TEORI INTELIGENSI
Oleh:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asesmen dan Intervensi Inteligensi.
Makalah ini berisi mengenai materi tentang Teori Inteligensi dari berbagai tokoh
psikologi.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan dan
petunjuk pembelajaran. Harapan penulis, semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
3.1 Kesimpulan..................................................................................................21
3.2 Saran ............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
Lampiran …………………...………………………………………………….. 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
5
2. Untuk anak-anak yang berusia 6,5 tahun sampai 16,5 tahun adalah
W.I.S.C (Wechsler Intelligence Scale for Childarien)
Tes WISC membutuhkan waktu 65-80 menit untuk
mengelola dan menghasilkan nilai IQ yang merupakan kemampuan
umum intelektual anak. Skala WISC terbagi atas 2 kelompok yaitu:
kelompok verbal dan kelompok performance. WISC terdiri atas 12
tes, dapat dipaparkan pada tabel sebagai berikut:
6
WAIS merupakan alat pemeriksaan intelegensi yang
bersifat individu. WAIS merupakan alat tes yang paling populer
karena paling banyak digunakan di dunia saat ini. Semula bernama
Wechsler Bellevue Intellegence Scale (WBIS).
Tes intellegensi ini (WAIS) memiliki enam subtes yang
terkombinasikan dalam bentuk skala pengukuran ketrampilan
verbal dan lima subtes membentuk suatu skala pengukuran
ketrampilan tindakan.
7
itu telah dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengritik diri sendiri
(autocriticism).
Binet juga membuat skala yang pertama pada tahun 1905, dan
diberi nama Binet-Simon, yang terdiri dari 30 aitem. Selain mengukur
kemampuan mental juga mengukur aspek fisiologi, seperti :
5. Ingatan (memory)
6. Penalaran (reasoning)
8
2.3 Teori Inteligensi Cattel
• CFIT oleh Raymond B. Cattel & A. Karen S., serta sejumlah staf peneliti
dari Institute of Personality and Ability Testing (IPAT) Illinois University,
Cahmpaign, USA tahun 1945.
9
• Tes ini terdiri dari 3 skala yang disusun dalam Form A dan Form B, scr
paralel. Pada tahun 1975 Fakultas Psikologi UI kedua bentuk itu untuk
skala 2 & 3 sudah mulai diterbitkan. Cara penyajiannya klasikal/massal
bagi subjek usia 13 tahun sampai usia dewasa.
• Tujuan tes ini untuk mengukur kemampuan umum atau general ability
(G Factor).
• Menurut Teori kemampuan Cattel, tes CFIT ini adl untuk mengukur
Fluid Ability, yaitu kemampuan kognitif seseorang yang bersifat herediter.
Kemampuan ini selanjutnya dalam perkembangan individu mempengaruhi
kemampuan kognitif lainnya yang dsbt Cristalized Ability, yaitu mrpkn
kemampuan kognitif yang diperoleh didalam interaksi seseorang dgn
lingkungan disekitarnya.
• Atas dasar pengertian diatas, maka penyajian tes CFIT akan lebih
lengkap apabila disertai pula dengan penggunaan testestes inteligensi
umum lainnya yang mengukur Cristalized AbilityCristalized Ability,
seperti, misalnya Tes Inteligensi Umum 69 (TINTUM 69) atau tintum
bentuk A atau bentuk B.
Nama Indonesia :
• Skala II untuk anak-anak usia 8-14 tahun dan untuk orang dewasa yang
memiliki kecerdasan lemah.
• Skala III untuk usia sekolah lanjutan atas dan orang dewasa dengan
kecerdasan tinggi.
10
Penyajian
• Individual maupun klasikal. Perlu observer untuk jumlah testee lebih dari
25 orang.
11
‘S’ berkaitan dengan kemapmpuan-kemampuan khusus dari otak dalam
menjalakan kerjanya. Dalam tiap individu dapat memeroleh faktor ‘S’ dari
lingkungan yang dimilikinya dan dapat memiliki lebih dari satu kegiatan
pada individu tersebut. Jumlah faktor ‘S’ yang dimiliki tiap orang tentu
berbeda. Sebagai contoh seseorang yang menjalankan studinya sampai S-
1, S-2, atau S-3.
P=S+G
12
potongan yang sudah disediakan. Tes Raven menemukan taraf intelegensi
yang di bagi dalam grade I sampai grade V yang ditentukan berdasarkan
persentil.
Tes Raven Matriks memiliki tiga bentuk tes yang berbeda tingkat
kesulitannya yang didasarkan pada perbedaan usia, yaitu :
a. Standard Progressive Matrices (SPM)
Tes dirancang untuk usia 8 sampai 65 tahun. Dapat digunakan
secara individual, dimana terdiri dari 60 soal atau pola dalam 5 set
yaitu A, B, C, D, dan E, dan masing-masing set terdiri dari 12 tes. Soal
tersebut disusun dari yang termudah sampai yang tersulit.
b. Coloured Progressive Matrices (CPM)
Tes ini dirancang untuk anak yang berusia 5 sampai 11 tahun,
individu yang sudah lanjut usia serta individu yang mental dan fisiknya
terganggu. Tes CPM ini terdiri dari 36 soal dalam 3 set yaitu A, AB,
dan B.
c. Advanced Progressive Matrices (APM)
Tes ini dirancang untuk remaja, dewasa dan individu dengan
kemampuan intelektual diatas rata – rata. Terdiri dari 2 set berbentuk
non verbal.
13
2.6 Teori Inteligensi Guilford
14
2. Memori, memberikan kode terhadap informasi dan mengingat
kembali informasi yang diterima;
Memori retensi, kemampuan mengingat informasi;
Memori reproduksi, kemampuan untuk memproduksi
kembali informasi.
3. Produk Divergen, proses berpikir yang berbeda-beda atau
bermacam-macam dari informasi yang ada; cara berpikir kreatif;
4. Produk Konvergen, proses pemberian informasi tunggal yang
benar;
5. Evaluasi, pengambilan keputusan apakah informasi akurat atau
valid.
15
2.8 Teori Inteligensi Stenberg
16
mendasari semua perilaku intelegen, yaitu intelegensi komponensial.
Intelegensi komponensial menekankan pentingnya efektivitas pengolahan
informasi.
17
yang singkat mampu menghasilkan sebanyak mungkin kata yang berawal
dengan huruf.
3) Bilangan (number)
5) Ingatan (memory)
6) Pemikiran (reasoning)
18
a. Keturunan
Studi korelasi nilai-nilai tes intelegensi diantara anak dan orang tua, atau
dengan kakek-neneknya, menunjukkan adanya pengaruh faktor keturunan
terhadap tingkat kemampuan mental seseorang sampai pada tingkat
tertentu.
c. Lingkungan hidup
d. Kondisi fisik
e. Iklim emosi
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membahas secara komprehensif
berbagai teori-teori inteligensi yang dikemukakan oleh beberapa tokok-tokoh
psikologi. Harapan kami teori ini dapat membuka cakrawala pengetahuan kita
mengenai daya inteligensi dan seberapa vitalnya fungsi inteligensi dalam proses
kognitif yang memiliki dampak pada setiap tindakan/ keputusan yang kita
lakukan.
3.2 Saran
Kedepan kami mengharapkan kajian literatur mengenai teori ini dapat
dikembangkan lebih mendalam lagi, sehingga penulis dan pembaca
memperoleh ilmu yang bermanfaat.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
pada Siswa SMU di Jakarta). Proceeding, Seminar Nasional PESAT 2005.
ISSN: 18582559
Anastasia, A & Urbina S. (1998). Tes Psikologi (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta:
PT.Prenhallindo
22
Lampiran Lembar Kontribusi
23