Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOLOGI KECERDASAN

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi)

Dosen Pengampu: Ermilda., S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Oleh :

Eka Susanti 191FK01038

Futerie Alysa Misfah 191FK01045

Kamilatun Jannah 191FK01064

Meyra Mutiara 191FK01073

Padilla Mutiara Ningrum 191FK01086

Siti Nuraeni 191FK01124

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadiran-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Kecerdasan dengan maksud untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Psikologi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi
dan manfaat terhadap pembaca.

Bandung, 30 November 2020

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................II

DAFTAR ISI...........................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Pengertian kecerdasan...................................................................................3

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan.............................................3

2.3 Cara Pengukuran Kecerdasan........................................................................4

2.4 Multiple Intelligences....................................................................................8

BAB III PENUTUPAN.........................................................................................15

3.1 Kesimpulan..................................................................................................15

3.2 Saran............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Manusia beraktivitas, berinteraksi dengan sesamanya bergantung dari


kesanggupannya dalam berfikir yang biasa disebut kecerdasan/inteligensi.
Inteligensi seseorang akan tampak pada perbuatannya. Misalnya, orang yang
pandai ilmu pasti, maka disebut berinteligensi di bidang abstrak. Sama
halnya jika ia pandai bergaul dalam masyarakat, maka ia disebut
berinteligensi di bidang sosial, dan lain-lain.
Inteligensi setiap individu berbeda-beda. Oleh karena itu, kita perlu
mengenali dengan betul dibidang apa kecerdasan yang kita miliki. Misalnya,
orang tua siswa berasumsi bahwa anak yang pintar ialah yang menguasai
ilmu pasti. Maka dari itu, si anak harus masuk jurusan ilmu alam. Padahal, si
anak lebih mampu dan berminat di bidang ilmu sosial. Mindset inilah yang
perlu dibenahi. Kecerdasan tidak hanya dipengaruhi oleh nilai prestasi
akademik tapi juga minat seseorang.
Begitu pula di dunia profesi, kita sering menilai bahwa orang yang
memiliki nilai prestasi baik adalah orang yang cerdas, sehingga dianggap
mampu melakukan banyak pekerjaan dan akan memiliki karir yang
gemilang. Padahal orang yang nilai prestasi akademiknya tidak baik pun
dapat memiliki karir yang sukses apabila ia mengenali dan tahu cara
memaksimalkan sisi kecerdasan yang ia miliki.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian kecerdasan (intellegence)?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan?
3. Bagaimana cara pengukuran kecerdasan?
4. Apa yang di maksud multiple intelligences?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan (intellegence)
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengukuran kecerdasan
4. Untuk memahami apa yang di maksud multiple intelligences

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kecerdasan

Beberapa ahli menekankan fungsi inteligensi untuk membantu penyesuaian


diri seseorang terhadap lingkungannya. Beberapa ahli lain menekankan struktur
inteligensi dengan menggambarkan sebagai suatu “kecakapan”.[1]

1. Menurut bahasa, inteligensi diartikan sebagai kemampuan umum


dalam memahami hal-hal yang abstrak.
2. Menurut istilah, inteligensi didefinisikan sebagai kesanggupan
seseorang untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan dapat
diabstraksikan pada suatu kualitas yang sama.
Definisi dari beberapa ahli:
 Definisi kecerdasan menurut Howard Gardner:
a. Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya.
b. Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk
dipecahkan.
c. Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang
bermanfaat di dalam kehidupannya.
 William Stern
Inteligensi adalah kesanggupan jiwa untuk menghadapi dan mengatasi
kesulitan-kesulitan baru dengan sadar, dengan berfikir cepat dan tepat.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

1. Hereditas atau Pembawaan


Salah satu faktor penentu tinggi rendahnya inteligensi seseorang
ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. Pandangan

3
ini dipengaruhi oleh aliran filsafat (nativisme) yang beranggapan bahwa
setiap manusia dilahirkan sudah membawa potensi-potensi tertentu yang
tidak dapat dipengaruhi lingkungan. Taraf Inteligensi seseorang ialah 75-
80% keturunan, juga adanya rangkaian hubungan antara pertalian keluarga
dengan ukuran IQ.[16] Dengan demikian, taraf inteligensi relatif sama
ditentukan pada individu-individu yang mempunyai pertalian keluarga
yang kuat.

2. Lingkungan
Pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
inteligensi ditentukan oleh lingkungan (pendidikan dan pengalaman)
dipengaruhi teori empirisme John Locke. Ia berpendapat bahwa manusia
dilahirkan dalam kondisi suci (tabularasa). Lingkungan dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Lingkungan fisik, meliputi segala sesuatu dari molekul yang
ada di sekitar janin sebelum lahir
b. Lingkungan sosial, meliputi seluruh manusia yang secara
potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan
individu.

2.3 Cara Pengukuran Kecerdasan

1. Cara mengukur kecerdasan


Pengukuran kecerdasan ada tiga yaitu IQ (kecerdasan intelektual),
EQ (Kecerdasan emosional), SQ (Kecerdasan spiritual). Keceerdasan
intelektual bisa diukur karena bersifat kuantitatif. Beberapa alat ukur
yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang yaitu:
a. Test Binet Simon
Alat ukur kecerdasan kognitif pertama kali dibuat oleh
Alfred Binet dan Theodore Simon pada tahun 1905 atas
permintaan pemerintah Perancis, berkenaan dengan kasus

4
kegagalan belajar murid-murid sekolah. Tes yang mereka buat
diperuntukkan anak usia 2 sampai dengan 15 tahun. Cara yang
mereka tempuh untuk mengukur kemampuan tersebut adalah
dengan membandingkan usia mental (mental age) dengan usia
kronologis (chronological age).
b. Konsep Intelligence Quotient ( IQ )
Teori ini mengadopsi teori Simon Binet yang menggunakan
rumus:
MA ×CA
IQ=
100

Keterangan:
IQ = intelligence quotient atau kecerdasan
MA = mental age atau usia mental. Diperoleh dari sekelompok
pertanyaan yang dijawab betul oleh sejumlah besar
individu dengan umur yang sama.
CA = chronological age atau usia kalender
100 = konstanta atau bilangan tetap, diusulkan oleh Stern dan
Terman untuk menghindari angka pecahan dalam satuan
IQ
Sedangkan untuk kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan
spiritual (SQ), hingga saat ini belum ada alat yang dapat
mengukurnya dengan jelas karena dua kecerdasan tersebut
bersifat kualitatif bukan kuantitatif.

c. Wechsler
Tes pertama disusun tahun 1939 dan diberi nama
Wechsler Belleveu Intelligence Scale disingkat WBIS, dan
direvisi tahun 1955 dengan nama Wechsler Adult Intelligence
Scale (WAIS). Tes ini diperuntukkan untuk dewasa. Untuk
anak-anak, Wechsler juga mengembangkan tes sejenis yang

5
diberi nama Wechsler Intelligence Scale for Children atau
WISC, diterbitkan tahun 1949. Tes ini terdiri atas dua bentuk
yaitu berbentuk verbal dijawab dengan bahasa, tulis dan lisan,
dan tes perbuatan berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan,
seperti menyusun balok, menyusun guntingan gambar dan lain-
lain.
d. Tes Progressive Matrices (PM)
Ada yang berwarna, yaitu untuk anak kecil (s.d 10 tahun)
dan tidak berwarna untuk anak besar (11 s.d 14 tahun). Untuk
dewasa juga disediakan Advance Progressive Matrices atau
APM. Kategori kecerdasan berdasarkan teori ini yaitu:

IQ Kategori
140 – ke atas Genius
130 – 139 Sangat cerdas
120 – 129 Cerdas
110 – 119 Di atas normal
90 – 109 Normal
80 – 89 Di bawah normal
70 – 79 Bodoh (dull)
50 – 69 Debil (moron)
25 – 49 Imbecil
Di bawah 25 Idiot

2. Cara melatih kecerdasan


Beberapa cara sederhana untuk melatih kecerdasan yang dapat
meningkatkan kecerdasan otak antara lain:
1. Latih kemampuan mengamati
Perhatikan lingkungan sekitar. Rekam dalam pikiran apa
yang Anda lihat, mulai dari yang paling sederhana dan
diteruskan dengan observasi yang lebih rumit.

6
2. Asah indra
Bisa dilatih dengan membedakan rasa makanan yang
disukai dan yang tidak. Menyadari bau dan aroma di sekitar atau
bunyi-bunyian yang ada di jalan atau mungkin rasa panas atau
dingin udara di sekitar Anda.
3. Menghafal
Hafalkan nama teman-teman dan pasangkan nomor
teleponnya. Ada berapa yang bisa diingat? Latih supaya bisa
mengingat lebih banyak.
4. Pelajari sesuatu yang baru
Banyak membaca dan berkenalan dengan hal-hal lain yang
mungkin bukan bidang Anda, bisa bahasa asing, pengetahuan
tentang komputer, dan lain-lain.
5. Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting
Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting, menyangkut
anggota keluarga, teman, atau perayaan tertentu.
6. Hafalkan sesuatu yang Anda sukai
Hafalkan sesuatu yang Anda sukai. Bisa jadi itu puisi, lagu,
kalimat dari sebuah buku atau kata-kata seseorang. Sebisa
mungkin juga usahakan agar kalimat yang digunakan adalah
bahasa asing.
7. Menghafal urutan berderet panjang
Latihan menghafal urutan angka berderet panjang, misalnya
32145687390282930498. Ini adalah bentuk latihan memperbaiki
daya ingat jangka pendek. Lakukan dengan mengelompokkan
atau memecah bilangan itu menjadi beberapa bagian, misalnya
3214568 kemudian 7390282 dan terakhir 930498.

7
2.4 Multiple Intelligences

Multiple intelligence adalah kecerdasan ganda yang dapat dimaknai


sebagai kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu masalah.
Kecerdasan itu meliputi daya pikir dan perkembangan kognitif.
Ada 4 perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh Jean Piaget yaitu:
(1) sensorimotor pada anak usia 0-2 tahun,
(2) praoperasioanal pada anak usia 2-7 tahun,
(3) operasioanal konkret pada anak usia 7-12 tahun,
(4) dan operasinal formal pada anak usia >12 tahun.

Tokoh dalam kecerdasan ganda ini dipelopori oleh Prof. Dr. Howard
Gardner seorang psikologi dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS.
Hal ini dikenalkan melalui karya Gardner yang berjudul Frame of mind. Pada
awalnya multiple intelligence yang dicetuskan hanya 8 jenis kecerdasan, tetapi
seiring berkembangnya waktu dan pengetahuan multiple intelligence ini
menjadi 9 kecerdasan, yaitu:

1. INTELIGENSI LINGUISTIK (Kecerdasan Linguistic)


Kecerdasan Linguistik artinya kemampuan untuk menggunakan kata-
kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Lingustik tertulis
dapat dicontohkan dalam kemahiran mengarang puisi, cerpan dan lain-
lain. Sedangkan lingustik lisan berupa kemahiran bercerita dan
mendongeng.
Kemampuan untuk menggunakan bahasa untuk mendeskripsikan
kejadian, membangun kepercayaan dan kedekatan, mengembangkan
argumen logika dan retorika, atau mengungkapkan ekspresi dan metafora.
Ciri-ciri :
a. Dapat berargumentasi, meyakinkan orang lain, menghibur atau
mengajar dengan efektif lewat kata-kata

8
b. Gemar membaca dan dapat mengartikan bahasa tulisan dengan
jelas

Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan linguistik


adalah wartawan dan reporter, tenaga penjual, penyair, copywriter, penulis
dan pengacara.

2. INTELIGENSI MATEMATIS-LOGIS (Kecerdasan Logika-Matematika)


Kecerdasan Logika-Matematika artinya kemampuan yang
berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika. Anak yang memiliki
kecerdasan matematis logis biasanya mampu mengenal dan mengamati
konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat, mampu mengamati objek
dan mengerti fungsi dari objek tersebut dan pandai dalam memecahkan
masalah yang menuntut pemikran logis.
Kemampuan menggunakan angka-angka untuk menghitung dan
mendeskripsikan sesuatu, menggunakan konsep matematis, menganalisa
berbagai permasalahan secara logis, menerapkan matematika pada
kehidupan sehari-hari, peka terhadap pola tertentu, serta menelaah
berbagai permasalahan secara ilmiah.
Ciri-ciri :
a. Mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi
b. Berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis
c. Pandangan hidupnya bersifat rasional
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan
logika matematika adalah : akuntan, ahli statistik, insinyur, penemu,
pedagang, dan pembuat program komputer.

3. INTELIGENSI MUSIKAL (Kecerdasan Musikal)


Kecerdasan Musikal yaitu kemampuan untuk mengembangkan,
mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, peka
terhadapa ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan memainkan alat

9
musik. Anak yang memiliki kecerdasan musical biasanya menyukai
banyak alat music dan selalu tertarik untuk memainkan alat music, senang
bernyanyi dan lain-lain.
Kemampuan untuk mengerti dan mengembangkan teknik musikal,
merespon terhadap musik, menggunakan musik sebagai sarana untuk
berkomunikasi, menginterpretasikan bentuk dan ide musikal, dan
menciptakan pertunjukan dan komposisi yang ekspresif.
Ciri-ciri :
a. Peka nada dan menyanyi lagu dengan tepat
b. Dapat mengikuti irama
c. Mendengar music dengan tingkat ketajaman lebih
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan
musical adalah guru musik, pembuat instrumen atau alat musik,
pemain band atau konduktor, DJ, kritikus musik, kolektor musik,
pencipta lagu atau penyanyi.

4. INTELIGENSI RUANG (Kecerdasan Spasial/Ruang)


Kecerdasan Ruang yaitu kemampuan unutk menangkap dunia
ruang visual secara tepat dan juga mengenal bantuk dan benda secara
tepat. Anak yang mempunyai kecerdasan spatial ini biasanya senang
mencoret-coret, menggambar, melukis, dan lain-lain.
Kemampuan untuk mengenali pola ruang secara akurat,
menginterpretasikan ide grafis dan spasial serta menterjemahkan pola
ruang secara tepat.
Ciri-ciri :
a. Kepekaan tajam untuk detail visual, keseimbangan, warna,
garis, bentuk dan ruang
b. Mudah memperkirakan jarak dan ruang
c. Membuat sketsa ide dengan jelas

10
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan
spasial adalah photographer, decorator ruang, perancang busana,
arsitek, pembuat film.
5. INTELIGENSI KINESTETIK-BADANI (Kecerdasan Kinestetik)
Kecerdasan Kinestetik yaitu kemampuan untuk menggunakan
tubuh dan gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan.
Anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik ini biasanya memiliki
control pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam
bergerak, dan menyukai pengalaman belajar nyata yang menggunakan
fisik, senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat, suka menyentuh,
memegang dan bermain dengan apa yang sedang dipelajari dan suka
belajar yang suka terlibat secara langsung.
Kemampuan untuk menggunakan seluruh atau sebagian dari tubuh
untuk melakukan sesuatu, membangun kedekatan untuk
mengkonsolidasikan and meyakinkan serta mendukung orang lain, dan
menggunakannya untuk menciptakan bentuk ekspresi baru.
Ciri-ciri :
a. Menikmati kegiatan fisik (olahraga)
b. Cekatan dan tidak bias tinggal diam
c. Berminat dengan segala sesuatu
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan ini
adalah mekanik, pelatih, pengrajin, atlet, aktor, penari atau
koreografer.

6. INTELIGENSI INTERPERSONAL (Kecerdasan Interpersonal)


Kecerdasan Interpersonal yaitu kemampuan untuk mengerti dan
menjadi peka terhada perasaan, intense, motivasi, watak, temperamen
orang lain. Anak yang memiliki kecerdasana interpersonal umumnya
biasanya mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu
menyalurkan pikiran dan perasaan dan mampu bekerja mandiri dan
mengembangkan konsep diri secara baik.

11
Kemampuan untuk mengorganisasikan orang lain dan
mengkomunikasikan secara jelas apa yang perlu dilakukan, berempati
kepada orang lain, membedakan dan menginterpretasikan berbagai jenis
komunikasi dengan orang lain, dan memahami intensi, hasrat, dan
motivasi orang lain.
Ciri-ciri :
a. Menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, terbuka
b. Menjalin kontak mata dengan baik
c. Menunjukan empati pada orang lain
d. Mendorong orang lain menyampaikan kisahnya
Beberapa jenis pekerjaan yang menggunakan kecerdasan
interpersonal adalah manajer, politisi, pekerja sosial, pemimpin,
psikolog, guru atau konsultan.

7. INTELIGENSI INTRAPERSONAL (Kecerdasan Intrapersonal)


Kecerdasan Intrapersonal yaitu kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara
adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi dan
keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan gagasan-gagasan. Anak yang
memiliki kecerdasan intrapersonal biasanya memiliki hubungan baik
dengan orang lain, pandai menjalikn hubungan sosial, memiliki
kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan baik
dan juga mampu menyesuaikan diri dengan kelompok yang berbeda.
Kemampuan untuk menilai kekuatan kelemahan, bakat,
ketertarikan diri sendiri serta menggunakannya untuk menentukan tujuan,
menyusun dan mengembangkan konsep dan teori berdasarkan
pemeriksaan kedalam diri sendiri, memahami perasaan, intuisi,
temperamen, dan menggunakannya untuk mengekpresikan pandangan
pribadi.
Ciri-ciri :
a. Membedakan berbagai macam emosi

12
b. Mudah mengakses perasaan sendiri
c. Menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan
membimbing hidupnya
d. Mawas diri dan suka meditasi
e. Lebih suka kerja sendiri
Beberapa jenis pekerjaan yang menggunakan kecerdasan ini
adalah perencana, pemuka agama, atau ahli filosofi.

8. INTELIGENSI LINGKUNGAN /NATURALIS (Kecerdasan


Naturalis/Lingkungan)
Kecerdasan naturalis/lingkungan yaitu kemampuan untuk mengerti
flora dan fauna dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman dan
binatang dengan baik. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis biasanya
suka mengamati, menegnali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam,
tanaman atau hewan dan juga gemar melakukan aktifitas outdoor seperti
jalan-jalan.
Kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan dan
menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di
lingkungannya.
Ciri-ciri :
a. Mencintai lingkungan
b. Mampu mengenali sifat dan tingkah laku binatang
c. Senang kegiatan di luar (alam)
Beberapa pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan naturalis
ini adalah ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan.

9. INTELIGENSI EKSISTENSIAL (Kecerdasan Eksistensial)


Kecerdasan Eksistensial yaitu kemampuanyang berkaitan
dengankepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-
persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia. Anak yang
memiliki intelegensi eksistensial biasanya memiliki kesadaran tinggi

13
dalam menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan memiliki upaya untuk
menjadi lebih baik.
Kemampuan untuk menikmati pemikiran-pemikiran dan ingin tahu
mengenai kehidupan, kematian dan realita yang ada. Anak-anak dengan
tingkat kecerdasan eksistensial yang tinggi mungkin akan menunjukkan
keingintahuan mengenai bagaiman bumi bertahun-tahun yang lalu,
mengapa kita ada di bumi, apakah ada kehidupan di planet lain, kemana
mahluk hidup setelah mati, apakah ada dimensi kehiduapn lain dan
berbagai pertanyaan sejenis.
Ciri-ciri :
a. Mempertanyakan hakekat segala sesuatu
b. Mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam/ dunia
Beberapa Pekerjaan di bidang ini adalah Filsuf dan Teolog

14
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan


tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara
rasional. Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi
untuk memahami, melakukan Inovasi dan memberikan solusi terhadap dalam
berbagai situasi di lingkungan hidupnya.

   

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami susun. Kami sadar makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi perbaikan tugas selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua khususnya para calon pendidik pada umumnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sarita, Dian. (2013). KECERDASAN (INTELLEGENCE) BAB I:


PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Manusia beraktivitas. Website :
https://www.academia.edu/7871017/KECERDASAN_INTELLEGENCE_BAB_I
_PENDAHULUAN_LATAR_BELAKANG_Manusia_beraktivitas. (Diakses
pada tanggal 29-11-2020 PUKUL 13.14 WIB.)

Nurdiana, Eva. (2014). Apakah Multiple Intelligence?. Website :


https://www.kompasiana.com/www.angelgirl.com/54f6e837a33311ea608b4c61/a
pakah-multiple-intelligence# (Diakses pada tanggal 29-11-2020 PUKUL 16.05
WIB.)

16

Anda mungkin juga menyukai