Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KECERDASAN
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psokologi Umum
Dosen Pengampu : Iis Nurislamiah,S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Rifki Maulana Saputra (2203020044)
Keysha Cahya Maghfira (2203020039)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF
KOTA TANGERANG
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Tuhan semesta
alam Yang Maha Esa. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan
kita Baginda Nabi besar Muhammad SAW. Serta kepada para keluarga dan sahabat
beliau.

Teriring rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Kecerdasan “.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua ini, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun bahasa. Oleh sebab itu dengan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga maklah ini dapat bermanfaat dan memberikan
inpirasi terhadap pembaca.

Penulis

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Kecerdasan ................................................................................. 3
2.2 Macam-macam kecerdasan ......................................................................... 4
2.3 Teori Kecerdasan ....................................................................................... 10
BAB III ...................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling sempurna
diantara makhluk-makhluk-Nya yang lain. Selain bentuk fisik yang paling
lengkap, manusia juga dianugerahi akal dan hawa nafsu. Dua hal itulah yang
membedakan manusia dengan makhluk-makluk ciptaan-Nya yang lain. Allah
SWT juga menciptakan manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan serta keunikan tersendiri.
Begitu juga dengan kecerdasan yang dimiliki, masing-masing mempunyai tingkat
dan jenis yang berbeda.

Akal yang cerdas adalah karunia Allah. Indikatornya adalah kecerdasan


umum (IQ). Kecerdasan itu, selain ditentukan oleh Allah SWT (takdir), juga
berkaitan dengan keturunan. Kesehatan jiwa dan fisik jelas berkaitan pula dengan
kecerdasan tersebut. (Ahmad Tafsir, 2013:61) Adapun pengertian kecerdasan
yang dipahami selama ini seakan-akan hanya berkaitan dengan kepandaian,
sehingga digambarkan dengan ukuran-ukuran intelektualitas dan ilmu
pengetahuan semata. Kalaupun kemudian aspek kecerdasan dihubungkan dengan
masalah yang bernuansa spriritualitas, itupun masih di dalam tataran yang tidak
substansial. (Muhammad Djarot Sensa, 2005:27).

Di dalam Al-Quran ditemukan sejumlah kisah yang mencantumkan tokoh-


tokoh mulai dari para nabi atau rasul dengan kategori paling tinggi, sampai
dengan orang biasa seperti anak bekas hamba sahaya. Kisah itu dimaksudkan
untuk memberikan pelajaran kepada orang-orang berakal tercerahkan (ibratun li
uli-l-albab) hingga dapat meneguhkan hati (nutsabitu bihi fu’adaka) orang-orang
yang beriman. Di sisi lain, kisah-kisah yang dicantumkan dalam Al-Quran
mengandung hikmah, karena sebagai cerita-cerita yang sebenarnya untuk
dijadikan petunjuk bagi mereka yang mengimani. (Muhammad Djarot Sensa,
2005:27).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi kecerdasan
2. Macam- macam Kecerdasan
3. Teori kecerdasan

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui penjelasan dari materi kecerdasan dalam psikologi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang berarti pintar dan cerdik, cepat
tanggap dalam menghadapi masalah dan cepat mengerti jika mendengar
keterangan. Kecerdasan adalah kesempurnaan perkembangan akal budi.
Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang
dihadapi, dalam hal ini adalah masalah yang menuntut kemampuan fikiran.1
Menurut Dusek kecerdasan dapat didefinisikan melalui dua jalan yaitu secara
kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, kecerdasan adalah proses belajar
untuk memecahkan masalah yang dapat diukur dengan tes inteligensi, sedangkan
secara kualitatif kecerdasan merupakan suatu cara berpikir dalam membentuk
konstruk bagaimana menghubungkan dan mengelola informasi dari luar yang
disesuaikan dengan dirinya. Howard Gardner berpendapat kecerdasan adalah
kemampuan untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi
budaya tertentu.2
Alfred Binet merupakan seorang tokoh perintis pengukuran inteligensi, ia
menjelaskan bahwa inteligensi merupakan kemampuan individu mencangkup
tiga hal. Pertama, kemampuan mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan,
artinya individu mampu menetapkan tujuan untuk dicapainya (goal setting).
Kedua, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila dituntut demikian,
artinya individu mampu melakukan penyesuaian diri dalam lingkungan tertentu.
Ketiga, kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan auto kritik,
artinya individu mampu melakukan perubahan atas kesalahan-kesalahan.3
Lebih lanjut, Raymond Bernard Cattel mengklasifikasikan kemampuan
mental menjadi dua macam, yaitu inteligensi fluid (gf) dan inteligensi

1
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya : Apollo, 2006), Hlm. 141
2
Akyas A. Hari, Psikologi Umum Dan Perkembangan, ( Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2004), Hlm.
141
3
T. Safaria, Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak,
(Yogyakarta: Amara Books, 2005), Hlm. 19

3
crystallized (gc). Inteligensi fluid merupakan kemampuan yang berasal dari
faktor bawaan biologis yang diperoleh sejak kelahirannya dan lepas dari
pengaruh pendidikan dan pengalaman. Sedangkan inteligensi crystallized
merupakan kemampuan yang merefleksikan adanya pengaruh pengalaman,
pendidikan dan kebudayaan dalam diri seseorang, inteligensi ini akan meningkat
kadarnya dalam diri seseorang seiring dengan bertambahnya pengetahuan,
pengalaman dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh individu.
Karakteristik dari inteligensi fluid cenderung tidak berubah setelah usia 14 atau
15 tahun, sedangkan inteligensi crystallized masih dapat terus berkembang
sampai usia 30 - 40 tahun bahkan lebih.4

2.2 Macam-macam kecerdasan

Menurut para ahli psikologi di dunia menyimpulkan terkait dengan pemetaan


kecerdasan (quotient mapping) seseorang, dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Ketiga kecerdasan ini merupakan kecerdasan personal yang melekat pada
pribadi seseorang.5
1. Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient)
a. Definisi Kecerdasan Intelektual
Awal abad ke 20, satu-satunya kecerdasan yang dikenal adalah
kecerdasan intelektual adalah suatu kecerdasan yang digunakan
untuk berpikir logis-rasional, yaitu cara berpikir linier yang meliputi
kemampuan berhitung, menganalisa sampai mengevaluasi dan
seterusnya. Manusia yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi,
kecerdasan otaknya seringkali diperumpamakan dengan
kecanggihan 'kecerdasan' komputer. Sampai-sampai pola berpikir
kecerdasan intelektual ini merasuk kuat ke dalam ingatan kolektif
masyarakat, bahwa memiliki kecerdasan intelektual tinggi

4
Ibid,…,Hlm.21
5
Rustam Hanafi, Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional Dan Performa Auditor ( Semarang
: Universitas Islam Sultan Agung Semarang),

4
menjamin kesuksesan hidup, dan sebaliknya memiliki kecerdasan
intelektual sedang-sedang saja, apalagi rendah begitu suram masa
depannya.
Dalam kurun waktu hampir 100 tahun lamanya kecerdasan intelektual
merupakan satu-satunya parameter kecerdasan manusia, sehingga
seorang anak yang memiliki IQ yang tinggi menjadi kebanggan orang
tua, padahal kecerdasan itu tidak menjamin seseorang berkembang
dan sukses dalam hidupnya. dikarenakan kecerdasan intelektual tidak
mengukur kreativitas, kapasitas emosi, nuansa spiritual dan hubungan
sosial. Menurut Rober Copper dalam Taufik Pasiak kecerdasan
intelektual hanya menyumbangkan sekitar 4 persen bagi keberhasilan
hidup. Paling penting, keberhasilan 90 persen ditentukan oleh
kecerdasan-kecerdasan lain6
Menurut Sunar, kecerdasan intelektual (IQ) adalah kemampuan
memecahkan masalah secara logis dan akademis. 7 Secara umum
kecerdasan adalah kemampuan mental yang berkaitan dengan proses
berpikir rasional. Oleh karena itu, kecerdasan tidak dapat diamati
secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan
nyata yang merupakan wujud proses berpikir rasional. 8
b. Aspek-aspek kecerdasan intelektual
Istilah inteligensi digunakan dengan pengertian yang luas dan
bervariasi, tidak hanya oleh masyarakat umum tetapi juga oleh
anggota-anggota berbagai disiplin ilmu, Sternberg berpendapat bahwa
inteligensi bukanlah kemampuan tunggal dan seragam tetapi
merupakan komposit dari berbagai fungsi. Istilah ini umumnya

6
Rus’an, Spiritual Quotient (Sq): The Ultimate Intelligence, (Palu : Jurnal Lentera Pendidikan,
Vol. 16 2013),Hlm.93
7
Hairul Anam Dkk, Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Spiritual Dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi, (Balikpapan : Jurnal Sains
Terapan), Hlm.42
8
Dana Frasetya, Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan Intelektual Dan Status Sosial Ekonomi
Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Siswa Kelasvii
Di Smp Negeri 4 Gamping Tahun Pelajaran 2014/2015, (Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta,
2015), Hlm.17

5
digunakan untuk mencakup gabungan kemampuan-kemampuan yang
diperlukan untuk bertahan dan maju dalam budaya tertentu. Menurut
Stenberg kecerdasan intelektual memiliki 3 aspek yaitu:
1. Kemampuan memecahkan masalah
Individu yang memiliki kecerdasan intelektual mempunyai
kemampuan untuk menunjukkan pengetahuan mengenai masalah
yang dihadapi, mengambil keputusan tepat, menyelesaikan
masalah secara optimal, menunjukkan fikiran jernih.
2. Intelegensi verbal
Individu yang memiliki kecerdasan intelektual memiliki kosa kata
baik, membaca dengan penuh pemahaman, ingin tahu secara
intelektual, menunjukkan keingintahuan.
3. Intelegensi praktis
Individu yang memiliki kecerdasan intelektual memahami situasi,
tahu cara mencapai tujuan, sadar terhadap dunia sekeliling,
menunjukkan minat terhadap dunia luar.
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa aspekaspek
kecerdasan intelektual yaitu kemampuan memecahkan masalah, intelegensi
verbal dan intelegensi praktis. 9
2. Kecerdasan Emosi (Emotional Quotient)
a. Definisi Kecerdasan emosi
Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang berarti pintar dan cerdik,
cepat tanggap dalam menghadapi masalah dan cepat mengerti jika
mendengar keterangan. Kecerdasan adalah kesempurnaan
perkembangan akal budi.12 Emosi secara etimologi berasal dari kata
“e” yang berarti energy dan “motion” yang berarti getaran. Dalam hal
ini, emosi dapat diartikan sebagai suatu energi yang terus bergerak

9
Dana Frasetya, Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan Intelektual Dan Status Sosial Ekonomi
Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Siswa Kelasvii
Di Smp Negeri 4 Gamping Tahun Pelajaran 2014/2015, (Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta,
2015), Hlm.17

6
dan bergetar. Secara terminologi emosi diartikan sebagai setiap
kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu dari setiap keadaan
mental yang hebat atau meluap-luap.10
Menurut Nelson dan Low, emosi adalah keadaan, perasaan adalah
respon fisiologis berdasarkan pengalaman yang kuat dan terkini,
perubahan fisiologis dimana tubuh siap untuk bertindak cepat.
Perubahan fisiologis ini terlihat jelas pada perubahan detak jantung,
laju pernapasan, jumlah keringat, dll. Secara psikologis, emosi
dialami sebagai reaksi yang sangat menyenangkan atau reaksi paling
tidak menyenangkan yang digambarkan dengan kata-kata seperti
bahagia, marah dan sebagainya.11
Pada tahun 1948, R.W Leeper, seorang peneliti Amerika,
memperkenalkan gagasan "berpikir emosional" yang dianggap
sebagai pemikiran logis. Namun, hanya sebagian kecil dari 4.444
psikolog yang melanjutkan pemikiran ini selama 30 tahun. Istilah
Kecerdasan emosional tidak dikenal luas sampai pertengahan tahun
1990. Pada tahun , istilah ini pertama kali digunakan oleh psikolog
Petter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari New
Hampshire untuk menjelaskan kualitas emosional yang sangat
penting untuk kesuksesan.12
b. Aspek-aspek kecerdasan emosional
Berbeda dengan IQ yang memiliki banyak alat ukur berbeda,
Kecerdasan Emosional atau EQ tidak bisa diukur dengan angka.
Namun hal tersebut dapat diukur dengan menggunakan aspek
kecerdasan emosional. Keterampilan Dasar Sosial dan Emosional
menurut Goleman antara lain:

10
Triantoro Safaria Dkk, Managemen Emosi : Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola
Emosi Positif Dalam Hidup Anda, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), Hlm.12
11
Akhmeda Farkhaeni, Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Konsep Diri Mahasiswa
Fakultas Psikologi Uin Jakarta ( Jakarta : Skripsi, 2011), Hlm.27
12
Steven S. Stein Dan Howard, The Edge Emotional And Your Succes, Terj. Trinada Rainy
Ledakan Eq : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, (Bandung : Kaifa, 2003),
Hlm.32

7
1. Kesadaran diri
Dengan kesadaran diri, seseorang dapat memahami emosinya,
penilaiannya saat mengambil keputusan, dan kepercayaan
dirinya. Seseorang dengan kesadaran diri dapat dengan mudah
mengetahui emosinya dan memantau emosi yang muncul pada
saat tertentu serta dampaknya, mengetahui kekuatannya dan
yakin akan nilai dan kemampuannya sendiri.
2. Pengaturan diri
Yaitu kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan
menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga
berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan
pada kata hati, serta sanggup menunda kenikmatan sebelum
tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan
emosi
3. Memotivasi diri
Sendiri Kecenderungan emosi yang mengantarkan atau
memudahkan seseorang meraih sasaran. Orang yang memiliki
ketrampilan ini cenderung lebih produktif dalam upaya apapun
yang dilakukannya serta memiliki kegigihan dalam
memperjuangkan tujuan walaupun ada halangan dan kegagalan.
Kemampuan ini meliputi dorongan untuk berprestasi, komitmen
dan optimis.
3. Kecerdasan Spiritual ( Spiritual Quotient)
a. Definisi kecerdasan spiritual
Kebijaksanaan spiritual terdiri dari dua kata, yaitu kebijaksanaan dan
spiritualitas. Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang artinya cerdas
dan cerdas, cepat tanggap terhadap permasalahan dan cepat mengerti
bila mendengar penjelasan. Kebijaksanaan adalah kesempurnaan
perkembangan intelektual. Kecerdasan adalah kemampuan dalam

8
memecahkan masalah yang dihadapi seseorang, dalam hal ini
merupakan masalah yang memerlukan kemampuan pikiran.13
Secara etimologis, spiritual, spiritualitas atau spiritualisme berasal
dari kata spirit. Makna dari spirit, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dijelaskan bahwa spirit memiliki arti semangat, jiwa,
sukmadan roh. Dan spiritual diartikan sesuatu yang berhubungan
dengan atau bersifat kejiwaan (jiwa atau rohani). Kecerdasan
spiritual adalah semangat atau dorongan yang sangat kuat yang
dimiliki jiwa atau rohani, melalui tatanan moral yang benar-benar
luhur dan agung, dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai moral,
semangat jiwa seseorang dalam menjalankan kehidupan. Spiritual
memberikan arah dan arti bagi kehidupan manusia tentang
kepercayaan tentang adanya kekuatan non-fisik yang lebih besar dari
pada kekuatan manusia.14
b. Aspek-aspek kecerdasan spiritual.
Dibawah ini beberapa aspek menurut Zohar dan Marshall
1. Bersifat fleksibel
Yaitu mampu beradaptasi secara aktif dan spontan. Seseorang
yang bersifat fleksibel, meskipun memiliki perbedaan dengan
lingkungan di sekitarnya akan mampu membawa diri dan
bertindak secara halus bahkan dapat mempengaruhi lingkungan
disekitarnya dengan tanpa menimbulkan kerusakan.15
2. Memiliki kesadaran (self-awareness) yang tinggi.
Kesadaran diri adalah mengetahui apa yang dirasakan pada suatu
saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan
keputusannya sendiri. Selain itu kesadaran diri juga berarti

13
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap,…Hlm. 141
14
Mimi Doe & Marsha Walch, 10 Prinsip Spiritual Parenting : Bagaimana Menumbuhkan Dan
Merawat Sukma Anak Anda. (Bandung : Kaifa, 2001), Hlm.20
15
Prima Vidya Asteria, Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Melalui Pembelajaran
Membaca Sastra, (Malang : Ub Press, 2014) Hlm.33

9
menetapkan tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan
kepercayaan diri yang kuat.
3. Memiliki kemampuan untuk menghadapi penderitaan dan
mengambil hikmah darinya
Kemampuan seseorang dalam menghadapi ujian dan menjadikan
penderitaan yang dialami sebagai motivasi untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik dikemudian hari. Individu yang
mampu menghadapi penderitaan memiliki kualitas sabar yang
baik.

2.3 Teori Kecerdasan

• Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence)


Teori kecerdasan majemuk dikemukakan oleh Howard Gardner. Ia
berpendapat bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan
berbagai masalah dalam kehidupan dan dapat menghasilkan produk atau jasa
yang berguna dalam berbagai aspek kehidupan. Kecerdasan manusia adalah
kombinasi dari berbagai kemampuan umum dan spesifik. Teori ini berbeda
dengan konsep kecerdasan IQ yang hanya melibatkan kemampuan bahasa,
logika matematika, dan spasial. 16 Menurut Gardner, ada sembilan aspek
kecerdasan dan indikatornya yang berpotensi untuk dikembangkan oleh setiap
anak yang lahir tanpa disertai oleh cacat fisik di otaknya , yaitu :17
1. Kecerdasan Gambar atau Spasial (Visual-Spatial Intelligence).
Individu yang memiliki tipe kecerdasan biasanya memiliki beberapa
ciri berikut ini: mampu memvisualisasikan fenomena dalam bentuk
gambar, gemar menggambar, menyenangi warna dan garis, menyusun
balok, dan mampu memberikan arah di mana suatu lokasi berada.
Contoh orangorang yang memiliki kecerdasan ini antara lain adalah
arsitek, pelukis, desainer interior, dan pilot

16
Ibid
17
Baca Rakhmat, Jalaluddin. 2007. SQ For Kids, Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak
Sejak Dini, Bandung : Mizan. Lihat juga Megawangi, Character Parenting…., hlm. 54-58.

10
2. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence). Indikatornya
adalah: mudah bergaul dengan orang lain, senang mencari teman,
terlibat dalam kegiatan kelompok, mampu membaca perasaan orang
lain melalui nada bicara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah, mudah
menyelesaikan konflik dengan orang lain. Mereka adalah para
psikolog, pemimpin, konselor, dan sebagainya
3. Kecerdasan Kinestetik atau Fisik (Body-Kinesthetic).
Cirinya antara lain : cepat mempelajari dan menguasai kegiatan yang
melibatkan fisik (motorik), mampu menggunakan seluruh anggota
tubuhnya dalam pekerjaan, pemecahan masalah, keterampilan tangan,
jari, atau lengan. Mereka cocok untuk berprofesi sebagai atlet, artis
film (drama), penari, dan sebagainya.
4. Kecerdasan Verbal-Bahasa (Verbal- linguistic)
Dengan ciri : mampu mengekspresikan fikirannya secara verbal,
mudah mengingat nama atau sesuatu, mampu menulis dengan baik.
Dan senang bertanya dan berdiskusi. Contoh orang yang memiliki tipe
kecerdasan ini adalah para pengajar, mubaligh, intelektual, penulis,
dan sebagainya.
5. Kecerdasan Intrapersonal-Mengenal Diri Sendiri (Intrapersonal
Intelligence).
Cirinya adalah : mudah mengenali perasaan diri, dapat menghayati
puisi dan drama, senang bermeditasi, dan pandai bercerita. Contohnya
para penyair, pendongeng, sastrawan , dan sebagainya.
6. Kecerdasan Musik (Musical Intelligence), yaitu kemampuan sensitif
terhadap bunyi dan cepat mempelajari berbagai lagu, jenis music, dan
alat musik. Mereka adalah para komposer, penyanyi, dan para pemain
music.
7. Kecerdasan Mempelajari Alam (Naturalist Intelligence), kapasitas
untuk cepat mempelajari fenomena alam, mengamati dan membaca
kehidupan tumbuhan dan binatang (biologi), dan gemar terhadap

11
kegiatan pencinta alam. Mereka adalah para petualang dan aktivis
lingkungan hidup.
8. Kecerdasan Logika-Matematika (Mathematical- Logical
Intelligence), yaitu kemampuan yang ditandai dengan kecepatan
dalam mempelajari angka, pandai mengelompokkan, membuat
hipotesis, dan berfikir logis. Mereka adalah para ilmuwan, filosof, ahli
matematika, dan programmer computer.
9. Kecerdasan Spiritual (Existensial Intelligence), yang ditandai oleh
kemampua berpikir secara mendalam tentang makna hidup,
mempertanyakan mengapa saya hidup ?, untuk apa ?, menyadari
bahwa dirinya adalah bagian dari keseluruhan yang saling berkaitan,
dan sebagainya.
Kesembilan pola kecerdasan tersebut pada dasarnya tidak dapat dimonopoli
oleh orang atau profesi tertentu, karena selanjutnya Gardner menyatakan
bahwa :18
1. Setiap anak memiliki kesembilan aspek di atas dengan tingkat yang
bervariasi.
2. Setiap anak memiliki komposisi (kombinasi) kecerdasan yang
berbeda
3. Seluruh aspek tersebut terdapat pada bagian otak yang berbeda yang
dapat bekerja secara sendiri-sendiri atau bersamaan.
Teori Gardner sejalan dengan pendapat para ahli tentang otak manusia
(neurolog). Untuk itu para pendidik perlu mengetahui dan menyadari akan
kedahsyatan otak manusia di mana Tuhan telah menciptakannya dengan
fungsi-fungsi yang sangat fantastik.

18
Megawangi, Megawangi, Character Parenting…., hlm. 59

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kecerdasan itu, teori kecerdasan, tidak dapat dipisahkan dari proses berpikir
manusia. Proses Berpikir Metode serialisasi, koneksi, dan integrasi erat
kaitannya dengan daya intelektual setiap orang dan optimalisasi pemanfaatan
sifat manusia. Teori kecerdasan didasarkan pada proses berpikir berurutan
merupakan hasil perpaduan kekuatan panca indera dan otak kiri, Kecerdasan
emosional merupakan hasil perpaduan kekuatan panca indera dan otak kiri, dan
kecerdasan spiritual merupakan hasil perpaduan kekuatan panca indera dan
hati. Selanjutnya pengaruh positif kecerdasan, teori kecerdasan dan proses
berpikir terhadap perkembangan sifat dan pembelajaran siswa. Pendidikan
Agama Islam berkaitan dengan pembelajaran, karena mencakup banyak aspek
yang berbeda yaitu emosi,

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang telah kami susun, mohon maaf jika ada kekurangan
dalam pembuatan makalah ini, baik tulisan maupun bahasannya. Dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadikan wawasan kita
dalam mempelajari kecerdasan dalam Psikologi ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

IAIN SatuTulungangung, Kecerdasan


http://repo.iaintulungagung.ac.id/9794/5/BAB%20II.pdf
Muhajarah, K. (2008b). Multiple Intelligences Menurut Howard Gardner Dan
Implikasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Jenjang
Madrasah Aliyah (Sebuah Penawaran Konsep). IAIN Walisongo.
Megawangi, Ratna. 2008. Character Parenting Space, Menjadi Orangtua Cerdas untuk
Membangun Karakter Anak. Bandung: Read Publishing House

14

Anda mungkin juga menyukai