Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PERKEMBANGAN INTELEK DAN BAKAT KHUSUS

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

AHYAR ZAKI

ANISA ARSY

BAIQ WILDA MULIADI

KELAS : A/1 REGULER PAGI

FKIP

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan MAKALAH yang berjudul “ PERKEMBANGAN
INTELEK DAN BAKAT KHUSUS REMAJA “ ini. Adapun dibuatnya Makalah ini dengan
maksud untuk mengetahui perkembangan intelek dan bakat khusus, serta impliksinya dan cara
pengembangannya . Kesulitan dan hambatan –hambatan kerap menghampiri , namun
kesemuanya itu tidak menjadi penghalang bagi penulis, bahkan menjadi pengalaman serta
motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin.

Tim Penulis menyadari bahwa dengan selesainya penulisan makalah ini, tim penulis
tidak hanya bekerja dengan usaha kami sendiri, namun banyak kalangan yang memberikan
konstribusi baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu tim penulis menyampaikan banyak
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak dosen yang telah
memberikan bimbingannya,dan teman-teman yang telah memberikan dukungan moril dan
moralnya.

Tim Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……...…………………………………………………. i

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………1

1.1 . Latar belakang ………………………………………...1

1.2 . Rumusan masalah ……………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………..…..5

2.1 PERKEMBANGAN INTELEK.........................................5

2.2 PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS..........................14

BAB III PENUTUP…………..……………………………………....

3.1. Kesimpulan ……………………………………………

3.2. Saran …………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………


BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana bahwa manusia berbeda satu sama lain
dalam berbagai hal ,antara lain dalam intelegensi ,bakat,minat ,kepribadian ,keadaan jasmani dan
perilaku soaial.Ada kalanya seseorang lebih cekatan dalam suatu bidang kegiatan di bandingkan
dengan orang lan.Dalam bidang tertentu ia mungkin menunjukkan keunggukan dibandingkan
dengan orang lain.

Perkembangan intelektual sering juga di kenal di dunia psikologi maupun pendidikan


dengan istilah perkembangan kognitif.Perkembangan kognitif manusia merupakan proses
psikologis yang di dalamnya melibatkan proses memperoleh , menyusun, dan menggunakan
pengetahuan ,serta kegiatan mental seperti
berfikir,menimbang,mengamati,mengingat,menganalisis ,mengevaluasi ,dan memecahkan
persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.

Bakat mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
pengembangan dan latihan lebih lanjut .kemampuan mengandung makna sebagai daya untuk
melakukan sesuatu .kapasitas seringkali disinonimkan dengan kemampuan.bakat merupakan
potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan latihan secara serius dan sistematis
agar dapat terwujud.

B. RUMUSAN MASALAH
Bertolak dari latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yaitu :

1.Menjelaskan Pengertian intelek dan bakat

2 Menyebutkan tahap-tahap dan karakteristik perkembangan intelek

3.Menyebutkan jenis-jenis bakat khusus

4.Menjelaskan hubungan intelek dengan tingkah laku

5. Mendeskripsikan hubungan bakat dengan prestasi

6. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek dan bakat khusus

7.Mendeskripsiakan perbedaan individu dalam perkembangan intelek dan bakat khusus

8. Menjelaskan upaya pengembangan intelek dan bakat khusus remaja dan implikasinya bagi pendidikan
BAB 2
PEMBAHASAN
1.1 PERKEMBANGAN INTELEK
Perkembangan intelek sering juga dikenal di dunia psikolog maupun pendidikan dengan
istilah perkembangan kognitif. Berbicara mengenai perkembangan intelek atau kognitif,
seringkali tidak dapat di pisahkan dari seorang pelopor psikologi yang bernama Jean Piaget. Dia
memang merupakan seorang ahli psikologi yang memberikan sumbangan sangat besar terhadap
dunia psikologi kognitif/berpikir. Hasil penelitian dan temuan-temuan penelitian Jean Piaget
yang dilakukan secara serius terhadap tiga orang anaknya secara longitudinal bertahun-tahun,
sampi saat ini masi menguasai psikologi pendidikan yang membahas perkembangan intelek atau
perkembangan berpikir manusia. Piaget-lah ahli psikiologi yang mempelopori pembahasan
berpikir manusia dengan menyusun tahap-tahapan atau tingkatan berfikir manusia sehinnga
dapat diketahui kemampuan berfikir manusia sesuai dengan perkembangan umur mereka.

Perkembamgan kognitif merupakan proses psikologis yang di dalamnya melipatkan proses


memperoleh, menyusun, dan menggunakan pengetahuan, serta kegaitan mental seperti berfikir,
menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis, mensisntesis, mengevaluasi, dan
memecahkan persoalan yang berlangsung melaui interaksi dengan lingkungan

Jean Piaget tidak sependapat dengan pandangan yang mengatakan bahwa kecerdasan
adalah factor bawaan yang berarti manusia tinggal menerima perbedaan-perbedaan yang ada.
Pandangan yang seperti ini akan membawa pengaruh kurang positif atau bahkan negatif terhadap
proses pendidikan dan upaya pengembangan kemampuan berpikir anak.

Berdasarkan penelitiannya yang dilakukan secara serius dengan cara mengobservasi secara
partisipan dalam jangka waktu yang lama, Jean Piaget mendapati bahwa anak pada umur tertentu
mengalami kesulitan untuk mengerti hal-hal yang sederhana. Misalnya, seorang anak kecil
ternyata mengalami kesulitan untuk mememahami mengapa air yang banyaknya sama apabila di
tuangkan dari gelas pendek besar kegelas tinggi kecil ternyata hasilnya sama dan tidak tumpah.

1. PENGERTIAN INTELEK
Istilah intelek berasal dari bahasa inggris intellect yang menurut chaplin (1981)
diartikan sebagai:
1. Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan
kemampuan mempertimbangkan
2. Kemampuan mental atau intelegensi
Menurut mahpudin shalahuddin (1989) dinyatakn bahwa intelekadalah akal budi atau
intelegensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berfikir ,
selanjutnya dikatakan orang yang intelegent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan
dalam waktu yang lebih singkat , memahami masalahnya lebih cepat dan cermat, serta mampu
bertindak cepat. Istilah inteligensi, semula berasal dari bahasa Latin intelligere yang berarti
menghubungan atau menyatukan sama lain (Bimo Waalgito, 1981). Menurut William Stern,
salah seorang pelopor dalam penelitian inteligensi, menyatakan inteligensi adalah kemampuan
untuk menggunakan secara tepat alat-alat bantu dan pikiran guna dan pikiran guna menyesuaikan
diri terhadap tuntutan-tuntutan baru (Kartini Kartono, 1984). Sedangkan Leis Hedison Terman
berpendapat bahwa inteligensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak (Patty F, 1981).
Di sini Terman membedakan antara concrete ability yaitu kemampuan yang berhubungan dengan
hal-hal yang bersifat konkret abstract ability, yaitu kemampuan yang bersifat abstrak. Orang
dikatakan inteligen, menurut Terman, jika orang tersebut mampu berpikir abstrak dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelek tidak berbeda
dengan pengertian inteligensi yang memiliki arti kemampuan untuk melakukan abstraksi,serta
berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru.
Jean Piaget mendefenisikan intellect adalah akal budi berdasarkan aspek-aspek kognitifnya,
khususnya proses berpikir yang lebih tinggi (Bybee dan Sund, 1982). Sedangkan intelligence
atau inteligensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan kecerdasan yaitu seluruh kemampuan
berpikir dan bertindak secara adaptif, termasuk kemampuan mental yang kompleks seperti
berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan menyelesaikan
persoalan-persoalan. Jean Piaget mengatakan bahwa inteligensi adalah seluruh kemungkinan
koordinasi yang memberi struktur kepada tingkah laku suatu organisme sebagai adaptasi mental
terhadap situsi baru. Dalam arti sempit, inteligensi operasional, termasuk pula tahapan-tahapan
yang sejak dari periode sensorimotoris sampai dengan operasional formal.
2, HUBUNGAN ANTARA INTELEK DAN TINGKAH LAKU
Intelegensi menurut piaget merupakan pernyataan dari tingkah laku adaptif yang terarah
kepada kontak dengan lingkungan dan pada penyusunan pemikiran (bybee and sund (1982).
Piaget memposisikan subject sebagai pihak yang aktif dalam interaksi adaptif antara organisme
atau terjadi hubungan dialektis antara organisme dan lingkungan. . Apa yang dikatakan oleh
Piaget ini kenyataannya memang benar, sebab ornisme tidak pernah terpisah dari lingkungannya
dan juga tidak semacam penerima yang pasif. Interaksi antara organisme dengan lingkungannya
lebih bersifat interaksi timbal balik. Hanya dalam bentuk interaksinya juga,setiap perubahan
tingkah laku adalah merupakan hasil dialektis pengaruh timbal balik antara organisme dan
lingkungannya. Karena pandangan yang demikian itu, teori Piaget tenteng intelegensi atau
kognitif disebut juga dengan teori interaksionis (interactionism theory) (Bybee dan Sund, 1982).
Piaget memiliki pandangan dasar bahwa setiap organisme memiliki kecenderungan
inheren untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Inteligensi sebagai bentuk khusus dari
penyesuaian organisme baru dapat diketahui berkat dua proses yang saling mengisi, yaitu yang
disebut dengan istilah asimilasi dan akomodasi. Organisme sebagai sutu system dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan karena kemampuan mengakomodasi unsur kognitifnya
sedemikian rupa sehingga objek yang baru itu dapat ditangkap dan dipahami secara memadai.
Asimilasi adalah suatu proses individu memasukkan dan menggabungkan pengalaman-
pengalaman dengan stuktur psikologis yang telah ada pada diri individu. Struktur psikologis
dalam diri individu ini disebut dengan istilah skema yang berarti kerangka mental individu yang
digunakan untuk menafsifkan segala sesuatu yang dilihat dan didengarnya. Skema mampu
menyusun pengamatan-pengamatan dan tingkah laku sehingga terjadilah suatu rangkaian fisik
dan mental untuk dapat memahami lingkungannya.
Sangat boleh jadi dalam perkembangan selama kurun waktu tertentu berbagai
pengalaman baru tidak sesuai lagi dengan struktur psikologis dalam diri individu dan tidak dapat
diasimilasikan ke dalam skema-skema yang telah ada. Oleh sebab itu, skema harus diubah,
diperluas dan disesuaikan dengan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman
baru. Proses penyesuaian skema dengan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengalaman-
pengalaman baru ini dikenal dengan istilah akomodasi. Dengan demikian, proses asimilasi dan
akomodasi merupakan dua proses yang berlawanan. Jika dalam asimilasi proses yang terjadi
adalah menyesuaikan pengalaman-pengalaman baru yang diperolehnya

3 KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN INTELEK PESERTA DIDIK


Sebagaimana telah didiskusikan di atas, Piaget membangi empat tahapan perkembangan
intelektual/ kognitif, yaitu (1) tahap sensori motoris, (2) tahap praoperasional, (3) tahap
operasional konkret dan (4) tahap operasional formal. Setiap tahapan memiliki karakteristik
tersendiri sebagai perwujudan kemampuan intelek individu sesuai dengan tahap
perkembangannya.
Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelek tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Karakteristik Tahap Sensori-Motoris
Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
a. Segala tindakannya masih bersifat naluriah
b. Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indra
c. Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu untuk
mengategorikan pengalaman
d. Individu mulai belajar menangani objek-objek konkret melalui skema-skema sensori-
motorisnya.
Sebagai upaya lebih memperjelas karakteristik tahap sensori-motoris ini, Piaget (Bybee
dan Sund, 1982) merinci lagi tahap sensori-motoris ke dalam enam fase dan setiap fase memiliki
karakteristik tersendiri.
1) Fase pertama (0-1 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Individu mampu bereaksi secara refleks
b) Individu mampu menggerak-gerakkan anggota badan meskipun belum terkoordinir
c) Individu mampu mengasimilasi dan mengakomodasikan berbagai pesan yang diterima dari
lingkungannya.
2) Fase kedua (1-4 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mampu memperluas skema
yang dimilikinya berdasarkan hereditas
3) Fase ketiga (4-8 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mulai dapat memahami
hubungan antara perlakuannya terhadap benda dengan akibat yang terjadi pada benda itu.
4) Fase keempat (8-12 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Individu mampu memahami bahwa benda tetap ada meskipun untuk sementara waktu hilang
dan akan muncul lagi di waktu lain.
b) Individu mulai mampu mencoba sesuatu
c) Individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa tergantung kepada orangtua
5) Fase kelima (12-18 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Individu mulai mampu untuk meniru
b) Individu mampu untuk melakukan berbagai percobaan terhadap lingkungannya secara lebih
lancer
6) Fase keenam (18-24 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Individu mulai mampu untuk mengingat dan berpikir
b) Individu mampu untuk berpikir dengan menggunakan simbol-simbol bahasa sederhana
c) Individu mampu berpikir untuk memecahkan masalah sederhana sesuai dengan tingkat
perkembangannya
d) Individu mampu memahami diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang
2. Karakteristik Tahap Praoperasional
Tahap praoperasional ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
a) Individu telah mengkombinasikan dan mentrasformasikan berbagai informasi
b) Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide-ide
c) Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret,
meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat
d) Cara berpikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku :
1) berpikir imajinatif
2) berbahasa egosentris
3) memiliki aku yang tinggi
4) menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi dan
5) perkembangan bahasa mulai pesat.
3. Karakteristik Tahap Operasional Konkret
Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu
dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka alami. Jadi,
cara berpikir individu belum menangkap yang abstrak meskipun cara berpikirnya sudah tampak
sistematis dan logis. Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada proses mengalami
sendiri. Artinya, mudah memahami konsep kalau pengertian konsep itu dapat diamati atau
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.
4. Karakteristik Tahap Operasional Formal
Tahap operasional formal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
a) Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi
b) Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak
c) Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis
d) Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (forecasting) di masa depan
e) Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri
tercapai
f) Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang
dewasa
g) Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan masyarakat di
lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.

4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INTELEK


PESERTA DIDIK
Mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek individu ini terjadi perbedaan
pendapat diantara para penganut psikologi. Kelompok psikometrika radikal berpendapat bahwa
perkembangan intelektual individu sekitar 90% ditentukan oleh faktor hereditas dan pengaruh
lingkungan, termasuk didalamnya pendidikan, hanya memberikan kontribusi sekitar 10% saja.
Kelompok ini memberikan bukti bahwa individu yang memiliki hereditas intelektual unggul,
pengembangannya sangat mudah meskipun dengan intervensi lingkungan yang tidak maksimal.
Adapun individu yang memiliki hereditas intelektual rendah seringkali intervensi lingkungan
sulit dilakukan meskipun sudah secara maksimal.
Sebaliknya, kelompok penganut pedagogis radikal amat yakin bahwa intervensi lingkungan,
termasuk pendidikan, justru memiliki andil sekitar 80-85%, sedangkan hereditas hanya
memberikan kontribusi 15-20% terhadap perkembangan intelektual individu. Syaratnya adalah
memberikan kesempatan rentang waktu yang cukup bagi individu untuk mengembangkan
intelektualnya secara maksimal.

Pertumbuhan Intelek / Kognitif Remaja


Jean Piaget, seorang ahli psikologi kognitif, membagi perkembangan intelek/ kognitif menjadi
empat tahap :
1. Tahap sensori-motoris (0-2 tahun). Pada tahap ini segala perbuatan merupakan perwujudan
dari proses pematangan aspek motorik. Melalui pematangan motoriknya, anak mengembangkan
kemampuan mempersepsi, sentuhan-sentuhan, gerakan-gerakan dan belajar mengkoordinasikan
tindakannya.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun). Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan
kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif, dalam arti semua
perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tapi oleh unsure perasaan, kecenderungan
alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan sekitarnya.
3. TAhap operasional konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri dengan
realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Anak sudah dapat mengamati,
menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang
kurang egosentris dan lebih objektif, sudah mulai memahami hubungan fungsional karena
mereka sudah menguji coba suatu permasalahan, tetapi masih harus dengan bantuan benda
konkret dan belum mampu melakukan abstraksi.
4. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Pada tahap ini sudah mampu melakukan
abstraksi, memaknai arti kiasa dan simbolik, dan memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat
hipotesis

Remaja, seharusnya sudah berada pada tahap operasional formal dan sudah mampu berpikir
abstrak, logis, rasional serta mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis.
Oleh karena itu, setiap keputusan perlakuan terhadap remaja sebaiknya dilandasi oleh dasar
pemikiran yang masuk akal sehingga dapat diterima oleh mereka.

Tanpa mempertentangkan kedua kelompok radikal itu, perkembangan intelektual sebenarnya


diperngaruhi oleh dua faktor utama, yaitu hereditas dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor itu
pada kenyataannya tidak terpisah secara sendiri-sendiri melainkan seringkali merupakan resultan
dari interaksi keduanya. Pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan
intelektual itu dapat dijelaskan berikut ini.

1. Faktor Hereditas
Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja
intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan menjadi
kemampuan berfikir setara normal, di atas normal atau di bawah normal. Namun, potensi ini
tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi
kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat menentukan
perkembangan intelektual anak.

2. Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam memengaruhi perkembangan
intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah.

a. Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan
pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki informasi
yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berpikir. Cara-cara yang digunakan, misalnya
memberi kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide-idenya, menghargai ide-ide tersebut,
memuaskan dorongan keingintahuan anak dengan jalan seperti menyediakan bacaan, alat-alat
keterampilan, dan alat-alat yang dapat mengembangkan daya kreativitas anak. Memberi
kesempatan atau pengalaman tersebut akan menuntut perhatian orangtua.

b. Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggungjawab untuk meningkatkan perkembangan
anak tersebut perkembangan berpikir anak. Dalam hal ini, guru hendaknya menyadari bahwa
perkembangan intelektual anak terletak di tangannya. Beberapa cara diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
Dengan hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik akan merasa aman
sehingga segala masalah yang dialaminya secara bebas dapat dikonsultasikan dengan guru
mereka.
2) Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli
dan pengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, sangat menunjang perkembangan
intelektual anak. Membawa para peserta didik ke objek-objek tertentu, seperti objek budaya dan
ilmu pengetahuan, sangat menunjang perkembangan intelektual peserta didik.
3) Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olahraga maupun
menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berpikir peserta didik. Sebab
jika peserta didik terganggung secara fisik, perkembangan intelektualnya juga akan terganggung
4) Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun dengan
menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan
ide-idenya. Hal ini sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan intelektual peserta didik.

5 PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM PERKEMBANGAN


INTELEK PESERTA DIDIK
Secara hereditas, individu memiliki potensi yang dapat menyebabkan perbedaan dalam
perkembangan berpikir mereka. Berkembang atau tidaknya potensi tersebut tergantung pada
lingkungan. Ini berarti bahwa apakah anak akan mempunyai kemampuan berpikir normal, di atas
normal atau di bawah normal sangat tergantung pada lingkungan.
Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dalam berbagai aspek, antara lain dalam
bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, keadaan sosial dan juga inteligensinya. Perbedaan
itu akan tampak jika diamati dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Ada peserta didik
yang cepat, ada yang lambat dan ada pula yang sedang dalam penguasaan materi pelajaran. Ada
siswa yang tingkah lakunya baik dan ada pula siswa yang kurang baik.
Perbedaan individu dalam perkembangan intelek menunjuk kepada perbedaan dalam
kemampuan dan kecepatan belajar. Perbedaan-perbedaan individual peserta didik akan tercermin
pada sifat-sifat atau ciri-ciri mereka dalam kemampuan, keterampilan, sikap dan kebiasaan
belajar, serta kualitas proses dan hasil belajar baik dari segi ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
6. UPAYA MEMBANTU PERKEMBANGAN INTELEK PESERTA DIDIK
DAN IMPLIKASINYA DALAM PROSES PENDIDIKAN

Ikhtiar pendidikan, khususnya melalui proses pembelajaran, guru mengembangkan


kemampuan intelektual peserta didik adalah kesadaran pendidik terhadap kemampuan intelektual
setiap peserta didik harus dipupuk dan dikembangkan agar potensi yang dimiliki setiap individu
terwujud sesuai dengan perbedaan masing-masing. Menurut Conny Semiawan (1984),
penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kemampuan intelektual anak
yang di dalamnya menyangkut keamanan psikologis dan kebebasan psikologis merupakan faktor
yang sangat penting.
Kondisi psikologis yang perlu diciptakan agar peserta didik merasa aman secara
psikologis sehingga mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah sebagai berikut
:
1.. Pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat
(unconditional positive regard). Artinya, apapun keberadaan peserta didik dengan segala
kekuatan dan kelemahannya harus diterima dengan baik, serta memberi kepercayaan padanya
bahwa pada dasarnya setiap peserta didik memiliki kemampuan intelektual yang dikembangkan
secara maksimal.
2.. Pendidik menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang
lain. Memberi penilaian terhadap peserta didik dengan berlebihan dapat dirasakan sebagai
ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan pertahanan diri. Memang kenyataannya, pemberian
penilaian tidak dapat dihindarkan dalam situasi sekolah, tetapi paling tidak harus diupayakan
agar penilaian tidak mencemaskan peserta didik, melainkan menjadi sarana yang dapat
mengembangkan sikap kompetitif secara sehat.
3.. Pendidik memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan
perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik, serta melihat sesuatu
dari sudut pandang mereka (empathy). Dalam suasana seperti ini, peserta didik akan merasa
aman untuk mengembangkan dan mengemukakan pemikiran atau ide-idenya.
4. Menerima remaja secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive
regard). Artinya, apapun adanya remaja itu dengan segala kekuatan dan kelemahannya harus
diterima dengan baik, serta memberi kepercayaan bahwa pada dasarnya setiap remaja memiliki
kemampuan intelektual yang dapat dikembangkan secara maksimal.
5. Memahami pemikiran, perasaan dan perilaku remaja, menempatkan diri dalam situasi
remaja, serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy). Dalam suasana seperti ini
remaja akan merasa aman untuk mengembangkan dan mengemukakan pemikiran atau ide-
idenya.
6. Memberikan suasanan psikologis yang aman bagi remaja untuk mengemukakan pikiran-
pikirannya sehingga terbiasa berani mengembangkan pemikirannya sendiri. Disini berusaha
menciptakan keterbukaan (opennes), kehangatan (warmness), dan kekonkretan (concereteness).
Anak atau remaja akan merasakan kebebasan psikologis jika orangtua dan guru memberi
kesempatan kepadanya untuk mengungkapkan pikiran atau perasaannya. Sebagai makhluk
sosial, mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam tindakan yang merugikan orang lain atau
merugikan lingkungan tidaklah dibenarkan. Hidup dalam masyarakat menuntut untuk mengikuti
aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku.

Teori Piaget mengenai pertumbuhan kognitif sangat erat dan penting hubungannya
dengan umur serta perkembangan moral. Konsep tersebut menunjukkan bahwa aktivitas adalah
sebagai unsur pokok dalam pertumbuhan kognitif. Pengalaman belajar yang aktif cenderung
untuk memajukan pertumbuhan kognitif, sedangkan pengalaman belajar yang pasif dan hanya
menikmati pengalaman orang lain saja akan mempunyai konsekuensi yang minimal terhadap
pertumbuhan kognitif termasuk perkembangan intelektual.
Penting bagi pendidik untuk mengetahui isi dan ciri-ciri dari setiap tahap perkembangan
kognitif peserta didiknya sehingga dapat mengambil keputusan tindak edukatif yang tepat.
Dengan demikian, dapat dihasilkan peserta didik yang memahami pengalaman belajar yang
diterimanya. Menyesuaikan sistem pengajaran dengan kebutuhan peserta didik merupakan jalan
untuk meninggalkan prinsip lama, yaitu guru tinggal menunggu sampai peserta didik siap
sendiri, kemudian baru diberi pelajaran. Sekarang tidak demikian keadaannya.
Model pendidikan yang aktif adalah model yang tidak menunggu sampai peserta didik siap
sendiri, tetapi sekolahlah yang mengajar lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga dapat
memberi kemungkinan maksimal pada peserta didik untuk berinteraksi. Dengan lingkungan yang
penuh rangsangan untuk belajar tersebut, proses pembelajaran yang aktif akan terjadi sehingga
mampu membawa peserta didik untuk maju ke taraf / tahap berikutnya.

1,2. PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS


A. PENGERTIAN BAKAT KHUSUS
Pengertian bakat menurut para ahli

1. S.C. Utami Munandar (1985)

Bakat (aptitude) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan,sebagai potensi yang
masih perlu di kembangkan dan di latih agar dapat terwujud.berbeda dengan bakat, “
kemampuan” merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan
dan latihan. Kemampuan menunjukkan suatu tindakan ( performance) dapat di lakukan sekarang,
sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat di lakukan di
masa yang akan datang.

2. Kartini kartono (1979)


Bakat adalah mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari
kehidupannya, yang kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, kecakapan dan
keterampilan khusus tertentu.bakat bersifat laten potensial (dalam arti dapat mekar berkembang)
sepanjang hidup manusia dan dapat di aktifkan potensinya.potensi-potensi yang terpendam dan
masih tetap itu dapat dibuat aktif

3. Suganda purbakawatja (1982)

Bakat sebagai “benih dari suatu sifat ,yang baru akan nampak nyata,jika mendapat
kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang”

4.Dyke Bingham (dalam Ny.Moesono;1989)

Bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik dari kemampuan seseorang untuk
mencapai sesuatu dengan sedikit latihan (khusus) mengenai pengetahuan,keterampilan,atau
serangkaian respon,misalnya kemampuan berbahasa,kemampuan mengarang lagu dan lain-lain

5. Sarlito Wirawan Sarwono (1979)

Bakat adalah kondisi dalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan
khusus mencapai kecakapan pengetahuan dan keterampilan khusus

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Bakat merupakan kemampuan bawaan,sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan


dan dilatih agar dapat terwujud

2. Bakat tidaklah diturunkan semata,tetapi merupakan interaksi dari faktor keturunan dan
faktor lingkungan,artinya dibawa sejak lahir berupa potensi dan berkembang melalui proses
belajar,dan memiliki ciri khusus

3. Orang yang berbakat dalam bidang tertentu diperkirakan akan mampu mencapai prstasi
tinggi dalam bidang itu.jadi prestasi sebagai perwujudan bakat dan kemampuan

4. Bakat mencakup ciri-ciri lain yang dapat memberi kondisi atau suasana memungkinkan
bakat tersebut terealisasi,termasuk inteligensi,kepribadian,interes,dan keterampilan
khusus.”bakat adalah suatu kapasitas untuk belajar sesuatu” arti kapasitas adalah potensi
kemampuan untuk berembang

Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potenctial
ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. (Sunarto, 1999 : 120). Sedangkan Conny
Sermiawan (1987 : 2) mengemukakan bahwa bakat adalah kemampuan alamiah untuk
memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relative bersifat umum (misalnya bakat
intelektual umum atau khusus/bakat akamedis khusus). Bakat khusu juga disebut talent.
Sedangkan pengertian bakat khusus (Webster, 1957 : 1486) adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan bawaan untuk bidang tertentu, misalnya bakat menggambar. Dapat juga
ditambahkan seperti bakat music, berbahasa, olahraga, matematika, guru, dokter, dan
sebagainya.

Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi
diperlukan tujuan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi agar bakat tersebut dapat
terwujud. Keunggulan dalam satu bidang merupakan hasil interaksi dari bakat yang dibawa sejak
lahir dan factor lingkungan yang menunjangnya. Bakat yang bagus dalam bidang tertentu akan
berkembang maksimal kalau berada di lingkungan yang tepat, sebaliknya lingkungan yang baik
tidak mampu mencapai prestasi puncak kalau tiak memiliki bakat yang memadai.

Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu, hanya berbeda dalam jenis dan
derajatnya. Ada anak yang berbakat dalam seni, ada pula yang berbakat dalam bidang olahraga.
Mungkin pula dua anak mempunyai bakat yang sama dalam bidang tertentu, tetapi anak yang
satu lebih menonjol dibandingkan yang lainnya. Yang dimaksud dengan anak berbakat ialah
mereka yang mempunyai bakat dalam derajat tinggi dan unggul.

B, BERBAGAI JENIS BAKAT KHUSUS


Setiap individu memiliki bakat khusus yang berbeda-beda. Jenis-jenis bakat
khusus biasanya dilakukan berdasarkan bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat
olahraga, seni, teknik dan sebagainya. Dengan demikian, bakat khusus ini bergantung pada
konteks kebudayaan tempat seorang individu hidup dan dibesarkan. Faktor pengalaman atau
lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan bakat khusus ini.

 JENIS-JENIS BAKAT KHUSUS

1. Bakat verbal – yaitu bakat yang ditunjukkan dengan konsep dalam bentuk kata kata

2.Bakat Numerial – bakat mengenai konsep dalam bentuk angka atau matematik

3.Bakat Skolastik – Bakat ini adalah kombinasi dari kata dan angka. Bakat ini meliputi
kemampuan dalam menalar, berpikir, mengurutkan, meciptakan hipotesis, pandangan hidup yang
bersifat rasional dan lain – lain. Bakat seperti ini biasanya di temukan oleh seorang akuntan,
ilmuwan, pemrograman dan lain sebagainya.

4.Bakat Abstrak – Bakat seperti ini bentuknya bukan angka ataupun kata, tetapi lebih ke
bentuk pola, rancangan, ukuran, bentuk serta posisi posisinya.

5.Bakat Mekanik – Bakat ini biasanya dalam bentuk prinsip umum IPA, tata kerja, alat
alat dan lain sebagainya.
6.Bakat Relasi Ruang (Spasial) – Bakat ini digunakan dalam mengamati dan meceritakan
pola 2 dimensi maupun berfikir 3 dimensi. Bakat ini biasanya membuat seseorang memiliki sifat
peka yang tajam dalam detail visual. Biasanya bakat ini dimiliki oleh fotografer, artis, pilot,
arsitek dan profesi yang lainnya.

7.Bakat Ketelitian Klerikal – Bakat ini berupa tulis menulis, meramu dan laboratorium dan
lain sebagainya.

8.Bakat Bahasa – Bakat ini merupakan bakat penalaran analisisi bahasa. Contoh bidang
yang merupakan asal dari bakat bahasa adalah penyiaran, editing, hukum, pramuniaga,
jurnalistik dan lain sebagainya

C, KAITAN ANTARA BAKAT DAN PRESTASI


Dengan adanya bakat, seseorang dapat mencapai prestasi tertentu, tetapi diperlukan latihan,
pengalaman, pengetahuan dan dorongan atau kesempatan untuk menggembangkannya.
Misalnya, orangtua menyadari bahwa anak mempunyai bakat menggambar. Maka orang tua
mengusahakan agar anaknya mendapatkan pengalaman sebaik-baiknya untuk mengembangkan
bakatnya, selain itu anak tersebut juga minat untuk mengikuti pendidikan menggambar. Maka
anak itu dapat mencapai prestasi yang unggul, bahkan bisa menjadi pelukis terkenal. Keunggulan
dalam salah satu bidang tertentu merupakan hasil interaksi bakat yang dibawa sejak lahir dengan
factor lingkungan yang menunjang.

Bakat atau talenta adalah salah satu karunia yang besar dari Sang Pencipta. Dengan bakat,
manusia dapat mempelajari dan menguasai suatu bidang ilmu dengan lebih mudah. Misalkan
saja seorang yang memiliki bakat melukis, tidak perlu terlalu sulit untuk membuatnya mampu
menguasai tentang keterampilan melukis dibanding dengan orang yang tidak memiliki bakat
dalam melukis. Bakat boleh dikatakan sebagai sebuah kecerdasan yang dibawa manusia sejak
lahir, yang dengannya seorang manusia dapat terlihat menonjol di banding dengan manusia
lainnya.
Kaitannya dengan prestasi adalah bahwa sebuah bakat yang ada pada diri manusia sangat
menunjang prestasinya. Ambil contoh, seorang dengan kemampuan bakat bernyanyi (seni),
ketika ia mengikuti sebuah ajang kontes yang berkaitan dengan bakatnya itu, ia akan lebih
mudah dalam memahami tentang lagu-lagu yang akan dia bawakan, ia akan lebih cepat dalam
menguasai nada-nada yang sulit dan juga ia akan lebih terlihat alami dalam penampilannya
ketika ia sedang berada di panggung. Oleh karena itu sering orang menyebut istilah “bakat alam”
kepada seseorang yang memiliki kemampuan yang cukup bagus sedangkan ia mendapatkannya
tidak dengan proses belajar yang terlalu sulit.

Namun demikian, bakat yang tidak diasah (dilatih dan disalurkan), lama kelamaan akan
semakin berkurang bahkan mungkin bisa hilang sama sekali. Sebaliknya, orang yang kurang
berbakat, jika ia belajar, berlatih dengan keras dan serius, bisa saja ia mengungguli orang yang
berbakat tadi. Karena pada prinsipnnya, manusia adalah makhluk pembelajar, maka dengan
belajar ia akan dapat menguasai suatu hal yang baru. Tetapi mungkin waktu untuk menguasai
suatu hal yang baru itu akan berlangsung lebih lama pada orang yang tidak berbakat
dibandingkan dengan orang yang berbakat. Seorang yang memiliki bakat mengajar, maka ia
dapat dengan mudah menguasai dan menyesuaikan diri dengan kegiatan mengajar, tetapi bagi
orang yang tidak memiliki bakat mengajar, ia dapat juga menguasai dan menyesuaikan diri
dengan kegiatan mengajar, namun waktunya akan lebih lama dibandingkan dengan yang
memiliki bakat tadi.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS


1. Faktor Interna.

Faktor Bawaan (Genetik)

Faktor ini merupakan faktor yang mendukung yang berasal dariorangtuanya atau dapat
dikatakan sebagai anak mendapat pewarisan bakat yangdimiliki oleh ayah atau ibunya.

. Faktor kepribadian

Faktor kepribadian yaitu perkembangan bakat anak tergantung padadirinya sendiri.

2.Faktor Eksterna.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan terbagi atas
:- Lingkungan keluargaLingkungan keluarga merupakan tempat awal untuK mengetahui
bakatanak dan menjadikan ajang pelatihan bakat yang ada pada diri anak.
Orangtuamembimbing anak dalam menggapai bakat.-
- Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah dapat digunakan untuk anak dalam proses belajarmengajar dan dapat
mempengaruhi minat dan bakat anak dikembangkan secaraintensif dan guru menjadi
tanggungjawab untuk proses pengembangan bakat disekolah.- Lingkungan sosialSuatu
lingkungan pasti berhubungan dengan banyak orang ataumasyarakat. Anak dapat
mengembangkannya bersama masyarakat dan bisabertukar pengalaman dengan masyarakat,
sehingga anak lebih berbakat dalammengembangkannya.Ada juga faktor penghambat dalam
pengembangan bakat, yaitu :

a.Kurangnya sarana dan prasarana


Ketika anak memiliki bakat dan ingin mengembangkan, namunperalatan yang berkaitan dengan
bakat anak tersebut, tidak adadisekitarnya. Jadi, hal ini sangat mempengaruhi pengembangan
bakat.

b.Malu bergaul dengan teman yang memiliki bakat.

Semua manusia memliki bakat masing-masing, jika anak tersebutmalu bergaul atau berteman
dengan teman-teman yang memiliki bakat,maka anak tersebut cenderung akan terpendam
bakatnya.

c.Orangtua tidak mendukung

Anak sudah tahu bakat yang dimilikinya, sudah inginmengembangkannya, namun orangtua tidak
mendukungnya. Beberapa alasansehingga orangtua tidak mendukungnya untuk mengembangkan
bakat,diantaranya orangtua khawatir jika anak cidera, ditinggal jauh (untukmengikuti lomba),
khawatir jika mengeluarkan biaya yang banyak.

6 PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM BAKAT KHUSUS


Dilihat dari aspek apapun, setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya.
Demikian juga dalam aspek bakat khusus, setiap individu memiliki bakat khususnya masing-
masing secara berbeda.

Perbedaan bakat khusus ini bisa terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya. Perbedaan
dalam jenisnya terlihat dari kemampuan yang ditunjukkan. Misalnya, seseorang memiliki bakat
khusus bekerja dengan angka (numerical aptitude), yang lain lebih menonjol dalam berbahasa
(verbal aptitude), sementara yang lainnya memiliki bakat yang menonjol dalam bidang musik.

Sedangkan perbedaan dalam kualitasnya mengandung makna bahwa di antara individu satu
dengan yang lain memiliki bakat khusus yang sama, tetapi kualitasnya berbeda. Misalnya antara
orang yang sama-sama memiliki bakat khusus bekerja di bidang angka. Orang pertama memiliki
kemampuan yang lebih unggul dibanding kemampuan orang kedua. Hal ini disebabkan tingkat
kecerdasan antara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh
gen dari orang tua mereka masing-masing.

7 UPAYA MEMBANTU PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS


PESERTA DIDIKDAN IMPLIKASINYA DALAM PROSES
PENDIDIKAN
Menurut Utami Munandar,1992 bakat merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar
pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud. Bakat berbeda
dengan kemampuan (ability) yang memiliki makna daya untuk melakukan sesuatu,sebagai hasil
pembawaan dan latihan. Bakat juga berbeda dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimya
yaitu, kemampuan yang dapat dikembangakan di masa yang akan datang apabila latihan
dilakukan secara optimal (Cony Seniawan 1987). Dengan demikian dapat disarikan bahwa bakat
masih merupakan suatu potensi yang akan muncul setelah memperoleh pengembangan dan
latihan. Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum, misalnya
bakat intelektual secara umum. Sedangkan bakat khusus apabla kemampuan yang berupa potensi
tersebut bersifat khusus, misalnya bakat akademik, social, dan seni kinestetik. Bakat khusus ini
biasanya disebut dengan talent, sedangkan bakat umum (intelektual) sering disebut dengan
gifted..

Bakat adalah kondisi dalam diri seseoarang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus
mencapai kecakapan, penetahuan dan keterampilan khusus. f. William B. Michael Kemampuan
individu melakukan tugas, sedikit atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya. g. Guilford
Bakat mencakup tiga demensi psikologis (persetual, psikomotor dan intelektual). Bakat disini
dapat dikatakan bersifat umum dan khusus, bakat umum apabila kemampuan yang berupa
potensi bersifat umum. Misalnya bakat intelektual secara umum,sedangkan bakat khusus apabila
kemampuan yang bersifat potensi tersebut bersifat akademik,sosial dan seni kinestetik. Bakat
khusus ini biasanya di sebut dengan talent, sedangkan bakat umum intelektual di sebut dengan
gifted. Dengan bakat memungkinkan manusia atau seseorang mencapai prestasi dalam bidang
tertentu.tetapi untuk mewujudkan bakat kedalam suatu prestasi diperlikan latihan, pengetahuan,
pengalaman dan motivasi (Conny Seniawan,1987). Seseorang yang memiliki potensi bakat
music tetapi tidak memperoleh kesempatan untuk mengembangkannya, bakat musiknya tidak
dapat berkembang dan terwujud dengan baik. Sebaliknya seseorang yang memperoleh fasilitas
dan pendidikan music secara baik tetapi tidak memiliki bakat music tidak akan dapat
mengembangkan keterampilan musiknya secara maksimal. Lain halnya seorang anak yang pada
dasarnya memiliki bakat music dan orang tuanya mendukung, ia akan mengusahakan agar
anaknya memperoleh pengalaman untuk mengembangkan bakatnya dan dengan motivasi yang
tinggi dapat berlatih sehingga bakatnya berkembang maksimal dan memperoleh prestasi. Jenis-
Jenis Bakat Khusus Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda sesuai dengan potensi yang
ada pada dirinya. Potensi yang dimiliki individu ada yang bersifat umum dan ada yang khusus.
Intelegensi termasuk kemampuan umum, sedangkan kemampuan khusus mengacu kepada bakat
yang dimiliki individu yang biasanya disebut dengan bakat khusus. Bakat khusus (talent) adalah
kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan berkembang
dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya.
Individu yang memiliki bakat khusus di bidang matematika misalnya, apabila memperoleh
kesempatan untuk mengembangkan secara optimal disertai motivasi yang tinggI akan memiliki
kemampuan khusus dan prestasi yang menonjol dalam bidang matematika. Conny Semiawan dan
Utami Munandar (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa
potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu: 1. Bakat akademik khusus
misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numeric), Logika bahasa, dan sejenisnya. 2.
Bakat khusus dalam bidang kreatif – produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang
baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan
lainnya. 3. Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat
dikagumi, menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan sangat indah
dala m waktu singkat dan sejenisnya. 4. Bakat khusus kinestetik atau psikomotorik, misalnya
bakat dalam bidang sepak bola, bulu tangkis, tennis, dan keterampilan teknik. 5. Bakat khusus
dalam bidang social misalnya sangat mahir melakukan negoisasi, mahir berkomunikasi dan
sangat mahir dalam kepemimpinan. Raven (dalam Pali, 1995) mengelompokkan bakat khusus
seseorang sebagai berikut: 1. Bakat pemahaman verbal 2. Kemampuan numerical 3. Skolastik 4.
Bakat kerani (kesekretariatan) 5. Pemahaman mekanik 6. Tilikan (pandangan) ruang atau
berpikir 3 dimensi 7. Bakat bahasa. Selanjutnya ditinjau dari cara berfungsinya, Ny. Moesono
(1979) mengemukakan bahwa bakat dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Bakat
kemahiran atau kemampuan mengenai bidang pekerjaan yang khusus seperti bakat musik, bakat
menari, olahraga (sepakbola, senam), dan sebagainya. 2. Bakat khusus tertentu yang diperlukan
sebagai perantara untuk merealisir kemampuan tertentu, misalnya bakat melihat ruang (dimensi)
yang diperlukan untuk merealisir bakat insinyur, bakat berhitung untuk merealisir bakat sebagai
ahli statistik atau akuntansi, bakat verbal untuk merealisisr baakt sebagai wartawan atau penulis
novel, bakat bahasa untuk merealisir bakat orator dan penceramah.

Hubungan Antara Bakat Dengan Prestasi Perwujudan dari bakat dan kemampuan adalah
prestasi (Utami munandar) karena bakat dan kemampuan dapat menentukan prestasi seseorang.
Misalnya orang yang memiliki bakat dalam bidang matematika di predisikan mampu
mendapatkan prestasi yang baik dalam bidang matematika. Inteligensi yang merupakan suatu
konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang
memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui
suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk
menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat
tes inteligensi. Adapun yang dimaksud dengan anak berbakat adalah mereka yang karena
memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul dan mampu memberikan prestasi yang tinggi.
Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdeferensiasi atau pelayanan yang di
luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat mewujudkan bakat-bakat mereka secara
optimal, baik bagi pengembangan diri maupun untuk dapat memberikan sumbangan yang
bermakna bagi kemajuan masyarakat dan negara. Bakat-bakat tersebut baik sebagai potensi
maupun yang sudah terwujud meliputi : kemampuan intelektual umum, kemampuan berpikir
kreatif-produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni, kemampuan psikomotor,
kemampuan psikososial seperti bakat kepemimpinan. Keberbakatan itu meliputi bermacam-
macam bidang, namun biasanya seseorang mempunyai bakat istimewa dalam salah satu bidang
saja. Dan tidak pada semua bidang. Misalnya : Si A menonjol dalam matematika, tetapi tidak
dalam bidang seni. Si B menunjukkan kemampuan memimpin, tetapi prestasi akademiknya tidak
terlalu menonjol. Hal ini kadang-kadang dilupakan oleh pendidik. Mereka menganggap bahwa
seseorang telah diidentifikasi sebagai berbakat harus menonjol dalam semua bidang. Selanjutnya
perumusan tersebut menekankan bahwa anak berbakat mampu memberikan prestasi yang tinggi.
Mampu belum tentu terwujud. Contoh, ada anak-anak yang sudah dapat mewujudkan bakat
mereka yang unggul, tetapi ada pula yang belum. Bakat memerlukan pendidikan dalam latihan
agar dapat terampil dalam prestasi yang ungguL

Perlu di tekankan bahwa karena bakat masih bersifat potensial,seorang yang berbakat belum
mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak mendapat kesempatan untuk
mengembangkan bakatnya secara maksimal,makudnya ini iaah dapat berupa motivasi yang
tinggi,fasilitas yang lengkap dan mendapat arahan yang tepat,walaupun dia seseorang tidak
memiliki latar belakang orang tua yang berpendidikan tapi memungkinkan jika seseorang
memiliki motivasi yang tinggi di bantu arahan yang tepat akan menghasilkan bentuk prestasi
unggul. Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Bakat Khusus Conny Semiawan (1987) dan
Utami Munandar (1992) menegaskan bahwa berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada
suatu kinerja (performance) yang dapat dilakukan sekarang.Bakat sebagai potensi masih
memerlikan pendidikan dan latihan agar kinerja (performance) dapat dapat dilakukan pada masa
yang akan datang. Ada sejumlah faktor yang memperngaruhi perkembangan bakat khusus yang
secara garis besar dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal.Faktor internal ialah
faktor yang berasal dari dalam diri individu, faktor-faktor internal tersebut ialah: a. Minat b.
Motif berprestasi c. Keberanian mengambil resiko d. Keuletan dalam mengahadapi tantangan e.
Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan timbul Adapun faktor eksternal ialah
faktor yang berasal dari lingkungan individu tumbuh dan berkembang, faktor-faktor eksternal
meliputi: a. Kesempatan maksimal untuk mengembangankan diri b. Sarana dan prasarana c.
Dukungan dan dorongan dari orang tua dan keluarga d. Lingkungan tempat tinggal e. Pola asuh
orang tua Individu yang memiliki bakat khusus dan memperoleh dukungan internal maupun
eksternal,yaitu memiliki minat yang tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat
khususnya,memiliki motivasi berprestasi yang tinggi,memiliki daya juang yang tinggi,dan ada
kesempatan maksimal untuk mengembangakan bakat khususnya tersebut secara optimal maka
akan memunculkan kinerja atau kemampuan unggul dan mencapai prestasi yang menonjol.
Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan Dari sekian
banyak pesrta didik, jika dituangkan kedalam kurva normal, kemampuan individualnya akan
membentuk distribusi normal. Artinya, sebagian besar berada pada kemampuan rata-rata,
sebagian kecil berda dibawah rata-rata, dan sebagian kecil lagi berada diatas rata-rata. Dilihat
dari perspektif ini, peserta didik yang memiliki bakat khusus berada didalam kelompok diatas
rata-rata. Agar dapat mengimplikasikan bakat khusus seseorang atau individu secara optimal,
mereka memerlukan progam pendidikan khusus seseuai dengan bakatnya. Program pendidikan
untuk mengembangkan individu berbakat khusus agar mencapai prestasi unggul biasanya dikenal
dengan istilah pendidkan berdiferensi.Program pendidkan ini merupakan peayanan di luar
jangkauan program pendidikan biasa agar dapat merealisasikan bakat dan kemampuannya secara
optimal,baik untuk pengembangan diri maupun untuk memeberikan sumbangan yang berarti
bagi kemajuan bangsa dan negara (Cony Semiawan (1987) dan Utami Munandar (1992).
Kurikulumya dalam program pendidikan ini pun di sebut kurikuum berdiferensiasi. Ada
sejumlah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan bakat khusus individu,
yaitu sebagai berikut: 1. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi
anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya dengan mengusahakan dukungan
baik psikologis maupun fisik. 2. Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi
tinggi dikalangan anak dan remaja baik dalam lingkungan keluarga sekolah maupun masyarakat.
3. Meningkatkan daya juang kegigihan pada diri anak pada remaja dala menghadapai tantangan
dan kesulitan. 4. Mengembangkan program pendidikan berdiferensi disekoah dengan kurikulum
berdiferensiasi pula,guna memberikan pelayanan secara lebih lebih efektif kepada anak dan
remaja yang memiliki bakat khusus. Bila semua aspek diatas dapat terpenuhi maka,
pengembangan anak yang mempunyai bakat khusus akan bisa berkembang secara optimal, dan
memberikan prestasi yang memuaskan terhadap orang tua lingkungan social serta lingkungan
pendidikan. REFERENSI: Al-Qur’an Nur Karim Muhammad. A., Asori. 2009. Psikologi remaja
(perkembagan peserta didik). Jakarta: PT.Bumi aksara Harlock, E.B, Psikologi perkembangan (Edisi
Lima). Jakarta: PT. Erlangga
BAB 3
PENUTUP

3.1 kesimpulan
1. Istilah intelek berasal dari bahasa intellect yang berarti (a) proses kognitif ,proses berfikir
,daya menghubungkan ,kemampuan menilai dan kemampuan mempertimbangkan :(b)
kemampuan mental atau intelegensi.

2. Tahap perkembangan intelek di bagi menjadi beberapa tahap :

a. Tahap sensori-motoris (0-2 tahun ).Pada tahap ini anak berada dalam suatu masa
pertumbuhan yang di tandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-motoris yang sangat
jelas

b. Tahap praoperasional (2-7 tahun ).Tahap in disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan
kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang di tandai oleh suasana intuitif.

c. Tahap operasional konkret (7-11 tahun).pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri
dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya .

d. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas ).Pada tahap ini anak telah mampu
mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaanya yang merupakan hasil berfikir logis,mampu
berfikir abstrak , dan memecahkan persoalan yang bersifat hipotesis.

3. Hubungan intelek dengan tingkah laku adalah bahwa intelegensi merupakan pernyataan
dari tingkah laku adaptif yang terarah kepada kontak dengan lingkungan dan kepada penyusunan
pemikiran (interaction theory).

4. Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual adalah (a)fakta hereditas


(b)factor lingkungan ,yang meliputi keluarga,sekolah dan masyarakat.

5. Upaya membantu perkembangan intelektual peserta didik:(a) pendidik menerima peserta


didik secara positif sebagai mana adanya tanpa syarat (b) pendidik menciptakan suasana di mana
peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain.(c)pendidik memberikan pengertian
yaitu dapat memahami pemikiran ,perasaan dan perilaku peserta didik,(d) dapat menempatkan
diri dalam situasi peserta didik serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka.

6. Bakat ada;ah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baik
yang bersifat umum maupun bersifat khusus .Disebut bakat khusus apabila kemampuan berupa
potensi tersebut bersifat khusus.bakat khusus di sebut talent ,sedangkan bakat umum (intelektual)
disebut dengan istilah gifted.
7. Ada 5 jenis bakat khusus ,yaitu : (a.)bakat akademik khusus (b)bakat berfikir kreatif-
produktif (c) bakat seni (d)bakat kinestik/psikomotorik dan (e) bakat social

8. Faktor- factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus di bagi 2 yaitu :

a. Factor internal yaitu terdiri dari :minat, motif prestasi, keberanian mengambil
resiko,keuletan dalam menghadapi tantangan,kegigihan atau daya juang dalam menghadapi
kesulitan yang timbul

b. Factor ekternalnya yaitu : kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri ,sarana dan
prasarana ,dukungan dan dorongan orang tua/keluarga,lingkungan tempat tinggal ,dan pola asuh
orang tua.

9. Upaya pendidikan untuk mengembangkan bakat khusu peserta didik adalah

a. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dan
remaja untuk mengembangkan bakat khususnya dengan mengusahakan dukungan psikologis
maupun fisisk

b. Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi yang tinggi di kalangan anak
dan remaja baik dalam lingkungan keluarga ,sekolah dan masyarakat

c. Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi
berbagai tantangan dan kesulitan

d. Mengembangkan program pendidikan berdiferensi di sekolah dengan kurikulum berdiferiensi


pula guna memberikan pelayanan secara efektif kepada anak dan remaja yang memiliki bakat
khusus.

3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad & Ansori, Mohammad, Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), 2000, Bandung ;

Bumi Aksara.
M. Ngalim Purwanto, MP. Psikologi Pendidikan, Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya.

Piaget, J, La Psychologie de Intelligene, 1947, Paris ; Librairie Armand Colin.

http://hindrasetiaone.blogspot.com/2013/11/makalah-perkembangan-peserta-didik.html

http://dj-sukasuka.blogspot.in/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

BAHAN AJAR MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Anda mungkin juga menyukai