
7. Trisha Aracelly (2224090057)

Fakultas Psikologi
Universitas Persada Indonesia Y.A.I
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan atas berkat dan rahmatnya.
Makalah ini akan berisikan rangkuman penjelasan secara rinci mengenai Test
Wechsler Intelligence Scale for Children yang dibuat oleh kami sekelompok. Kami
mengharapkan materi ini dapat dimengerti dan dipahami oleh siapapun yang
mempelajari dan membaca materi ini. Dan juga dapat menambah wawasan
saudara-saudari yang ingin lebih mengetahui jauh lebih dalam mengenai materi
“Test Wechsler Intelligence Scale for Children” Makalah ini kami kutip dari
berbagai sumber. Adapun isi dari makalah ini adalah sejarah dari Test WISC dan
beberapa penjelasan lainnya.
BAB 1
PENDAHULUAN

Definisi Test WISC

WISC adalah singkatan dari Wechsler Intelligence Scale for Children. WISC
adalah tes psikologi yang digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan anak-anak dan
remaja. Tes ini mengukur berbagai aspek kecerdasan seperti kemampuan verbal,
kemampuan non-verbal, dan kemampuan memecahkan masalah. Hasil tes WISC dapat
membantu dalam menilai potensi intelektual, mendeteksi kebutuhan pendidikan khusus,
dan memberikan wawasan tentang kemampuan kognitif anak.

Penggunaannya melibatkan serangkaian tugas kognitif yang mencakup pemahaman


verbal, pemrosesan visual, dan pemecahan masalah. WISC membantu identifikasi
kekuatan dan kelemahan intelektual anak, mendukung perencanaan pendidikan yang
sesuai.

Tujuan dari Test WISC

Tujuan dari test WISC adalah untuk mengukur tingkat kecerdasan anak-anak dan remaja.
Tes ini dirancang untuk:

- Mengidentifikasi potensi intelektual: WISC membantu dalam menilai


kemampuan kognitif anak dan remaja, sehingga dapat mengidentifikasi potensi
intelektual mereka.
- Menilai kebutuhan pendidikan khusus: Hasil tes WISC dapat digunakan untuk
menilai kebutuhan pendidikan khusus, jika diperlukan, seperti program
pendidikan inklusif atau bimbingan belajar.
- Memberikan informasi diagnostik: Tes ini dapat memberikan informasi
diagnostik tentang kekuatan dan kelemahan dalam berbagai aspek kecerdasan,
seperti verbal dan non-verbal, serta keterampilan pemecahan masalah.
- Menyediakan panduan untuk pengembangan individual: Hasil tes WISC
dapat memberikan wawasan kepada orang tua, pendidik, dan profesional
kesehatan mental tentang kebutuhan perkembangan individu anak dan remaja.
- Membantu dalam perencanaan intervensi: Tes ini dapat membantu dalam
merencanakan program pendidikan atau intervensi yang sesuai untuk membantu
anak atau remaja mencapai potensi intelektual mereka.
Jadi, tujuan utama dari WISC adalah untuk memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang kemampuan intelektual anak-anak dan remaja serta membantu
dalam menyusun pendekatan pendidikan yang ses Tujuan dari Wechsler Intelligence
Scale for Children (WISC) adalah untuk mengukur tingkat kecerdasan anak-anak dan
remaja

Sub tes dalam skala performance adalah picture completion, picture arrangement,
block design, object assembly, coding dan mazes. Sub tes digit span dan mazes hanya
digunakan sebagai persediaan apabila diperlukan penggantu tes.

Pada tes ini data dan materi tes diambil dari tes WAIS tapi dibakukan untuk anak-
anak. Materi tes hampir sama, hanya pada tes performance ditambah item "Mazes".
BAB II
PEMBAHASAN

Scoring dan Interpretasi

a. Scoring
Tahap scoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa
setiap jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Untuk semua
subtes (SE, WA, AN, RA, ZR, FA, WU, & ME), kecuali subtes 04-GE, setiap jawaban
benar diberi nilai 1 dan untuk jawaban salah diberi nilai 0. Khusus untuk subtes 04-GE,
tersedia nilai 2, 1, dan 0, karena subtes ini berbentuk isian singkat maka, nilai yang akan
diberikan tergantung dengan jawaban yang diberikan oleh subjek. Total nilai benar yang
sesuai dengan kunci jawaban merupakan Raw Score (RW); nilai ini belum dapat
diinterpretasi sesuai dengan norma yang digunakan. Nilai RW yang sudah dibandingkan
dengan norma disebut dengan Standardized Score (SW). Nilai SW inilah yang dapat
menjadi materi untuk tahap selanjutnya, yaitu interpretasi. Adapun norma yang
digunakan adalah sesuai dengan kelompok umur subjek 6 dari 7 X

b. Interpretasi
Setelah didapatkan Standardized Score, maka tahap interpretasi dapat dilakukan.
Kesembilan subtes saling berkaitan, sehingga harus dilakukan semuanya dan
interpretasinya harus dilakukan secara keseluruhan (Amthauer dalam Diktat Kuliah IST
UNPAD, 2009). Interpretasi yang dapat dilakukan dari tes IST adalah sebagai berikut:

1) Taraf kecerdasan.
Taraf kecerdasan didapat dari total SW. Nilai ini dapat diterjemahkan
menjadi Intelligent Quotient (IQ). Nilai ini dapat menggambarkan perkembangan
individu melalui pendidikan dan pekerjaan. Nilai ini perlu dihubungkan dengan
latar belakang sosial serta dibandingkan dengan latar belakang social serta
dibandingkan dengan kelompok seusianya.

2) Dimensi Festigung-Flexibilitat.
Dimensi Festigung-Flexibilitas menggambarkan corak berpikir yang
dimiliki oleh subjek. Dimensi Festigung-Flekxibilitat merupakan dua kutub yang
ekstrim. Keduanya menggambarkan corak berpikir yang eksak. Corak berpikir ini
merupakan hasil perkembangan (pengalaman) individu yang akan semakin
mantap ke salah satu kutub siring bertambahnya usia. Cara menentukan seseorang
subjek apakah memiliki kecenderungan Festigung atau Flexibilitat adalah dengan
membandingkan nilai GE+RA lebih besar, maka subjek memiliki kecenderungan
Festigung, sebaliknya jika nilai AN+ lebih besar, maka subjek memiliki
kecenderungan Flexibilitat

Kelebihan dan Kekurangan Tes Wisc

a. Kelebihan
Beberapa Kelebihan dari Test WISC antara lain :

- Pengukuran yang Komprehensif: WISC mengukur berbagai aspek kecerdasan,


termasuk verbal, non-verbal, pemecahan masalah, dan memori kerja, sehingga
memberikan gambaran komprehensif tentang kemampuan intelektual anak.
- Umur dan Tahap Perkembangan yang Relevan: WISC dirancang dengan
mempertimbangkan perkembangan anak, sehingga tes ini sesuai dengan usia dan
tahap perkembangan anak-anak dan remaja.
- Keandalan dan Validitas yang Tinggi: WISC telah mengalami uji validitas dan
reliabilitas yang ketat, sehingga hasilnya dianggap akurat dan dapat diandalkan
dalam mengukur kecerdasan.
- Penggunaan dalam Penelitian dan Praktik Klinis: WISC digunakan baik
dalam pengaturan penelitian maupun dalam praktik klinis untuk menilai
perkembangan anak dan membantu dalam diagnosis gangguan perkembangan.

- Memberikan Wawasan yang Mendalam: Hasil dari tes WISC dapat


memberikan wawasan yang mendalam tentang kekuatan dan kelemahan anak
dalam berbagai aspek kognitif, memungkinkan pengembangan program
pendidikan yang sesuai.
- Standar Internasional: WISC digunakan di seluruh dunia dan telah
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, sehingga memberikan alat yang umum
untuk mengukur kecerdasan anak di berbagai budaya.
- Mengidentifikasi Kebutuhan Khusus: Tes WISC dapat membantu dalam
mengidentifikasi kebutuhan pendidikan khusus anak, seperti program pendidikan
inklusif atau intervensi yang dibutuhkan.

Meskipun WISC memiliki kelebihan, penting untuk diingat bahwa tes ini bukanlah
satu-satunya penilaian yang harus digunakan untuk memahami anak secara
menyeluruh, dan hasilnya harus diinterpretasikan oleh profesional yang
berpengalaman. Selain itu, ada beberapa kritik dan batasan terkait dengan tes
ini, seperti potensi bias budaya dan sosial dalam pengukuran kecerdasan.

Tes WISC memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan berbagai aspek kecerdasan


anak, sperti wawasan dan minat pengetahuan, daya konsentrasi dan daya ingat jangka
pendek berbagai kemampuan, seperti Bahasa, matematika, berfikir logis dan abstrak,
visual motoric coordination, visual perception organization.
b. Kekurangan

Ada beberapa kekurangan atau batasan yang terkait dengan Wechsler Intelligence
Scale for Children (WISC), antara lain:

- Potensi Bias Kultural: WISC dapat memunculkan potensi bias kultural


dalam pengukuran kecerdasan. Pertanyaan dan konsep yang muncul dalam tes
mungkin lebih dikenal atau relevan bagi anak dengan latar belakang budaya
tertentu, sehingga hasilnya dapat memengaruhi anak dengan budaya yang
berbeda.
- Keterbatasan dalam Pengukuran Kreativitas dan Kemampuan Sosial:
WISC lebih berfokus pada aspek-aspek kognitif tertentu seperti verbal dan
non-verbal, dan tidak selalu memeriksa kreativitas atau kemampuan sosial
anak.
- Kecepatan Eksekusi: WISC dapat mengukur kecepatan eksekusi (speed of
processing), yang mungkin tidak selalu menggambarkan kemampuan
intelektual seorang anak secara akurat. Beberapa anak mungkin memerlukan
lebih banyak waktu untuk menjawab pertanyaan, tetapi memiliki pemahaman
konsep yang baik.
- Kurangnya Aspek Emosional: WISC tidak secara khusus mengukur aspek
emosional, seperti kecerdasan emosional atau kesejahteraan psikologis anak,
yang juga merupakan faktor penting dalam perkembangan anak.
- Ketergantungan pada Tes Tertulis: Beberapa komponen WISC
memerlukan keterampilan tertulis, yang mungkin tidak sesuai untuk anak
yang memiliki kesulitan dalam menulis atau membaca.
- Kesulitan Anak dengan Gangguan Perkembangan: Tes ini mungkin sulit
dilakukan oleh anak dengan gangguan perkembangan tertentu, sehingga
hasilnya mungkin tidak merefleksikan sepenuhnya kemampuan intelektual
mereka.
Interpretasi yang Memerlukan Keahlian: Interpretasi hasil WISC memerlukan
keahlian profesional, dan kesalahan dalam interpretasi dapat mengarah pada
kesalahan diagnosis atau rekomendasi pendidikan.

Dalam penggunaan WISC, penting untuk mempertimbangkan batasan ini dan


menggunakannya sebagai salah satu alat evaluasi yang mendukung pemahaman anak
secara menyeluruh. Selalu direkomendasikan untuk mengkombinasikan hasil
WISC dengan observasi, wawancara, dan evaluasi lainnya untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih lengkap tentang perkembangan anak. Pelaksanaan tes
WISC secara manual terdapat beberapa kekurangan antara lain, tes WISC ini
membutuhkan waktu cukup lama yaitu 1,5-2 jam. Hal tersebut dapat membut anak
merasa bosan. Selain itu, Analisa hasil tes membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mengetahui bakat anak yaitu 2-3 mingggu.

Sejarah WISC

WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) mengalami revisi


terakhir pada tahun 1974 bertujuan untuk mengukur intelegensi anak-anak usia 6
tahun sampai dengan 15 tahun. WISC atau WISC-R terdiri dari 12 subtes yang
terbagi menjadi dua bagian yaitu Verbal dan Performance. Sub tes dalam skala
verbal adalah information, comprehension, arithmetic, similarities, vocabulary
dan digit span. Sedangkan sub tes dalam skala performance adalah picture
completion, picture arrangement, block design, object assembly, coding dan
mazes. Sub tes digit span dan mazes hanya digunakan sebagai persediaan apabila
diperlukan penggantian tes.

David Wechsler memperkenalkan versi pertama tes inteligensi yang


dirancang khusus untuk digunakan bagi orang dewasa. Terbit pada tahun 1939
dan dinamai Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (WBIS), disebut juga skala W-
B. Pada tahun 1949 Wechsler menerbitkan pula skala inteligensi untuk digunakan
pada anak-anak yang dikembangkan berdasar isi skala W-B. Skala ini diberi nama
Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC). Isinya terdiri dari dua sub
bagian Verbal (V) dan sub bagian Performance (P). Pada tahun 1974 suatu revisi
terhadap tes WISC dilakukan kembali dengan nama WISC-R (R adalah revised).
Di tahun 1955, Wechsler menyusun skala lain untuk orang dewasa dengan
memperluas isi tes WISC. Skala ini bernama Wechsler Adult Intelligence Scale
(WAIS). Revisi terhadap WAIS telah dilakukan dan diterbitkan pada tahun 1981
dengan nama WAIS-R.

Pada tahun 1949, Wechsler menerbitkan skala inteligensi untuk anak-


anak yang dikembangkan berdasar skala WBIS. Skala ini diberi nama Wechsler
Instelligence Scale for Children (WISC). Pada tahun 1974, suatu revisi terhadap
tes WISC dilakukan kembali dan edisi revisi ini diterbitkan di tahun tersebut
dengan nama WISC-R (huruf R merupakan singkatan dari kata Revised) terjadi
Penambahan subtes Mazes sebagai subtes pengganti. Dilakukan perubahan
susunan dan umur (6½ - 16 tahun). Di tahun 1955, Wechsler menyusun skala lain
untuk mengukur inteligensi orang dewasa dengan memperluas isi tes WISC.
Skala baru ini diberinya nama Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). Revisi
terhadap WAIS dilakukan dan diterbitkan pada tahun 1981 dengan nama WAIS-
R. Skala ini untuk anak (5 tahun) sampai remaja (15 tahun). Pada tahun 1994,
muncul WISC-R II. Pada perkembangan selanjutnya, disusunlah suatu standar
penyusunan tes intemasional di Amerika Serikat yang dikenal dengan "Standards
for Psychological and Educational Test" yang digunakan hingga saat ini. Kini tes
psikologi semakin mudah, praktis, serta muncul dengan berbagai variasi bentuk.
Aspek WISC

Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) mengukur beberapa aspek


kecerdasan anak. Beberapa aspek utama yang diukur dalam WISC meliputi:

- Kecerdasan Verbal: Ini mencakup kemampuan anak dalam berbicara,


pemahaman bahasa, dan berpikir verbal. Subtes dalam aspek ini mungkin
termasuk pengetahuan umum, kemampuan pemahaman kata-kata, dan
kemampuan verbal lainnya.
- Kecerdasan Non-Verbal: Ini melibatkan kemampuan anak dalam
berpikir secara non-verbal, seperti pemahaman gambar, pola, dan
hubungan visual. Subtes dalam aspek ini mungkin mencakup gambar,
matriks, dan tugas visual lainnya.
- Kemampuan Pemecahan Masalah: Tes ini mengukur kemampuan anak
dalam memecahkan masalah, berpikir logis, dan merencanakan solusi. Ini
mencerminkan kemampuan kognitif yang lebih umum.
- Memori Kerja: Tes ini mengukur kapasitas memori kerja anak, yang
mencakup kemampuan mereka untuk menyimpan dan mengakses
informasi sementara dalam pikiran.
- Kemampuan Kognitif Umum: Ini adalah pengukuran keseluruhan
tingkat kecerdasan yang mencerminkan kemampuan intelektual anak
secara umum. Ini sering digambarkan sebagai skor IQ (Intelligence
Quotient).

Tes WISC dapat mencakup berbagai subtes yang mengukur aspek-aspek


ini untuk memberikan gambaran lengkap tentang kecerdasan anak dan remaja
dalam berbagai domain kognitif. Hasil dari tes ini membantu dalam menilai
kemampuan dan kebutuhan pendidikan anak serta memberikan wawasan
tentang potensi kognitif mereka.

WISC isinya terdiri dari dua sub bagian verbal (V) dan sub bagian
Performance (P). Wechsler membagi bagian verbal dan performance supaya
penguji atau pemberi tes dapat membandingkan kemampuan peserta tes dalam
menggunakan simbol dan kata-kata (subtes verbal) dengan kemampuan untuk
memahami pola-pola visual (performance). Perbedaan Perbedaan antara
kemampuan performance dan kemampuan verbal dianggap sebagai
signifikansi diagnostik.
Wechsler meyakini bahwa psikosis, penyakit otak organis, serta gangguan
emosional dapat memunculkan pola V > P, sedangkan psikopat remaja serta
individu yang memiliki retardasi mental ringan akan memunculkan pola P >
V.

Administrasi Tes dan Subtest WISC


Administrasi tes kognitif seperti Wechsler Intelligence Scale for Children
(WISC) adalah prosedur yang sangat penting dalam pengukuran kecerdasan anak-
anak. WISC adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecerdasan intelektual
dan kemampuan kognitif pada anak-anak usia 6 hingga 16 tahun. Untuk
memastikan hasil yang akurat dan bermakna, administrasi tes WISC harus
dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan berbagai aspek.

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa WISC terdiri dari


beberapa subtes yang mengukur berbagai aspek kecerdasan, seperti pemahaman
verbal, pemrosesan visual, dan pemecahan masalah numerik. Administrasi tes
dimulai dengan memberikan instruksi kepada anak mengenai tugas yang akan
dilakukan. Ini penting agar anak memahami apa yang diharapkan darinya selama
tes. Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan
bebas dari gangguan agar anak dapat fokus sepenuhnya pada tes. Setiap subtes
memiliki aturan administrasi yang khusus, dan penting bagi penguji untuk
mematuhi aturan ini.

Contohnya, dalam subtes penalaran matriks, anak diminta untuk


menyelesaikan pola gambar yang kompleks. Penguji harus memberikan waktu
yang cukup untuk anak menjawab tanpa memberikan petunjuk yang tidak
diperbolehkan. Ini memastikan bahwa hasil tes mencerminkan kemampuan
intelektual sejati anak.
Selama administrasi tes, observasi penguji sangat penting. Mereka harus
memantau respon anak, termasuk tingkat kesulitan yang dihadapi dan apakah
anak tampak bingung atau tidak. Jika diperlukan, penguji dapat memberikan
motivasi ringan atau klarifikasi atas instruksi tanpa mengubah esensi tes.
Selain itu, administrasi tes WISC juga memerlukan pencatatan waktu yang
teliti. Durasi yang dihabiskan oleh anak dalam setiap subtes perlu dicatat, dan
penguji harus memastikan bahwa anak memiliki waktu yang cukup untuk
menyelesaikan setiap subtes.
Setelah selesai mengadministrasikan semua subtes, hasilnya harus dihitung dan
dianalisis.

Hasil tes WISC akan menghasilkan skor intelektual komposit (IQ) yang
mencerminkan tingkat kecerdasan anak. Hasil ini dapat digunakan untuk
memahami kekuatan dan kelemahan anak dalam berbagai aspek kecerdasan dan
membantu dalam perencanaan pendidikan yang sesuai.

Penting untuk diingat bahwa administrasi tes WISC harus dilakukan oleh
individu yang terlatih dan berpengalaman dalam penggunaan tes ini. Kesalahan
dalam administrasi dapat menghasilkan hasil yang tidak akurat dan merugikan
anak. Oleh karena itu, penting untuk mematuhi panduan administrasi yang ketat
dan menjalankan tes dengan penuh tanggung jawab. Ini akan memastikan bahwa
tes WISC memberikan gambaran yang akurat tentang kemampuan intelektual
anak dan dapat membantu dalam pengembangan potensi mereka di masa depan.

Kesalahan Umum yang biasa terjadi dalam Administrasi Subtest


WISC

Dalam administrasi subtes WISC (Wechsler Intelligence Scale for


Children), terdapat beberapa kesalahan umum yang sering terjadi yang dapat
memengaruhi hasil tes dan akurasi pengukuran kecerdasan anak-anak. Kesalahan-
kesalahan ini perlu dihindari agar tes memberikan gambaran yang sebenarnya
tentang kemampuan kognitif anak. Berikut adalah beberapa kesalahan umum
dalam administrasi subtes WISC:

1. Kurangnya Instruksi yang Jelas: Salah satu kesalahan umum adalah


memberikan instruksi yang ambigu atau kurang jelas kepada anak.
Instruksi yang tidak tepat dapat membuat anak bingung tentang tugas yang
harus mereka lakukan, sehingga mengarah pada hasil yang tidak
mencerminkan kemampuan sebenarnya.
2. Pengaruh Penguji: Penguji yang memberikan petunjuk yang tidak
semestinya atau memberikan isyarat tertentu kepada anak selama tes dapat
memengaruhi hasil. Dalam WISC, penguji seharusnya hanya memberikan
petunjuk standar dan tidak boleh memberikan bantuan tambahan yang
tidak diizinkan.
3. Waktu yang Tidak Terukur dengan Benar: Pada beberapa subtes
WISC, ada batasan waktu yang harus diikuti. Kesalahan mengukur waktu
dengan benar dapat mengakibatkan anak tidak memiliki cukup waktu
untuk menyelesaikan tugas, atau sebaliknya, memberikan terlalu banyak
waktu, yang dapat mengganggu hasil tes.
4. Kesalahan dalam Pencatatan Jawaban: Administrasi subtes yang
melibatkan pencatatan jawaban anak dapat menyebabkan kesalahan jika
jawaban mereka tidak dicatat dengan benar. Kesalahan dalam mencatat
jawaban anak dapat mengubah nilai subtes.
5. Pengabaian Observasi Anak: Penting untuk memperhatikan reaksi anak
saat menjalani tes. Penguji harus mencatat apakah anak tampak frustrasi,
bingung, atau cemas, karena perasaan ini dapat memengaruhi hasil tes.
Observasi yang kurang dapat mengabaikan faktor-faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi kinerja anak.
6. Kurangnya Pengalaman Penguji: Pengalaman dalam
mengadministrasikan WISC sangat penting. Penguji yang kurang
berpengalaman mungkin tidak mengikuti pedoman administrasi dengan
benar, yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam proses pengukuran.
7. Kurangnya Kepatuhan terhadap Panduan Administrasi: Setiap subtes
WISC memiliki panduan administrasi yang spesifik. Kesalahan dapat
terjadi jika penguji tidak mematuhi panduan ini, termasuk cara
memberikan instruksi, menghitung skor, atau memberikan petunjuk
tambahan.
8. Kurangnya Kepahaman tentang Kondisi Anak: Penting bagi penguji
untuk memahami kondisi anak, seperti gangguan perkembangan atau
masalah emosional. Jika penguji tidak memahami kondisi ini, pengukuran
kecerdasan anak dapat menjadi bias atau tidak akurat.
9. Gangguan Lingkungan yang Tidak Terkendali: Lingkungan saat
mengadministrasikan tes harus bebas dari gangguan, kebisingan, atau
distraksi. Gangguan ini dapat mengganggu konsentrasi anak dan
memengaruhi hasil tes.
10. Stereotipe Gender dan Etnis: Penguji harus berusaha untuk tidak
memberikan pertimbangan berdasarkan stereotipe gender atau etnis saat
mengadministrasikan tes. Ini akan memastikan bahwa hasil tes
mencerminkan kemampuan intelektual anak tanpa bias.

Untuk menghindari kesalahan ini, penting bagi penguji untuk mengikuti


pelatihan yang tepat dalam administrasi WISC dan mematuhi pedoman yang
telah ditetapkan oleh alat ini. Dengan meminimalkan kesalahan administrasi,
hasil tes WISC dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kemampuan
kognitif anak, yang dapat digunakan untuk mengembangkan rencana
pendidikan yang sesuai dan mendukung perkembangan mereka secara
optimal.

BAB 3
KESIMPULAN

Kesimpulan tes ini untuk mengukur berbagai aspek kecerdasan seperti


kemampuan verbal, kemampuan non-verbal, dan kemampuan memecahkan masalah.
Hasil tes WISC dapat membantu dalam menilai potensi intelektual, mendeteksi
kebutuhan pendidikan khusus, dan memberikan wawasan tentang kemampuan kognitif
anak. Penggunaannya melibatkan serangkaian tugas kognitif yang mencakup pemahaman
verbal, pemrosesan visual, dan pemecahan masalah. WISC membantu identifikasi
kekuatan dan kelemahan intelektual anak, mendukung perencanaan pendidikan yang
sesuai. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran basil
WISC-R pada kelompok anak keterbelakangan mental ringan. Dengan demikian dapat
bermanfaat dalam penyusunan program intervensi bagi anak keterbelakangan mental,
baik yang berupa pendidikan, pendampingan, atau pelatihan. Hal ini dapat
memaksimalkan potensi anak keterbelakangan mental sehingga diharapkan mereka dapat
berfunggsi secara lebih optimal dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber "Journal of School Psychology"

sumber:https://www.academia.edu/19741223/Tes_WISC Tes WISC Nur Hyorim

Anda mungkin juga menyukai