Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KECERDASAN MANUSIA (IQ) INTELLIGENCE QUATIONT

DOSEN PENGAMPU:

DEDY IRAWAN , M. Ag.

NAMA KELOMPOK :

1. Ade Nuur Rizka Khoirunnisa (2211040001)

2. Aoura Vielelga Dara Sella (2211040235)

3. Khalil Gibran Abdullah (2211040193)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat,dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “kecrdasan manusia (IQ)” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi


Pendidikan. Selain itu, penyusunan makalah ini memiliki tujuan untuk
menambah pengetahuan pembaca terkait teori belajar kognitif. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dedy Irawan, M.Ag. selaku dosen
pengampu yang telah berkenan membimbing dan membagi ilmunya sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu


selama proses penyusunan makalah. Proses penyusunan makalah tidak luput
dari usaha dan dedikasi yang telah diberikan oleh setiap anggota kelompok,
sehingga kami ingin mengucapkan terima kasih pula untuk kelompok 5 atas
usaha dan dedikasinya.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Lampung, 05 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
2.1 Pengertian Kecerdasan................................................................................3
2.2 Pengertian Kecerdasan Intelektual..............................................................6
2.3 Macam-Macam Kecerdasan Intelektual.....................................................7
2.4 Indikator Kecerdasan Intelektual................................................................9
2.5 Tingkatan Ukuran IQ Manusia...................................................................10
BAB III PENUTUP ................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik ditentukan oleh berbagai
faktor, baik dari dalam individu peserta didik (internal) atau dari luar individu
peserta didik (eksternal). Salah satu faktor penentu dari dalam diri (internal)
peserta didik adalah tingkat kecerdasan. Kecerdasan berasal dari kata cerdas
yang berarti pintar dan cerdik, cepat tanggap dalam menghadapi masalah dan
cepat mengerti jika mendengar keterangan. Salah satu kecerdasan tersebut
adalah Kecerdasan Intelektual (Intellectual Quotient) atau IQ ,

Intelek berasal dari kosakata Latin: intellectus yang berarti pemahaman,


pengertian, kecerdasan. Dalam pengertian sehari hari kemudian berarti
kecerdasan, kepandaian, atau akal. Pengertian intelek ini berbeda dengan
pengertian taraf kecerdasan atau intelegensi. Intelek lebih menunjukkan pada
apa yang dapat dilakukan manusia dengan intelegensinya, hal yang tergantung
pada latihan dan pengalaman.

Kecerdasan intelektual peserta didik memegang peranan penting dalam


prestasi. Prestasi belajar merupakan cerminan dari kecerdasan peserta didik.
Oleh karena itu , pada makalah ini kita akan membahas mengenai Kecerdasan
Intelektual (IQ)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka umusn masalah pada maalah ini
yaitu sebagai beriut.

1. Apa pengertian kecerdasan intelektual?


2. Apa saja macam-macam kecerdasan intelektual?
3. Bagaimana indikator kecerdasan?
4. Bagaimana tingkatan IQ manusia?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan masalah pada makalah
ini, yaitu sebagai berikut.

1. Mengetahui pengertian kecerdasn intelektual secara umum dan menurut


para ahli
2. Mengetahui apa saja macam-macam kecerdasan intelektual
3. Mengetahui indikator krcrrdasan intelektual
4. Mengetahui tingkatan IQ manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecerdasan


Kecerdasan adalah anugerah istimewa yang dimiliki oleh manusia,
sedangkan makhluk lain memiliki kecerdasan yang terbatas. Manusia mampu
memahami segala fenomena kehidupan secara mendalam, mampu mengetahui
suatu kejadian kemudian mengambil hikmah dan pelajaran darinya, menjadi
lebih beradab dan menjadi bijak, semua itu dikarenakan manusia memiliki
kecerdasan sehingga dapat dijadikan sebagai alat bantu di dalam menjalani
kehidupannya di dunia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kecerdasan
adalah perihal cerdas, perbuatan mencerdaskan, kesempurnaan perkembangan
akal budi (seperti kepandaian, ketajaman pikiran).

Konsep di atas menghendaki kesempurnaan akal serta budi yang meliputi


kepandaian dan optimalisasi berpikir. Namun selama ini ukuran kecerdasan
selalu dilihat dari paradigma intelegensi (IQ). Kecerdasan seseorang bisa dilihat
dari hasil tes. Angka-angka memainkan peranan penting dalam penilaian siswa.
Efeknya kecendrungan untuk menilai sesuatu dilandaskan pada rasio saja, tanpa
melihat pertimbangan-pertimbangan lain. Ironis sekali bahwa gagasan yang
pada dasarnya cukup baik ini, terpaksa harus membatasi kesempatan banyak
orang hanya karena potensi-potensi mereka tidak terukur oleh test kecerdasan
(IQ). Yang perlu ditekankan di sini bahwa test IQ itu ternyata kurang efektif
dalam menyeleksi orang berdasarkan aspek kecerdasannya saja, namun betapa
konsep kecerdasan ini telah membentuk konsepsi diri manusia yang parsial.
Seseorang mungkin memperlihatkan kecerdasan dalam suatu tindakan yang
memerlukan intelegensi, dan tidak demikian halnya pada tindakan yang lain.

3
Istilah intelegensi itu sendiri berasal dari kata Latin yaitu intelligere yang
berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (to organize, to relate,
to bind, together). Pengertian kecerdasan atau intelegensi memberikan
bermacam-macam arti bagi para ahli, diantaranya :

a. Jean Piaget (dalam Asrori) 1


mengatakan bahwa kecerdasan adalah
seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaftif, termasuk
kemampuan mental yang komplek. Dengan kata lain kecerdasan adalah
seluruh kemungkinan koordinasi yang memberi struktur kepada tingkah
laku suatu organisme sebagai adaftasi mental terhadap situasi baru.

b. Sedangkan menurut David Wechsler (dalam Nana Saodih) 2 intelegensi


adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara
rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

c. Menurut C.P. Chaplin (dalam Syamsu Yusuf)3 intelegensi itu sebagai


kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru
secara cepat dan efektif.

d. Menurut Thorndike (dalam Abu Ahmadi) 4 “Inteligence is demonstrable


in ability of the individual to make good response from the stand point of
truth or fact” . Artinya orang dianggap intelegen bila responnya
merupakan person yang baik terhadap stimulus yang diterimanya. Jadi
individu itu dikatakan intelegen kalau respon yang diberikan itu sesuai
dengan stimulus yang diterimanya. Untuk memberikan respon yang tepat,
organisme harus memiliki lebih banyak hubungan stimulus dan respon

1
Ali. M, Asrori. M. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi aksara, 27
2
Saodih, Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : IKIP Bandung, 30
3
Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja
4
Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 89

4
dan hal tersebut dapat diperoleh dari hasil pengalaman yang diperolehnya
dan hasil respon yang telah lalu.

e. Sedangkan Lewis Hedison Terman (dalam Abu Ahmadi) 5memberikan


pendapatnya mengenai intelegensi sebagai “…..the ability to carry on
abstract thingking”.Terman membedakan adanya “ability” yang
berhubungan dengan hal-hal yang kongkrit dan “ability” yang
berhubungan dengan hal-hal yang abstrak. Orang itu intelegen kalau
dapat berpikir secara abstrak yang baik.

f. Menurut Simon Binet (dalam Syamsu Yusuf)6 bahwa sifat hakikat


intelegensi itu ada tiga macam, yaitu :
(1) kecerdasan untuk menetapkan dan mempertahankan
(memperjuangkan) tujuan tertentu. Semakin cerdas seseorang, akan
semakin cakaplah dia membuat tujuan sendiri, mempunyai inisiatif
sendiri/tidak menunggu perintah saja;
(2) kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai
tujuan tersebut;
(3) kemampuan untuk melakukan otokritik, kemampuan untuk belajar
dari kesalahan yang telah dibuatnya.

Dari definisi-definisi di atas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa


kecerdasan/intelegensi adalah suatu kemampuan umum untuk menghadapi dan
menyesuaikan diri terhadap tuntutan lingkungan secara cepat, tepat, efektif dan
efisien.

5
Ibid. Ahmadi, Abu, 90
6
Yusuf, Syamsu.2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 106

5
2.2 Pengertian Kecerdasan Intelektual
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan, kata
"intelektual" berkaitan dengan kata "intelek". Intelek berarti "istilah psikologi
tentang daya atau proses pikiran yang lebih tinggi yang berkenaan dengan
pengetahuan; daya akal budi; kecerdasan berpikir.

Intelek berasal dari kosakata Latin: intellectus yang berarti pemahaman,


pengertian, kecerdasan. Dalam pengertian sehari hari kemudian berarti
kecerdasan, kepandaian, atau akal. Pengertian intelek ini berbeda dengan
pengertian taraf kecerdasan atau intelegensi. Intelek lebih menunjukkan pada
apa yang dapat dilakukan manusia dengan intelegensinya; hal yang tergantung
pada latihan dan pengalaman.7

Orang sering menyamakan arti intelegensi dengan kecerdasan intelektual


(IQ), arti intelegensi sudah dijelaskan secara rinci pada bagian terdahulu.
Sedangkan kecerdasan intelektual (IQ) adalah skor yang diperoleh dari sebuah
alat tes kecerdasan. Tes kecerdasan hanya dirancang untuk mengukur proses
berfikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu
jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan.
Dengan demikian, kecerdasan intelektual hanya memberikan sedikit indikasi
mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan
seseorang secara keseluruhan.

Agus Nggermanto mengatakan bahwa kecerdasan intelektual terutama


didasarkan pada kerja “Neokorteks” yaitu lapisan yang dalam evolusi
berkembang paling akhir dibagian atas otak. “Neokorteks” dapat berfikir secara
kreatif jika emosinya senang, bersemangat, termotivasi dan instingnya merasa
aman.8

7
Saifuddin Azwar, Pengantar Psikologi Inteligensi, Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2004, hal. 132
8
Nggermanto, Agus. 2022. Quantum Quotient. Kecerdasa Quantum. Bandung : Nuasa, 45

6
Syahmuharnis mengatakan bahwa kecerdasan intelektual merupakan
cermin dari kecerdasan logis dan verbal, sehingga orang-orang yang memiliki
kecerdasan intelektual yang tinggi umumnya sukses di bangku pendidikan.
9

2.3 Macam-Macam Kecerdasan Intelektual


1) Bodily-kinesthetic : kecerdasan yang terkait dengan gerakan anggota tubuh.
Diperlukan oleh penari, olahragawan, tentara, polisi, dokter bedah, tukang
bangunan, pemain sirkus, dsb.

2) Interpersonal : kecerdasan yang terkait dalam berhubungan dengan orang


lain. Peka terhadap perasaan, sifat dan motivasi orang lain, mampu bekerja
sama dengan orang lain dan jadi bagian dari kelompok. Bisa berkomunikasi
dengan efektif dan mudah berempati, suka berdiskusi dan biasanya dikenal
sebagai seorang yang ekstrovert. Sangat baik untuk berkarier sebagai sales,
pemasaran, guru, manajer, pekerja sosial, dsb.

3) Verbal-linguistic : kemampuan yang terkait dengan kata-kata lisan maupun


tertulis. Mahir dalam menulis, bercerita, membaca, menghapal kalimat-kalimat,
memainkan kata-kata, dan berpidato. Bisa menjadi pengacara, penulis buku,
wartawan, filsuf, politisi, penyair, dsb.

4) Logical-mathematical : bidang ini menyangkut logika, penggunaan akal,


kemampuan abstraksi dan angka. Bukan hanya dalam pelajaran matematika atau
IPA, namun juga diperlukan dalam merancang penelitian, pengembangan
program komputer, dan aktivitas lain yang memerlukan kemampuan logika.
Jenis inteligensi ini berkorelasi tinggi dengan pengukuran IQ dalam pengertian
inteligensi yang konsensional. Matematikawan, peneliti, pakar fisika, ekonom,
dsb.

9
Syahmuharnis dan Harry Sidharta. 2006. Transecdental Qoetiont, Kecerdasan Diri Terbaik. Jakarta :
Republika, 198

7
5) Intrapersonal : kemampuan utama adalah instropeksi dan refleksi diri. Orang
berinteligensi intrapersonal yang tinggi biasanya tergolong introvert. Mereka
paham akan dirinya sendiri, kekuatan dan kelemahan dirinya, dan mengenali
keunikan dirinya dibandingkan dengan orang lain. Mereka juga mampu
meramalkan reaksi dan emosinya sendiri. Seorang tokoh yang dianggap punya
kemampuan intrapersonal yang tinggi adalah Sigmund Freud. Kemampuan ini
sangat bermanfaat bagi profesi psikolog, teolog dan penulis.

6) Visual-spatial : terkait dengan kemampuan yang tinggi dalam mengambil


keputusan dalam bidang penglihatan dan ruang (space). Memori visualnya
sangat kuat dan mereka mahir memainkan memori itu menjadi suatu hal yang
baru, indah atau artistik. Mereka juga pandai dalam menentukan arah, dan
punya koordinasi mata-tangan yang sangat baik. Menurut penelitian, ada
korelasi antara visual-spatial ini dengan intelegensi matematika. Intelegensi
jenis ini dibutuhkan oleh artis senirupa, insinyur (bukan insinyur pertanian) dan
arsitek.

7) Musical : kecerdasan musikal terkait dengan irama, musik, nada dan


pendengaran. Mereka biasanya bisa bernyanyi dan mempunyai nada suara
(pitch) yang pas (tidak sumbang). Kebanyakan juga bisa memainkan alat musik
dan mengarang lagu. Bahkan untuk menghapalkan sesuatu lebih mudah kalau
dalam bentuk lagu, nyanyian atau irama. Kalau sedang mengerjakan sesuatu
lebih suka dengan mendengarkan musik sebagai latar belakang. Profesi yang
terkait dengan kecerdasan musik tentu saja yang berhubungan dengan musik
seperti : penyanyi, musisi, konduktor, pencipta lagu, pencipta aransemen, guru
musik, guru vocal, dsb.

8) Naturalistic : jenis intelegensi ini merupakan pengembangan setelah tahun


1997, jadi tidak terdapat dalam teori Gardner sebelumnya (1993). Walaupun
banyak yang kurang sependapat dan mengkritiknya lebih condong kepada

8
minat, bukan intelegensi, namun banyak juga yang beranggapan bahwa
kecerdasan naturalistic ada dan berdiri sendiri. Kaitan intelegensi ini adalah
dengan alam, baik pengenalan maupun pemeliharaan alam. Mereka mudah
bergaul dengan binatang, mengenali berbagai jenis flora dan fauna dengan tepat,
dan mampu membaca perubahan cuaca. Disarankan orang dengan kecerdasan
naturalistic memilih pekerjaan yang bersifat di luar rumah (out door). Insinyur
pertanian dan dokter hewan membutuhkan kecerdasan ini.

2.4 Indikator Kecerdasan Intelektual


Wiramiharja (2013) mengemukakan indikator-indikator dari kecerdasan
intelektual. Penelitiannya tentang kecerdasan ialah menyangkut upaya untuk
mengetahui keeratan besarnya kecerdasan dan kemauaan terhadap prestasi
kerja. Ia meneliti kecerdasan dengan menggunakan alat tes kecerdasan yang
diambil dari tes inteligensi yang dikembangkan oleh Peter Lauster, sedangkan
pengukuran besarnya kemauan dengan menggunakan alat tes Pauli dari Richard
Pauli, khusus menyangkut besarnya penjumlahan. Ia menyebutkan tiga
indikator kecerdasan intelektual yang menyangkut tiga domain kognitif. Ketiga
indikator tersebut adalah :

1) Kemampuan figur yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang bentuk.

2) Kemampuan verbal yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang bahasa.

3) Pemahaman dan nalar dibidang numerik atau yang berkaitan dengan angka
biasa disebut dengan kemampuan numerik.

9
2.5 Tingkatan Ukuran IQ Manusia
Dalam buku "Educational Psychology" C. Thompson dkk, menggolongkan
tingkat ukuran IQ manusia sebagai berikut.10
a. Above 140 Near genius or genius (hampir genius ataugenius)
b. 120-140 Very superior (sangat superior)
c. 110-120 Superior
d. 90-110 Normal or average (normal atau rata-rata)
e. 80-90 Dullnes, rarely classifiable as feeble mindedness (bodoh, jarang
digolongkan sebagai lemah pikiran)
f. 70-80 Bordeline deficiency. sometimes classifiable assdulness, often
feeble-mindedness (pada batas gangguan mental, kadang-kadang dapat
digolongkan bodoh, sering lemah pikiran)
g. Below 70 Definite feeble-mindedness (lemah 37 pikiran betul-betul).
feeble-mindedness dibagi lagi sebagai berikut.
a. 50-70 Morons (Moron)
b. 25-50 Imbeciles (Imbesil)
c. Below 25 Idiots (Idiot).

Selanjutnya, L.M. Terman dan M.A. Merril yang dikutip oleh Paul Schwartz
dalam bukunya "Psychology" pembagiannya sebagai berikut. 11
a. 160-69
150-159 Very Superior (sangat superior)
140-149
b. 130-139
120-129 Superior (superior)
c. 110-119 High average (rata-rata tingkat atas)
d. 100-109 Normal average (normal atau rata-rata)

10
R.I Suhartin, Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Dalam Pendidikan Anak, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2004,
hal. 14
11
Ibid., hal. 14

10
e. 80-89 Low average (rata-rata tingkat bawah)
f. 70-79 Bordeline defective (pada batas kerusakan mental)
g. 60-69 Mentally defective (terganggu mentalnya)
50-59
40-49
30-39

Dari hasil pengukuran akan diperoleh tingkatan intelegensi dengan bervariasi


pendapat, diantaranya tingkat kecerdasan
jenius, normal, rendah dan terbelakang.
a. Jenius: ukuran/tingkatan diatas 140 luar biasa, dalam ukuran/tingkatan
diatas 140
b. Normal: Mempunyai tingkatan ukuran yang rata-rata 100110, atau
yang disebut kecerdasan yang rata-rata

c. Rendah: Kemampuan di bawah rata-rata, tingkat ukurannya antara 70-


90

d. Keterbelakangan: Anak yang mempunyai kemampuan sangat rendah


dan sangat sulit untuk melakukan tugas atas dirinya. Diantara
keterbelakangan ini disebut dengan: Idiot (IQ 0-29): Keterbelakangan
yang sangat rendah sekali kemampuannya seperti anak bayi. Imbecile (IQ
30-40): Lebih meningkat dari idiot, biasanya anak yang umur 7 tahun
kemampuan kecerdasannya sama dengan anak yang berumur 3 tahun. 12

12
H. Syamsu usuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta : Rajawali Press, hal. 56

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah diungkapkan pada pembahasan,

Maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

Kecerdasan Intelektual berpengaruh terhadap pemahaman belajar. Hal

ini berarti apabila semakin baik penerapan kecerdasan intelektual

seseorang maka pemahamannya juga menjadi meningkat.

Dikarenakan kecerdasan intelektual merupakan kemampuan seseorang

untuk memperoleh pengetahuan, menguasai dan mampu menerapkannya

dalam menghadapi suatu masalah yang di alami oleh mahasiswa.

Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Yani (2011) dan menolak

hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwijayanti (2009).

Kemampuan intelektual juga dapat ditunjukkan pada Kemampuan untuk

mengarahkan tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila

tindakan ini telah dilakukan dan kemampuan untuk mengeritik diri sendiri.

Disamping itu memiliki kemampuan dalam memcahkan masalah, kemampuan

mengambil keputusan, kemampuan memahami, intelegensi verbal dan

intelegensi praktis

12
3.2 Saran
Apabila terdapat kekurangan dalam penulisan ini maka saran dari pembaca

sangat diharapkan agar dapat sesuai dengan tujuan penyusunan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 89

Ali. M, Asrori. M. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi aksara, 27

Nggermanto, Agus. 2022. Quantum Quotient. Kecerdasa Quantum. Bandung :


Nuasa, 45

R.I Suhartin, Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Dalam Pendidikan Anak, Jakarta :


PT BPK Gunung Mulia, 2004, hal. 14

Saifuddin Azwar, Pengantar Psikologi Inteligensi, Yogyakarta : Pustaka


Belajar, 2004, hal. 132

Saodih, Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : IKIP


Bandung, 30

Syahmuharnis dan Harry Sidharta. 2006. Transecdental Qoetiont, Kecerdasan


Diri Terbaik. Jakarta : Republika, 198

Yusuf, Syamsu.2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :


PT. Remaja Rosdakarya, 106

14

Anda mungkin juga menyukai